diproduksinya. Watermarking sangat ideal untuk pembuatan label hak cipta, karena bukan hanya tak terlihat tetapi juga tidak dapat dipisahkan dari data
yang disisipi. Hal ini merupakan alasan utama sehingga proteksi menggunakan label hak cipta menjadi aplikasi yang sangat terkemuka saat ini.Lu, Chun-
Shien. 2005 .
2. Fingerprinting
Fungsi watermarking pada fingerprinting mirip dengan serial number SN. tujuan watermarking adalah mengidentifikasi setiap penggunaan dan distribusi
suatu content. 3.
Proteksi terhadap penggandaan copy protection Watermarking
berfungsi melindungi content dari duplikasi dan pembajakan. 4.
Autentikasi citra Watermarking
berfungsi dalam proses autentikasi, sehingga modifikasi dari suatu citra dapat terdeteksi
2.5.2 Tipe
Watermarking dapat digolongkan menjadi beberapa tipe berdasarkan tingkat
visibilitas dari data yang disembunyikan watermarking, lokasi suatu watermarking di domain ukuran data tersembunyi yang ditanamkan, tingkat ketahanan watermarking
terhadap suatu serangan dan distorsi serta proses ekstraksi Pensiska, Finny. 25 Agustus 2008
. 1.
Visibilitas Berdasarkan kriteria visibilitas, watermarking dapat digolongkan menjadi 2 jenis
yaitu
Universitas Sumatera Utara
1. Perceptible : watermarking dapat terlihat oleh mata manusia secara
langsung 2.
Imperceptible : watermarking tidak dapat terlihat oleh mata manusia secara langsung
2. Domain
Lokasi peletakan data watermarking terdiri dari dua jenis yaitu : 1.
Domain Pixel : watermarking ditanamkan dengan melakukan modifikasi pada pixel – pixel dari suatu media
2. Domain Frekuensi transformasi : Watermarking ditanamkan pada
koefisien hasil transformasi. Domain frekuensi diperoleh dengan melakukan transformasi citra.
3. Robustness
Berdasarkan tingkat ketahanan suatu watermarking terhadap serangan dan distorsi maka watermarking dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Fragile
: watermarking tidak tahan terhadap serangan dan distorsi. Tipe ini dapat digunakan dalam autentikasi. Jika suatu watermarking tidak
terdeteksi atau salah maka media telah mengalami perubahan atau tidak asli lagi.
2. Semi-fragile : watermarking tahan terhadap beberapa serangan dan distorsi
yang telah didefinisikan sebelumnya 3.
Robust : watermarking tahan terhadap usaha-usaha untuk menghilangkan
watermarking dan tahan terhadap distorsi
4. Ekstraksi
Berdasarkan proses deteksi watermarking atau proses ekstraksi watermarking dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Blind : pada proses ekstraksi data sistem blind watermarking tidak
membutuhkan citra atau media aslinya, yang dibutuhkan hanyalah suatu kunci atau parameter-parameter untuk melakukan ekstraksi.
2. Semi-blind : proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan suatu kunci dan
juga data watermarking. 3.
Non-blind : proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan citra asli dan parameter-parameter yang telah ditentukan key.
2.6. Serangan terhadap Citra Ber -Watermark