Analisis Rasio Keuangan Rumah Sakit Umum Doloksanggul

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN RUMAH SAKIT UMUM DOLOKSANGGUL

TUGAS AKHIR Diajukan oleh PRYATNO SIMAMORA

092101100

DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : PRYATNO SIMAMORA

NIM : 092101100

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL TUGAS AKHIR : ANALISIS RASIO KEUANGAN RUMAH SAKIT UMUM DOLOKSANGGUL

TANGGAL : MEI 2012 DOSEN PEMBIMBING

(Dra. Priska Sipayung, M. Si) NIP : 19620117 198603 2 002

TANGGAL : MEI 2012 KETUA PROGRAM STUDI

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M. Si) NIP : 19591229 198903 1 002

TANGGAL : MEI 2012 DEKAN FAKULTAS EKONOMI

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.ec) NIP : 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karuniaNya yang senantiasa menyertai, membimbing, dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis belumlah cukup menyempurnakan tugas akhir ini sehingga masih banyak terdapat kekurangan dalam penggunaan maupun penyajian data. Dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Atas bimbingan, petunjuk serta nasihat dan doa yang telah diterima selama menyusun tugas akhir ini dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program Diploma III Keuangan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M. Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Diploma

Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Friska, M.Si Sipayung selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta saran-saran yang sangat berguna dalam penyelesaian tugas akhir ini.


(4)

5. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf pegawainya yang banyak membantu Penulis selama menjalankan pendidikan di FE USU

6. Seluruh Staf Rumah Sakit Umum Dolok Sanggul yang telah membantu dalam pelaksanaan riset.

7. Kepada Kedua orang tua, abang, kaka dan adik saya yang telah memberikan dukungan untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Kepada bang Iwan Simamaora yang telah banyak membantu saya pada waktu penelitian di RSU Doloksanggul.

9. Kepada Swarningsih Siburian teman terdekat saya yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Kepada semua teman-teman D3 Keuangan Stambuk 2009 khususnya grup C terima kasih atas semua motivasi dan dorongannya.

Semoga Damai Sejahtera senantiasa menyertai kita.

Medan, 30 April 2012 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR... ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Jadwal Kegiatan ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DOLOKSANGGUL A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 6

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 9

C. Laporan Keuangan Perusahaan ... 15

1. Pengertian Laporan ... 15

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 16

3. Penyajian Laporan Keuangan ... 19

D. Rasio Keuangan Perusahaan ... 24

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 24

2. Jenis- Jenis Rasio Keuangan ... 25

a. Rasio Likuiditas ... 25

b. Rasio Solvabilitas ... 26

c. Rasio Aktivitas ... 27

d. Rasio Profitabilitas ... 29


(6)

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI

A. Rasio Likuiditas ... 34

B. Rasio Solvabilitas ... 36

C. Rasio Aktivitas ... 38

D. Rasio Profitabilitas ... 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan ... 5

Tabel 2.1 Neraca RSU Dolok Sanggul Tahun 2010 ... 20

Tabel 2.2 Laporan Penerimaan dan Pengeluaran RSU Dolok Sanggul Tahun 2010 ... 21

Tabel 2.3 Neraca RSU Dolok Sanggul Tahun 2011 ... 22

Tabel 2.4 Laporan Penerimaan dan Pengeluaran RSU Dolok Sanggul Tahun 2011 ... 23

Tabel 3.1 Rasio Likuiditas Tahun 2010 dan 2011 ... 34

Tabel 3.2 Rasio Solvabilitas Tahun 2010 dan 2011 ... 36

Tabel 3.3 Rasio Aktivitas Tahun 2010 dan 2011 ... 38


(8)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1 Struktur Organisasi ... 13


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap Perusahaan yang didirikan baik perusahaan dagang, jasa dan industri mempunyai tujuan yang utama yaitu untuk mendapatkan keuntungan (Profit) agar kelangsungan hidup dari perusahaan dan pertumbuhannya akan terus berlanjut sampai masa yang akan datang. Untuk mengukur sejauh mana dana yang diinvestasikan berguna bagi perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan merupakan suatu gambaran dari keadaan perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan informasi tentang kondisi keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam waktu tertentu. Laporan Keuangan biasanya terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi. Neraca memperlihatkan besarnya nilai dari aktiva, utang dan modal perusahaan pada saat tertentu. Laporan Laba Rugi memperlihatkan hasil-hasil yang dicapai dalam 1 tahun tertentu.

Laporan Keuangan merupakan alat yang paling penting untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan dari hasil yang dicapai perusahaan. Menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan perusahaan adalah satu cara untuk memperoleh informasi tersebut. Laporan keuangan juga dapat menunjukkan apakah perusahaan itu mengalami kemajuan atau sebaliknya.

Laporan keuangan juga bermanfaat bagi banyak pihak, misalnya pemegang saham (pemilik perusahaan), pemerintah, kreditur, karyawan, dan


(10)

sebagainya. Analisa laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dan untuk memprediksi hasil yang hendak dicapai dimasa yang akan datang.

Bagi kreditur, Laporan Keuangan berguna untuk penilaian pinjaman yang diberikan kepada perusahaan apakah akan dipergunakan seefisien mungkin, sehingga perusahaan mampu membayar setiap pinjaman yang telah jatuh tempo. Kemudian dapat dipergunakan untuk melihat prospek keuntungan dimasa yang akan datang dan perkembangan perusahaan berikutnya. Bagi karyawan laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai pertimbangan apakah gaji yang diterimanya adil atau tidak. Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keaungan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan.

Rasio Keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan dan mengingat pentingnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan dan banyak pihak, maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis rasio keuangan. Sehubungan dengan ini merencanakan penelitian dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN RSU DOLOKSANGGUL”.

Hasil analisis rasio ini kemudian sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya investor digunakan sebagai panduan dalam memutuskan untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan, demikian juga bagi kreditur, bila ia hendak memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan, ia harus mengetahui perusahaan itu mampu atau tidak membayar kembali hutang-hutangnya melalui analisis rasio keuangan, yaitu rasio solvabilitas, dan bagi


(11)

manajer keuangan analisis rasio digunakan untuk melihat dan menilai aspek-aspek yang mereka inginkan seperti melalui: rasio lukuiditas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas.

A. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat suatu masalah yang pokok yaitu bagaimana kondisi keuangan RSU Dolok Sanggul yang ditinjau dari sudut likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas untuk periode 2010 dan 2011.

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dengan diadakannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan RSU Dolok Sanggul yang ditinjau dari sudut likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas untuk periode 2010 dan 2011.

Manfaat yang didapat dengan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan peneliti jika dimintai pendapat mengenai cara-cara menganalisis rasio keuangan dan penerapannya di perusahaan.

2. Bagi Rumah Sakit Umum Dolok Sanggul

Sebagai bahan masukan dan rujukan bagi pimpinan dan pihak manajemen untuk memperbaiki kondisi keuangan rumah sakit serta menyusun rencana dan kebijakan keuangan di masa yang akan datang.


(12)

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan masukan serta sumber informasi penting bagi pihak-pihak yang memerlukan dan rekan-rekan lain dalam rangka menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.

C. Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dolok Sanggul. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Jadwal kegiatan

NO KEGIATAN Maret April

I II III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Dosen Pembimbing

3 Penelitian

4 Pengumpulan Data

5 Penyusunan Tugas Akhir 6

Bimbingan dan

Penyempurnaan

Tugas Akhir

7 Pengesahan Tugas Akhir

Dalam kegiatan pengumupulan data, Penulisan melakukan penelitian mulai tanggal 27 Maret 2012 s/d 30 Maret 2012 dibagian Perbendaharaan Rumah Sakit Umum Dolok Sanggul.

D. Sistematika Penelitian

Tugas akhir ini di bagi atas empat bab dan setiap bab nya di bagi atas beberapa sub bab antara lain:


(13)

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitan, manfaat penelitian, perencanaan yang terdiri dari jadwal survei dalam sistematika penulisan.

BAB II: PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini akan diuraikan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan, rasio keuangan perusahaan dan jenis-jenis rasio yang akan menganalisis laporan keuangan perusahaan.

BAB III: ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini diuraikan bagaimana menganalisis dan mengevaluasi rasio-rasio keuangan yang berada pada BAB II

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuaraikan tentang kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan di bagian perbendaharaan Rumah Sakit Umum Doloksanggul, dan saran penulis untuk bagian perbendaharaan Rumah Sakit Umum Doloksanggul serta Daftar Pustaka yang mencamtumkan semua refrensi yang digunakan.


(14)

BAB II

PROFIL RSU DOLOKSANGGUL

A.Sejarah Singkat Perusahaan

Perjalanan dan sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul sudah panjang dan lama boleh dikatakan sejak zaman Penjajahan Belanda, dimulai sekitar tahun 1906 oleh Tuan Pendeta Herling seorang Pendeta Missionari dari Barmen Jerman telah membangun sebuah Rumah Sakit yang disebut Rumah Sakit Zending yang dibangun oleh Para Pendeta Missionaris di komplex gereja Doloksanggul, Tapanuli, Sumatera Indonesia dimana pemilikan Rumah Sakit pada saat itu adalah Gereja.

Pada awalnya Rumah Sakit ini berkapasitas 15 tempat tidur dengan luas bangunan 750 meter persegi. Pada waktu itu Rumah Sakit ini dipimpin oleh Tuan Dokter Hoeke dan dibantu sekitar 10 orang tenaga perawat untuk melayani, sampai tahun 1939 Rumah Sakit Zending berfungsi dengan baik.

Pada tahun 1940, saat Indonesia dijajah Jepang, kegiatan Rumah Sakit Zending ini berhenti, gedung Rumah Sakit difungsikan untuk keperluan tentara Jepang seperti gudang amunisi dan lumbung makanan oleh penjajah Jepang. Seluruh Petugas Kesehatan pada meninggalkan Rumah Sakit dan kembali ke negeri masing-masing, petugas kesehatan yang pribumi pergi ke hutan. Tahun 1940 – 1942 para Pendeta Missionaris terpaksa keluar dari Tapanuli, semua kegiatan Zending (Gereja, Pendidikan dan Kesehatan) terpaksa berhenti dan kepemimpinan Gereja beralih kepada bangsa Indonesia suku Batak yaitu Ompui Pendeta J. Sihombing.


(15)

Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka Rumah Sakit ini diaktifkan kembali oleh para pendeta gereja HKBP yang dibantu Missionaris Jerman, dan kegiatan Zendingpun sudah mulai berfungsi dan Rumah Sakit dinamakan Rumah Sakit HKBP Doloksanggul dimana yang memimpin Rumah Sakit ini adalah seorang perawat yaitu Bapak Paian Samosir.

Pada tahun 1960 oleh gereja menyerahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Negara Republik Indonesia. Bupati Kabupaten Tapanuli Utara. Pemerintah dan masyarakat Doloksanggul membangun bersama serta memindahkan lokasi Rumah Sakit ke lokasi sekarang di Desa Bonanionan disebelah utara komplex gereja HKBP Doloksanggul dengan klasifikasi Rumah Sakit adalah Kelas D dengan kapasitas tempat tidur 30 tempat tidur, dengan nama Rumah Sakit Penolong Doloksanggul. Tahun 1999 Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul resmi naik kelas menjadi Kelas C, sesuai dengan :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ; 966/Menkes/SK/VIII/1999, Tanggal : 03 Agustus 1999, tentang : Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Dati II Tapanuli Utara dari Kelas D menjadi Rumah Sakit Kelas C. 2. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 32 Tahun 2001 tanggal :

16 Oktober 2001 Tentang : Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

3. Surat Keputusan Bupati Tapanuli Utara Nomor : 72 Tahun 2001 tanggal : 18 Desember 2001 Tentang Uraian tugas Kepala, Subbag, Seksi pada Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.


(16)

4. Keputusan Bupati Humbang Hasundutan Nomor : 22 Tahun 2003 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tanggal 20 November 2003.

Demikianlah Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Doloksanggul dari sejak berdirinya sampai sekarang.

Visi, Misi RSU Doloksanggul Visi

• Terwujudnya Rumah Sakit Mandiri, Prima serta unggul dalam pelayanan.

Misi

• Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional sesuai standar pelayanan dan dapat terjangkau masyarakat.

• Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit yang senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan ikut serta membantu terselenggaranya kegiatan pendidikan dan latihan program pendidikan dokter spesialis, akademi keperawatan dan akademi kebidanan.

• Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan berdisiplin

B.Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan, semakin maju peradaban manusia maka tujuan organisasi semakin kompleks sesuai dengan kebutuhan manusia di zaman modern ini. Didalam hal ini harus ada kerja sama yang baik dan


(17)

terorganisir antara kelompok dengan kelompok. Organisasi dapat didefenisikan sebagai struktur dari hubungan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sesuai dengan pekerjaan tersebut maka tujuan utama dari organisasi adalah untuk mempermudah pelaksanaan tugas atau pencapaian tujuan disamping menghasilkan spesialisasi dari setiap tugas atau pekerjaan. (Bungin Burhan 2003:98)

Dengan adanya hubungan kerja sama yang baik antara atasan dengan bawahan, antara sesama pekerja terbentuklah suatu rantai tugas dan kerja yang harmonis mulai dari top manager, middle manager, sampai dengan lower manager. Keadaan ini sering disebut hubungan secara vertikal, sedangkan hubungan antara bagian-bagian departemen didalam perusahaan yang sejajar disebut hubungan horizontal.

Pembentukan suatu organisasi yang sukses sebaiknya berpedoman pada prinsip-prinsip yaitu:

1. Perumusan tujuan organisasi harus jelas

Perumusan setiap tugas atau tindakan haruslah diketahui dengan jelas maksud dan tujuannya. Hasil pelaksanaan dari semua organisasi haruslah diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan merupakan pedoman dalam mengorganisasikan dan pencapaian sasaran dari seluruh kegiatan.

2. Adanya garis wewenang dan tanggungjawab yang jelas

Dalam strukutur organisasi yang baik harus jelas pendelegasian wewenang mulai dari tingkat eksekutif yang paling tinggi sampai dengan tingkat yang paling rendah, serta tanggung jawab yang menyertai pendelegasian wewenang tersebut.


(18)

Bila terlalu banyak tingkat maka semakin banyak wewenang dipecah. Dengan demikian susah untuk menyaakan wewenang apabila organisasi tersebut dihadapkan tanpa menyatukan wewenang lebih dulu.

4. Tingkat Pengawasan

Dalam prinsip ini terdapat suatu ketentuan bahwa untuk memperjelas suatu hubungan wewenang dan tanggung jawab harus ada kesatuan komando. Kedua hal ini dimaksudkan untuk mengefektifkan serta mempermudah wawasan.

5. Struktur Organisasi harus fleksibel

Hal ini mengantisipasi perubahan yang layak, sebab perubahan dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan. Maka struktur organisasi yang memungkinkan adanya perubahan tidak mengganggu kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Struktur organisasi dapat dikatakan sebagai kerangka suatu hubungan satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas dan wewenang yang masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Organisasi di Indonesia tumbuh cepat dengan berbagai bentuk menifestasi, oleh karena itu setiap pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengelola organisasi dengan baik karena perkembangan zaman yang begitu cepat, pemikiran tentang kegiatan manusia yang semakin berkembang dan meningkatkan persaingan yang semakin tajam. Dalam keadaan seperti ini suatu organisasi memerlukan pemimpin yang berkualitas.

Pada umumnya Struktur Organisasi dapat dibedakan menjadi 4 ( empat ) jenis, yaitu:


(19)

1. Struktur Organisasi Garis (Line Organization)

Pada struktur ini, garis kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkat mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang paling rendah.

2. Struktur Organisasi Fungsional (Fungsioanal Organization)

Pada struktur ini telah terdapat spesialisasi (pembagian kerja) yang merupakan keistimewahan dibandingkan struktur garis.

3. Struktur Organisasi Garis dan Staff (Line and Staff Organization)

Struktur organisasi ini menghilangkan kelemahan-kelemahan dari struktur garis dan truktur fungsional, serta mempertahankan kebaikan dari sturktur organisasi garis yaitu adanya unity of command dan memperthankan kebaikan struktur organisasi fungsional yaitu adanya spesialisasi.

4. Struktur Organisasi Matriks (Matriks Organization)

Dalam suatu organisasi matriks, para pegawai pada hakekatnya memiliki dua atasan artinya mereka dibawah dualisme wewenang yaitu garis komando pertama yang divisional atau fungsional, yang kedua secara horizontal yaitu menggambarkan tim proyek yang dipimpin oleh manager kelompok atau proyek ahli dalam bidang spesialisasi yang ditugaskan dalam tim karena itu struktur organisasi matriks sering disebut “ sisitem komando jamak”.

RUMAH SAKIT UMUM DOLOKSANGGUL dalam melaksanakan aktivitasnya menggunakan struktur organisasi garis dan staff (Line and Staff Organization) dalam hal ini perintah dan tanggung jawab mengalir dari atas kebawah


(20)

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, struktur Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai berikut :


(21)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi RSUD Doloksanggul

Sumber: Rumah Sakit Umum Doloksanggul DIREKTUR

Ka. Seksi Pelayanan Medis

Kepala Ruang Kelas

II&III Kepala Ruang Anak/ Neonaty Ka. UPF Penyakit Dalam Ka. UPF Laborato- rium Ka. UPF Kebida -nan Ka. UPF Radiologi Ka.UPF Bedah Ka. Instalasi Gizi Ka.UPF Penyakit Anak Ka. Instalasi Rawat Jalan Ka. Instalasi Farmasi Ka.UPF Gigi dan Mulut Ka. Instalasi Gawat Darurat Staf Medis Fungsional (SMF) Kaur. Umum Kaur. Persona-lia

Ka. IPSRS Kaur.

Rekam Medis Bendaha-ra BaBendaha-rang Bendaha- ra Rutin Bendaha-ra Penerima Kaur Perencanaan Kaur. Pembukuan Kaur Verifikasi Ka.UPF Fisiothera py Ka. Seksi Keperawatan Kasubbag Tata Usaha

Ka. Seksi Program & Keuangan


(22)

Di SKPD Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul ada 4 Pejabat Struktural Eselon IV, yaitu:

a. Kepala Seksi Pelayanan Medis. b. Kepala Seksi Keperawatan. c. Kepala Sub Bagian Tata Usaha. d. Kepala Seksi Program dan Keuangan.

a. Uraian Tugas Pokok Kepala Seksi Pelayanan Medis antara lain :

1. Seksi Pelayanan dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah.

2. Kepala Seksi Pelayanan membuat tugas, melaksanakan dan menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan serta fasilitasi di bidang pelayanan.

b. Uraian Tugas Pokok Kepala Seksi Perawatan antara lain :

1. Seksi Perawatan dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah sakit Umum Daerah;

2. Kepala Seksi Perawatan mempunyai tugas, melaksanakan dan menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan di bidang perawatan.

c. Uraian Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Tata Usaha antara lain :

1. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.


(23)

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas, memberi pelayanan administratif untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Rumah Sakit Umum meliputi :

a. Mengkoordinasi penyusunan program kerja dan rencana anggaran rumah sakit.

b. Melaksanakan urusan administrasi surat-menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga, perlengkapan, keuangan dan kepegawaian.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direktur Rumah Sakit.

d. Uraian Tugas Pokok Kepala Seksi Program dan Keuangan antara lain :

1. Seksi Program dan Rekam Medis dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah.

2. Kepala Seksi Program dan Rekam Medis mempunyai tugas, melaksanakan dan menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan serta pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan.

C.Laporan Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Menganalisa laporan keuangan berarti menggali informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan. Laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar akan sangat berguna bagi siapa saja dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim diketahui adalah Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus kas, Laporan Perubahan Posisi keuangan. Bagi para analis laporan keuangan merupakan media yang


(24)

paling penting untuk menilai prestasi dan kondisis ekonomi suatu perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan ini. Laporan keuangan ini menjadi bahan sarana informasi dari para analis dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan arus dana (kas) dalam satu periode tertentu.(Sofyan syafri Harahap 2004:105)

Laporan Keuangan merupakan komoditi yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena ia dapat memberi infromasi yang dibutuhkan para pemaikainya dalam dunia bisnis yang dapat memberikan keuntungan. Dengan membaca Laporan Keuangan dengan tepat maka seseorang dapat malakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan baginya.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Adapun jenis-jenis laporan keuangan yang utama dan pendukung dapat disebut sebagai berikut:

a. Laporan Neraca

Laporan Neraca disebut juga laporan posisi laporan keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, hutang, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat.


(25)

Isi Laporan Neraca adalah:

1. Harta (Aktiva)

Harta (Aktiva) adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan seperti kas, persediaan, piutang, aktiva tetap, aktiva yang tak terwujud, dan lain-lain.

2. Hutang (Kewajiban)

Defenisi Hutang ada 2 yaitu:

a. Kewajiban Ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntasni. Kewajiban disini juga termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan kewajiban.

b. Kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi.

3. Modal

Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga setelah dikurangi hutang. Dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan pemiliknya. Sedangkan modal perseorangan perlu dibedakan antara modal disetor dengan modal karena pendapatan.

b. Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi adalah sebagai kelebihan penghasilan atas biaya selama periode akuntasi. Laba atau income adalah perubahan dalam modal dalam suatu lembaga selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari buku pemilik.


(26)

Didalam FASB (Financial Accounting standar board) arus kas dikelompokkan menjadi 3 bagian:

1) Transaksi Kas yang berasal dari kegiatan operasi

2) Transaksi Kas yang berasal dari pembiayaan

3) Transaksi Kas yang berasal dari investasi

Laporan Kas dapat disusun dengan 2 cara yaitu:

1) Direct Method 2) Indirect Method

d. Laporan Perubahan Modal

Laporan ini menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau modal dalam perusahaan perseorangan.

3. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu.

Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada Rumah Sakit Umum Doloksanggul dilihat dari Laporan keuangan selama dua tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca dan Laporan Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2010 dan 2011.

Adapun Laporan Neraca dan Laporan Penerimaan dan laporan Pengeluaran Dana pada Tahun 2010 dan 2011 dilihat pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, Tabel 2.3, dan Tabel 2.4.


(27)

Tabel 2.1

Rumah Sakit Umum Doloksanggul NERACA

Per 31 Desember 2010

Aktiva Lancar

Kas Rp 1.061.000

Persediaan Rp 10.900.000

Piutang Rp 42.463.117

Asuransi dibayar dimuka Rp 12.548.600

Jumlah Aktiva Lancar Rp 66.972.717

Aktiva Tetap

Inventaris Rp 541.384.976

Alat-alat Medis Rp 1.289.064.978

Kendaraan Rp 260.534.690

Alat-alat Dapur Rp 31.404.970

Bangunan Rp 2.118.817.834

Tanah Rp 415.857.359

Rp 4.657.064.807 Akumulasi Penyusutan Rp 1.521.012.533

Jumlah Aktiva Tetap Rp 3.136.052.274

Aktiva Lain-lain

Bangunan Dalam Proses Rp 355.350.000 Rp 355.350.000

Jumlah Aktiva Rp 3.558.374.991

Pasiva


(28)

Hutang Usaha Rp 162.500.000 Hutana Lain-lain Rp 269.009.943

Jumlah Hutang Lancar Rp 431.599.943

Modal

Modal Dasar Rp 2.747.500.000

PPH Terhutang Rp 11.243.863

Laba Tahun Berjalan Rp 368.031.185

Jumlah Kewajiban Rp 3.558.374.991


(29)

Tabel 2.2

Rumah Sakit Umum Doloksanggul Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana

Periode 2010

Pendapatan

Sewa kamar Rp 1.817.921.000

Honorium Dokter Rp 2.730.746.000

Obat-obat Rp 2.160.000.000

Injeksi O2 Rp 100.882.406

Laboratorium Rp 440.342.100

Alat Medis Rp 328.151.350

Administrasi Rp 62.725.000

Total Pendapatan Rp 7.640.767.856

Pengeluaran Biaya Operasi

Honor Dokter Rp 2.490.047.648

Obat-Obatan Rp 1.944.000.000

Dapur Rp 667.789.016

Jasa Rp 413.429.132

Perlengkapan Kamar Rp 64.553.810

Jumlah Biaya Operasi Rp 5.578.819.606

Laba Kotor Rp 2.061.984.250

Penegluaran Biaya Adm, dan umum

Gaji Rp 744.759.497

Air, Listrik, Telepon Rp 263.477.196


(30)

Kebersihan Rp 119.334.514

Pemeliharaan Bangunan Rp 177.804.990

Lain-lain Rp 109.557.272

Penyusutan Rp 196.988.647

Jumlah Biaya Operasi, Adm, dan Umum Rp 1.773.848.606

Selisish Penerimaan Dana Rp 288.099.644

Pajak Penghasilan Rp 68.929.700

Selisih Penerimaan Dana Rp 219.169.944


(31)

Tabel 2.3

Rumah Sakit Umum Doloksanggul NERACA

Per 31 Desember 2011

Aktiva Lancar

Kas Rp 16.954.888

Persediaan Rp 39.467.179

Asuransi dibayar dimuka Rp 12.548.600

Jumlah Aktiva Lancar Rp 68.970.667

Aktiva Tetap

Inventaris Rp 707.135.776

Alat-alat Medis Rp 1.504.465.478

Kendaraan Rp 260.534.690

Alat-alat Dapur Rp 31.404.970

Bangunan Rp 2.474.167.834

Tanah Rp 415.857.359

Jumlah Aktiva Tetap Rp 5.393.566.107

Akumulasi Penyusutan Rp 1.818.670.685

Jumlah Aktiva Tetap Rp 3.574.895.422

Jumlah Aktiva Rp 3.643.866.089

Pasiva

Modal Rp 2.747.500.000

Laba Ditahan Rp 368.031.185


(32)

Hutang Usaha Rp 290.000.000 Rp 290.000.000

Hutang Pph Rp 6.449.366 Rp 6.449.366

Hutang Lancar Rp 296.449.366

Jumlah Pasiva Rp3.643.866.089


(33)

Tabel 2.4

Rumah Sakit Umum Doloksanggul Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana

Periode 2011

Pendapatan

Sewa kamar Rp 2.241.771.400

Honorium Dokter Rp 2.721.801.643

Obat-obat Rp 2.635.638.400

Injeksi O2 Rp 113.045.550

Laboratorium Rp 765.825.500

Alat Medis Rp 538.100.000

Administrasi Rp 59.862.600

Total Pendapatan Rp 9.076.045.093

Pengeluaran Biaya Operasi

Honor Dokter Rp 2.474.365.130

Obat-Obatan Rp 1.999.650.500

Dapur Rp 729.970.570

Jasa Rp 138.595.350

Perlengkapan Kamar Rp 59.228.710

Jumlah Biaya Operasi Rp 5.464.810.260

Laba Kotor Rp 3.661.234.833

Penegeluaran Biaya Adm, dan umum


(34)

Air, Listrik, Telepon Rp 398.044.682

Perlengkapan Kantor Rp 165.365.730

Askes Rp 22.534.160

Kebersihan Rp 98.787.006

Pemeliharaan Bangunan Rp 277.236.775

Lain-lain Rp 73.726.475

Penyusutan Rp 297.658.152

Jumlah Biaya Operasi, Adm, dan Umum Rp 3.304.975.095

Selisih Penerimaan Dana Rp 306.264.738

Pajak Penghasilan Rp 74.379.200

Selisih Penerimaan Dana Rp 231.885538

Sumber: Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Doloksangul

D.Rasio-Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunya hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misaknya antara Hutang dengan Modal, antara Kas dengan Total Asset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan, dan sebagaianya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. (Ridwan.S. Sundjaja dan Inge Berlian 2001:103).


(35)

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat membandingkannya dengan rasio lainnya sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memeberikan penilaian.

Keuanggulan analisis Rasio adalah:

a. Rasio merupakan angka-angka yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Sangant bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model proteksi.

e. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat

perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

f. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Keterbatasan analisis Rasio adalah:

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi

keterbatasan teknik.

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.


(36)

e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntasi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan maka bisa menimbulakn kesalahan.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Jenis-jenis Rasio keuangan adalah sebagai berikut:

a. Rasio Likuditas

Rasio ini merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva yang tersedia.

Ada 3 (tiga) cara penting dalam pengukuran tingkat likuiditas secara menyeluruh yaitu:

a) Current Ratio

Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Ratio ini menunjukkan kesanggupan membayar hutang jangka pendek. Semakin besar Currenta ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehinga perusahaan semakin likuid. Current rasio yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Brigman 2006:158).

Rumusnya adalah sebagai berikut:


(37)

b) Quick/Accid Ratio

Quick/Accid Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan (kecuali persediaan) dengan hutang lancar. Persediaan merupakan quick assets (aktiva yang dapat diuangkan). Quick rasio yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Brigman 2006:158).

Rumusnya adalah sebagai berikut:

c) Cash Ratio

Cash Ratio ditambah dengan efek-efek, merupakan alat-alat Likuid yang paling dipercaya. Bertambah tinggi Cash Ratio berarti jumlah uang tunai yang tersedia semakin besar, sehingga pelunansan hutang pada saatnya tidak akan kesulitan, tetapi bila terlalu tinggi akan mengurangi potensi untuk menaikkan Rate of Return. Cash Ratio yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Brigman 2006:158).

Rumusnya adalah sebagai berikut:

b. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakaan oleh pemilik dengan dana yang dipinjam perusahaan dari Direktur. Rasio ini menunukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Yang termasuk dalam rasio ini adalah:

a) Total Debt to Total Assets Ratio b) Total Debt to Equity Ratio Keterangan:

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan/Persediaan


(38)

Total Debt to Total Assets Ratio adalah perbandingan Hutang dengan Total Aktiva. Ratio ini menunjukkan berapa total aktiva yang tersedia untuk menjamin hutang perusahaan. Semakin tinggi Debt Ratio semakin besar pinjaman yang digunakan dalam menghasikan keuntungan perusahaan. Debt to Total Assets Ratio yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Husnan 94:75).

Rumusnya sebagai berikut:

b) Total Debt to Equity Ratio

Total Debt to Equity Ratio menunjukkan hubungan antara pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Hal ini biasanya diberikan untuk mengukur finansial leverage dari suatu perusahaan. Total Debt to Equity yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Rahadjo 2001:65).

Rumusnya sebagai berikut:

c. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan berbagai investasi dalam aktiva.

Yang termasuk dalam ratio ini sebagai berikut:

a) Total Assets Turnover b) Receivable Turnover

Debt to Total Assets Ratio = Total Hutang/Total Aktiva


(39)

c) Avarage Collection Period Keterangan:

a) Total Assets Turnover

Merupakan perbandigan antara penjualan dengan jumlah aktiva. Kemampuan dana yan tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Total Assets Turnover yang idea yaitu 200% 2:1 (Sundjaja 2001:185).

Rumusnya sebagai berikut:

b) Receivable Turnover

Merupakan perbandingan antara penjualan dengan piutang rata-rata. Kemampuan piutang berputar dalam sutau periode tertentu. Receivable Turnover yang idela yaitu 200% (2:1) (Abdullah 2005:92).

Rumusnya sebagai berikut:

c) Avarage Collection Period

Yaitu periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Avarage Collection Period yang ideal yaitu 200% (2:1) (Brigman 2006:158).

Rumusnya sebagai berikut:

d. Rasio Profitabilitas

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan Total Assets Turnover = Pendapatan/Total Aktiva

Receivable Turnover = Pendapatan/Piutang rata-rata


(40)

a) Ratio antara Laba dengan Penjualan

b) Ratio antara Laba dengan Aktiva atau Modal sendiri Keterangan:

a) Ratio antara Laba dengan Penjualan

Ratio ini digunakan untuk mengukur laba yang dihasilkan oleh setiap unit penjualan (Produk yang dijual). Dan ratio ini dapat diketahui kemampuan margin

laba untuk menutup biaya tetap dan bunga serta kemampuan Perusahaan untuk membagi dan membayar deviden.

Ratio ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Gross Profit Margin Ratio

Yaitu Perbandingan antara Laba Kotor dengan Penjualan

Gross Profit Margin Ratio yang ideal yaitu 200% (2:1) (Brigman 2006:162).

Rumusnya sebagai berikut:

2. Operating Profit Margin Ratio

Yakni Perbandingan antara Laba Operasi ( Laba sebelum biaya bunga dan Pajak/EBIT) dengan Penjualan. Semakin tinggi Ratio ini, semakin tinggi laba Operasional yang diperoleh perusahaan dari Penjualan. Operating Profit Margin yang idela yaitu 200% (2:1) (Brigman 2006:162).

Rumusnya sebagai berikut

Gross Profit Margin Ratio = Laba kotor / Pendapatan


(41)

3. Net Profit Margin Ratio

Yakni Perbandingan antara Laba Bersih (Laba setelah biaya Bunga dan Pajak/EAT) dengan Penjualan. Semakin besar ratio ini, maka semakin besar laba yang diperoleh. Net Profit Margin yang idela yaitu 200% (2:1) (Brigman 2006:162).

Rumusnya sebagai berikut:

b) Ratio antara Laba dengan Aktiva atau Modal sendiri

Ratio ini digunakan untuk mengukur sumber-sumber yang ada untuk menghasilkan laba perusahaan. Dari ratio ini dapat diketahui kemampuan Perusahaan dalam mendayagunakan aktiva atau modal sendiri yang dimiliki untuk menghasilkan Laba yang memuaskan.

Umumnya ada 2 (dua) Ratio dalam hal ini yaitu:

1. Return of Investmen ( ROI)

Yaitu Perbandinga antara Laba setelah biaya bunga dan Pajak (Laba bersih/EAT) dengan Total Aktiva Perusahaan. Return of Investmen ( ROI) yang ideal yaitu 200% (2:1) (Keown 2001:87).

Rumusnya sebagai berikut:

2. Return On Equity (ROE)

Yaitu Perbandingan antara Laba biaya bunga dan Pajak (Laba Bersih/EAT) dengan modal sendiri. Return On Equity yang ideal yaitu 200% (2:1).

Rumusnya sebagai berikut:

Net Profit Margin = EAT/ Pendapatan

Return of Investmen = EAT/Total Aktiva


(42)

3. Perhitungan Rasio Keuangan RSU Doloksanggul Tahun 2010

A.Rasio Likuidutas

1. Current Ratio = 66.972.717 / 431.599.943

= 15,5%

2. Accid test Ratio = 66.972.717 – 0 / 431.599.943 = 15,5%

3. Cash Ratio = 11.961.000 / 431.599.943 = 2,7%

B.Ratio Solvabilitas

1. Debt to Assets Ratio = 431.599.943 / 3.558.374.991

= 12%

2. Debt to Equity Ratio = 431.599.943 / 2.747.500.000

= 15,7%

C.Ratio Aktivitas

1. Total Asstes Turnover = 7.640.767.856 / 3.558.374.991 = 2,14 Kali

2. Receivable Turnover = 7.640.767.856 / 42.463.117

= 179,9 Kali

3. Avarage Collection Period = 360 Hari / 179,9 = 2 Hari

D.Ratio Profitabilitas


(43)

= 26,9%

2. Operating Profit Margin Ratio = 7.352.668.212 / 7.640.767.856

= 96,2%

3. Net Margin Profit Ratio = 219.169.944 / 7.640.707.856

= 2,8%

4. Return of Investmen (ROI) = 219.169.944 / 3.558.374.991

= 6,1%

5. Return of Equity (ROE) = 219.169.944 / 2.747.500.000

= 7,9%

Tahun 2011

A.Ratio Likuiditas

1. Current Ratio = 68.970.667 / 296.449.336

= 23,2%

2. Accid test Ratio = 68.970.667 / 296.449.336

= 23,2%

3. Cash Ratio = 56.442.067 / 296.449.336

= 19,03

B.Ratio Solvabilitas

1. Debt to Assets Ratio = 296.449.336 / 3.643.866.089 = 8,13%


(44)

= 10,7%

C.Ratio Aktivitas

1. Total Asstes Turnover = 9.076.045.093 / 3.643.866.089

= 2,49 Kali

2. Receivable Turnover = 9.076.045.093 / 42.463.117

= 213,7 Kali

3. Avarage Collection Period = 360 Hari / 213,7 Kali

= 1,68 Hari

D.Ratio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin = 3.661.234.883 / 9.076.045.093

= 39,7%

2. Operating Profit Margin Ratio = 3.304.970.095 / 9.076.045.093

= 36,4%

3. Net Margin Profit Ratio = 231.885.538 / 9.076.045.093

= 2,5%

4. Return of Investmen (ROI) = 231.885.538 / 3.643.866.058 = 6,36%

5. Return of Equity (ROE) = 231.885.538 / 2.747.500.000


(45)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Untuk keperluan analisa dan evaluasi pada bab III, maka penulis mempergunakan data-data hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang telah dihitung pada bab II.

A.Ratio Likuiditas

Rasio ini dianalisis untuk mengetahui tingkat kemampuan Perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid pada saat kewajiban Finansial ditagih.

Tabel 3.1

Rasio Likuiditas Akhir Tahun 2010 dan 2011 No Rasio-Rasio

Likuiditas

Tahun2010 Tahun2011 Perbandingan

1 Current Ratio 15,5% 23,2% 7,7% (+)

2 Accid Ratio 15,5% 23,2% 7,7% (+)

3 Cash Ratio 2,7% 19% 16,3% (+)

1. Current Ratio

Pada tahun 2010 current ratio sebesar 15,5% ini berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh 15,5% aktiva lancar. Pada tahun 2011 current ratio sebesar23,2% ini


(46)

kenaikan sebesar 7,7 dari tahun 2010. Bila dilihat dari tahun 2010 ke tahun 2011 Current Ratio Perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan Jasa karena Curent Ratio yang baik 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

2. Accid/Quick Ratio

Pada tahun 2010 Quick Ratio menunjukkan sebesar 15,5%, ini berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp 15,5 aktiva lancar yang likuid. Pada tahun 2011 Quick ratio menunjukkan sebesar 23,2%, ini berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp 23,2 aktiva lancar yang berarti mengalami kenaikan 7,7 dari tahun sebelumnya. Accid/Quick Ratio Perusahaan untuk yang dianalisis belum memenuhi untuk perusahaan Jasa karena yang baik yaitu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

3. Cash Ratio

Cash Ratio pada Tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 16,3% dari keadaan ini terlihat saldo kas mengalami kenaikan. Namun bagi sebuah Perusahaan Jasa periklanan gejala ini tidak mempengaruhi begitu besar kondisi keuangan, karena rekening Bank merupakan penempatan dana yang dapat ditarik setiap saat jika diperlukan, yang berarti mempunyai tingkat kecairan yang tinggi sihingga idealnya rekening Bank dapat dimasukkan dalam perhitungkan cash ratio. Cash Ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Cash Ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.


(47)

B.Rasio Solvabilitas

Setelah menganalisis Rasio Likuiditas, maka sekarang perlu dianalisis tingkat kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajiban Finansialnya apabila sekiranya Perusahaan pada saat ini dilikuidasi.

Tabel 3.2

Rasio Solvabilitas Akhir Tahun 2010 dan 2011 No Ratio-Ratio

Solvabilitas

Tahun2010 Tahun2011 Perbandingan

1 Debt to Assets Ratio 12,1% 8,13% 3,97 (-) 2 Debt to Equity

Ratio

15,7% 10,7% 5% (-)

1. Debt to Assets Ratio

Pada tahun 2010 Debt to Assets Ratio turun sekitar 4% yaitu dari 12,1% menjadi 8,13%. Dari keadaan ratio ini bahwa pada tahun 2011 jumlah pinjaman yang dipergunakan oleh Perusahaan dalam operasionalnya mengalami penurunan. Atau dengan kata lain jaminan dari aktiva yang dimiliki perusahaan pada tahun 2010 sampai dengan 2011 tersebut semakin besar terhadap keseluruhan hutang. Dari keadaan ratio ini maka biaya pembelanjaan Perusahaan semakin kecil, maka semakin kecil jaminan aktiva yang dijadikan jaminan terhadap hutang. Debt to Assets Ratio Perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Debt to Assets Ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.


(48)

2. Debt to Equity Ratio

Pada tahun 2010 Debt to Equity Ratio mengalami penurunan sebesar 5% yaitu dari 15,7% menjadi 10,7%. Angka yang berfluktuasi ini menunjukkan bahwa besarnya operasional perusahaan yang dibiayai dengan pinjaman mengalami gelombang turun yaitu sebesar 5%. Atau dengan kata lain bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan bagi keseluruhan hutang mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010 ratio mengalami penurunan yang berarti semakin kecil operasional perusahaan yang dibiayai dengan pinjaman. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk memperkecil pinjaman yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Menurut ratio ini pada tahun 2011 terjadi karena adanya penurunan beberapa komponen pada sisi kewajiban. Dengan melihat hasil ratio Solvabilitas selama periode 2010 samapai dengan 2011 berarti pemakaian pinjaman lebih kecil dari pada modal sendiri didalam operasional. Debt to Equity Ratio untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat perusahaan Jasa karena Debt to Equity Ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.


(49)

C.Ratio Aktivitas

Tabel 3.3

Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2010 dan 2011

No Ratio-Ratio Aktivitas Tahun 2010 Tahun 2011 Perbandingan 1 Total Assets Turnover 2,14 Kali 2,49 Kali 0,35 Kali (+) 2 Receivable Turnover 179,9 Kali 213,7 Kali 33,8 Kali (+) 3 Avarage Collection Period 2,0 Hari 1,68 Hari 0,32 Hari (-)

1. Total Assets Turnover

Pada tahun 2010 ratio perputaran aktiva menunjukkan 2,14 kali. Hal ini berarti setiap Rp 100,- total akitva perusahaan dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 214,- atau dapat juga dikatakan dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar 214 kali setahun untuk menjadi pendapatan. Pada tahun 2011 perputaran ratio total aktiva menunjukkan 2,94 kali. Hal ini berarti setiap Rp 100,- total aktiva Perusahaan dapat menghasilkan pendapatan sebesar 294,- atau mengalami kenaikan 0,35 kali atau sebesar Rp 35,- dari tahun 2010. Kenaikan ini dihasilkan dari kenaikan pendapatan sebesar 84,1% sedangkan pada total aktiva sebesar 97% lebih besar dibandingkan dengan kenaikan pendapatan. Kenaikan total aktiva ini disebabkan kenaikan yang terjadi baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Total Assets Turnover yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk memenuhi Perusahaan Jasa karena Total Assets Turnover yang baik yaitu yaitu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.


(50)

2. Receivable Turnover

Pada tahun 2010 perputaran piutang sebesar 179,9 Kali dan pada tahun 2011 perputaran meningkat sebesar 33,8 Kali yaitu menjadi 213,7 Kali. Hal ini menunjukkan bahwa pengembalian modal semakin cepat, artinya terjadi peningkatan investasi pada periode ini. Receivable Turnover untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Receivable Turnover yang baik yaitu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

3. Avarage Collection Period

Dalam hal ini Avarage Collection Period pada tahun 2010 adalah 2 hari sedangkan untuk tahun 2011 adalah 1,68 hari. Pada 2 periode terakhir ini tingkat pengembalian piutang tidak terlalu berbeda, artinya kemampuan Perusahaan dalam mengumpulkan piutang semakin baik karena lama untuk mengumpulkan piutang semakin cepat. Avarage Collection Period untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Avarage Collection Period yang baik yaitu minimal 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.


(51)

4. Ratio Profitabilitas

Tabel 3.4

Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2010 dan 2011

No Ratio-Ratio Profitabilitas Tahun 2010 Tahun 2011 Perbandingan

1 Gross Profit Margin 26,9% 39,7% 12,8% (+)

2 Operating Profit Margin 96,2% 36,4% 59,8% (-)

3 Net Profit Margin 2,8% 2,5% 0,3% (-)

4 Return on Investmen (ROI) 6,1% 6,36% 0,35% (+)

5 Return on Equity (ROE) 7,9% 8,4% 0,5% (+)

1. Gross Profit Margin

Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 12,8% dari tahun 2011. Hal ini menandakan bahwasannya Perusahaan pada tahun 2011 telah dapat menekan biaya operasional dan memperbesar jumlah pendapatan perusahaan. Gross Profit Margin untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Gross Profit Margin yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

2. Operating Profit Margin

Operating Profit Margin tahun 2011 menurun dari 96,2% menjadi 36,4%. Hal ini menandakan bahwasannya pada tahun 2010 perusahaan dapat menekan besarnya biaya dalam operasionalnya dibandingkan dengan tahun 2011 yang mengalami penurunan


(52)

sebesaar 59,8%, artinya semakin tinggi ratio ini maka semakin tinggi laba operasionalnya yang diperoleh perusahaan dari pendapatan. Operating Profit Margin ini yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Operating Profit Margin yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

3. Net Profit Margin

Net Profit Margin pada Tahun 2010 sebesar 2,8% sedangkan tahun 2011 sebesar 2,5%. Dalam hal ini Net Profit Margin tahun 2011 menurun sebesar 0,3%. Artinya perusahaan mengalami penurunan pendapatan laba bersih sebelum pajaknya. Net Profit Margin untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Net Profit Margin yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

4. Return on Investmen (ROI)

Pada Tahun 2010 Return on Investmen (ROI) sebesar 6,1%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 60,1-. Pada tahun 2011 Return on Investmen (ROI) sebesar 6,36% atau terjadi peningkatan sebesar Rp 26,- dari tahun 2010, penyebabnya adalah kenaikan laba operasi bersih perusahaan/ pendapatan bersih usaha. Return on Investmen (ROI) untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan Jasa karena Return on Investmen (ROI) yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

5. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan. Pada tahun 2010 Return on


(53)

Equity (ROE) perusahaan sebesar 7,9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,5% dari 8,4%. Artinya bahwa ratio tahun 2010 sebesar 7,9% menunjukkan tingkat return yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan adalah 7,9%. Begitu juda dengan tahun 2011 ratio sebesar 8,4% menunjukkan tingkat return yang diperoleh pemiliki perusahaan atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 8,4%. Return on Equity (ROE) untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Return on Equity (ROE) yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.


(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan RUMAH SAKIT UMUM DOLOKSANGGUL, maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A.Kesimpulan

1. Ratio Likuiditas RSU Doloksanggul bila ditinjau dari Current Ratio menunjukkan posisi yang baik karena pada tahun 2011 Current Ratio Perusahaan mengalami kenaikan sebesar 7,7,%.

2. Ratio Solvabilitas RSU Doloksanggul bila ditijau dari Debt Asset Ratio mengalami fluktuasi atau penurunan, walaupun penurunan terjadi sebesar 4% namun penurunan tersebut memberikan perubahan yang berarti bagi Kriditur maupun Kriditur terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban Finansial yang telah jauth tempo. 3. Ratio Aktivitas RSU Doloksanggul selama 2 tahun dilihat dari modal kerja yang

digunakan perusahaan dalam keadaan yang tetap, dalam hal ini dapat diimbangi dengan dengan penigkatan pendapatan, bila dilihat dari perputaran piutang perusahaan menunjukkan perputaran yang semakin cepat, sedangkan perputaran pada Total Asset tahun 2011 mengalami perputaran yang lebih cepat dibanding dengan tahun 2010. Hal ini berarti kemampuan dana yang tertanam dalam piutang mengalami percepatan dan semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang maka aktivitas yang dilakukan semakin baik.


(55)

4. Ratio Profitabilitas RSU Doloksanggul selama 2 tahun dilihat dari Gross Profit Margin, Return On Investmen dan Return On Equity dari tahun 2010 ke tahun 2011 perusahaan dapat menekan biaya operasional atau memperbesaar jumlah pendapatannya. Sedangkan Tahun 2010 ke tahun 2011 operating Ratio, Net Profit Ratio mengalami Fluktuasi. Artinya terjadi penurunan yang mengakibatkan laba operasioanal perusahaan semakin beerkurang.

B.Saran

1. Untuk meningkatkan Profitabilitas Perusahaan maka penulis menyarankan selain terus meningkatkan pendapatan, mutu, dan pelayanan yang qualified serta dilakukan penekanan biaya secara terus-menerus melalui perbaikan prosedur kerja sehingga biaya-biaya yang ttidak perlu terjadi dapat dihapus. Dengan catatan bahwa penekanan biaya-biaya itu tidaklah mengganggu kelancaran jalannya operasi Perusahaan yang digunakan secara efisien dan efektif.

2. Jika perusahaan menginginkan posisi yang kuat, maka perusahaan itu harus mampu melakukan :

a) Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang tepat pada waktunya yaitu pada saat jatuh tempo.

b) Pemeliharaan modal kerja yang baik untuk operasi normal perusahaan. c) Pemeliharaan tingkat kredit yang menguntungkan bagi perusahaan.

3. Mengadakan perbaikan pada sumber daya manusia seperti mengadakan pelatihan terhadap karyawan/pekerja tentang pengetahuan dan cara-cara pelayanan yang lebih baik untuk menunjang pencapaian tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

4. Dengan memperhatikan risiko usaha dan kewajiban usaha yang menyangkut hutang, maka dalam hal pembuatan pinjaman haruslah didasarkan dengan perhitungan yang


(56)

tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbesar laba yang ditahan sehingga dapat mengurangi hutang.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2005, Dasar-dasar manajemen keuangan, cetakan pertama, Penerbit PT.Rikena Cipta, Jakarta.

Brigman, Houston. 2006, Dasar-dasar manajemen keuangan, Edisi kesepuluh, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap Sofyan Syafri. 2001, Analitis Kritis atas Laporan Keuangan, Cetakan keempat, Penerbit PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Husnan, Saud, Enny Pudjiastuti. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Syahyunan, Manajemen Keuangan I, Cetakan Pertama, Penerbit USU Press, Medan 2004.


(1)

sebesaar 59,8%, artinya semakin tinggi ratio ini maka semakin tinggi laba operasionalnya yang diperoleh perusahaan dari pendapatan. Operating Profit Margin ini yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Operating Profit Margin yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

3. Net Profit Margin

Net Profit Margin pada Tahun 2010 sebesar 2,8% sedangkan tahun 2011 sebesar 2,5%. Dalam hal ini Net Profit Margin tahun 2011 menurun sebesar 0,3%. Artinya perusahaan mengalami penurunan pendapatan laba bersih sebelum pajaknya. Net Profit Margin untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Net Profit Margin yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

4. Return on Investmen (ROI)

Pada Tahun 2010 Return on Investmen (ROI) sebesar 6,1%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 60,1-. Pada tahun 2011 Return on Investmen (ROI) sebesar 6,36% atau terjadi peningkatan sebesar Rp 26,- dari tahun 2010, penyebabnya adalah kenaikan laba operasi bersih perusahaan/ pendapatan bersih usaha. Return on Investmen (ROI) untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan Jasa karena Return on Investmen (ROI) yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

5. Return on Equity (ROE)


(2)

Equity (ROE) perusahaan sebesar 7,9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,5% dari 8,4%. Artinya bahwa ratio tahun 2010 sebesar 7,9% menunjukkan tingkat return yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan adalah 7,9%. Begitu juda dengan tahun 2011 ratio sebesar 8,4% menunjukkan tingkat return yang diperoleh pemiliki perusahaan atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 8,4%. Return on Equity (ROE) untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Return on Equity (ROE) yang baik yaitu 200% (2:1), sebaiknya perusahaan menghindari Hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan RUMAH SAKIT UMUM DOLOKSANGGUL, maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A.Kesimpulan

1. Ratio Likuiditas RSU Doloksanggul bila ditinjau dari Current Ratio menunjukkan posisi yang baik karena pada tahun 2011 Current Ratio Perusahaan mengalami kenaikan sebesar 7,7,%.

2. Ratio Solvabilitas RSU Doloksanggul bila ditijau dari Debt Asset Ratio mengalami fluktuasi atau penurunan, walaupun penurunan terjadi sebesar 4% namun penurunan tersebut memberikan perubahan yang berarti bagi Kriditur maupun Kriditur terhadap kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban Finansial yang telah jauth tempo. 3. Ratio Aktivitas RSU Doloksanggul selama 2 tahun dilihat dari modal kerja yang

digunakan perusahaan dalam keadaan yang tetap, dalam hal ini dapat diimbangi dengan dengan penigkatan pendapatan, bila dilihat dari perputaran piutang perusahaan menunjukkan perputaran yang semakin cepat, sedangkan perputaran pada Total Asset tahun 2011 mengalami perputaran yang lebih cepat dibanding dengan tahun 2010. Hal ini berarti kemampuan dana yang tertanam dalam piutang mengalami percepatan dan semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang maka aktivitas


(4)

4. Ratio Profitabilitas RSU Doloksanggul selama 2 tahun dilihat dari Gross Profit Margin, Return On Investmen dan Return On Equity dari tahun 2010 ke tahun 2011 perusahaan dapat menekan biaya operasional atau memperbesaar jumlah pendapatannya. Sedangkan Tahun 2010 ke tahun 2011 operating Ratio, Net Profit Ratio mengalami Fluktuasi. Artinya terjadi penurunan yang mengakibatkan laba operasioanal perusahaan semakin beerkurang.

B.Saran

1. Untuk meningkatkan Profitabilitas Perusahaan maka penulis menyarankan selain terus meningkatkan pendapatan, mutu, dan pelayanan yang qualified serta dilakukan penekanan biaya secara terus-menerus melalui perbaikan prosedur kerja sehingga biaya-biaya yang ttidak perlu terjadi dapat dihapus. Dengan catatan bahwa penekanan biaya-biaya itu tidaklah mengganggu kelancaran jalannya operasi Perusahaan yang digunakan secara efisien dan efektif.

2. Jika perusahaan menginginkan posisi yang kuat, maka perusahaan itu harus mampu melakukan :

a) Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang tepat pada waktunya yaitu pada saat jatuh tempo.

b) Pemeliharaan modal kerja yang baik untuk operasi normal perusahaan. c) Pemeliharaan tingkat kredit yang menguntungkan bagi perusahaan.

3. Mengadakan perbaikan pada sumber daya manusia seperti mengadakan pelatihan terhadap karyawan/pekerja tentang pengetahuan dan cara-cara pelayanan yang lebih baik untuk menunjang pencapaian tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

4. Dengan memperhatikan risiko usaha dan kewajiban usaha yang menyangkut hutang, maka dalam hal pembuatan pinjaman haruslah didasarkan dengan perhitungan yang


(5)

tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbesar laba yang ditahan sehingga dapat mengurangi hutang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2005, Dasar-dasar manajemen keuangan, cetakan pertama, Penerbit PT.Rikena Cipta, Jakarta.

Brigman, Houston. 2006, Dasar-dasar manajemen keuangan, Edisi kesepuluh, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap Sofyan Syafri. 2001, Analitis Kritis atas Laporan Keuangan, Cetakan keempat, Penerbit PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Husnan, Saud, Enny Pudjiastuti. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Syahyunan, Manajemen Keuangan I, Cetakan Pertama, Penerbit USU Press, Medan 2004.