Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Makanan Penggolongan Bahan Tambahan Pangan

2.2 Bahan Tambahan Pangan

Bahan Tambahan Pangan Food Additive adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. Jadi bahan tambahan pangan ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar memiliki kualitas yang meningkat Budiyanto, 2004. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722MenkesPerIX1988 tentang bahan tambahan pangan atau aditif adalah suatu bahan yang ditambahkan dan dicampurkan ke dalam bahan pangan sewaktu pengolahan untuk meningkatkan mutu.

2.2.1 Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Makanan

Menurut Syah 2005 secara khusus tujuan penggunaannya bahan tambahan adalah untuk : a. Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut. b. Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera. c. Meningkatkan kualitas makanan. d. Menghemat biaya e. Mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan.

2.2.2 Penggolongan Bahan Tambahan Pangan

Pengelompokkan bahan tambahan makanan yang diizinkan penggunaanya dalam makanan menurut Permenkes RI No. 722PerIX88 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Antioksidan, fungsinya melindungi suatu hasil produk terhadap pengaruh proses oksidasi warna dan baunya. Contoh : Asam Askorbat, digunakan sebagai antioksidan pada produk daging dan ikan serta sari buah kalengan, Butil Hidroksianisol BHA dipakai sebagai antioksidan pada lemak, minyak dan margarine. b. Pengatur Asam adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman. Contoh : Asam Asetat, Asam Sitrat, Asam Malat, Asam Suksinat, Asam Tartrat dan Asam Laktat. c. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Contoh : Sakarin, Siklamat, Aspartam. d. Pemutih, digunakan dalam produksi tepung agar warna putih yang merupakan ciri khas tepung dapat terjaga dengan baik. Contoh : Benzoil Peroksida. e. Pengental, bahan makanan yang berupa cairan dapat dikentalkan dengan menggunakan gumi dan bahan polimer sintetik. Contoh ; Ekstrak rumput laut, Gelatin. f. Pengawet adalah bahan tambahan yang digunakan untuk menghambat fermentasi atau penguraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Universitas Sumatera Utara Contoh : Asam Benzoat dan garamnya, Asam Sorbat serta garam dan kaliumnya, efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi, biasanya dipakai pada keju, margarin, acar, buah kering, dan jelli, pekatan sari buah, minuman ringan mengandung CO 2. g. Pengeras adalah bahan tambahan yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh : Aluminium Sulfat, Kalsium Klorida, Kalsium Glukonat dan Kalsium Sulfat pada buah yang dikalengkan misalnya apel dan tomat. h. Penyedap rasa adalah bahan tambahan yang diberikan untuk menambahkan atau mempertegas rasa atau aroma. Contoh : MSG Monosodium Glutamate. i. Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberikan warna pada makanan. Contoh : Tartrazin kuning jingga, Carmoisine merah.

2.2.3 Penyimpangan Penggunaan Bahan Tambahan Makanan