a. Production Planning
Setelah ramalan penjualan forecasting dibuat oleh bagian pemasaran marketing, selanjutnya disusun perencanaan produksi production planning dan
Rencana Anggaran Belanja Perusahaan RABP sebagai acuan untuk memenuhi permintaan bagian pemasaran tersebut. Perencanaan produksi terdiri dari rencana
produksi tahunan, yang kemudian dipilah menjadi rencana produksi periodik semester dan triwulan. Selanjutnya rencana produksi periodik dipilah lagi
menjadi rencana produksi bulanan, mingguan dan harian. Sasaran pokok dari perencanaan produksi antara lain:
• Ketepatan waktu penyelesaian pesanan permintaan pelanggan • Berkurangnya biaya produksi
• New product launching dan menjaga produk-produk lama berjalan teratur
dan lancar
b. Inventory Control Alasan perlunya persediaan bagi industri, yaitu:
• Antisipasi adanya unsur ketidakpastian permintaan • Adanya unsur ketidakpastian pasokan dari supplier
• Adanya unsur ketidakpastian tenggang waktu lead time waktu
pemesanan Inventory persediaan di industri farmasi, terdiri dari raw material bahan
baku, packaging material bahan pengemas, finished product obat jadi, dan work in process
barang setengah jadi. Tujuan diadakannya persediaan antara lain:
• Untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. • Untuk memperlancar proses produksi.
• Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan
stockout. • Untuk menghadapi fluktuasi harga.
Universitas Sumatera Utara
D. Limbah
Departemen teknik dan QC bekerja sama menangani limbah di PT. MUTIFA. Departemen teknik memusatkan perhatian pada pemeliharaan instalasi
pengelolahan limbah sedangkan departemen QC memantau proses pengolahan limbah dan tolak ukurnya agar memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan.
Limbah di PT. MUTIFA dibagi dua yaitu limbah non beta laktam dan limbah beta laktam.
a. Limbah Non Beta Laktam Jenis limbah non beta laktam di PT. MUTIFA ada 3 jenis yaitu:
1. Limbah cair .
Limbah cair ini berasal dari limbah produksi, limbah laboratorium, limbah domestik, dan limbah bengkel
stik, dan limbah bengkel Diagram sistem pengolahan limbah cair dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:
Diagram sistem pengolahan limbah cair dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:
. .
Gambar 4 . Diagram Sistem Pengolahan Limbah Cair di PT.MUTIFA
Oli bekas dari bengkel Dijual
Limbah domestik
Limbah cair produksi termasuk pembersihan
daerah produksi Limbah cair
laboratorium
Badan Air buangan
Bak Aerasi
Bak Sedimentasi
Bak Penampungan
Bak Biokontrol
Limbah bengkel cair kecuali oli
Universitas Sumatera Utara
Tolak ukur yang dipakai untuk pemantauan limbah cair adalah berdasarkan baku mutu air limbah yang diisyaratkan dalam Surat Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51MENLH101995 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Industri seperti yang terdapat dalam tabel 2.
Tabel 2. Tolak Ukur Pemantauan Limbah Cair di PT. MUTIFA Parameter
Formulasi Pencampuran mgL
BOD Biological Oxygen Demand 75
COD Chemical Oxygen Demand 150
TSS Total Suspended Solid 75
Total-N -
Fenol -
pH 6,0-9,0
Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51MENLH101995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Industri
2. Limbah Padat.
Limbah padat ini berasal dari: a.
Bekas kemasan bahan awal bahan bakubahan kemasan seperti kertas, kotak karton, wadah kayuplastikkaca, drum, kaleng.
b. Buangan proses produksi seperti tepung sisa proses, produk antararuahan
yang rusak atau kotor, kemasan aluminium foil, botol, dus c.
Buangan bahan hasil pengujian laboratorium seperti tablet bekas pengujian kekerasan, waktu hancur, dan lain-lain.
d. Bahan awal dan produk jadi yang rusak
e. Wadah bekas bahan produksi plastik, tong rusak, dan lain-lain.
f. Limbah padat domestik.
Tolak ukur yang dipakai untuk pemantauan limbah padat adalah kualitas lingkungan atau kebersihan di dalam area industri, dimana tidak terdapat lagi
Universitas Sumatera Utara
limbah padat yang berserakan di pabrik. Diagram sistem pengolahan limbah padat di PT. MUTIFA adalah sebagai berikut:
3.
3. Limbah Udara .
Limbah udara ini berasal dari: a.
Gas, uap dan asap -
Bahan kimia reagensia. -
Bahan baku seperti ammonia liquida, alkohol, dan lain-lain. -
Proses produksi seperti metilen klorida dari proses coating. -
Pembakaran zat padat. -
Asap pembakaran sampah
Kemasan bahan awal yang rusak Dust Collector
Vacum Cleaner Debu Produksi
Debu Lantai Limbah Domestik
TongKarton Incenerator
Bahan baku, Produk antara, Produk ruahan, dan Produk jadi yang rusak
Aluminum foil, Botol, Pot plastik yang rusak atau sisa cetakan lama
Pembuangan terakhir milik PEMDA
Kertas karton plastik tanpa label pabrik, Botol rusak
Dijual
Gambar 5. Diagram Sistem Pengolahan Limbah Padat di PT. MUTIFA
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Sistem Penanggulangan Limbah Udara di PT. MUTIFA
b. Debu produksi.
Tolak ukur yang dipakai untuk pamantauan limbah udara adalah kualitas udara di dalam dan di luar lingkungan pabrik, meliputi kadar H
2
S, NH
2
, SO
2
, CO, NO
2
, TSP. Sistem penanggulangan limbah udara antara lain tertera pada tabel 3.
Jenis Cara Pengendalian
1.Bahan kimiareagensia laboratorium
2. Asap pembakaran sampah 3. Uap solven
4. Debu Produksi 1. Lemari Asam
2. Incenerator cerobong tinggi 3. Exhaust fan
4. Pemasangan dust collector
4. Limbah Suara. Limbah suara ini berasal dari mesin produksi, genset, mesin sistem
penunjang AHU, mesin boiler. Cara pengendalian limbah suara ini dapat diatasi dengan menggunakan ear insert oleh pekerja.
Tolak ukur yang digunakan untuk pemantauan limbah suara adalah angka kebisingan dan getaran di dalam dan di luar area pabrik yang diukur sesuai dengan
angka kebisingan maksimum 65 dB dan getaran maksimum 7,5 Hz.
b. Limbah Beta Laktam