Hasil Pengukuran Kandungan Protein Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam dengan Metode Lowry

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengujian parameter spesifik meliputi identitas ekstrak dan organoleptik ekstrak. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Identitas Ekstrak dan Organoleptik. Parameter Hasil Identitas : Nama ekstrak Nama lain tumbuhan Bagian tanaman Nama Indonesia tumbuhan Ekstrak ampas biji jinten hitam Jinten ireng, jinten item Biji Jinten hitam Organoleptis: Warna Bau Rasa Bentuk Kuning kecoklatan Tidak berbau Pedas dan sedikit pahit Ekstrak cair Pengujian parameter spesifik meliputi identitas ekstrak dan organoleptik. Tujuan dilakukan identitas ekstrak adalah memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari senyawa, sedangkan organoleptik ekstrak bertujuan sebagai pengenalan awal menggunakan pancaindera dengan mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa Depkes RI, 2000.

4.3 Hasil Pengukuran Kandungan Protein Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam dengan Metode Lowry

Pengukuran kandungan protein yang terdapat dalam ekstrak ampas biji jinten hitam Nigella sativa Linn. ditentukan dengan menggunakan metode Lowry. Penentuan kadar protein dengan metode ini didasarkan atas dua reaksi yang berbeda. Reaksi pertama adalah pembentukan tembaga monovalen Cu + . Dalam keadaan basa yang dibentuk oleh larutan Na 2 CO 3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam NaOH, ion tembaga divalen Cu 2+ membentuk suatu kompleks dengan ikatan peptida yang mereduksi Cu 2+ menjadi tembaga monovalen Cu + Gornall et al., 1949 dan Coligan et al., 2007. Reaksi yang kedua adalah reaksi reduksi oleh reagen folin-Ciocalteu fosfomolibdat dan fosfotungstat. Ion Cu + dan gugus radikal dari tirosin dan triftopan bereaksi dengan pereaksi folin untuk menghasilkan suatu produk yang tidak stabil yang mereduksi molibdenum atau tungsten blue. Protein akan bereaksi dengan pereaksi folin-ciocalteu membentuk senyawa kompleks yang memberikan warna biru Coligan et al., 2007. Warna yang diperoleh diukur absorbannya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum antara 400-800 nm. Adapun saat penelitian, panjang gelombang serapan maksimum hasil optimasi yang digunakan adalah 737,5 nm Lampiran 6. Pembanding yang digunakan adalah BSA bovine serum albumin dengan seri konsentrasi 0, 40, 80, 120, 160 dan 200 ppm. Tabel 4.2. Nilai Serapan Spektrofotometri UV-Vis Seri Konsentrasi Larutan BSA sebagai standar. Konsentrasi BSA µgml Serapan λ= 737,5 nm 0,0003 40 0,0234 80 0,0821 120 0,1373 160 0,2006 200 0,2391 Tujuan dari pembuatan larutan standar dengan berbagai seri konsentrasi adalah untuk menentukan kadar protein dalam suatu sampel dengan menggunakan persamaan regresi linear garis lurus yang diperoleh dari grafik larutan standar. Dari 6 tabung BSA dengan satu tabung sebagai blanko, diperoleh angka-angka absorbansi yang menjadi sumbu y dan konsentrasi BSA sebagai sumbu x. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.1. Kurva dan Persamaan Kalibrasi Konsentrasi terhadap Serapan Larutan BSA Dari gambar diatas, kurva menunjukkan slop positif dengan gradien garis mendekati 1 0,994. Dengan regresi linear, diperoleh pula nilai a = - 1,343 x 10 -2 dan b = 1,272 x 10 -3 . Sehingga, untuk persamaan garis y = bx + a diperoleh persamaan y = 1,272 x 10 -3 - 1,343 x 10 -2 . Berdasarkan persamaan dan kurva kalibrasi, kandungan protein dari ekstrak cair protein ampas biji jinten hitam yang di uji secara duplo dan diambil nilai rata-ratanya, yaitu 8,5848 mgml atau 0,0923 terhadap ekstrak cair atau 0,8 terhadap serbuk ampas. y = 0,001x - 0,013 r = 0,994 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 50 100 150 200 250 S e rap an µgml UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.3. Hasil Pengujian Kandungan Protein Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam Nigella sativa Linn dengan Metode Lowry. Jumlah Sampel Serapan y Persamaan Kalibrasi Kandungan Proteinµgml x Kandungan Protein µgml x Faktor Pengenceran 20 µl 0,204 0,001272 x - 0,0134 170,91 µgml 8.545,6 µgml 0,206 0,001272 x - 0,0134 172,48 µgml 8.624 µgml Nilai rata-rata 8.584,8µgml atau 8,5848 mgml Merujuk pada hasil kandungan protein ampas biji jinten hitam sebelumnya yang dilakukan oleh PT. Sucofindo, Bekasi 2011 dengan metode analisis yang digunakan adalah metode Kjehdal diperoleh kandungan protein ampas biji jinten hitam sebesar 21,58 sedangkan dalam penelitian ini dihasilkan kandungan protein terhadap ekstrak ampas biji jinten hitam dengan menggunakan metode Lowry sebesar 8,5848 mgml atau 0,0923. Hal ini dikarenakan dalam metode Lowry didasarkan pada reaksi pembentukan warna yang disebabkan adanya reaksi aatara basa tembaga dengan kandungan residu triftopan, tirosin dan sistein dalam ekstrak ampas biji jinten hitam. Kekuatan warna biru yang terbentuk tergantung pada kandungan residu triftopan, tirosin dan sistein dalam sampel protein yang diuji Bintang, 2010. Adapun dalam penelitian ini, warna biru yang dihasilkan oleh ekstrak ampas biji jinten hitam adalah warna biru muda lampiran 8, Gambar 7. Sedangkan dalam metode Kjehdal, mula-mula bahan didestruksi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn kemudian amonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adapun kelemahan dalam metode Kjehdal bahwa purin, pirimidin, vitamin- vitamin, asam amino besar, kreatin serta kreatinin ikut teranalis dan terukur sebagai nitrogen protein Bintang, 2010.

4.4 Analisis Profil Protein Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam dengan SDS- PAGE

Dokumen yang terkait

Analisis Profil Protein dan Asam Amino Sarang Walet Putih (Collocalia fuciphago) dengan Menggunakan SDS-PAGE dan KCKT

3 21 68

Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi-Fraksi Hasil Kolom Kromatografi dari Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 11 80

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Validasi Metode Analisis Timokuinon serta Penetapan Kadar Timokuinon dalam Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

4 41 76

Penetapan Kadar dan Analisis Profil Protein dan Asam Amino Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn.) dengan Metode SDS-PAGE dan KCKT

7 52 77

Formulasi Emulsi Tipe M/A Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.)

5 41 83

PERBANDINGAN PROFIL KROMATOGRAM EKSTRAK AIR JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) DARI DAERAH Perbandingan Profil Kromatogram Ekstrak Air Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Dari Daerah Habasyah, India Dan Indonesia Dengan Hplc.

0 0 13

PERBANDINGAN PROFIL KROMATOGRAM EKSTRAK AIR JINTEN HITAM (Nigella sativa) DARI DAERAH HABASYAH, Perbandingan Profil Kromatogram Ekstrak Air Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Dari Daerah Habasyah, India Dan Indonesia Dengan Hplc.

0 0 15

PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN FENOLIK EKSTRAK AIR JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) DAN UJI SITOTOKSIK PADA SEL Penetapan Kadar Flavonoid Dan Fenolik Ekstrak Air Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Dan Uji Sitotoksik Pada Sel Kanker Payudara Mcf-7 Dari Tiga

0 1 12

PEMBUATAN DAN MIKROENKAPSULASI EKSTRAK ETANOL BIJI JINTEN HITAM PAHIT ( NIGELLA SATIVA LINN.)

0 0 10