Kontroler Aksi Integral Kontroler Aksi Derivative

c. Kontroler Aksi Integral

Aksi integral sering juga disebut dengan aksi reset . bila kita sebagai kontroler kita mengadakan perbaikan dengan mengatur kembali katup kontrol dengan tujuan menyamakan suhu air keluar dengan set poin .setelah mengadakan perbaikan dan menunggu sesaat kita dapat melihat bahwa suhu air memang menurun , akan tetapi belum sama dengan set poin bila demikian halnya kita akan mengadakan perbaikan selanjutnya dan menunggu sesaat sampai kita dapat melihat hasilnya. Akhirnya setelah mengadakan perbaikan beberapa kali TI , T2 , T3 suhu air keluar dapat disamakan dengan set poin . apa yang kita lakukan tersebut adalah mengatur kembali bukaan katup ketika suhu air keluar menyimpang dari set poin .reset manual tidak akan memadai untuk suatu proses dengan perubahan yang terus – menerus .untuk itu harus disediakan suatu mekanisme yang dapat memberikan aksi reset dan mekanisme itu kemudian ditambahkan ke kontroler proporsional . tidak dapat dihindari bahwa penggunaan mekanisme reset pada kontroler membuat out put kontroler naik atau turun selama terdapat penyimpangan antara set poin dengan variabel proses . sehingga besaran aksi reset dapat ditentukan oleh : 1. Berapa jauh variabel proses menyimpang dari set poin

2. Berapa lama variabel proses menyimpang dari set poin

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.11. Kontroler Aksi Integral

d. Kontroler Aksi Derivative

Aksi ini juga disebut aksi laju rate karena aksi ini mendahului perubahan pada masukan variabel proses kontroler itu sendiri . pada kurva I dan II dibawah ini terlihat bahwa sama – sama menunjukan suhu air keluar naik 10 C untuk itu aksi proporsional untuk kedua kurva itu sama .akan tetapi luas bidang pada kurva I sedikit lebih kecil dari luas bidang kurva II namun didapat kurva I menunjukkan penyimpangan yang lebih cepat dibandingkan dengan kurva II. Gambar 2.12. Kontroler Aksi Derivative Universitas Sumatera Utara Output kontroler aksi derivative dapat ditentukan dengan rumusdibawah ini : Md : D de dt dimana Md = prosen luaran kontroler derivative Dedt = laju perubahan error Bilo aksi derivative ditambahkan pada kontroler aksi proporsional + integral maka keluaran kontroler akan menjadi : Mp + i + d = Universitas Sumatera Utara BAB III THERMOSTAT CONTROL VALVE III.1. Pengertian Thermostat Control Valve Thermostat adalah suatu alat atau suatu komponen yang dapat bekerja secara otomatis membatasi temperatur pada suatu sistem atau media tertentu agar sesuai dengan yang diinginkan. Thermostat ini kerjanya sangat sensitive terhadap temperatur maka harus menggunakan alat sensor thermal yang juga sensitive terhadap perubahan temperatur sampai saat ini alat ini merupakan alat pengontrol temperatur yang banyak digunakan karena dapat mempertahankan temperatur dengan konstan bahkan thermostat ini juga digunakan untuk mengatur refrigan yang paling banyak dipakai untuk sistem refrigrasi dan air conditioning. Pada tangki Thermostat kontrol valve ini digunakan sebagai Pengontrol temperatur CPO pada tangki timbun storage tank agar tetap konstan yaitu pada temperatur 50 C - 60 C. Pemasangan thermostat ini dapat terpisah dari media yang dikontrol tapi sensor harus langsung berhubungan dengan media yang akan dikontrol temperaturnya, seperti pada tangki timbun, sensor langsung dicelupkan kedalam CPO sehingga temperatur yang diterima adalah temperatur sesaat. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.13. Thermostat Control Valve III.1.1. Komponen – komponen utama Thermostat Control Valve Pada Thermostat Control valve terdapat berbagai komponen–komponen yang mendukung proses pengontrolan yaitu : a. Valve. Valve ini berdasarkan jalan masuknya uap kedalam tangki timbun CPO, menurut temperatur CPO yang diinginkan dimana valve yang digunakan adalah jenis needle valve katup jarum yaitu uap yang masuk diatur oleh katup menurut temperatur CPO yang ada dalam tangki. b. Tabung Sensor Thermal Universitas Sumatera Utara Sensor thermal untuk mengukur suhu yang berbentuk tabung diisi dengan jenis fluida yang mudah memuai. khusus yang terpasang pada tangki , Fluida yang digunakan adalah jenis merkuri untuk memperluas kegunaan tabung sensor ini, maka sensor thermal ini diisi dengan cairan yang tertentu, ada tiga macam sistem pengisian yang banyak digunakan sesuai dengan batas temperatur yang diperlukan yaitu : 1. Pengisian suhu rendah - 50 C - 60 C dengan gas. 2. Pengisian suhu tinggi 90 C - 190 C dengan cairan. 3. Pengisian cross – ambient -20 C - 100 C atau pengisian khusus. Karena temperatur yang dikontrol pada tangki timbun CPO adalah 50 C - 60 C maka pengisian sensor thermal dilakukan dengan cara pengisian yang khusus yaitu dengan mengisikan merkuri pemasangan sensor ini langsung kedalam CPO. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.14. Tabung Sensor Thermal c. Merkury Jenis logam cair yang dapat menyusut dan mengembang berdasarkan temperatur yang diterima sifat dari mercuri ini adalah sangat sensitive terhadap perubahan temperatur. d. Piston Penolak Piston penolak adalah tangkai penolak yang berada di dalam yang dilengkap oil seal yang mengontrol pada sumbu valve. . e. Tabung Silinder Yaitu tabung tempat piston penolak yang bekerja dengan sistem hidrolik menutup dan membuka valve. f. Pipa Kapiler Pipa kapiler adalah pipa yang menghubungkan bulb sensor dengan silinder piston ,khusus untuk pipa yang terpasang pada thermostat control valve yang berdiameter luar 4mm dan diameter dalam 1mm. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.15. elemen –elemen Thermostatik Control Valve g. Control valve Control valve merupakan elemen kontrol akhir yang umum. Ia bekerja sebagai sebuah pembatasan yang berubah-ubah variable restricton dalam pipa proses Gambar 3.16. Control Valve Universitas Sumatera Utara III.2. Sistem Pengontrolan dengan Thermostat Control Valve Umumnya, didalam pengukuran dibutuhkan instrument sebagai suatu cara untuk menentukan suatu besaran atau variabel agar sesuai dengan yang diinginkan , maka untuk itu dibutuhkan pengontrolan yang bersifat manual maupun otomatis. Thermostat adalah suatu alat atau suatu komponen yang dapat bekerja secara otomatis membatasi temperatur pada suatu sistem atau media tertentu agar sesuai dengan yang diinginkan Thermostat ini kerjanya sangat sensitive terhadap temperatur maka harus menggunakan alat sensor thermal yang juga sensitive terhadap perubahan temperatur sampai saat ini alat ini merupakan alat pengontrol temperatur yang banyak digunakan karena dapat mempertahankan temperatur dengan konstan bahkan thermostat ini juga digunakan untuk mengatur refrigan yang paling banyak dipakai untuk sistem refrigrasi dan air conditioning. Pada tangki timbun CPO Thermostat kontrol valve ini digunakan sebagai pengontrol temperatur CPO pada agar tetap Konstan yaitu pada temperatur 50 C - 60 C. Pemasangan thermostat Ini dapat terpisah dari media yang dikontrol tapi sensor harus langsung berhubungan dengan media yang akan dikontrol temperaturnya . Universitas Sumatera Utara Gambar 3.17. Blok Diagram Keterpasangan Thermostatic Control Valve III.3. Pelaksanaan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan yang pemeliharaan atas kerusakan yang ada serta penggantian suku cadang spare part untuk mendapatkan suatu keadaan operasi peralatan yang ada sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan dari pelaksanaan pemeliharaan maintenance adalah : 1. Memperoleh mutu produksi yang diinginkan . 2. Memperpanjang umur dari peralatan . 3. Menekan biaya operasi yang serendah – rendahnya. Pekerjaan pemeliharaan terhadap peralatan instrumentasi sistem kontrol temperatur dibedakan berdasarkan bentuk kerja pemeliharaannya atas dua bagian yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Pemeliharaan Pencegahan presentive maintenance Pemeliharaan pencegahan adalah tindakan kerja yang dilakukan terhadap suatu peralatan dimana keadaan peralatan masih mampu beroperasi dengan baik. Pemeliharaan yang dilakukan secara periodik dan dilakukan pada peralatan yang sedang berlangsung dengan tidak menganggu kerja peralatan yang diberikan pada pelaksanaannya pemeliharaan pencegahan berlangsung dengan tidak melakukan perombakan terhadap keterpasangan peralatan yang dipelihara. Pemeliharaan adakalanya dilaksanakan dengan penyetelan adjusting komponen. Untuk mengetahui keberhasilan kerja pemeliharaan maka dilakukan dengan jalan membandingkan keadaan peralatan sebelum dilakukan pemeliharaan dengan keadaan peralatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang termasuk dalam pemeriksaan maintenance adalah claning, inspection, dan running maintenance. Pemeriksaan untuk komponen kebocoran sambungan, gangguan komponen dan gangguan pada ruang unit pengaturan pengontrolan temperatur mulai dari sensor sampai dengan kontrol katup sebagai final elemen, pada umumnya dibuat pemeliharaan yang terjadwal dalam periode tertentu. Hal ini memang tidak cukup dengan memiliki program pemeliharaan yang terencana tetapi harus juga diadakan usaha untuk menghindari terjadinya yang tidak diinginkan pada jadwal yang ditetapkan. Seperti misalnya pembersihan bagian–bagian luar. b. Pemeliharaan Perbaikan Corrective maintenance Pemeliharaan perbaikan adalah pekerjaan pemeliharan pada peralatan bila terjadi kerusakan pada bagian unit peralatan tersebut agar dapat mencapai standard semula dengan usaha dan biaya yang wajar .beberapa kerusakan pada peralatan instrument tidak hanya berakibat rendahnya mutu produksi tetapi bisa Universitas Sumatera Utara juga mengakibatkan terhentinya sebagian seluruhnya peralatan produksi. pekerjaan pengkalibrasian terhadap peralatan merupakan bagian dari pemeliharaan perbaikan Corrective Maintenance . Pekerjaan pengkalibrasian untuk mengembalikan peralatan agar dapat berfungsi sebagai mana standarnya atau pada batas yang ditentukan dan diterima oleh pihak pemakai. Corrective maintenance tidak hanya memperbaiki tetapi juga mempelajari sebab–sebab terjadinya kerusakan serta cara–cara mengatasinya dengan cepat, tepat dan benar sehingga tercegah terulangnya Kerusakan yang serupa. Untuk mencegah terulangya kembali kerusakan yang serupa perlu dikaji dengan mantap. Sebagai tindakan alternatif yang dapat dipakai diantaranya suatu tindakan : 1. Mempelajari prosedur preventive maintenance, misalnya memperbaiki jadwal Periode inpeksi . 2. Mempertimbangkan mengganti prosedur operasi dengan melakukan training terhadap operator untuk mengoperasikan suatu unit khusus dengan lancar. 3. Mengganti komponen yang rusak dengan komponen yang sejenis. 4. Mengganti desain konstruksi, material yang mengalami kerusakan . 5. Mengubah mengurangi beban pada unit . Dengan corrective maintenance maka jumlah kerusakan dan waktu terbentuknya peralatan down time juga berkurang sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan .dengan demikian perlu dianalisa laporan terperinci tentang laporan kerusakan peralatan, untuk mendapat tindakan yang tepat dalam mengatasinya atau alternatif penyelesaiannya. Pelaksanaan pemeliharaan perbaikan mencakup keseluruhan komponen peralatan. baik yang terpasang Universitas Sumatera Utara dibagian luar maupun yang terpasang dibagian dalam disebut Shut Down Maintenance pada bagian ini alat dalam keadaan berhenti. Universitas Sumatera Utara BAB IV PRINSIP KERJA THERMOSTAT CONTROL VALVE IV.I. Prinsip Kerja Thermostat Control Valve Pada Tangki CPO Suatu proses biasanya dikontrol dengan berbagai jenis instrument yang masing-masing mempunyai tugas tertentu sehingga secara keseluruhan gabungan instrument ini dapat melakukan tugas utama dari suatu sistem pengontrolan yaitu mempertahankan suatu besaran proses pada suatu harga yang diinginkan. Thermostat control valve merupakan suatu alat yang sangat diperlukan untuk pengontrolan temperatur dalam ruangan ataupun dalam suatu media. Prinsip kerja dari alat ini adalah berdasarkan metode pemuaian. Sensor yang diisi dengan mercury dihubungkan langsung ke media yang akan di kontrol temperaturnya, akibat perubahan temperatur di dalam tangki maka mercury yang ada di dalam sensor akan cepat memuai karena mercury ini adalah zat yang sangat sensitive terhadap perubahan temperatur sehingga mudah mengembang dan menyusut .karena mercury yang mengembang, maka dihasilkan tekanan yang akan mendorong piston melalui pipa kapiler yang berdiameter kecil. Piston penolak mendorong needle valve sehingga katup tertutup dan uap sebagai media pemanas dalam tangki terputus pada saat temperatur dalam tangki turun kembali karena uap tidak masuk lagi, mercury dalam sensor kembali menyusut yang menyebabkan menurunnya tekanan sehingga katup juga kembali terbuka dan steam masuk kembali ke dalam tangki. Universitas Sumatera Utara

IV.2. Alat Keterpasangan Thermostat Control Valve Pada Tangki Timbun CPO