VALIDASI METODE PENENTUAN KADAR SAKARIN DALAM MINUMAN RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI.

VALIDASI METODE PENENTUAN KADAR SAKARIN DALAM
MINUMAN RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Oleh :

Tiasina Harahap
NIM 408231048
Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Kuasa dan Maha Rahman, pemilik jiwa segala makhluk, atas segala nikmat
yang diberikan termasuk nikmat kesehatan dan waktu sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya dan shalawat beriring salam
kepada Rasulullah SAW sang pemberi cahaya dan teladan yang baik. Adapun
tema dan sekaligus menjadi judul dari penelitian yang dilakukan sejak bulan
September 2012 ini adalah “Validasi Metode Penentuan Kadar Sakarin Dalam
Minuman Ringan Dengan Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
mulai dari penyusunan proposal penelitian, pengajuan proposal, pelaksanaan
penelitian hingga penyusunan skripsi, antara lain Bapak Agus Kembaren, S.Si,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing, memberikan
ilmu dan meluangkan waktunya, serta Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S., Ibu
Ir. Nurfajriani, M.Si., dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si. yang telah banyak
memberikan saran perbaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
seluruh pegawai jurusan kimia dan laboran kimia terkhusus kepada Bapak Eriadi,
S.Pd, Bapak M. Nizam, S.Si dan Ibu Minda, S.Si, yang telah banyak memberikan
bantuan demi kelancaran penelitian, teman-teman Kimia Nondik Angkatan 2008
terkhusus kepada Preddy Westli; Rocky; Ali; Yuliana; Ficka; Maya; Mala; Aulia;

Dian; Hetty; Maysaroh; Tetty atas bantuannya dan motivasinya dan Eriska Nova
Yunita selaku teman berbagi dan diskusi dari awak sampai skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik, semoga apa yang telah kita jalani menjadi ilmu dan
pengalaman yang bermanfaat.
Dan teman-teman di UKM-Islam Ar-Rahman Unimed terkhusus temanteman di Departemen Syiar dan Pelayanan Kampus , saudara-saudara saya di
Pondokan Mumtahanah; Kak Ningsih; Tusilawati; Ida Marohana; Arfah halimah;
Wardani; Syahrina; Rahmah; Nurhayati; para sahabat saya yang saya sayangi
karena Allah antara lain Anita, Syafina Indriani, Yeni Septiani, Rusmini,
Nurhasanah Sidabalok, Nurhayati Ritonga, Nurhalimah Hsb, Riana Siska

Validasi Metode Penentuan Kadar Sakarin Dalam Minuman Ringan Dengan
Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Tiasina Harahap (408231048)
ABSTRAK
Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian
terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium
untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui validasi metode dalam penentuan kadar sakarin dalam
minuman ringan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

Larutan standar Na-Sakarin konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100 ppm
dan sampel dilarutkan dalam fase gerak campuran metanol dengan
dapar posfat (60:40) dengan menggunakan kolom C18, kecepatan
alir 1 mL/menit, volume injeksi 20 µ L, temperatur kolom 24oC dan
panjang gelombang UV 265 nm. Parameter validasi yang diuji
antara lain linieritas, presisi, akurasi, LOD, LOQ, selektifitas. Hasil
dari parameter validasi metode yang diuji antara lain linieritas
dengan koefisien korelasi (R) = 0,998702, presisi dengan SBR =
0,192%, akurasi dengan % recovery = 100,26%, LOD sebesar
0,172 ppm, LOQ sebesar 0,573 ppm, selektifitas dengan resolusi
(Rs) = 0,2. Kadar sakarin dalam sampel Sprite Zero sebesar 117,6
mg/kg. Dari nilai parameter validasi yang diperoleh menunjukkan
bahwa metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dapat digunakan
sebagai metode dalam menentukan kadar sakarin dalam minuman
ringan.
Kata Kunci : Validasi, Parameter, Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi, Pemanis Buatan, Sakarin, Minuman Ringan,
Metanol dan Dapar Posfat.

DAFTAR ISI


Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi


v

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

BAB I. PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Identifikasi Masalah


4

1.3. Batasan Masalah

4

1.4. Rumusan Masalah

4

1.5. Tujuan Penelitian

5

1.6. Manfaat Penelitian

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


6

2.1. Kerangka Teoritis

6

2.1.1. Validasi Metode Analisis

6

2.1.1.1. Akurasi (Kecermatan)

7

2.1.1.2. Presisi (Keseksamaan)

7

2.1.1.3. Selektifitas (spesifisitas)


8

2.1.1.4. Linearitas dan Rentang

8

2.1.1.5. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

9

2.1.1.6. Ketangguhan (Ruggedness)

10

2.1.1.7. Kekuatan (Robustness)

10

2.1.2. Pemanis Buatan


10

2.1.3. Minuman Ringan

12

2.1.4. Sakarin

12

2.1.4.1. Pengaruh Sakarin Terhadap Kesehatan

14

2.1.4.2. Struktur, Sifat Fisika dan Kimia Sakarin

15

2.1.5. Kromatografi


17

2.1.5.1. KCKT

17

2.1.5.1.1. Sejarah

17

2.1.5.1.2. Kelebihan dan Kekurangan KCKT

18

2.1.5.1.3. Komponen KCKT

19

2.1.5.1.3.1. Reservoir Pelarut


19

2.1.5.1.3.2. Pompa (Pump)

20

2.1.5.1.3.3. Injektor (Injector)

20

2.1.5.1.3.4. Kolom (Coloum)

21

2.1.5.1.3.5. Detektor

22

2.1.5.1.3.6. Fase Gerak

22

BAB III. METODE PENELITIAN

24

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

24

3.2. Alat dan Bahan

24

3.2.1. Alat

24

3.2.2. Bahan

24

3.3. Prosedur Penelitian

25

3.3.1. Metode KCKT

25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

29

4.1.1. Hasil Optimasi Kondisi KCKT

29

4.1.2. Hasil Uji Linieritas Standar

32

4.1.3. Hasil Uji Presisi

34

4.1.4. Hasil Uji Akurasi

34

4.1.5. Hasil Uji Limit Deteksi dan Limit Kuantitasi

35

4.1.6. Hasil Uji Selektifitas

36

4.1.7. Hasil Uji Kadar Sampel

38

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

39

5.1. Kesimpulan

40

5.2. Saran

40

Daftar Pustaka

41

Lampiran

45

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

45

Lampiran 2. Perhitungan

49

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1. Batas Maksimal Penggunaan Pemanis

12

Buatan Pada Produk Minuman (Beverages)
di Indonesia, Uni Eropa, dan Amerika
Tabel 2.2. Batas Penggunaan Sakarin, INS. No.954

14

Berdasarkan Katagori Pangan SNI 01-6993-2004
Tabel 4.1. Luas Area, Tinggi Puncak dan Waktu Retensi
Kromatogram Larutan Standar Sakarin Dengan
Konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100 ppm

32

Tabel 4.2. Nilai a, b, dan R Pada Persamaan Garis Regresi
Linier Untuk Setiap Replikasi Deret Standar
Tabel 4.3. Data Hasil Uji Akurasi

33
35

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Serbuk Sakarin

13

Gambar 2.2. Struktur Kimia Sakarin

15

Gambar 2.3. Struktur Kimia Na-sakarin

15

Gambar 2.4. Diagram Blok KCKT

19

Gambar 3.1. Skema Metode KCKT

26

Gambar 3.2. Skema Prosedur Penetuan Selektifitas

27

Gambar 3.3. Skema Prosedur Penentuan Linearitas

27

Gambar 3.4. Skema Prosedur Penentuan Presisi dan Akurasi

28

Gambar 3.5. Skema Prosedur Penentuan LD dan LQ

28

Gambar 4.1. Kromatogram Larutan Standar Sakarin Pada
Perbandingan Komposisi Fase Gerak (a) 60:40,
(b) 70:30, (c) 80:20

30

Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Deret Standar Vs Luas Area
Kromatogram

33

Gambar 4.3. Kromatogram Standar (a) siklamat, (b) sakarin

37

Gambar 4.4. Sampel Minuman Ringan Sprite Zero

39

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita,
2004). Dengan kata lain tujuan dari validasi metode analisis adalah untuk
mengkonfirmasi atau memastikan metode analisis yang dipakai sesuai untuk
peruntukannya. Menurut Harmita (2004), beberapa parameter analisis yang harus
dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan didefenisikan
sebagaimana cara penentuannya. Adapun parameter-parameter tersebut antara lain
adalah akurasi (kecermatan), presisi (keseksamaan), selektifitas, linieritas dan
rentang, batas deteksi dan batas kuantitas, ketangguhan metode, kekuatan metode.
Apabila parameter-parameter ini dapat dipertanggungjawabkan maka suatu
metode analisis dapat dikatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis rutin.
Semakin pesatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman di
Indonesia khususnya makanan dan minuman siap saji, mengakibatkan
peningkatan produksi minuman ringan yang beredar di masyarakat. Pada
minuman ringan ini sering ditambahkan beberapa zat tambahan seperti pengawet
dan pemanis buatan (Artificial Sweeterner) yang kadarnya dalam minuman
tersebut perlu diperhatikan, karena konsumsi yang berlebih akan menyebabkan
gangguan pada kesehatan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya zat tambahan
seperti pengawet dan pemanis buatan adalah senyawa kimia yang merupakan
bahan asing yang masuk kedalam tubuh bersama dengan bahan pangan yang
dikonsumsi yang apabila dosis dan pemakaiannya tidak diatur dan diawasi maka
dapat menimbulkan kerugian bagi pemakainya. Kerugian ini dapat bersifat
langsung seperti keracunan ataupun yang tidak bersifat langsung atau kumulatif
misalnya apabila bahan pengawet bersifat karsinogenik.

Dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah dapat dijumpai berbagai
produk produksi pabrik yang menggunakan bahan tambahan pangan (food
additives) termasuk didalamnya pemanis buatan yang sengaja ditambahkan untuk
meningkatkan cita rasa, aroma dan penampilan fisik makanan atau minuman.
Pemanis buatan begitu diminati karena selain memilki tingkat kemanisan yang
tinggi dibandingkan dengan gula, harga dipasaran pun cukup murah. Beberapa
pemanis buatan yang sering digunakan antara lain adalah sakarin, siklamat,
aspartam, silitol, sorbitol, alitam, asesulfam-k, isomalt, sukralosa, neotam, laktitol,
maltitol dan manitol.
Sakarin sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa
kalsium,

kalium,

dan

natrium

sakarin

dengan

rumus

kimia

(C14H8CaN2O6S2.3H2O), (C7H4KNO3S.2H2O), dan (C7H4NaNO3S.2H2O). Secara
umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau aromatik
lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Sakarin memiliki tingkat
kemanisan relatif sebesar 300 sampai dengan 500 kali tingkat kemanisan sukrosa
tanpa nilai kalori (SNI 01-6993-2004). Penggunaan sakarin tergantung intensitas
kemanisan yang dikehendaki. Pada konsentrasi tinggi, sakarin akan menimbulkan
rasa pahit-getir (nimbrah), hal ini disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari
proses sintesis (Winarno, 1991). Natrium sakarin didalam tubuh tidak mengalami
metabolisme sehingga diekskresikan melalui urine tanpa perubahan kimia
(Cahyadi, 2006). Meskipun pemakaian sakarin diperbolehkan sebagai bahan
tambahan makanan namun pemakaiannya harus dibatasi karena mempunyai efek
yang membahayakan kesehatan.
Untuk menghindari dampak tersebut diatas maka telah ditetapkan batasan
maksimum sakarin kategori minuman ringan berkarbonasi dan non-karbonasi
sebesar 500 mg/kg (SNI 01-6993-2004). Namun, terkait masalah penambahan
pemanis buatan dalam minuman masih terdapat kadar sakarin atau garamnya yang
melebihi ambang batas dalam minuman yang beredar di pasaran seperti pada
penelitian Ranitha Sinulingga (2004) yang mendapatkan kadar natrium sakarin
dalam es doger yang termasuk kategori minuman jajanan yang dipasarkan di SD
Negeri No. 064025 Jln. Flamboyan Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan

Medan Tuntungan sebanyak 310,5 mg/kg dari batas maksimal 300 mg/kg yang
ditetapkan SNI 01-6993-2004 begitu juga dengan penelitian yang dilakukan
Subani (2008) yang mendapatkan kadar natrium sakarin sebesar 564 mg/kg dalam
sirup markisa pohon pisang dari batas maksimal 300 mg/kg yang ditetapkan SNI
01-6993-2004. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kadar
sakarin yang terdapat dalam minuman ringan yang beredar dipasaran. Terkait
validasi metode analisis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi beberapa penelitian
telah dilakukan seperti yang telah dilakukan oleh Yonny Fadallah (2005), Iyan
Sopyan, dkk (2009), dan Ade Heri Mulyati, dkk (2011).
Metode analisis yang dapat dilakukan untuk analisis sakarin dalam
minuman antara lain adalah spektrofotometri (MA PPOM No.47/MA/93),
volumetri, dan kromatografi cair kinerja tinggi. Namun beberapa metode tersebut
memiliki beberapa kelemahan seperti pada spektrofotometri memilki kelemahan
yaitu membutuhkan banyak perlakuan pada sampel yang dikhawatirkan akan
memperbesar kesalahan pengukuran, terlalu banyak jumlah bahan yang
digunakan, dan waktu yang dibutuhkan relatif lama. Kemudian pada metode
volumetri meski merupakan metode yang memiliki kelebihan seperti murah, tahan
dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi namun keterbatasan
metode ini adalah bahwa metode ini kurang spesifik (Sinulingga, 2004). Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi juga memilki beberapa kelemahan namun
dibanding dengan metode yang lainnya metode ini lebih banyak memiliki
kelebihan untuk proses analisis. Metode analisis dapat digunakan jika telah
dilakukan validasi. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan suatu metode tidak dapat diterapkan secara keseluruhan seperti
keterbatasan alat, bahan kimia dan lainnya yang menyebabkan dilakukannya
penyederhanaan maupun perbaikan metode sehingga mengharuskan dilakukannya
validasi metode, metode rutin digunakan pada laboratorium berbeda atau analis
yang berbeda. Parameter dari validasi tersebut antara lain adalah akurasi
(kecermatan), presisi (keseksamaan), selektifitas, linieritas dan rentang, limit
deteksi, ketangguhan, dan kekuatan.

Terkait keberadaan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi di laboratorium
yang dapat dikatakan baru dan berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka
peneliti ingin mempelajari validasi metode penentuan kadar sakarin dalam
minuman ringan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
1.2. Identifikasi Masalah
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk penentuan kadar sakarin
antara lain adalah spektrofotometri, volumetri, dan kromatografi cair kinerja
tinggi. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Namun dari
metode yang ada kromatografi cair kinerja tinggi memiliki beberapa keistimewaan
dibanding yang lainnya. Suatu metode analisis baru dapat digunakan apabila telah
dilakukan validasi. Dalam memvalidasi suatu metode analisis ada beberapa
parameter yang harus dilakukan seperti linieritas, rentang presisi (keseksamaan),
akurasi (kecermatan), limit deteksi, batas kuantitas, selektifitas, ketangguhan, dan
kekuatan.
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada validasi metode penentuan kadar sakarin pada
minuman ringan menggunakan KCKT dengan detektor UV dengan parameter
linieritas, presisi (keseksamaan), akurasi (kecermatan), limit deteksi, batas
kuantitas, selektifitas dengan variasi komposisi fase gerak (Dapar posfat :
Metanol) yaitu 6:4 (sebagai kontrol), 7:3, 8:2 untuk memperoleh komposisi paling
optimal yang selanjutnya digunakan dalam setiap tahapan analisis.
1.4. Rumusan Masalah
1.

Apakah metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dapat digunakan sebagai
metode alternatif dalam penentuan sakarin?

2.

Bagaimana data validasi dengan parameter linieritas, presisi (keseksamaan),
akurasi (kecermatan), limit deteksi, batas kuantitas, selektifitas pada
penentuan kadar sakarin dalam minuman ringan menggunakan metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor UV ?

1.5. Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui metode pengembangan atau metode alternatif penetapan
kadar sakarin pada minuman ringan.

2.

Untuk mengetahui data validasi dengan parameter linieritas, presisi
(keseksamaan), akurasi (kecermatan), limit deteksi, batas kuantitas,
selektifitas pada penetapan kadar sakarin pada minuman ringan dengan
metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor UV.

1.6. Manfaat Penelitian
1.

Memberikan informasi secara ilmiah tentang validasi metode penetapan kadar
sakarin pada minuman ringan dengan metode Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi dengan detektor UV.

2.

Memperoleh data otentik dan objektif dari parameter linieritas, presisi
(keseksamaan), akurasi (kecermatan), limit deteksi, batas kuantitas,
selektifitas.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan
1. Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dapat digunakan untuk penentuan
kadar sakarin dalam miniman ringan.
2. Limit deteksi pada metode ini adalah 0,172 ppm dan limit kuantitasi adalah
1,573 ppm.
3. Koefisien korelasi (R) pada parameter linieritas adalah 0,998702
4. Nilai % SBR (Simpangan Baku Relatif) pada uji presisi adalah 0,192%.
dan Nilai % recovery pada uji akurasi adalah 100, 26%.
5. Nilai resolusi pada selektifitas sebesar 0,2.
6. Dari keenam parameter validasi yang diuji, hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa metode ini dapat dijadikan metode analisis di
laboratorium.
7. Hasil dari penentuan kadar sakarin dalam minuman ringan merek Sprite
Zero sebesar 117,6 mg/kg, kadar yang terdapat dalam kemasan sampel 108
mg/kg dan persen perbedaan hasil sebesar 8,9%. Nilai ini menunjukkan
jumlah yang masih berada dibawah dari jumlah maksimum yang dianjurkan
oleh pemerintah sebesar 500 mg/kg.
1.2. Saran
1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan pelarut lain sebagai fase gerak
seperti asetonitril dan perbandingan komposisi fase gerak yang digunakan
untuk analisis.
2. Melakukan proses penyaringan dengan teliti terhadap seluruh larutan yang
digunakan untuk meminimalisir terbawanya senyawa-senyawa pengganggu
ke dalam matriks.
3. Perlu dilakukan pengawasan dan peninjauan kembali secara intens kadar
pemanis buatan dalam minuman ringan yang beredar dipasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Mochammad., (1997), Teknik Khromatografi. Edisi Pertama. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional-BSN, SNI 01-6993-2004, Bahan Tambahan Pangan
Pemanis Buatan – Persyaratan Penggunaan Dalam Produk Pangan,
Jakarta.
Beidler, Lloyd M., (1966), Chemical Excitation of Taste and Odor Receptors,
American Chemical Society.
CAC/GL 03-1989, (1989), Guidelines for Simple Evaluation of Food Additives
Intake, Codex Alimentarius Commission.
Cahyadi, Wisnu., (2006), Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,
Bumi Aksara, Jakarta.
Departemen Kesehatan R.I, (1995), Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan
Makanan, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta.
Djojosoebagio, Soewondo., dan G. Wiranda., (1996), Fisiologi Nutrisi Volume I,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Fadallah, Yonny., (2005), Validasi Metode Analisis Vitamin B 6 Pada Produk Susu
Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Skripsi, FMIPA, Universitas
Pakuan, Bogor.
FDA, (1994), Reviewer Guidance :Validation of Chromatographic Methods. Food
and Drug Administration : Center for Drug Evaluation and Research.
Harmita, (2004), Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,
Review Artikel, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I No.3 : 117-135 ISSN :
1693-9883, Departemen Farmasi FMIPA – UI, Jakarta.

Hughes, Christoper., (1987), The Additive Guide, John Wile and Sons, New York.
ICH, (1994), Text on Validation of Analytical Procedures: Q2A. Recommended
for Adoption at Step 4 of the ICH Process. International Conference of
Harmonisation of Technical Requirements for Registration of
Pharmaceutical for Human Use.
Johnson, E. L., and Steven son, R., (1978), Basic Liquid Chromatography, Varian,
California.
Kimia Indonesia, (2011), High Performance Liquid Chromatography (HPLC),
http://indonesiakimia.blogspot.com/2011/05/high-performance-liquidchromatography.html, Diakses tanggal 06 Februari 2013.
Lipinski, G.R., (2002), Sweeteners. Food Chemical Safety Volume 2: Additives.
Edited by: D.H. Watson, Woodhead Publishing Limited and CRC Press.
Luthana, K. Yongki., (2008), Sakarin, http://yongkikastanyaluthana. Wordpress.com,
Diakses tanggal 03 April 2012.
MA PPOM No.45/MA/92.
Mulja, M., (1995), Analisis Instrumental, Penerbit ITB, Bandung.
Mulyati, Ade Heri., Sutanto, dan Apriyani, Dewi., (2011), Validasi Metode Analisis
Kadar Ambroksol Hidroklorida Dalam Sediaan Tablet Cystelis Secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Jurnal Ekologia, Vol. 11 No.2
: 36 – 45, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.
Novelina, Yus Maria., Sutanto, dan Fatimah, Alia., (2009), Validasi Metoda Analisis
Penetapan Kadar Senyawa Siklamat dalam Minuman Ringan, Prosiding PPI
Standarisasi 2009, Jakarta.
Nur, M. A., dan H, Adijuwana., (1989), Teknik pemisahan Dalam Analisis Biologi.
Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.

Pecsok, R. L., and L.D, Shields., (1978), Modern Metods Of Chemical Analysis.
Second Edition, John Wiley and Sons, New York.
Perry, R.H., and C.H, Chilton., (1973), Chemical Engineers’ Handbook, 5th ed.
Mc.Graw-Hill, Kogakusha, Ltd.
Putra, Effendy de Lux., 2004, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang
Farmasi, Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Sumatera Utara.
Rohman, A., (2007), Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,Yokyakarta.
Shabir, G. A., (2003), Validation of High- Performance Liquid chromatography
Methods for Pharmaceutical analysis: understanding the differences and
similarities between validation requirements of the US Food and Drug
Administration, the US Pharmacopeia and the International Conference on
Harmonization. J. Chromatogr. A 987 : 57-66.
Shah, V.P., Midha, K.K., Findlay, J. W., Hill, W. M., Hulse, J. D., McGilveray, I. J.,
McKay, G., Miller, K. J., Patnaik, R. N., Powell, M. L., Tonelli, A.,
Viswanathan, C. T., Yacobi, A., (2000), Bioanalytical method validation: a
revisit with a decade of progress. Pharm. Res. 17(12): 1551-1557.
Sinulingga, Ranitha., (2011), Penentuan Kadar Sakarin Dalam Beberapa Jenis
Minuman Jajanan Yang Dipasarkan di SD Negeri No. 064025 Jln.
Flamboyan Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Skripsi, FMIPA Universitas
Sumatera Utara.
Snyder, L. R., and Kirkland J.J., (1979), Introduction to modern liquid
chromatography. second edition, John Wiley & Sons, Inc NewYork,
Chihester, Briebane, Toronto, Singapore.
Sopyan, Iyan., Rahayu, Driyanti., dan Maulana, Rijal Syahril., (2009), Validasi
Metode Analisis Senyawa Cefotaxime Dengan Standar Internal Cefadroxil

Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Jurnal Farmaka, Volume 7 No.2,
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Subani, (2008), Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat, dan Natrium
Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) Di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Medan, Karya
Ilmiah, Program Studi Diploma III Kimia Analis FMIPA Universitas
Sumatera Utara.
Syah, Dahrul., dkk., (2005), Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.
Wells, Margaret., and Dantus, Mauricio., (2005), Analytical Instrumentation
Handbook “Validation of Chromatographic Methods”, Merck & Co. Inc,
Rahway, NJ, USA.
Winarno, G.F., (1991), Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Woodroof, J.G., and G.F, Philips., (1974), Beverages : Carbonated and
Noncarbonated, The AVI Publishing Company, Inc, Westport, Connecticut.