Tabel 3. Sistem Penanggulangan Limbah Udara di PT. MUTIFA
b. Debu produksi.
Tolak ukur yang dipakai untuk pamantauan limbah udara adalah kualitas udara di dalam dan di luar lingkungan pabrik, meliputi kadar H
2
S, NH
2
, SO
2
, CO, NO
2
, TSP. Sistem penanggulangan limbah udara antara lain tertera pada tabel 3.
Jenis Cara Pengendalian
1.Bahan kimiareagensia laboratorium
2. Asap pembakaran sampah 3. Uap solven
4. Debu Produksi 1. Lemari Asam
2. Incenerator cerobong tinggi 3. Exhaust fan
4. Pemasangan dust collector
4. Limbah Suara. Limbah suara ini berasal dari mesin produksi, genset, mesin sistem
penunjang AHU, mesin boiler. Cara pengendalian limbah suara ini dapat diatasi dengan menggunakan ear insert oleh pekerja.
Tolak ukur yang digunakan untuk pemantauan limbah suara adalah angka kebisingan dan getaran di dalam dan di luar area pabrik yang diukur sesuai dengan
angka kebisingan maksimum 65 dB dan getaran maksimum 7,5 Hz.
b. Limbah Beta Laktam
Jenis limbah beta laktam dapat berupa limbah cair, padat, udara, dan suara. Limbah cair berasal dari gedung produksi beta laktam berupa pencucian
alatmesin. Limbah padat berupa wadah bekas bahan baku antibiotik beta laktam, bahan baku beta laktam yang rusak, tong plastik, buangan proses produksi, dan
produk jadi antibiotik beta laktam yang rusak. Limbah udara berupa debu produksi antibiotika beta laktam. Limbah suara berasal dari mesin produksi,
genset, mesin sistem penunjang AHU
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan Limbah Beta Laktam adalah sebagai berikut: 1.
Limbah Cair. Limbah cair yang berasal dari gedung beta laktam dialirkan ke bakkolam
perusakan cincin beta laktam dengan menggunakan larutan NaOH, setelah itu dialirkandigabung dengan limbah cair non beta laktam di bak penampungan, dan
seterusnya diolah bersama. 2.
Limbah Padat. Limbah padat yang berupa wadah yang mengandung bahan antibiotik beta
laktam dicuci dan dibilas bersih dengan air bersih di ruang pencucian di dalam gedung beta laktam. Air pencucian tersebut merupakan limbah cair dari gedung
beta laktam yang dialirkan ke bak perusak cincin beta laktam, sedangkan wadah yang telah dicuci dan dibilas bersih tersebut dikeluarkan dari gedung beta laktam
dan ditangani limbahnya seperti pada pengelolaan limbah padat non beta laktam. 3.
Limbah Udara. Limbah udara berupa debu produksi disedot dan dikumpulkan oleh dust
collector .
4. Limbah Suara. Limbah suara sistem penanganannya sama dengan penanganan limbah
suara di non beta laktam.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN
Industri farmasi sebagai produsen obat-obatan harus dapat menjamin bahwa produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan terus menjaga
konsistensi mutunya dalam setiap pembuatan. Salah satu pedoman yang digunakan industri farmasi untuk menghasilkan produk yang bermutu adalah Cara
Pembuatan Obat yang Baik CPOB. PT. MUTIFA Medan sebagai salah satu PMDN yang memproduksi obat
telah menerapkan CPOB sejak bulan April tahun 1994. Penerapan CPOB dan seluruh aspek rangkaian produksi merupakan suatu langkah untuk menjamin mutu
obat jadi, sehingga memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dalam prosesnya, mutu dalam produk harus dibentuk di dalam
produk tersebut, tidak cukup hanya lulus dari pemeriksaan mutu. Aspek-aspek yang mempengaruhi proses pembentukan mutu terhadap produk tertuang dalam
aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam CPOB. Selama Praktek Kerja Profesi PKP, penulis melakukan pengamatan terhadap proses pembentukan mutu
melalui penerapan CPOB.
A. Manajemen Mutu
Untuk menjamin khasiat, keamanan dan mutu produknya, PT. MUTIFA memiliki manajemen mutu sesuai dengan CPOB 2006. Hal ini dapat dilihat dari
adanya pemisahan kewenangan dan tanggung jawab departemen QA dan QC. Departemen QA bertanggung jawab dalam menjamin mutu produk mulai
dari pemesanan bahan baku dan kemasan obat sampai obat siap dikonsumsi konsumen, termasuk di dalamnya pemilihan pemasok. Sistem mutu ditetapkan
berdasarkan CPOB. Beberapa hal yang ditangani departemen QA antara lain: • Penyelenggaran pelatihan CPOB kepada karyawan yang bekerja di area
produksi dan pengawasan mutu. • Penanganan dan pengendalian sistem dokumentasi.
• Menyusun dan mengendalikan protap. • Melaksanankan validasi.
Universitas Sumatera Utara