Rumusan Masalah Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kebidanan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan apakah ada hubungan antara indeks massa tubuh terhadap menarhe pada siswi SMPN 02 Tanjung Morawa.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarhe pada siswi SMPN 2 Tanjung Morawa.

2. Tujuan Khusus - Untuk mengidentifikasi karakteristik responden siswi SMPN 02 Tanjung

Morawa - Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada siswi SMPN 02 Tanjung Morawa Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Sebagai masukan ilmu kebidanan kepada tenaga kesehatan tentang hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarhe pada remaja 2. Bagi Masyarakat Sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi bagi masyarakat tentang sejauh mana gizi dapat mempengaruhi usia menarhe pada remaja. 3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut Sebagai masukan kepada pihak yang memerlukan untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut Soekirman 2000 status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi nutrisi membahas sifat-sifat nutrient zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan , pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan ketidakcukupan gizi. Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita Paath, Rumdasih Heryati, 2005 Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang sedang berkembang membutuhkan perhatian khusus pada nutrien vitamin A, seng atau protein selain kebutuhan energi yang adekuat. Berbeda dengan di negara barat, di sana dilakukan fortifikasi pada produk makanannya sehingga jarang ditemukan defisiensi nutrien Soetjiningsih, 2004. Zat-zat nutrien dibagi dalam dua golongan besar yakni makro nutrien zat gizi makro dan mikro nutrien zat gizi mikro. Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta berfungsi menyuplai energi dan zat-zat gizi esensial yang Universitas Sumatera Utara berguna untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas tubuh.Paath, Rumdasih Heryati, 2005 Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari : a. Kelompok bayi : 0-1 tahun b. Kelompok dibawah 5 tahun balita : 1-5 tahun c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun d. Kelompok remaja : 13-20 tahun e. Kelompok ibu hamil dan menyusui. f. Kelompok usia lanjut Notoatmodjo, 2003. Menurut Notoatmojo 2003, Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat kemudian kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya. Pada anak remaja puteri mulai terjadi menarche awal menstruasi yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe. Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan, khususnya Fe kurang maka akan terjadi kekurangan Fe anemia. Universitas Sumatera Utara

2.2 Parameter Status Gizi

Parameter status gizi adalah ukuran yang menjadi patokan dalam menentukan status gizi seseorang. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan dalam menilai status gizi seseorang, salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan antropometri. Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat Santrock, 2003. Table 2.1 Parameter Angka kecukupan gizi 2004 bagi orang Indonesia Syafiq, et al, 2007 No Kelompok Umur Berat Badan kg Tinggi badan cm 1 0-6 bulan 6 60 2 7-12 bulan 8.5 71 3 1-3 tahun 12 90 4 4-6 tahun 17 110 5 7-9 tahun 25 120 Laki-laki 6 10-12 tahun 35 138 7 13-15 tahun 46 150 8 16-18 tahun 55 160 9 19-29 tahun 56 165 10 30-49 tahun 62 165 11 50-64 tahun 62 165 12 60+ tahun 62 165 Wanita 13 10-12 tahun 37 145 14 13-15 tahun 48 153 15 16-18 tahun 50 154 16 19-29 tahun 52 156 17 30-49 tahun 55 156 18 50-64 tahun 55 156 19 60+ tahun 55 156 Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO-NCSH Istilah status Gizi 1. BBU: Universitas Sumatera Utara  Gizi lebih 2.0 SD baku WHO-NCHS  Gizi baik -2.0 s.d. +2.0 SD  Gizi kurang - 2.0 SD  Gizi Buruk -3.0 SD 2. TBU  Normal = -2.0 SD baku WHO-NCHS  Pendek stunted -2.0 SD Syafiq, et al, 2007 Menurut Arifin, 2008, Tumbuh Kembang Remaja, httpwww Blog.rusari.com 1. Early adolescent 11 – 14 th Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu : 2. Middle adolescent 15 – 17 th 3. Late adolescent 18 – 20 Peristiwa yang paling penting pada usia remaja adalah pubertas, karena pubertas muncul dan berkembang pada rentang usia yang berbeda menurut jenis kelaminnya. Sangat sulit untuk membuat kategori pubertas secara kronologis karena itu untuk mendapat pola individu yang konsisten digunakan istilah tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat usia. Tingkat perkembangan pubertas dibagi dalam tingkat awal, menengah dan lanjut. Gambaran perkembangan remaja memperlihatkan hubungan yang lebih erat dengan Universitas Sumatera Utara tingkat perkembangan pubertas atau tingkat maturitas kelamin TMK. Tabel TMK yang sering digunakan adalah tabel Tanner yaitu : Table 2.2 Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak Perempuan TMK Rambut Pubis Buah Dada 1 Praremaja Praremaja 2 Jarang, berpigmen sedikit, lurus atas medial labia Menonjol seperti bukit kecil, areola melebar 3 Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah Mammae dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah 4 Kasar, keriting, banyak tapi belum sebanyak dewasa Areola dan papila membentuk bukit kedua 5 Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa tersebar sampai medial paha Matang, papila menonjol, areola sebagai bagian kontur buah dada Masa remaja awal TMK 2 pada anak perempuan biasanya antara usia 10 – 13 tahun berlangsung selama 6 bulan – 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 – 15 tahun yang berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja menengah TMK 3 – 4 anak perempuan timbul pada usia 11 – 14 tahun berlangsung sampai 2 – 3 tahun. Pada anak laki-laki usia 12 – 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja lanjut TMK 5 anak perempuan rata-rata usia 13 – 17 tahun dan anak laki-laki usia 14 – 16 tahun.

2.3 Hubungan Status Gizi dengan Menarche

Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat Universitas Sumatera Utara mempengaruhi terjadinya menarhe baik dari faktor usia terjadinya menarhe, adanya keluhan-keluhan selama menarhe maupun lamanya hari menarhe. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur Paath,Rumdasih Heryati, 2005. Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan TB mereka sama. Pada umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki body mass index indeks masa tubuh, IMT yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama Soetjiningsih, 2004. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : IMT = Tinggi badanm x tinggi badanm berat badankg________ Table 2.3 Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut : status gizi kategori IMT kurus kurang BB tingkat berat 17.0 kurang BB tingkat ringan 17.0 – 18.5 normal 18.5 – 25.0 gemuk kelebihan BB tingkat ringan 25.0 – 27.0 kelebihan BB tingkat berat 27.0 Supariasa,2002 Universitas Sumatera Utara Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarhe pada anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun pada kultur barat. Peristiwa menarhe sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurva kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi antar umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menarhe Arifin,2008., Tumbuh Kembang Remaja, Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur 14-16 tahun. Biasanya tidak ada kelainan yang mencolok, pubertas terlambat saja, dan kemudian perkembangan berlangsung secara biasa. Pubertas tarda dapat disebabkan oleh faktor herediter, gangguan kesehatan, dan kekurangan gizi. Maka dengan peningkatan kesehatan, gejala pubertas tarda dapat sembuh dengan spontan. Yang dinamakan menarhe tarda ialah menarhe yang baru datang setelah 14 tahun. Kalau menarhe belum datang pada umur 18 tahun, dapat diberi diagnosis amenorhea primer, dan perlu dicari etiologinya Wiknjosastro,1997. http:www. Blog.rusari.com Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep