A. Pendahuluan
Terjadinya perubahan lingkungan dan penggunaan lahan dicirikan dengan adanya dinamika perubahan exchange dan kompleksitas complexity. Perubahan yang
terjadi secara terus-menerus dengan frekuensi dan intensitas yang berbeda-beda , kompleks dan rumit antara komponen abiotik, biotik dan kultural yang semuanya
masih memberikan kontribusi ketidakpastian dalam kondisi mendatang. Secara umum persoalan lingkungan hidup merupakan permasalahan yang penting dalam rangka
pengembangan dan pembangunan wilayah di Indonesia. Kerusakan dan degradasi lahan serta tidak optimalnya pemanfaatan sumberdaya alam semakin menambah
kompleksitasnya permasalahan pengelolaan sumber daya alam. Degradasi sumberdaya alam yang disebabkan oleh berbagai macam perlakuan baik
legal maupun illegal mengakibatkan terganggunya keseimbangan suatu ekosistem yang pada gilirannya akan mengakibatkan berkurangnya fungsi ekosistem, seperti
fungsi lindung, fungsi hidroorologis mengatur tata air dan sebagai ruang semua makhluk hidup di dalam suatu wilayah. Dalam satu kawasan tidak seluruh
wilayahnya memiliki karakteristik, cirri dan tingkat kerentanan lingkungan yang sama., sehingga dalam satu wilayah manajemen perlu dilakukan pembuatan batasan
terhadap sesuatu yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dilakukan di suatu wilayah pengelolaan. Penurunan kualitas lingkungan dapat diatasi dengan
menganggap suatu wilayah dalam penataan ruang sebagai sebuah ekosistem. Sebagai ekosistem, wilayah harus dikelola dalam batas-batas keberfungsiannya. Pendekatan
ekosistem dalam penataan ruang harus melibatkan semua sektor masyarakat dan berbagai bidang ilmu pengetahuan yang relevan
B. Penataan ruang
Penataan ruang dipandang sebagai upaya untuk memanfaatkan sumberdaya alam sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Namun demikian, penataan ruang juga
harus dapat menjamin kelestarian sustainability sumberdaya alam dapat berfungsi dan bermanfaat terus menerus Gambar 1 yaitu fungsi sumberdaya alam tanah, air
Anita Zaitunah : Konservasi Sumberdaya Alam Dalam Penataan Ruang, 2009 USU e-Repository © 2009
dan isinya awal harus tetap dapat berfungsi setelah mengalami penataan ruang. Karena sifat penataan ruang yang irreversible maka perencanaan penataan ruang
harus mempertimbang kebutuhan, kemampuan dan kapasitas dalam melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan tata ruang yang disusun.
Gambar 1. Fungsi asal dan fungsi baru sumberdaya alam mengalami penataan ruang
Dalam membuat dan menyusun tata ruang kawasan seharusnya melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaannya. Dengan demikian masyarakat
akan ikut bertanggung jawab melaksanakan dan menjaga tata ruang yang telah disusunnya. Di samping itu masyarakat dapat memberikan alternatif-alternatif desain
tata ruang sehingga mereka pun masih dapat mencari penghasilan dan meningkatkan kesejahteraanya dengan tidak mengganggu bentuk tata ruang yang dibangun. Rusli
1998 menyatakan bahwa permasalahan tata ruang dapat dikurangi dengan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang, dengan meningkatkan efektivitas komunikasi,
peningkatan peran tokoh masyarakat dan pertukaran informasi secara kontinu. Pelibatan dapat dilakukan pada tahap penentuan tipe penggunaan lahan dan tahap
alokasi penggunaan lahan. Oleh karenanya prinsip yang harus dipedomani dalam penataan ruang adalah :
Anita Zaitunah : Konservasi Sumberdaya Alam Dalam Penataan Ruang, 2009 USU e-Repository © 2009
モ Mekanisme penyusunannya dilakukan secara partisipatif melibatkan semua pihak yang terkena dampak penataan ruang. Didukung oleh komitmen
publik para pihak モ Ada kesesuaian antara program rekomendasi dengan alokasi anggaran
モ Melibatkan seluruh stake holder dalam proses penyusunannya モ Disosialisasikan kepada semua pihak
モ Menungkinkan untuk dilakukan asesmenevaluasi tahunan
Bonheur 2002 juga menyatakan bahwa keberhasilan pada tingkat lokal dalam pelibatan masyarakat, dalam penelitian dan pengelolaan kawasan secara bijaksana
khususnya di kawasan-kawasan perlindungan. Selain itu juga tergantung pada kemampuan bekerjasama dengan stake holder sebagai faktor kunci, utamanya sektor
perikanan dan pertanian serta pemilihan metode manajemen pengaturan. Termasuk faktor kunci kelestarian yang lain adalah sosial, budaya, ekonomi dan pertimbangan
lingkungan. Agar tata ruang yang disusun dapat dijalankan dan memberikan dampak peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan wilayah maka harus dibuat juga : 1. Actions plan yaitu rencana tindakan pelaksanaan tata ruang yang akan dilakukan
guna mencapai tujuan penataan ruang yang meliputi daftar program dan kegiatan, tata waktu, prioritas aktivitas, sumberdaya dan anggaran yang
diperlukan 2. Monitoring and review yaitu metode untuk mengawasi, waktu pengawasan, dan
teknis pelaksanaan pengawasan termasuk indikatoryang didefinisikan untuk menilai kinerja pelaksanaan tata ruang
C. Konservasi sumberdaya alam