8 Allah Yang Maha Kuasa. Secara mudah spiritual yang sehat itu dapat dilihat
dari praktik keagamaan atau kepercayaannya, serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.
3. Kesehatan social terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa
membeda-bedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status social, ekonomi, politik, dan sebagainya, saling menghargai dan toleransi.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang dewasa dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong hidupnya atau keluarganya secara financial. Bagi anak, remaja, dan usila dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Bagi mereka, produktif di sini
diartikan mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya sekolah atau kuliah bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan
atau keagamaan bagi para usila Notoatmodjo, 2005. 5. Rentang Sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapu juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, social, dan spiritual Hidayat, 2003.
B. KEPERAWATAN
1. Falsafah Keperawatan Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat
professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia biologis, psikologis,
9 social dan spiritual yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat-sakit Hidayat, 2003 2. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Menurut Dorothy, Cecelia, perawatan psikiatrik keperawatan kesehatan jiwa : proses dimana perawat membantu individu atau kelompok dalam
mengembangkan konsep diri yang positif, meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta berperan lebih produktif di masyarakat. Klien
gangguan jiwa memiliki hubungan yang tidak harmonis misalnya bermusuhan dengan orang lain dan mengancam agression atau curiga yang berlebihan
paranoid. Klien gangguan jiwa seringkali tidak produktif di masyarakat, bahkan cenderung merugikan masyarakat misalnya mencuri cleptomany, malas abulia,
atau perilaku deviasi sosial lain seperti pemakaian zat adiktif Yosep, 2007.
C. KONSEP DASAR EMOSI
Emosi masih menjadi hal yang diperdebatkan maknanya oleh para ahli Psikologi dan Filsafat karena emosi sering diidentifikasi dengan marah sedangkan
marah merupakan salah satu bagian dari emosi dan masih banyak bagian emosi yang lain selain marah Emosi hakekatnya muncul sebagai bentuk pengalaman afektif
senang tidak senang, merangsang individu untuk membangkitkan penjelasan kognitif menghubungkan sebab-sebab dalam dirinya sendiri atau lingkungan,
memicu variasi penyesuaian internal misal : detak jantung makin kuat, serta mendatangkan tingkah laku yang sering, ekspresif tertawa menangis,
mengarahkan tujuan membantu menolak, dan adaptif mengubah perilaku atau sesuatu yang mengancam nyawa kehidupan individu.
10 Hal yang menarik, emosi ternyata berfungsi untuk memperkuat ataupun
memperlemah tingkah laku seseoarang jika sesuatu menyenangkan, ia ingin lagi; jika sesuatu menyedihkan, ia tidak mau lagi. Dalam kehidupan manusia, emosi
memegang peranan yang amat penting. Tanpa emosi, fungsi mental seseorang tidak dapat dipertahankan dengan memuaskan. Jadi emosi sama dengan jantungnya jiwa.
Kalau jantungnya berhenti, jasmani akan mati. Kalau emosinya berhenti berfungsi maka matilah jiwanya misal pada penderita senilitas akut. Dengan dimilikinya
emosi, manusia memiliki kekuatan yang hebat. Ia mampu mengaktifkan dan memberi energi pada seluruh aktivitas manusia. Ia merupakan pemberi kekuatan,
kegairahan, semangat, kenikmatan, dan tenaga hidup. Namun demikian, emosi juga dapat berfungsi sebaliknya, melemahkan atau menurunkan. Dalam kaitannya dengan
belajar, emosi juga mampu berperan meningkatkan atau mendorong aktivitas berfikir, kontrol diri, pemahaman moral, dan bertindak bagi seseorang.
Emosi dan aspek-aspek fungsi jiwa yang lain proses berpikir, psikomotor, ingatan, persepsi saling mempengaruhi dan menentukan tingkat fugsi jiwa manusia
itu pada suatu waktu. Karena itu, kalau emosi seseorang terganggu, maka fungsi- fungsi jiwa yang lain juga terganggu.
Kondisi emosi yang wajar atau normal dijelaskan oleh Saanin 1976 dengan kriteria sebagai berikut.
1. Dapat diperkirakan dan sesuai, emosinya biasa, dapat diharapkan dan sejajar dengan rangsang yang menimbulkannya situasi rangsang.
11 2. Dilihat dari lamanya, emosi tidak diteruskan dalam jangka waktu yang lama dan
tidak pada tempatnya, atau berakhir dengan tiba-tiba, tetapi sesuai dengan keadaan kontestual kejadian yang menimbulkannya.
3. Dilihat dari lama atau intensitasnya, emosi yang ditampilkan tidak terlalu lemah dan tidak pula terlalu kuat dalam berhubungan dengan situasi.
Sedangkan secara umum, ciri khas emosi yang terganggu adalah: 1. Tidak dapat diprediksikan unpredictable
2. Tidak dapat atau sulit dikendalikan uncontrollable 3. Sensitif berlebihan oversensitiveness
4. Tidak ada keterapan instability dan 5. Adanya ketidaktepatan dalam mempersepsi diri sendiri atau lingkungannya
inadequate self and environment perceptions Sunaryo, 2004
a Pengertian Emosi
Emosi berasal dari bahasa Latin ”movere” yang berarti menggerakkan
atau bergerak King, 2010. Emosi juga didefinisikan sebagai suatu keadaan penyesuaian diri yang berasal dari dalam tubuh, yang melibatkan
hampir keseluruhan dari diri individu Al-Firdaus, 2011. Bila dilihat dari literatur yang membahas emosi, maka ada banyak pengertian emosi.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : Ekman 1982 dalam Causa 2008 bahwa emosi yang sedang
dirasakan seseorang dapat dilihat dari ekspresi wajah. Suatu perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik motorik. Franken 1993 menjelaskan
bahwa emosi merupakan hasil interaksi antara faktor subyektif proses
12 kognitif, faktor lingkungan hasil belajar dan faktor biologik proses
hormonal. Emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan
lingkungannya Baihaqi, 2005. Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan
sensasi organis dan kinetis Yosep, 2007. Istilah emosi mengandung arti kekuatan kejiwaan untuk merasakan
sesuatu, atau hal-hal yang berkaitan dengan ekspresi emosi. Sedangkan emosionalitas berarti satu kecenderungan atau tingkatan derajat dimana
seorang mereaksi secara emosional, atau kepekaan rasa dalam menghayati sesuatu, hingga sesorang mudah dipengaruhi kesan dari luar Baihaqi,
2005. Menurut pandangan psikologi yang agak berbeda dengan neuropsikologi, emosi adalah pengalaman yang sadar dan kompleks yang
memberi pengaruh pada aktivitas-aktivitas tubuh, menghasilkan sensasi- sensasi organis dan kinestetik, disertai dengan penjelmaan yang jelas,
impuls-imlpuls yang bersamaan serta nada perasaan yang kuat Sunaryo, 2004.
Pengertian emosi juga lebih menunjukkan pada banyak sedikitnya dibangkitkan tubuh manusia. Emosi juga bukan motif, kehendak,
dorongan, ataupun perasaan; walaupun ada hubungan sebab akibat. Dalam fungsi emosi, termasuk didalamnya adalah perubahan-perubahan fisiologis
tingkah laku yang jelas kelihatan, menyentuh perasaan, dan melibatkan impuls-impuls Sunaryo, 2004. Belum ada kesepakatan mengenai emosi
13 mana yang dinamakan emosi dasar dan emosi kompleks Causa, 2008.
Menurut para ahli terdapat beberapa pandangan mengenai pembagian emosi adalah sebagai berikut :
1 Pandangan Nativistik Menurut Rene Descartes 1596-1650, menyatakan bahwa
manusia sejak lahirnya mempuyai 6 emosi dasar, yaitu : 1. ingin 2. kawatir 3. kagum 4. sedih 5. benci 5. cinta 6. gembira.
2 Pandangan Empiristik William James 1842-1910, Amerika Serikat dan Carl
Lange, Denmark telah menyusun teori tentang hasil persepsi seeorang tentang perubahan-perubahan terjadi pada tubuh sebagai
respon rangsangan yang datang dari luar. Teori James-Lange Sunaryo, 2004.
3 Mandler menjelaskan bahwa emosi terjadi pada saat sesuatu yang tidak diharapkan atau pada saat kita mendapat rintangan di dalam
mencapai suatu tujuan tertentu Hardy, 1988. 4 Sedangkan menurut C.T. Morgan aspek emosi ada empat, yaitu : a.
Emosi sangat erat hubungannya dengan kondisi tubuh, misalnya denyut jantung, sirkulasi darah, dan pernapasan. b. Emosi ialah sesuatu
yang diekspresikan, misalnya dalam bentuk tersenyum, tertawa, dan menangis. c. Emosi ialah sesuatu yang dirasakan, misalnya merasa
senang, sedih, benci, atau kecewa. d. Emosi mendorong seseorang
14 berbuat sesuatu, artinya kalau seseorang beremosi senang ia akan
mengerjakan sesuatu yang disenanginya; sebaliknya akan mencegah seseorang berbuat sesuatu kalau seseorang tidak senang pada sesuatu
itu Sunaryo, 2004.
b Perubahan-Perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi Nama Organ
Perubahan pada tubuh 1 Peredaran darah
Bertambah cepat bila marah
2 Denyut jantung Bertambah cepat bila terkejut
3 Pernafasan Bernafas panjang kalau kecewa
4 Pupil mata Membesar bila marah atau sakit
5 Liur Mengering kalau takut atau tegang
6 Bulu Berdiri kalau takut
7 Pencernaan Diare kalau tegang
8 Otot Keteganganan dan ketakutan menyebabkan
otot menegang atau bergetar atau tremor
Tabel 1.1. Perubahan tubuh manusia apabila terjadi emosi. Sumber : Rahmat, 2009
c Emosi Dasar
1 Kebahagiaan atau suka cita atau senang. Kebahagiaan dan kegembiraan, merupakan emosi yang positif
karena dalam emosi ini ada situasi yang menguntungkan yang hampir tapi tidak persis sama, adalah bahasa sehari-hari dikatakan
memiliki penyebab beragam Causa, 2008. Kapasitas untuk
15 kebahagiaan tampaknya tidak setara antara orang-orang bahkan di
bawah kondisi yang serupa kehidupan yang positif dan mungkin dianggap sebagai hadiah besar tidak diberikan pada setiap orang
Lazarus, 1991. 2 Kesedihan
Adalah emosi yang sangat menarik dan abscure. Seseorang yang menderita kesedihan, bukan kesedihan secara fisik, melainkan
mnderita karena kehilangan; hal ini biasanya dikatakan terkait dengan kerugian seperti kematian, dikecewakan ataupun patah
harapan seperti seseorang yang kita cinta, kegagalan nilai kehidupan, peran, atau hilangnya hal positif yang lain. Emosi ini
yang ditandai dengan ketidak berdayaan untuk mengubah hal-hal, upaya-upaya yang dipasang untuk menghindari kerugian,
mengembalikan apa yang telah hilang, atau mengelola marabahaya. Orang yang gagal untuk memulihkan kerugian biasanya proses
panjang biasanya disebut sebagai depresi, karena perjuangan yang aktif dan berkepanjangan koping yang tidak adekuat. Emosi pada
tahap ini mungkin lebih mirip dengan kesedihan mendalam. Oleh karena itu, kesedihan adalah langkah menuju pengunduran diri,
yang muncul dari sebuah perjuangan mengatasi masa sulit di mana prospek emosional sering bertentangan, rapuh, dan berubah
Lazarus, 1991. 3 Takut
16 Takut adalah emosi yang bisa disebabkan oleh ancaman yang
nyata bisa juga oleh ancaman yang dibayangkan. Rasa takut dapat membuat seseorang untuk melakukan suatu tindakan terhadap subjek
yang dianggap mengancam dalam rangka mengantisipasi dan menghindar.
4 Marah Biasanya, kemarahan adalah reaksi terhadap stimulus yang tidak
menyenangakan atau mengancam Widjaya Kusuma, 1992. Kemarahan menurut Stuart dan Sunden 1987 adalah perasaan
jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman Keliat, 1996.
Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit klien sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal.
Banyak situasi kehidupan yang menimbulkan kemarahan, misalnya fungsi tubuh yang terganggu sehingga harus masuk rumah sakit,
kontrol diri yang diambil alih oleh orang lain, menderita sakit, peran yang tidak dapat dilakukan karena dirawat di rumah sakit, pelayanan
perawat yang terlambat dan banyak hal lain yang dapat meningkatkan emosi klien.
Kemarahan yang diekspresikan keluar dengan kegiatan yang konstruktif dapat menyelesaikan masalah. Kemarahan yang
diekspresikan keluar dengan kegiatan yang destruktif dapat
17 menimbulkan perasaan bersalah dan menyesal. Kemarahan yang
dipendam akan menimbulkan gejala psikosomatis Yosep, 2007. Sumber utama kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu
aktivitas untuk sampai tujannya, dengan demikian ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah. Untuk
menyalurkan ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi marah.
Ketika marah, seseorang merasa ingin atau berkecenderungan untuk melukai orang lain. Rasa marah biasanya di luar kendali
individu Lazarus,1991.
D. ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN