20 7. Halusinogenika, Isd, mushroom, mescalin
8. Tembakau mengandung nikotin 9. Pelarut yang mudah menguap seperti ; aseton, glue, atau lem.
10.Multipel kombinasi dan lain-lain, misalnya; kombinasi heroin dan shabu- shabu, alkohol dan obat tidur.
d. Zat adiktif lain termasuk inhalasia aseton, thinner cat, lem atau glue, nikotin tembakau, kafein kopi
NAPZA termasuk zat psikoaktif. Yang dimaksud dengan zat psikoaktif adalah zat yang terutama berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan
perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran, persepsi dan kesadaran RSKO, 2011
2. TAHAPAN PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF
Tahapan penggunaan NAPZA ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai berat, indikator rentang respon ini berdasarkan perilaku yang ditampakkan
oleh remaja dengan gangguan zat adiktif sebagai berikut : Respon adaptif
Respon maladaptif
a. Eksperimental : Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan
rasa ingin tahu dari remaja. Sesuai kebutuhan pada masa tumbuh kembangnya, ia biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering
pula dikatakan taraf coba-coba. b. Rekreasional
: Penggnunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam mingguan,
Eksperimental Rekreasional Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan
21 acara ulangtahun. Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama teman-
temannya. c. Situasional
: Mempunyai tujuan secara individual, sudah merupakan kebutuhan bagi diri sendiri. Seringkali penggunaan ini merupakan
cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya individu menggunakan zat pada saat sedang konflik stress dan frustasi.
d. Penyalahgunaan : Penggunaan zat yang sudah cukup patologis,
sudah mulai digunakan secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah terjadi penyimpangan perilaku mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial,
pendidikan, dan pekerjaan. e. Ketergantungan
: Penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai
dengan adanya toleransi dan syndroma putus zat; suatu kondisi dimana individu yang biasa menggunakan za adiktif secara rutin, pada dosis tertentu
menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memkai, sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan.
Sedangkan toleransi, suatu kondisi dari individu yang mengalami peningkatan dosis jumlah zat, untuk mencapai tujuan yang biasa diinginkannya Yosep,
2007.
22
H. KERANGKA TEORI
Berdasarkan teori diatas, rangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interupsi Mandler 1988, Lazarus 1991, dan Ekman 1973 maka di
dapatkan kerangka teori sebagai berikut.
Gambar 2.1 Rangsangan
penghasil emosi
Faktor-faktor kognitif berfikir,
persepsi, mengingat.
Rangsangan diinterpretasikan
dengan pengalaman di masa lampau.
Faktor- faktor
kognitif menentu
kan tipe emosi
Pengala man
emosi Kebangkitan umum.
Rangsangan pada sistem saraf
autonomik menyebabkan
perubahan-perubahan pada tubuh.
Derajat perasaan ditentukan oleh
kebangkitan umum
Emosi Positif
1. Senang