Analisis Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Sebagai Dasar Untuk Menilai Kondisi Keuangan Dan Prestasi Manajemen

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN SEBAGAI DASAR UNTUK MENILAI KONDISI KEUANGAN DAN

PRESTASI MANAJEMEN

oleh:

EVA SEPTRIANI SIANIPAR 062102133

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin menghaturkan terima kasih

dan rasa puji syukur sedalam-dalamnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas penyertaan dan berkatNya, peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini

dengan tepat dan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tugas akhir ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas

Ekonomi Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Judul

yang dipilih peneliti untuk tugas akhir ini adalah “Analisis Laporan Keuangan

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan sebagai Dasar untuk Menilai Kondisi

Keuangan dan Prestasi Manajemen”.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan dalam penulisan

tugas akhir ini dikarenakan oleh terbatasnya waktu, informasi yang didapatkan,

serta pengetahuan peneliti sendiri. Maka dari itu, peneliti mengharapkan adanya

kritikan dan masukan, serta saran yang membangun dari berbagai pihak terutama

kalangan akademisi guna melengkapi dan menyempurnakan isi dari tugas akhir

ini. Selama proses penyelesaian tugas akhir, banyak kendala yang dihadapi.

Namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari berbagai pihak

yang kerap kali membantu peneliti selama proses penulisan berlangsung.

Untuk itu pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku dekan Fakultas Ekonomi


(5)

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M. Si., Ak., selaku Ketua Program Studi

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

sekaligus dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam proses penyelesaian tugas

akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Agus Marzuki, S.E., selaku kepala bagian akuntansi keuangan dan

mobilisasi dana Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan yang telah

memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian dan meluangkan waktu

untuk memberikan penjelasan terhadap data yang dibutuhkan.

4. Teristimewa kepada ayahanda tercinta (Alm.) Drs. M. Sianipar dan ibunda

tersayang Karlina Simangunsong, S. Kep., atas kasih sayang, perhatian, serta

nasihatnya yang telah membuat peneliti menjadi termotivasi dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Semua pihak terlibat yang telah membantu peneliti dalam penulisan tugas

akhir yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Akhir kata, peneliti mengucapkan terimakasih, semoga tulisan ini berguna bagi

perkembangan dunia ilmu pengetahuan, masyarakat luas pada umumnya dan

mahasiswa Fakultas Ekonomi pada khususnya.

Medan, Juni 2009

Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…... i

DAFTAR ISI………..……….iii

DAFTAR TABEL………..………..v

BAB I : PENDAHULUAN………....…...1

A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Perumusan Masalah………….………..3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.……….4

D. Sistematika Penelitian………..……….…….5

1. Jadwal Penelitian………..5

2. Laporan Penelitian….………..6

BAB II : PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN…...7

A. Sejarah Ringkas……….….7

B. Struktur Organisasi dan Personalia………9

C. Uraian Tugas (Job Description)……….………9

D. Jaringan Usaha/Kegiatan..………..…….…….15

E. Kinerja Usaha Terkini………..16

F. Rencana Kegiatan………...…….17

BAB III : TOPIK PENELITIAN………..……...….18

A. Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik..………..………..18


(7)

C. Analisis Laporan Keuangan RSU Dr. Pirngadi Medan……...……....31

1. Rasio Likuiditas……….………..…..32

2. Rasio Solvabilitas………..….35

3. Rasio Aktivitas………..…….37

4. Rasio Profitabilitas……….…40

BAB IV: PENUTUP………...……….……41

A. Kesimpulan…...………...41

B. Sar an………...44

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1 Rasio Likuiditas RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2006 dan 2007…………33

Tabel 2 Rasio Solvabilitas RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2006 dan 2007…..…...36


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta

perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga

merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang dilakukan oleh suatu

perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai

kondisi ekonomi dan prestasi manajemen.

Setiap perusahaan memiliki tujuan khusus yang hendak dicapai. Dilihat

dari tujuannya, RSU Dr. Pirngadi Medan memberikan pelayanan dan

menyelenggarakan seluruh aktivitas yang terkait dengan pemeriksaan,

penanganan, dan pemeliharaan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Meskipun

tujuan utama RSU Dr. Pirngadi Medan adalah memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat (public service) dan bersifat non profit, ini tidak berarti bahwa

rumah sakit ini sama sekali tidak memiliki tujuan keuangan. Hal ini tergantung

pada kondisi dan besarnya belanja operasional rumah sakit. Apabila pengelolaan

keuangan rumah sakit tidak berjalan dengan baik, maka kebutuhan akan daya

dukung pelayanan kesehatan akan terganggu. Kenyataannya, keuangan menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan pelayanan kesehatan.

Kinerja pengelolaan keuangan suatu perusahaan termasuk organisasi


(10)

disusun setiap tahun. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok

pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Setiap

pengguna laporan keuangan memiliki motivasi berbeda dalam membaca laporan

keuangan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah besar

pengguna apabila informasi yang disajikannya dapat dipahami. Akan tetapi,

informasi dalam laporan keuangan belum begitu jelas dan tidak semua orang

dapat memahaminya. Padahal interpretasi pengguna terhadap laporan keuangan

akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Untuk itulah

diperlukan analisis laporan keuangan sebagai alat bantu dalam menyederhanakan

data-data yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga menjadi lebih mudah

dimengerti oleh pihak-pihak yang membaca dan memerlukan informasi keuangan.

Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami

dan menginterpretasikan laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan

keuangan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu bagaimana

memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan angka-angka dalam

laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan dan bagaimana

menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

Teknik analisis yang sering digunakan dalam menganalisis laporan

keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah teknik analisis untuk

mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap elemen


(11)

sebelumnya, agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami

kenaikan atau penurunan.

Diharapkan dengan analisis ini dapat diketahui gambaran keadaan

keuangan rumah sakit, sehingga interpretasi pengguna laporan terhadap laporan

keuangan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan,

terutama bagi direktur sebagai pimpinan rumah sakit dalam rangka menetapkan

kebijakan, menyusun rencana yang lebih baik, serta menentukan kebijaksanaan

yang lebih tepat agar prestasi manajemen semakin baik pada tahun-tahun

berikutnya. Mengingat pentingnya analisis terhadap laporan keuangan sebagai alat

bantu serta sumber informasi dalam menilai kondisi keuangan serta prestasi

(keberhasilan) suatu perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti

yang telah diuraikan di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk mendalami dan

membahas topik tentang “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN RUMAH

SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN SEBAGAI DASAR UNTUK

MENILAI KONDISI KEUANGAN DAN PRESTASI MANAJEMEN”.

B. Perumusan Masalah

Dalam menulis tugas akhir ini, peneliti membatasi ruang lingkup yang menjadi

pokok permasalahan yang akan dibahas. Dua hal yang menjadi pokok masalah

yaitu:

1. bagaimana kondisi keuangan RSU Dr. Pirngadi Medan yang ditinjau dari

sudut likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas untuk periode


(12)

2. bagaimana prestasi manajemen RSU Dr. Pirngadi Medan dalam mengelola

keuangan pada tahun 2006 dan 2007 yang tercermin dari laporan keuangan

serta hasil analisis terhadap laporan keuangan tahun berjalan?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dengan diadakannya penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan RSU Dr. Pirngadi Medan

yang ditinjau dari sudut likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas

untuk periode 2006 dan 2007,

2. untuk mengetahui bagaimana prestasi manajemen RSU Dr. Pirngadi

Medan dalam mengelola keuangan pada tahun 2006 dan 2007 yang

tercermin dari laporan keuangan serta hasil analisis terhadap laporan

keuangan tahun berjalan.

Manfaat yang didapat dengan diadakannya penelitian ini dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu bagi RSU Dr. Pirngadi Medan, bagi peneliti sendiri, dan peneliti

selanjutnya.

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan peneliti jika dimintai pendapat mengenai

cara-cara menganalisis laporan keuangan dan penerapannya di perusahaan.

2. Bagi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Sebagai bahan masukan dan rujukan bagi pimpinan dan pihak manajemen

untuk memperbaiki kondisi keuangan rumah sakit serta menyusun rencana


(13)

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan masukan serta sumber informasi penting bagi pihak-pihak

yang memerlukan dan rekan-rekan lain dalam rangka menyempurnakan

penelitian sejenis berikutnya.

D. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu

jadwal penelitian dan laporan penelitian.

1. Jadwal Penelitian

Berikut diuraikan jadwal penelitian yang dilakukan selama proses penyusunan

tugas akhir.

KEGIATAN

MARET APRIL MEI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengurusan SKS Bersih

Pengurusan Surat Izin Penelitian Pengajuan Judul

Pengajuan Dosen Pembimbing Pengajuan Izin Penelitian Pengumpulan Data

Pengolahan dan analisis Data

Penyusunan dan Perbaikan Tugas Akhir Bimbingan Tugas Akhir


(14)

2. Laporan Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini, peneliti membuat penulisan secara

sistematis untuk mempermudah pemahaman dari isi tugas akhir yang

disajikan. Pelaporan dibagi dalam empat bab. Pada bab pendahuluan diuraikan

tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penelitian. Pada bab II diuraikan tentang profil

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan yang mencakup sejarah singkat

rumah sakit, struktur organisasi dan personalia, pembagian tugas (job

description), jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini, serta rencana

kegiatan. Selanjutnya pada bab III diuraikan tentang topik penelitian yang

terdiri dari laporan keuangan sektor publik, konsep analisis laporan keuangan,

serta analisis rasio laporan keuangan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio

profitabilitas. Bab terakhir adalah penutup. Pada bab ini akan diuraikan

kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya serta saran yang

dianggap berguna, terutama direktur sebagai pucuk pimpinan rumah sakit

dalam menyusun rencana dan pengambilan keputusan yang tepat di masa yang


(15)

BAB II

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN

A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM

beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan yang merupakan salah satu

unit pelayanan kesehatan di kota Medan yang berstatus milik pemerintah Kota

Medan. RSU Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan oleh pemerintah kolonial

Belanda dengan nama GEMENTE ZIEKEN HUIS pada tanggal 11 Agustus Anno

1928. Peletakan batu pertamanya dilakukan seorang bocah berumur 10 tahun

bernama MARIA CONSTANTIA MACKY, dimana sebagai pimpinan yang

pertama dipegang oleh Dr. W. BAYS.

Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini

diambil alih oleh Bangsa Jepang dan berganti nama menjadi SYURITSU

BYUSONO INCE dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putra Indonesia

yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro. Setelah bangsa Indonesia pada tanggal

17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaannya, pada tahun 1947 rumah sakit ini

diambil alih oleh pemerintah Negara bagian Sumatera Timur Republik Indonesia

Sementara (RIS) dengan nama “Rumah Sakit Kota Medan”. Dengan berdirinya

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950 maka

Negara bagian (RIS) dihapuskan, rumah sakit kota Medan diambil alih oleh

pemerintah pusat/kementerian kesehatan di Jakarta dengan nama “Rumah Sakit


(16)

ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan berganti nama menjadi Rumah Sakit

Umum Pusat Provinsi Medan. Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Pusat

Provinsi Medan ditabalkan menjadi “Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan”.

Sejalan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi

pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan dan berganti nama

menjadi “Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan”. Pada tanggal 6

September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi

ditetapkan menjadi Badan dan berganti nama menjadi “Badan Pelayanan

Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan”. Sebagai direktur, pada saat itu

dipercayakan kepada Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA.

Pada tahun 2004, Walikota Medan yang menjabat pada saat itu Drs. H.

Abdillah, Ak., MBA mencanangkan pengembangan rumah sakit Dr. Pirngadi

menjadi delapan tingkat yang peletakan batu pertamanya tepatnya dilaksanakan

pada tanggal 4 Maret 2004. Kemudian pada tahun 2005, pemakaian gedung

rumah sakit umum Dr. Pirngadi dengan delapan tingkat diresmikan oleh beliau.

Dengan adanya peresmian tersebut, maka gedung baru dengan delapan tingkat

siap untuk digunakan.

Masa jabatan direktur yang dipegang oleh Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA

telah berakhir. Beliau telah menjabat sebagai direktur selama tujuh tahun. Tepat

pada tanggal 8 April 2009, pimpinan Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.

Pirngadi Kota Medan secara resmi dipindahtangankan kepada Dr. dr. Umar Zein,


(17)

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi RSU Dr. Pirngadi Medan adalah struktur organisasi matriks

(matrix of authority flows), dimana terdapat dua jenis wewenang, yaitu wewenang

yang mengalir secara horizontal pada unit fungsional dan wewenang yang

mengalir secara vertikal pada pimpinan struktural atau manajerial. Struktur

organisasi matriks ini menyadari adanya ketergantungan antara berbagai fungsi.

Bentuk susunan organisasi Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr.

Pirngadi Kota Medan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan dalam lampiran.

C. Uraian Tugas (Job Description)

Setiap jenjang mempunyai wewenang yang menjadi pokok kegiatan dalam

menjalankan tugas, sebagaimana yang tertera dalam struktur organisasi.

1. Dewan Penyantun

Tugas pokoknya adalah mengarahkan kepala badan dalam melaksanakan

misi rumah sakit dengan memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan

oleh kepala daerah.

2. Sekretariat

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

urusan ketatausahaan, melakukan urusan perlengkapan, melakukan urusan

kepegawaian, melakukan urusan penyusunan anggaran, perbendaharaan


(18)

serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan

sesuai dengan bidang tugasnya. Sekretariat terdiri dari:

a. sub bagian tata usaha, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di

bidang surat menyurat, arsip, penggandaan, perawatan dan

penyimpanan dokumentasi serta urusan kerumahtanggaan,

b. sub bagian perlengkapan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di

bidang perlengkapan dan pengadaan barang kebutuhan rumah sakit,

c. sub bagian kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pengelolaan administrasi di bidang kepegawaian dan kesejahteraan

pegawai,

d. sub bagian penyusunan anggaran, perbendaharaan, dan verifikasi,

mempunyai tugas meliputi penyusunan anggaran, perbendaharaan dan

verifikasi,

e. sub bagian akuntansi keuangan dan mobilisasi dana, mempunyai tugas

meliputi akuntansi keuangan dan mobilisasi dana.

3. Bidang Perencanaan dan Rekam Medik

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

pengumpulan, pengolahan data dan perencanaan serta penyusunan

program dan laporan, melakukan kegiatan rekam medis, melakukan

kegiatan pengelolaan data rawat jalan dan rawat inap, serta melaksanakan

tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan bidang


(19)

a. sub bidang penyusunan program dan laporan mempunyai tugas

mengumpulkan, mengelola data dan menyusun program serta laporan,

b. sub bidang rekam medik mempunyai tugas mengatur pelaksanaan

kegiatan pencatatan dokumen medik,

c. sub bidang pengelolaan data rekam medik, rawat jalan, dan rawat inap

mempunyai tugas mempersiapkan, mengelola data rawat jalan dan

rawat inap.

4. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

rujukan pasien, melakukan penyusunan kebutuhan tenaga medis,

melakukan pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan medis, melakukan

kegiatan penunjang medis, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh kepala badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang

pelayanan medis dan penunjang medis terdiri dari:

a. sub bidang rujukan yang mempunyai tugas melakukan rujukan pasien,

b. sub bidang ketenagaan, pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan

medis yang mempunyai tugas melakukan penyusunan tenaga medis

serta pemeliharaan mutu dan fasilitas pelayanan medis,

c. sub bidang penunjang medis mempunyai tugas menyediakan semua

kebutuhan penunjang medis.

5. Bidang Keperawatan

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan


(20)

melakukan etika profesi keperawatan dan peningkatan mutu keperawatan,

melakukan pengembangan sumber daya manusia keperawatan, serta

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai

dengan bidang tugasnya. Bidang keperawatan terdiri dari:

a. sub bidang pelayanan keperawatan yang mempunyai tugas melakukan

pelayanan keperawatan rawat inap dan rawat jalan,

b. sub bidang pengendalian mutu keperawatan yang mempunyai tugas

melakukan pengendalian mutu pelayanan keperawatan,

c. sub bidang ketenagaan dan pengembangan SDM keperawatan yang

mempunyai tugas melakukan penyusunan kebutuhan tenaga

keperawatan dan pengembangan sumber daya manusia keperawatan.

6. Bidang Pendidikan dan Penelitian

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

kegiatan pendidikan dan pelatihan, melakukan kegiatan penelitian,

melakukan kegiatan perpustakaan rumah sakit, melakukan dan mengelola

perpustakaan rumah sakit, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh kepala badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang

pendidikan dan penelitian terdiri dari:

a. sub bidang pendidikan dan pelatihan mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pendidikan dan pelatihan,

b. sub bidang penelitian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan


(21)

c. sub bidang perpustakaan mempunyai tugas mengelola perpustakaan

runah sakit.

7. Bidang Pemeliharaan

Tugas pokoknya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan

kegiatan pemeliharaan sarana medis, melakukan kegiatan pemeliharaan

sarana non medis, melakukan kegiatan kebersihan, keamanan, dan

ketertiban rumah sakit, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan

oleh kepala badan sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang pemeliharaan

terdiri dari :

a. sub bidang pemeliharaan sarana medis mempunyai tugas melakukan

pemeliharaan sarana medis,

b. sub bidang pemeliharaan sarana non medis mempunyai tugas

melakukan pemeliharaan sarana non medis,

c. sub bidang kebersihan, keamanan dan ketertiban mempunyai tugas

melakukan kebersihan, keamanan, dan ketertiban rumah sakit.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas pokoknya adalah melaksanakan sebagian tugas Badan Pelayanan

Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan sesuai dengan

keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terbagi atas komite

medik, staf medik fungsional, komite keperawatan, dan instalasi.

a. Komite Medik

Komite medik mempunyai tugas membantu kepala badan dalam


(22)

pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf

medik fungsional, dan mengembangkan program pelayanan.

b. Staf Medik Fungsional

Staf medik fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis

pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan

kesehatan serta penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan tugasnya,

staf medik fungsional dikelompokkan berdasarkan keahlian yang

terdiri dari: Staf Medik Fungsional Penyakit Anak; Kebidanan dan

Penyakit Kandungan; Neurologi; Telinga Hidung dan Tenggorokan

(THT); Bedah; Penyakit Mata; Penyakit Gigi dan Mulut; Penyakit

Dalam; Penyakit Jiwa; Kardiologi; Kehakiman; Dokter Umum;

Radiologi; Patologi Klinik; Anestesi; Rehabilitasi Medis; Patologi

Anatomi; Penyakit Paru; Penyakit Kulit dan Kelamin; serta Bedah

Syaraf.

c. Komite Keperawatan

Komite keperawatan mempunyai tugas membantu kepala badan

menyusun standar keperawatan, pembinaan asuhan keperawatan,

melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan.

d. Instalasi

Instalasi mempunyai tugas membantu kepala badan dalam

penyelenggaran pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya.

Instalasi terdiri dari: Instalasi Rawat Jalan; Instalasi Rawat Inap;


(23)

Instalasi Anesthesi, Reanimasi dan ICU; Instalasi Hemodalysis;

Instalasi Dianostik; Instalasi Rehabilitasi Medis; Instalasi Radiologi;

Instalasi Farmasi; Instalasi Gizi; Instalasi Patologi Anatomi; Instalasi

Patologi Klinik; Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan Kedokteran

Kehakiman; Instalasi Kemotoran; serta Instalasi Loundry dan Sandang.

D. Jaringan Usaha/Kegiatan

Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan

adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah dan merupakan rumah sakit rujukan

di wilayah Kota Medan, dengan komposisi pasien: penduduk yang berasal dari

Kota Medan sebanyak 62 %, serta penduduk yang berasal dari luar kota Medan

sebesar 38 % (Kabupaten/ Kota di Sumut 36 %; luar provinsi Sumut 2 %). RSU

Dr. Pirngadi Medan bertugas melakukan upaya kesehatan kepada masyarakat

yang ingin berobat dengan memberikan pelayanan kesehatan secara merata,

bermutu serta terjangkau. RSU Dr. Pirngadi Medan juga terus meningkatkan

kualitas pelayanan melalui penambahan sarana dan prasarana penunjang

kesehatan serta demi tercapainya “Program Indonesia Sehat 2010” seperti yang

dicanangkan oleh Pemerintah bersama Departemen Kesehatan. RSU Dr. Pirngadi

Medan bekerja sama dengan PT. ASKES (PERSERO) yang tersebar di seluruh

wilayah Kota Medan untuk pelayanan JAMKESMAS, serta PT. Bank Sumut

untuk pelaksanaan pembayaran gaji pegawai. Saat ini, dana anggaran

JAMKESMAS yang dialokasikan Departemen Kesehatan melalui Kas Negara


(24)

dikelola sendiri. Selama ini, RSU Dr. Pirngadi Medan masih melakukan sistem

Askeskin, yang mana anggarannya dikelola oleh PT ASKES sehingga pihak RSU

Dr. Pirngadi Medan harus mengklaimnya terlebih dahulu.

E. Kinerja Usaha Terkini

Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu

Rumah Sakit terbesar (kelas B) di Indonesia yang berfokus kepada kepuasan

pelanggan (customer oriented) sesuai dengan motto Badan Pelayanan Kesehatan

RSU Dr. Pirngadi Kota Medan : “Kepentingan Penderita adalah yang Utama”.

Sampai saat ini, Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan menyandang predikat

Rumah Sakit Kelas B Pendidikan, berdasarkan akreditasi Depkes RI No.

YM.00.03.3.5.1309 pada tanggal 14 Februari 2007. Beberapa hasil evaluasi

pengukuran kinerja kegiatan RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun terakhir adalah:

1. pencapaian output kinerja kegiatan yang terbesar adalah upaya kesehatan

perorangan sebesar 100,42 %,

2. pencapaian output kinerja kegiatan yang terkecil adalah kegiatan Sumber

Daya Manusia, yaitu sebesar 93,77 %,

3. pencapaian kinerja kegiatan Badan Pelayanan Kegiatan RSU Dr. Pirngadi

Kota Medan adalah sebesar 96,67 % dengan kriteria “ sangat berhasil”.

4. beberapa jenis pelayanan yang mengalami peningkatan antara lain jumlah

pasien, pelayanan Askes, pelayanan radiologi, dan pelayanan


(25)

5. penerimaan uang yang tertinggi adalah penerimaan dari Askes sebesar Rp.

20.694.358.443, sedangkan penerimaan terendah sebesar Rp. 14.000 dari

Poli Pulmonologi.

F. Rencana Kegiatan

Rencana yang ingin dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Umum Dr. Pirngadi Kota Medan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan

serta sebagai bentuk perwujudan dari Visi: Mandiri, Tanggap dan Profesional

tahun 2010 adalah:

1. pembangunan gedung khusus kelas III dengan kapasitas 300 tempat tidur,

2. pembangunan ruang radiotherapy,

3. pelayanan farmasi klinis rawat jalan khusus Askeskin,

4. penambahan ruang Haemodialisa dengan 25 tempat tidur,

5. pembentukan pusat jantung terpadu,

6. pembentukan pelayanan ambulance kedaruratan masyarakat,

7. pelaksanaan pendidikan ilmu kedokteran berkala tiap bulan,

8. pengembangan pemulasaraan jenazah,

9. terealisasinya Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan menjadi Badan


(26)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik

Laporan keuangan organisasi sektor publik merupakan komponen penting

untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Adanya tuntutan yang semakin

besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi

manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah

satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Informasi

keuangan berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan

keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Pihak RSU Dr. Pirngadi Medan mendefinisikan laporan keuangan sebagai

rangkuman dan ringkasan tentang gambaran kondisi serta posisi atau keadaan

keuangan Rumah Sakit dalam satu periode anggaran. Bastian (2008)

mengungkapkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi,

yang memberikan gambaran tentang pencapaian kinerja program dan kegiatan,

kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan belanja,

dan realisasi pembiayaan. Berdasarkan uraian tersebut, terdapat hubungan antara

definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh RSU Dr. Pirngadi Medan

dengan uraian yang dipaparkan oleh Indra Bastian, yaitu sama-sama memberikan

gambaran tentang kondisi serta pencapaian kinerja di bidang keuangan.

RSU Dr. Pirngadi Medan sebagai salah satu bentuk organisasi pelayanan


(27)

keuangan eksternal yang antara lain meliputi neraca, laporan realisasi pendapatan

dan belanja pelayanan medik, laporan arus kas, serta catatan atas laporan

keuangan. Rumah sakit menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan. Sementara itu, Mardiasmo

(2004) mengatakan bahwa organisasi sektor publik dituntut untuk dapat membuat

laporan keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan formal, seperti

laporan surplus defisit, laporan realisasi anggaran, laporan rugi/laba, laporan

aliran kas, neraca, serta laporan kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial

dan non finansial. Jadi, terdapat beberapa kesamaan dalam hal elemen laporan

keuangan eksternal yang dipaparkan oleh Mardiasmo dan pihak RSU Dr. Pirngadi

Medan sendiri.

Bentuk laporan keuangan sektor publik pada dasarnya dapat diadaptasikan

dari laporan keuangan pada sektor swasta yang disesuaikan dengan sifat dan

karakteristik sektor publik serta mengakomodasi kebutuhan pemakai laporan

keuangan sektor publik. Namun demikian, laporan keuangan sektor publik tidak

dapat begitu saja dipersamakan dengan laporan keuangan di sektor swasta baik

format maupun elemennya, karena organisasi sektor publik memiliki

batasan-batasan berupa pertimbangan non moneter, seperti pertimbangan sosial dan

politik.

Pada dasarnya, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi

kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara

lebih dalam. Secara umum, Ulum (2004) mengemukakan tujuan dan fungsi


(28)

1. kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship),

2. akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and

retrospective reporting),

3. perencanaan dan informasi otorisasi (planning and authorization

information)

4. kelangsungan organisasi (viability),

5. hubungan masyarakat (public relation),

6. sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures).

Sementara itu menurut Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan sendiri, tujuan

umum dari laporan keuangan meliputi:

1. untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola organisasi

secara tepat, efisien, dan ekonomis menyangkut kegiatan dan alokasi

sumber daya yang dipercayakan ke organisasi. Tujuan ini erat dengan

pengendalian dan pengelolaan (stewardship),

2. untuk memberikan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi

melaporkan pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan secara tepat dan

efektif beserta penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya.

Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas (accountability),

3. untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja

manajerial dan organisasional.

Dari uraian di atas, maka terdapat kesamaan antara tujuan laporan keuangan


(29)

yaitu sama-sama bertujuan untuk pengelolaan (stewardship) dan erat

hubungannya dengan akuntabilitas (accountability).

Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan yang

akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh

pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan untuk mendukung

pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik tersebut meliputi informasi

yang digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang

dianggarkan, menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi, membantu

menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait

dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya, serta membantu dalam

mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

B. Konsep Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu analisis dan laporan

keuangan. Menurut RSU Dr. Pirngadi Medan, analisis berarti mengaitkan

angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan, serta membandingkan antara satu

perkiraan dengan perkiraan lain. Sedangkan laporan keuangan yaitu rangkuman

dan ringkasan tentang gambaran kondisi serta posisi atau keadaan keuangan

rumah sakit dalam satu periode anggaran. Jika digabungkan, maka analisis

laporan keuangan memiliki arti pengaitan angka-angka pada perkiraan (account)

yang terdapat dalam setiap elemen laporan keuangan, serta mencari perbandingan

antara satu perkiraan dengan perkiraan yang sama dari tahun sebelumnya untuk


(30)

Sementara itu, menurut Harahap (1999), analisis berarti memecahkan atau

menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan

keuangan adalah elemen yang terdiri atas neraca, laporan laba/rugi, dan arus kas

(dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan, maka analisis laporan keuangan

berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih

kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai

makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non

kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang

sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Berdasarkan

hasil uraian di atas, maka terdapat kesamaan antara definisi yang terkandung

dalam analisis laporan keuangan menurut RSU Dr. Pirngadi Medan dengan

definisi yang dikemukakan oleh Sofyan Syafri Harahap, yaitu sama-sama melihat

hubungan antara berbagai pos dalam laporan keuangan serta sama-sama

digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

Standar Akuntansi Pemerintah yang mengacu pada Peraturan Pemerintah

No. 24/2005 menguraikan bahwa laporan keuangan pemerintah bersifat general

purpose, artinya dibuat lebih umum untuk memenuhi kebutuhan informasi semua

pihak. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pengguna laporan keuangan

mengerti terhadap isi yang dikandung dalam laporan keuangan yang bersifat

umum. Analisis laporan keuangan me-maximize informasi yang masih relatif

sedikit menjadi informasi yang lebih luas dan akurat serta semakin mudah untuk

dimengerti. Hasil dari analisis dapat membongkar berbagai inkonsistensi dari


(31)

salah tetapi hasil analisis laporan keuangan tidak akan mungkin dapat

menyembunyikan semua informasi yang salah. Hasil dari analisis juga bisa

menghilangkan situasi duga-menduga, ketidakpastian, intuisi, dan pertimbangan

pribadi.

Analisis laporan keuangan menurut pihak RSU Dr. Pirngadi Medan

dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan.

Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka informasi mentah

yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.

Mendukung pernyataan tersebut, Munawir (2004) mengemukakan bahwa laporan

keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi

sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil (prestasi) yang telah dicapai

oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti

bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan

untuk dua periode atau lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh

data yang akan mendukung keputusan yang akan diambil. Berdasarkan hasil

uraian diatas, terdapat hubungan antara pemahaman yang dikemukakan oleh pihak

rumah sakit dengan Munawir yaitu analisis sangat bermanfaat sebagai sumber

informasi keuangan dan sarana untuk mendukung keputusan. Secara lengkap

kegunaan analisis laporan keuangan antara lain:

1. dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang


(32)

2. dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit)

dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan

(implicit),

3. dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan,

4. dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam

hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan

komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi

yang diperoleh dari luar perusahaan,

5. dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil

keputusan. Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan dari laporan

keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan, yaitu:

a. dapat menilai prestasi dan memproyeksi keuangan perusahaan,

b. dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari

aspek waktu tertentu seperti posisi keuangan (asset, neraca,

modal), hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya), likuiditas,

solvabilitas, aktivitas, dan rentabilitas,

c. menilai perkembangan dari waktu ke waktu,

d. melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.

6. dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan

periode sebelumnya atau dengan standar ideal yang normal,

7. dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan,


(33)

8. memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang

akan datang.

Selain manfaat yang terkandung dalam hasil analisis terhadap laporan

keuangan, analisis laporan keuangan juga memiliki kelemahan. Kelemahan yang

terkandung dalam analisis laporan keuangan harus diperhatikan dalam

mempertimbangkan suatu keputusan.

1. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh

karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar

kesimpulan dari hasil analisis itu tidak salah.

2. Obyek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai

suatu laporan keuangan tidak cukup hanya dari angka-angka laporan

keuangan. Kita juga harus melihat aspek lainnya seperti tujuan

perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya

perusahaan, dan budaya masyarakat.

3. Obyek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan

kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan.

4. Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu

dilihat beberapa penyebab perbedaan angka, misalnya: prinsip akuntansi,

size perusahaan, jenis industri, periode laporan, jenis perusahaan aspek

profit motive atau non profit motive.

5. Analisis rasio juga memiliki beberapa kelemahan.

a. Rasio ini diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat-sifat


(34)

tersendiri. Dan bukan tidak mungkin data akuntansi itu sendiri

mengandung data manipulasi atau kesalahan-kesalahan lainnya.

Perbedaan-perbedaan yang sama-sama boleh dalam akuntansi

misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data

keuangan yang berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi,

dan lain-lain.

b. Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk, analis harus hati-hati.

Turn over yang tinggi belum tentu baik. Mungkin perusahaan

melakukan obral besar-besaran dan cenderung mau bangkrut atau

mungkin jenis perusahaannya berbeda.

c. Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisis tidak

menggambarkan perubahan nilai uang dan tenaga belinya.

d. Hati-hati terhadap kemungkinan adanya window dressing, income

smoothing, atau laporan konsolidasi.

Teknik atau metode analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan

keuangan meliputi:

1. metode komparatif (perbandingan laporan keuangan dari tahun ke tahun),

2. seri trend/ angka indeks,

3. metode common size (bentuk awam),

4. analisis rasio, terdiri dari: likuiditas, solvabilitas, leverage, aktivitas, dan

profitabilitas,

5. analisis khusus, meliputi: ramalan kas, analisis perubahan posisi keuangan,


(35)

Metode analisis yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini adalah analisis rasio.

Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan

matematis dari dari pos-pos tertentu dalam laporan keuangan. Berdasarkan

sumber datanya, maka angka rasio dapat dibedakan antara:

1. rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu semua rasio yang

datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio,

acid test ratio,

2. rasio laporan laba rugi, yaitu angka-angka rasio yang dalam

penyusunannya semua datanya diambil dari laporan rugi laba,

misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio,

3. rasio-rasio antar laporan (interstatement ratios) ialah semua angka

rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya

dari laporan rugi laba, misalnya tingkat perputaran persediaan, tingkat

perputaran piutang.

Menurut Simangunsong (1991), pembagian angka rasio berdasarkan

tujuan analisis rasio terbagi menjadi empat bagian, yaitu rasio pengukuran

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio pengukuran efektivitas penggunaan aktiva, dan

rasio rentabilitas. Pihak RSU Dr. Pirngadi Medan menggunakan analisis laporan

keuangan yang hanya meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas. RSU Dr.

Pirngadi Medan tidak menggunakan perhitungan rasio rentabilitas (profitabilitas)

dalam menganalisis laporan keuangannya. Jadi, terdapat sedikit perbedaan dalam


(36)

Dr. Pirngadi Medan dan menurut Drs. M.P Simangunsong. Pembahasan terperinci

terhadap pembagian rasio dilakukan hanya sebatas pada yang digunakan dalam

tugas akhir ini.

1. Rasio pengukuran likuiditas, yaitu analisis rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh

tempo. Terdiri atas rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.

a. Rasio lancar (current ratio), yaitu rasio yang menunjukkan

hubungan (dalam perbandingan) antara aktiva lancar dengan

hutang jangka pendek. Angka rasio ini terutama menunjukkan

tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek (kemampuan

perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya). Rumus

rasio lancar:

current ratio =

lancar g

hu

lancar harta

tan x 100 %

b. Rasio cepat (quick ratio/acid test ratio), yaitu rasio yang

menunjukkan hubungan (dalam perbandingan) antara aktiva lancar

dikurang persediaan dengan hutang jangka pendek. Dengan

demikian, angka rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk membayar hutang jangka pendeknya tanpa

memperhitungkan persediaan. Tidak disertakannya persediaan

dalam aktiva lancar, karena persediaan memerlukan waktu yang

lama untuk direalisasi menjadi uang tunai. Rumus rasio cepat:

quick ratio =

lancar g

hu

persediaan lancar

aktiva

tan


(37)

c. Rasio kas (cash ratio/ ratio of immediate solvency), yaitu rasio

yang menunjukkan hubungan (dalam perbandingan) antara kas

ditambah efek dengan hutang jangka pendek. Angka rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang

jangka pendeknya, dengan hanya memperhitungkan uang tunai

serta efek. Dengan demikian, angka rasio ini menggambarkan

kemampuan yang lebih pasti dari perusahaan untuk membayar

hutang jangka pendeknya. Rumus rasio kas adalah:

cash ratio =

lancar g

hu

bank kas

tan

+ x 100%

2. Rasio pengukuran solvabilitas, yaitu analisis rasio untuk mengukur

kemampuan perusahan untuk membayar semua hutangnya (baik

jangka pendek maupun jangka panjang) apabila perusahaan

dibubarkan (dilikuidasi). Rasio solvabilitas terdiri atas rasio total

hutang terhadap total aktiva, dan rasio total hutang terhadap modal.

a. Rasio total hutang terhadap total aktiva (total debt to total asset

ratio), yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana hutang dapat

ditutupi oleh aktiva. Rasio ini sangat banyak digunakan dalam

analisis laporan keuangan sebab rasio ini menampakkan efek dari

solvabilitas keuangan. Supaya aman, porsi hutang terhadap aktiva

(assets) harus lebih kecil. Rumusnya adalah:

total debt to total assets ratio =

aktiva total

g hu total tan


(38)

b. Rasio hutang atas modal (total debt to equity ratio), yaitu rasio yang menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat

menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini

semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk

keamanan pihak luar yang meminjamkan dana, rasio adalah baik

jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal

sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen, rasio

leverage ini sebaiknya besar. Rumusnya yaitu:

total debt to equity ratio =

al total

g hu total

mod tan

x 100%

3. Rasio pengukuran efektivitas penggunaan aktiva, yaitu analisis rasio

yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemakaian aktiva yang

diinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan. Rasio ini sering juga

disebut sebagai rasio aktivitas.

a. Total asset turn over, yaitu rasio yang menunjukkan perputaran

aktiva diukur dari volume penjualan. Dengan kata lain seberapa

jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Rasio ini

digunakan RSU Dr. Pirngadi Medan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan aktiva menghasilkan pendapatan. Rumusnya adalah:

total assets turn over =

aktiva total

pendapa

total tan


(39)

b. Receivable turn over, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa cepat

penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan

piutang dilakukan dengan cepat. Rumusnya yaitu:

receivable turn over =

g piu

pendapa total

tan tan

x 1 kali

c. Average collection period, yaitu rasio yang menunjukkan berapa

lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek

periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang

digambarkan receivable turn over. Rumusnya adalah:

average collection period =

tan tan

pendapa total

rata rata g

piu

x 360 hari

d. Inventory turn over, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa cepat

perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin

besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan

penjualan berjalan cepat. Rumus dari inventory turn over adalah:

inventory turn over =

persediaan pendapa

total tan

x 1 kali

C. Analisis Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Dari laporan keuangan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, yaitu

neraca serta laporan realisasi pendapatan dan belanja pelayanan medik, peneliti

akan mengadakan perhitungan rasio-rasio keuangan serta analisis dan evaluasi


(40)

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio =

Lancar g

Hu

Lancar Aktiva

tan x 100%

Tahun 2006 =

745,00 9.159.253. Rp. .146,68 11.076.869 Rp.

x 100% = 121 %

Tahun 2007 =

.711,00 11.969.531 Rp. .408,46 26.405.070 Rp.

x 100% = 220 %

b. Cash Ratio =

gLancar Hu Bank Kas tan + x 100%

Tahun 2006 =

745,00 9.159.253. Rp. 74.252,34 Rp.5.387.2

x 100% = 59 %

Tahun 2007 =

.711,00 11.969.531 Rp. 567,15 5.814.565. Rp.

x 100% = 48 %

c. Quick ratio =

Lancar g Hu Persediaan Lancar Aktiva tan

x 100%

Tahun 2006 =

745,00 9.159.253. Rp. 4,34 503.154.69 Rp. -.146,68 11.076.869 Rp. x100% = 745,00 9.159.253. Rp. 714.452,34 Rp.10.573. x 100%

= 115 %

Tahun 2007= .711,00 11.969.531 Rp. 438,31 2.720.945. Rp. -.408,46 26.405.070 Rp. x 100% = .711,00 11.969.531 Rp. 124.970,15 Rp.23.684. x 100% = 198%


(41)

Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas Rumah Sakit Umum

Dr.Pirngadi Medan di atas, maka dapat disusun rasio likuiditas seperti

yang terlihat pada tabel:

Tabel 1 Rasio Likuditas

Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan Tahun 2006-2007

No. Nama Rasio Tahun 2006 Tahun 2007

1. Current Ratio 121 % 220 %

2. Cash Ratio 59 % 48 %

3. Quick Ratio 115 % 198 %

Sumber: RSU Dr.Pirngadi Medan, data diolah

1) Current Ratio

Current Ratio Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pada tahun

2006 adalah sebesar 121 %, artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar

dijamin pengembaliannya dengan aktiva lancar sebesar Rp. 1,21.

Pada tahun 2007, current ratio sebesar 220 %, artinya setiap Rp.

1,00 hutang lancar dijamin pengembaliannya dengan aktiva lancar

sebesar Rp. 2,20. Dari posisi ini terlihat adanya peningkatan current

ratio sebesar 99 % yang disebabkan oleh naiknya aktiva lancar yang

sangat signifikan pada tahun 2007 sebesar Rp. 15.328.201.261,78

dimana perbandingan kenaikannya tidak diikuti oleh hutang lancar


(42)

Peningkatan rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan rumah sakit

untuk melunasi hutang lancarnya bertambah baik sehingga dapat

dikatakan bahwa likuiditas rumah sakit semakin baik.

2) Cash Ratio

Cash Ratio Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pada tahun

2006 sebesar 59 % artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin

dengan kas dan bank sebesar Rp. 0,59 dan pada tahun 2007 sebesar

48 % artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan kas dan

bank sebesar Rp. 0,48. Posisi rasio ini menunjukkan adanya sedikit

penurunan sebesar 11 %, disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah

hutang lancar sebesar Rp. 2.810.277.966. Jumlah kas juga

mengalami kenaikan tetapi perbandingannya tidak sebesar hutang

lancar, yaitu hanya sebesar Rp. 427.291.314,81. Penurunan cash

ratio ini menunjukkan kemampuan rumah sakit untuk melunasi

hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang paling likuid yaitu kas

dan bank, kurang begitu baik. Dengan kata lain, ada kemungkinan

rumah sakit akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman.

3) Quick Ratio

Quick ratio pada tahun 2006 adalah 115 %, artinya setiap Rp.1,00

hutang lancar dijamin pengembaliannya dengan quick assets sebesar

Rp.1,15. Pada tahun 2007 sebesar 198 % artinya setiap Rp.1,00

hutang lancar dijamin pengembaliannya dengan quick assets sebesar


(43)

signifikan sebesar 83 % pada tahun 2007, yang disebabkan oleh

jumlah quick assets pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang

cukup tajam sebesar Rp.13.110.410.517,81 akibat jumlah aktiva

lancar pada tahun tersebut sangat besar. Peningkatan pada rasio ini

menunjukkan bahwa likuiditas rumah sakit semakin meningkat

karena kemampuan rumah sakit melunasi hutang lancarnya

bertambah baik.

2. Rasio Solvabilitas

a. Total Debt to Equity Ratio =

Modal Total g Hu Total tan x 100%

Tahun 2006 =

4.381,50 363.204.65 Rp. 745,00 9.159.253. Rp.

x 100% = 2,52%

Tahun 2007 =

4.042,46 361.315.14 Rp. .711,00 11.969.531 Rp.

x 100% = 3,31 %

b. Total Debt to Total Assets Ratio =

Aktiva Total g Hu Total tan x100%

Tahun 2006 =

0 .908.126,5 Rp.372.363 745,00 9.159.253. Rp.

x 100% = 2,46%

Tahun 2007 =

6 .675.753,4 Rp.373.284 .711,00 11.969.531 Rp.

x 100% = 3,21%

Rasio leverage Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan untuk


(44)

Tabel 2 Rasio Solvabilitas

Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan Tahun 2006 dan 2007

No. Nama Rasio Tahun 2006 Tahun 2007

1. Total Debt to Equity Ratio 2,52 % 3,31 % 2. Total Debt to Total Assets Ratio 2,46 % 3,21 % Sumber: RSU Dr.Pirngadi Medan, data diolah

1) Total Debt to Equity Ratio

Pada tahun 2006, total debt to equity ratio Rumah Sakit Umum Dr.

Pirngadi Medan adalah 2,52%, berarti setiap Rp.0,0252 total hutang

dapat dijamin oleh Rp.1,00 modal sendiri. Pada tahun 2007 adalah

3,31 % berarti setiap Rp. 0,0331 total hutang dapat dijamin oleh

Rp.1,00 modal sendiri. Dari posisi ini terlihat adanya kenaikan rasio

sebesar 0,79 % yang disebabkan oleh naiknya total hutang dan

turunnya modal sendiri. Peningkatan rasio ini menunjukkan kondisi

rumah sakit kurang begitu baik, dimana kemampuan rumah sakit

menurun dalam melunasi semua hutangnya dengan penggunaan modal

sendiri.

2) Total Debt to Total Assets Ratio

Pada tahun 2006, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan memiliki

total debt to total assets ratio sebesar 2,46 %, artinya setiap Rp.0,0246


(45)

2007, total debt to total assets ratio sebesar 3,21 % artinya setiap Rp.

0,0321 total hutang dijamin oleh Rp.1,00 total aktiva. Dari posisi ini

terlihat adanya peningkatan rasio sebesar 0,75 % disebabkan oleh

naiknya total aktiva sebesar Rp.920.767.626,96 tidak sebanding

dengan naiknya total hutang sebesar Rp.2.810.277.966,00. Dengan

adanya peningkatan rasio ini menunjukkan telah terjadi kenaikan

penggunaan hutang untuk membiayai kegiatan operasional rumah

sakit.

3. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turn Over =

Aktiva Total

Pendapa

Total tan

x 1 kali

Tahun 2006 =

0 .908.126,5 Rp.372.363 2.073,42 160.087.56 Rp.

x 1 kali = 0,43 kali

Tahun 2007 =

6 .675.753,4 Rp.373.284 .384,00 92.973.465 Rp.

x 1 kali = 0,25 kali

b. Receivable Turn Over =

g Piu Pendapa Total tan tan

x 1 kali

Tahun 2006 =

200,00 5.186.440. Rp. 2.073,42 160.087.56 Rp.

x 1 kali = 31 kali

Tahun 2007 =

.355,00 17.869.559 Rp. .384,00 92.973.465 Rp.

x 1 kali = 5,2 kali

c. Average Collection Period =

tan tan Pendapa Total rata Rata g Piu

x 360 hari

Tahun 2006 =

2.073,42 160.087.56 Rp. 200,00 5.186.440. Rp.


(46)

Tahun 2007 = .384,00 92.973.465 Rp. 5 , 777 . 999 . 527 . 11 . Rp

x 360 hari = 44,63 hari

d. Inventory Turn Over =

Persediaan Pendapa

Total tan

x 1 kali

Tahun 2006 =

4,34 503.154.69 Rp. 2.073,42 160.087.56 Rp.

x 1 kali = 318,16 kali

Tahun 2007 =

438,31 2.720.945. Rp. .384,00 92.973.465 Rp.

x 1 kali = 34, 17 kali

Rasio aktivitas Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan untuk

tahun 2006 dan 2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Rasio Aktivitas

Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan Tahun 2006 dan 2007

No. Nama Rasio Tahun 2006 Tahun 2007

1. Total Assets Turn Over 0,43 kali 0,25 kali 2. Receivable Turn Over 31 kali 5,2 kali 3. Average Collection Period 11,66 hari 44,63 hari 4. Inventory Turn Over 318,16 kali 34,17 kali Sumber: RSU Dr.Pirngadi Medan, data diolah

1) Total Assets Turn Over

Pada tahun 2006, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan memiliki

total assets turn over sebesar 0,43 kali, artinya dana yang tertanam


(47)

Pada tahun 2007, total assets turn over mengalami penurunan sebesar

0,18 kali menjadi 0,25 kali. Penurunan pada rasio ini menunjukkan

kurang efektifnya rumah sakit dalam menggunakan aktivanya untuk

memperoleh pendapatan.

2) Receivable Turn Over

Pada tahun 2006, perputaran piutang rumah sakit adalah 31 kali,

artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang

berputar sebanyak 31 kali. Pada tahun 2007, mengalami penurunan

tajam sebanyak 25,8 poin. Penurunan rasio ini menunjukkan bahwa

kemampuan rumah sakit dalam melakukan pengumpulan piutang

menurun secara drastis.

3) Average Collection Period

Pada tahun 2006, periode rata-rata pengumpulan piutang rumah sakit

mencapai 11,66 hari, artinya waktu yang dibutuhkan rumah sakit untuk

menagih piutang sebanyak 11,66 hari atau mendekati 12 hari. Pada

tahun 2007, periode pengumpulan piutang semakin lama yaitu

mencapai 44,63 hari atau mendekati 45 hari. Adanya peningkatan

waktu dalam penagihan piutang mengindikasikan bahwa kemampuan

rumah sakit dalam menagih piutang kepada pihak-pihak yang terlibat

semakin menurun.

4) Inventory Turn Over

Pada tahun 2006, perputaran persediaan rumah sakit adalah 318,16


(48)

persediaan berputar sebanyak 318,16 kali. Pada tahun 2007,

mengalami penurunan sangat tajam ke posisi 34,17 kali. Penurunan

rasio ini berarti bahwa persediaan terlalu berlebihan atau adanya

kemungkinan rumah sakit telah menemui kesulitan dalam menjual

persediaannya (obat). Biasanya pendapatan rumah sakit yang terbesar,

salah satunya diperoleh dari penjualan obat-obatan.

4. Rasio Profitabilitas

Perhitungan rasio ini tidak dapat dilakukan mengingat Rumah Sakit

Umum Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah Kota

Medan dimana pendapatan sekaligus sumber pembiayaannya sebagian

besar diperoleh dari hasil realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) yang secara rutin disediakan oleh pemerintah. Di samping itu,

peranan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan bukan untuk

memperoleh keuntungan (nonprofit motive oriented), tetapi semata-mata

pada fungsi sosial atau pelayanan masyarakat (public service oriented).

Karena keinginan mengejar laba tidak inklusif di dalam usaha dan

kegiatan lembaga pemerintahan, maka dalam akuntansi pemerintahan

pencatatan laba rugi tidak perlu dilakukan. Tetapi apabila dilihat dari segi

surplus/defisit, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan mengalami

peningkatan surplus pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 747. 596. 803, 66.

Hal ini menandakan pengelolaan keuangan dalam bentuk anggaran yang


(49)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian pada bab III tentang analisis rasio laporan keuangan pada

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, peneliti mengambil lima kesimpulan.

1. Likuiditas rumah sakit dalam dua tahun berturut-turut (tahun 2006-tahun

2007) mengalami kenaikan kecuali cash ratio. Untuk lebih jelasnya,

berikut akan diuraikan satu persatu secara terperinci.

a. Current ratio rumah sakit pada tahun 2006 adalah 121 % dan pada tahun

2007 mengalami kenaikan tajam sebesar 99 % menuju posisi 220 %. Hal

ini berarti jaminan aktiva lancar terhadap hutang lancar rumah sakit

mengalami peningkatan dan berada dalam posisi aman karena berada

diatas 200 %.

b. Cash ratio rumah sakit pada tahun 2006 adalah 59 % dan pada tahun 2007

mengalami sedikit penurunan sebesar 11 % menuju posisi 48 %. Hal ini

menunjukkan bahwa menurunnya kemampuan rumah sakit dalam

membayar hutang lancarnya dengan aktiva yang paling likuid, yaitu kas

dan bank yang tersedia.

c. Quick ratio rumah sakit pada tahun 2006 adalah 115 % dan pada tahun

2007 mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 83 % ke posisi

198 %. Hal ini menunjukkan kemampuan rumah sakit dalam melunasi


(50)

rumah sakit akan mudah mendapatkan pinjaman dari pihak yang memberi

atau berperan dalam proses pinjaman, seperti kreditor dan pihak/lembaga

pemberi pinjaman lainnya.

2. Dari rasio solvabilitas terlihat bahwa kondisi rumah sakit selama dua tahun

ini (tahun 2006-2007) kurang begitu baik.

a. Total debt to equity ratio rumah sakit pada tahun 2006 adalah 2,52% dan

pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 3,31%. Hal ini

menunjukkan bahwa modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk

keseluruhan hutang rumah sakit mengalami penurunan.

b. Total debt to total assets ratio rumah sakit selama dua tahun juga kurang

begitu baik, dimana terjadi peningkatan hutang untuk membiayai

operasional rumah sakit sebesar 0,75 %. Semakin besar rasio ini semakin

tidak baik. Hal ini menunjukkan risiko finansial yang harus ditanggung

rumah cukup besar karena beban bunga yang harus ditanggung juga cukup

besar. Dengan kata lain, kecil kemungkinan rumah sakit akan mendapat

kemudahan dalam mendapatkan pinjaman dari kreditur.

3. Ditinjau dari segi aktivitasnya, kondisi rumah sakit juga kurang begitu

baik. Hal ini dapat terlihat dari:

a. perputaran aktiva rumah sakit dari tahun 2006-2007 mengalami sedikit

penurunan sebanyak 0,18 poin, menunjukkan kurang efektifnya rumah

sakit dalam menggunakan aktivanya untuk meningkatkan pendapatan,

b. penurunan tajam perputaran piutang rumah sakit sebesar 25,8 poin serta


(51)

menggambarkan bahwa kurang efektifnya kemampuan rumah sakit dalam

melakukan penagihan piutang kepada pihak-pihak yang terlibat,

c. perputaran persediaan juga mengalami penurunan yang sangat signifikan

sebesar 283,99 poin, hal ini menggambarkan bahwa rumah sakit mendapat

kesulitan dalam menjual persediaan berupa obat-obatan.

4. Dilihat dari sisi profitabilitas, tidak dapat ditarik kesimpulan. Karena Rumah

Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit milik Pemerintah

Kota Medan, yang fungsinya lebih dominan pada fungsi sosial atau pelayanan

masyarakat (public service oriented). Akan tetapi pengelolaan keuangan

dalam bentuk anggaran yang disediakan pemerintah semakin baik. Rumah

Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan mengalami peningkatan surplus pada tahun

2007 sebesar Rp. 747. 596. 803,66.

5. Dilihat dari sisi keuangan yang telah peneliti analisis, maka prestasi rumah

sakit dalam mengelola keuangan dapat dikatakan baik dari sisi likuiditas &

surplus pengelolaan anggaran, tetapi kurang begitu baik dari sisi solvabilitas

dan aktivitas. Rumah sakit dalam keadaan likuid tetapi insolvable, yang

artinya rumah sakit dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek


(52)

B. SARAN

Peneliti akan memberikan lima saran yang berguna bagi perkembangan dan

kemajuan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan di masa yang akan datang.

1. Dilihat dari keadaan likuiditas rumah sakit yang mengalami peningkatan,

maka penulis menyarankan agar rumah sakit dapat terus mempertahankan

tingkat likuiditasnya dengan baik dari tahun ke tahun dan menambah jumlah

aktiva lancar terutama kas dengan cara meningkatkan penjualan obat-obatan

serta meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit sehingga Bed Occupancy

Rate (BOR) atau tingkat hunian rumah sakit bertambah.

2. Oleh karena kondisi solvabilitas rumah sakit kurang begitu baik, maka

diharapkan manajemen rumah sakit dapat memaksimalkan pengendalian

kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang agar apabila terjadi likuidasi,

rumah sakit tidak mengalami kesulitan dalam melunasi seluruh kewajibannya,

terutama kewajiban yang bersifat jangka panjang.

3. Dalam usaha meningkatkan rasio aktivitas, manajemen harus dapat

mengoptimalisasikan penggunaan aktiva untuk meningkatkan pendapatan,

sehingga tidak ada asset rumah sakit yang menganggur, serta usahakan

memberlakukan batas penagihan piutang yang jelas dan tegas kepada pihak

yang terlibat.

4. Untuk lebih meningkatkan surplus anggaran rumah sakit, peneliti

menyarankan perlu dilaksanakan minimalisasi belanja rumah sakit

(cost-minimalization). Upayakan untuk melakukan analisis biaya manfaat tiap kali


(53)

lainnya. Dengan catatan, minimalisasi belanja itu tidak mengganggu

kelancaran serta keefektifan jalannya aktivitas operasional normal rumah

sakit. Pemilihan program yang efektif dan efisien ini sangat membantu

meringankan anggaran.

5. Diharapkan prestasi keuangan RSU Dr. Pirngadi Medan semakin ditingkatkan

lagi dari tahun-tahun sebelumnya terutama dari segi solvabilitas dan aktivitas.

Pengelolaan dan pengendalian keuangan dengan benar serta pengambilan

keputusan keuangan yang cepat dan akurat akan meningkatkan prestasi rumah

sakit. Dengan begitu, kegiatan operasional dan pelayanan rumah sakit akan


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Edisi 1. Cetakan Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri. 1999. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan Kedua. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Cetakan ketiga belas. Penerbit Liberty: Yogyakarta

Ulum, Ihyaul. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Universitas Muhammadiyah Malang Press: Surabaya

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Penerbit Andi: Yogyakarta

Republik Indonesia. 2005. Standar Akuntansi Pemerintahan. Cetakan Pertama. Penerbit Fokusmedia: Bandung

Simangunsong, MP. 1991. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan Pertama. Penerbit CV Setia Beriman: Jakarta


(55)

BALAI PELAYANAN KESEHATAN RSU DR. PIRNGADI MEDAN N E R A C A

POSISI 31 DESEMBER 2007- 2006

A S S E T 2007 2006

A. Asset Lancar:

1. Kas

- Kas di bendahara pengeluaran

- Kas di bendahara penerima

- Kas di bendahara swakelola

2. Piutang

3. Persediaan

JUMLAH ASSET LANCAR

B. Asset Tetap

1. Tanah

2. Peralatan & mesin

- Alat Medis

- Peralatan RT & kantor

- Mesin

- Alat studio/komunikasi

- Kendaraan

3. Gedung & bangunan 4. Jalan, irigasi, dan jaringan 5. Asset tetap lainnya

- Benda bercorak seni/budaya

- Taman/tanaman

- Perpustakaan/buku

6. Konstruksi dalam pengerjaan 7. Dikurangi akumulasi penyusutan

JUMLAH ASSET TETAP

C. Asset Lainnya

Asset tak berwujud : 1. Scan finger

2. Pendataan

3. Nurse System

4. SIM RS

5. Sistem akuntansi 6. Dikurangi amortisasi

JUMLAH ASSET LAINNYA

D. Asset Lain-Lain 1. Barang rusak/afkir

JUMLAH ASSET

Rp. 2.275.108.438,00 Rp. 31.259.812,00 Rp. 3.508.197.317,15 Rp. 17.869.559.355,00 Rp. 2.720.945.438,31

Rp. 2.745.383.948,34 Rp. 2.641.890.304,00

- Rp. 5.186.440.200,00 Rp. 503.154.694,34 Rp. 26.405.070.408,46 Rp. 11.076.869.146,68

Rp. 83.765.120.000,00 Rp.192.336.839.985,50 Rp. 6.025.216.065,00 Rp. 7.321.135.000,00 Rp. 1.255.730.000,00 Rp. 1.683.990.000,00 Rp. 88.492.708.615,00 Rp. 553.592.050,00 Rp. 11.000.000,00 Rp. 1.814.916.875,00 Rp. 12.997.330,00 Rp. 970.453.000,00 Rp.(39.754.361.888,00)

Rp. 83.765.120.000,00 Rp.187.804.554.635,50 Rp. 4.577.431.065,50 Rp. 7.308.135.000,00 Rp. 1.157.700.000,00 Rp. 1.683.990.000,00 Rp. 88.492.708.615,00 Rp. 553.592.050,00 Rp. 15.887.000,00 Rp. 1.814.916.875,00

- -

Rp.(17.936.873.110,68)

Rp.344.489.337.032,50 Rp.359.237.162.129,82

Rp. 298.500.000,00 Rp. 144.800.000,00 Rp. 145.860.000,00 Rp. 1.343.142.000,00 Rp. 199.526.750,00 Rp. (114.764.537,50)

Rp. 298.500.000,00 Rp. 144.800.000,00 Rp. 145.860.000,00 Rp. 917.444.000,00 Rp. 199.526.750,00 Rp. (29.458.000,00) Rp. 2.017.064.212,50 Rp. 1.676.672.750,00

Rp. 373.204.100,00 Rp. 373.204.100,00

Rp.373.284.675.753,46 Rp.372.363.908.126,50

KEWAJIBAN 2007 2006

E. Kewajiban

- Kewajiban Jangka Pendek

1. Hutang Internal 2. Hutang pihak III

3. Hutang KSO/Swakelola

JUMLAH KEWAJIBAN JK.PENDEK

Rp. 5.877.471.000,00 -

Rp. 6.092.060.711,00

Rp. 4.306.318.037,00 Rp. 4.852.935.708,00

-


(56)

- Kewajiban Jangka Panjang

JUMLAH KEWAJIBAN JK.PANJANG

JUMLAH KEWAJIBAN

F. Ekuitas

- Ekuitas Dana Lancar

1. SILPA

2. Over Target

3. Kas di Bendahara Penerima

4. Kas di Instansi Swakelola

5. Cadangan Piutang

6. Cadangan Persediaan

7. Dana yang disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR

- Ekuitas Dana Investasi 1. Diinvestasikan dalam Asset Tetap 2. Diinvestasikan dalam Asset Lainnya 3. Diinvestasikan dalam Asset Lain-Lain

JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI

JUMLAH EKUITAS DANA

JUMLAH KEWAJIBAN&EKUITAS DANA

- -

- -

Rp. 11.969.531.711,00 Rp. 9.159.253.745,00

Rp. 2.275.108.438,00 -

Rp. 31.259.812,00 Rp. 3.508.197.317,15 Rp. 17.869.559.355,00 Rp. 2.720.945.486,31 Rp. (11.969.531.711,00)

Rp. 1.057.339.754,34 Rp. 4.329.934.498,00

- -

Rp. 5.186.440.200,00 Rp. 503.154.694,34 Rp. (9.159.253.745,00)

Rp. 14.435.538.697,46 Rp. 1.917.615.401,68

Rp. 344.489.337.032,50 Rp. 2.017.064.212,50 Rp. 373.204.100,00

Rp. 359.237.162.129,82 Rp. 1.676.672.750,00 Rp. 373.204.100,00 Rp. 346.879.605.345,00 Rp. 361.287.038.979.82 Rp. 361.315.144.042,46 Rp. 363.204.654.381,50

Rp. 373.284.675.753,46 Rp. 372.363.908.126,50 Sumber: Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Edisi 1. Cetakan Pertama. Penerbit

Erlangga: Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri. 1999. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 1.

Cetakan Kedua. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Cetakan ketiga belas.

Penerbit Liberty: Yogyakarta

Ulum, Ihyaul. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Universitas Muhammadiyah

Malang Press: Surabaya

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Penerbit Andi: Yogyakarta

Republik Indonesia. 2005. Standar Akuntansi Pemerintahan. Cetakan Pertama.

Penerbit Fokusmedia: Bandung

Simangunsong, MP. 1991. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1.

Cetakan Pertama. Penerbit CV Setia Beriman: Jakarta


(2)

BALAI PELAYANAN KESEHATAN RSU DR. PIRNGADI MEDAN

N E R A C A

POSISI 31 DESEMBER 2007- 2006

A S S E T

2007

2006

A.

Asset Lancar:

1.

Kas

-

Kas di bendahara pengeluaran

-

Kas di bendahara penerima

-

Kas di bendahara swakelola

2.

Piutang

3.

Persediaan

JUMLAH ASSET LANCAR

B.

Asset Tetap

1.

Tanah

2.

Peralatan & mesin

-

Alat Medis

-

Peralatan RT & kantor

-

Mesin

-

Alat studio/komunikasi

-

Kendaraan

3.

Gedung & bangunan

4.

Jalan, irigasi, dan jaringan

5.

Asset tetap lainnya

-

Benda bercorak seni/budaya

-

Taman/tanaman

-

Perpustakaan/buku

6.

Konstruksi dalam pengerjaan

7.

Dikurangi akumulasi penyusutan

JUMLAH ASSET TETAP

C.

Asset Lainnya

Asset tak berwujud :

1.

Scan finger

2.

Pendataan

3.

Nurse System

4.

SIM RS

5.

Sistem akuntansi

6.

Dikurangi amortisasi

JUMLAH ASSET LAINNYA

D.

Asset Lain-Lain

1.

Barang rusak/afkir

JUMLAH ASSET

Rp. 2.275.108.438,00

Rp. 31.259.812,00

Rp. 3.508.197.317,15

Rp. 17.869.559.355,00

Rp. 2.720.945.438,31

Rp. 2.745.383.948,34

Rp. 2.641.890.304,00

-

Rp. 5.186.440.200,00

Rp. 503.154.694,34

Rp. 26.405.070.408,46

Rp. 11.076.869.146,68

Rp. 83.765.120.000,00

Rp.192.336.839.985,50

Rp. 6.025.216.065,00

Rp. 7.321.135.000,00

Rp. 1.255.730.000,00

Rp. 1.683.990.000,00

Rp. 88.492.708.615,00

Rp. 553.592.050,00

Rp. 11.000.000,00

Rp. 1.814.916.875,00

Rp. 12.997.330,00

Rp. 970.453.000,00

Rp.(39.754.361.888,00)

Rp. 83.765.120.000,00

Rp.187.804.554.635,50

Rp. 4.577.431.065,50

Rp. 7.308.135.000,00

Rp. 1.157.700.000,00

Rp. 1.683.990.000,00

Rp. 88.492.708.615,00

Rp. 553.592.050,00

Rp. 15.887.000,00

Rp. 1.814.916.875,00

-

-

Rp.(17.936.873.110,68)

Rp.344.489.337.032,50

Rp.359.237.162.129,82

Rp. 298.500.000,00

Rp. 144.800.000,00

Rp. 145.860.000,00

Rp. 1.343.142.000,00

Rp. 199.526.750,00

Rp. (114.764.537,50)

Rp. 298.500.000,00

Rp. 144.800.000,00

Rp. 145.860.000,00

Rp. 917.444.000,00

Rp. 199.526.750,00

Rp. (29.458.000,00)

Rp. 2.017.064.212,50

Rp. 1.676.672.750,00

Rp. 373.204.100,00

Rp. 373.204.100,00

Rp.373.284.675.753,46

Rp.372.363.908.126,50

KEWAJIBAN

2007

2006

E.

Kewajiban

-

Kewajiban Jangka Pendek

1.

Hutang Internal

2.

Hutang pihak III

3.

Hutang KSO/Swakelola

JUMLAH KEWAJIBAN JK.PENDEK

Rp. 5.877.471.000,00

-

Rp. 6.092.060.711,00

Rp. 4.306.318.037,00

Rp. 4.852.935.708,00

-


(3)

-

Kewajiban Jangka Panjang

JUMLAH KEWAJIBAN JK.PANJANG

JUMLAH KEWAJIBAN

F.

Ekuitas

-

Ekuitas Dana Lancar

1.

SILPA

2.

Over Target

3.

Kas di Bendahara Penerima

4.

Kas di Instansi Swakelola

5.

Cadangan Piutang

6.

Cadangan Persediaan

7.

Dana yang disediakan untuk

pembayaran hutang jangka pendek

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR

-

Ekuitas Dana Investasi

1.

Diinvestasikan dalam Asset Tetap

2.

Diinvestasikan dalam Asset Lainnya

3.

Diinvestasikan dalam Asset Lain-Lain

JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI

JUMLAH EKUITAS DANA

JUMLAH KEWAJIBAN&EKUITAS DANA

-

-

-

-

Rp. 11.969.531.711,00

Rp. 9.159.253.745,00

Rp. 2.275.108.438,00

-

Rp. 31.259.812,00

Rp. 3.508.197.317,15

Rp. 17.869.559.355,00

Rp. 2.720.945.486,31

Rp. (11.969.531.711,00)

Rp. 1.057.339.754,34

Rp. 4.329.934.498,00

-

-

Rp. 5.186.440.200,00

Rp. 503.154.694,34

Rp. (9.159.253.745,00)

Rp. 14.435.538.697,46

Rp. 1.917.615.401,68

Rp. 344.489.337.032,50

Rp. 2.017.064.212,50

Rp. 373.204.100,00

Rp. 359.237.162.129,82

Rp. 1.676.672.750,00

Rp. 373.204.100,00

Rp. 346.879.605.345,00

Rp. 361.287.038.979.82

Rp. 361.315.144.042,46

Rp. 363.204.654.381,50

Rp. 373.284.675.753,46

Rp. 372.363.908.126,50

Sumber: Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan


(4)

BALAI PELAYANAN KESEHATAN RSU DR. PIRNGADI MEDAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA POSISI 31 DESEMBER 2007- 2006

PENDAPATAN 2007 2006

I. Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan A. MEDIS

1. Rawat Jalan 2. Rawat Inap

Jumlah Pendapatan Medis

B. NON MEDIS 1. Karcis

2. Surat Keterangan 3. Diklit

4. Loundry 5. Kemotoran 6. Lain-Lain:

- Pendapatan Lain-Lain

- Saldo Awal

Jumlah Pendapatan Non Medis JUMLAH PENDAPATAN SWADANA (A+B)

II. Pendapatan Transfer C. TRANSFER

1. Transfer dari Pemerintah Pusat (APBN) 2. Transfer dari Pemerintah Daerah (APBD)

JUMLAH PENDAPATAN TRANSFER JUMLAH PENDAPATAN

Rp. 3.726.031.570,00 Rp. 39.734.295.066,00

Rp. 9.027.230.088,00 Rp. 39.661.659.278,00 Rp. 43.460.326.636,00 Rp. 48.688.889.366,00 Rp. 604.835.500,00

Rp. 24.895.000,00 Rp. 2.747.015.000,00 Rp. 2.325.000,00 Rp. 128.150.000,00 Rp. 707.521.199,00

-

Rp. 368.103.500,00 Rp. 17.565.000,00 Rp. 1.560.831.000,00 Rp. 1.810.000,00 Rp. 164.200.000,00 Rp. 945.357.751,00 Rp. 3.889.286.469,00 Rp. 4.214.741.699,00 Rp. 6.947.153.720,00 Rp. 47.675.068.335,00 Rp. 55.636.043.086,00

Rp. 4.028.292.454,00 Rp. 41.270.104.595,00

Rp. 2.640.600.000,00 Rp. 101.810.918.987,42 Rp. 45.298.397.049,00 Rp. 104.451.518.987,42 Rp. 92.973.465.384,00 Rp. 160.087.562.073,42

B E L A N J A 2007 2006

D. BELANJA OPERASIONAL 1. Belanja Pegawai

- Swadana

- APBD

- APBN

Jumlah Belanja Pegawai

2. Belanja Barang

- Swadana

- APBD

- APBN

Jumlah Belanja Barang

3. Belanja Pemeliharaan (swadana) 4. Belanja Jasa

- Swadana

- APBD

- APBN

Jumlah Belanja Jasa

5. Belanja Perjalanan Dinas 6. KSO Swakelola

JUMLAH BELANJA OPERASIONAL

Rp. 20.575.702.392,00 Rp. 36.231.046.595,00 Rp. 20.369.000,00

Rp. 22.458.199.141,00 Rp. 37.184.711.542,00

- Rp. 56.827.117.987,00 Rp. 59.642.910.683,00 Rp. 9.452.872.320,00

-

Rp. 8.341.604,00

Rp. 12.084.219.464,00 Rp. 841.064.750,00

- Rp. 9.461.213.924,00 Rp. 12.925.284.214,00 Rp. 4.183.483.222,00

Rp. 553.271.959,00 -

Rp. 2.947.600.000,00

Rp. 2.710.157.984,00 Rp. 1.725.047.882,66 Rp. 1.760.677.695,42

- Rp. 3.500.871.959,00 Rp. 3.485.725.578,08 Rp. 124.305.100,00

Rp. 5.220.129.369,00

Rp. 149.803.300,00 Rp. 7.032.471.825,00 Rp. 79.317.121.561,00 Rp. 85.946.353.584,08


(5)

E. BELANJA MODAL 1. Mesin & Peralatan

1.1 Mesin

- Swadana

Jumlah Mesin

1.2 Alat Kesehatan

- Swadana

- APBD

- APBN

Jumlah Alat Kesehatan

1.3 Peralatan Kantor & RT

- Swadana

- APBD

Jumlah Peralatan Kantor & RT

1.4 Peralatan Studio & Komunikasi

- Swadana

- APBD

Jumlah Peralatan Studio/Komunikasi Jumlah Mesin & Peralatan

2. Konstruksi dalam Pengerjaan

- APBD 3. Asset Tetap Lainnya

- Swadana

Jumlah Asset Tetap Lainnya

4. Asset Lainnya

- Swadana

JUMLAH BELANJA MODAL

F. BELANJA LAIN-LAIN 1. Komunikasi 2. Dokumentasi

JUMLAH BELANJA LAIN-LAIN

JUMLAH BELANJA

Rp. 13.000.000,00 Rp. 200.950.500,00 Rp. 13.000.000,00 Rp. 200.950.500,00 Rp. 115.539.500,00

Rp. 417.164.000,00 Rp. 3.999.581.850,00

Rp. 2.414.403.000,00 Rp. 62.024.465.00,00 Rp. 2.640.600.000,00 Rp. 4.532.285.350,00 Rp. 67.079.468.000,00 Rp. 770.437.000,00

Rp. 672.461.000,00

- - Rp. 1.442.898.000,00 - Rp. 66.650.000,00

Rp. 31.380.000,00

- - Rp. 98.030.000,00 - Rp. 6.086.213.350,00 - Rp. 970.453.000,00

Rp. 12.997.330,00

- Rp. 330.389.000,00 Rp. 12.997.330,00 Rp. 330.389.000,00 Rp . 425.698.000,00 Rp. 1.116.970.750,00 Rp. 7.495.361.680,00 Rp. 68.727.778.250,00 Rp. 34.002.500,00

Rp. 36.000.000,00

Rp. 34.187.400,00 Rp. 35.860.000,00 Rp. 70.002.500,00 Rp. 70.047.400,00 Rp. 86.882.485.741,00 Rp. 154.744.179.234,08

SURPLUS/DEFISIT Rp. 6.090.979.643,00 Rp. 5.343.382.839,34

PEMBIAYAAN

Penerimaan Pembiayaan: Penggunaan SILPA

JUMLAH PENERIMAAN

Pengeluaran Pembiayaan: Pembayaran hutang

1. Internal

2. KSO & Swakelola

3. Mesin Loundry (pihak III)

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN NETTO

SISA LEBIH PEMBIAYAAN

Rp. 5.343.382.540,00 - Rp. 5.343.382.540,00 - Rp. 4.306.318.037,00 - Rp. 4.384.051.208,00

Rp. 468.884.500,00

- - Rp. (9.159.253.745,00) - Rp. (3.815.871.205,00) - Rp. 2.275.108.438,00 -


(6)

BAGAN ORGANISASI

BADAN PELAYANAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI KOTA MEDAN

KEPALA

WALIKOTA

SUB BAG PERLENGKAPAN

SUB BAG KEPEGAWAIAN

SUB BAG AKUNTANSI KEUANGAN DAN

MOBILISASI DANA SUB BAG

PENYUSUNAN ANGGARAN, PERBENDAHARAAN

DAN VERIFIKASI SUB BAG

TATA USAHA

SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

BIDANG PERENCANAAN DAN REKAM MEDIK

DEWAN PENYANTUN

BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN

PENUNJANG MEDIS

BIDANG PENDIDIKAN DAN PENELITIAN BIDANG

KEPERAWATAN

SUB BIDANG PENYUSUNAN PROGRAM DAN LAPORAN

BIDANG PEMELIHARAAN

SUB BIDANG RUJUKAN

SUB BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUB BIDANG

PELAYANAN KEPERAWATAN

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

SARANA MEDIS

SUB BIDANG KETENAGAAN, PEMELIHARAAN MUTU

DAN FASILITAS PELAYANAN MEDIS

SUB BIDANG PENGENDALIAN MUTU

KEPERAWATAN

SUB BIDANG PENELITIAN

SUB BIDANG PEMELIHARAAN SARANA

NON MEDIS SUB BIDANG

REKAM MEDIK

SUB BIDANG PENGELOLAAN DATA

REKAM MEDIK, RAWAT JALAN DAN

RAWAT INAP

SUB BIDANG KETENAGAAN DAN PENGEMBANGAN SDM

KEPERAWATAN SUB BIDANG

PENUNJANG MEDIS

SUB BIDANG KEBERSIHAN, KEAMANAN

DAN KETERTIBAN SUB BIDANG