PENGARUH BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA SMK NEGERI 1 BERINGIN.

(1)

PENGARUH BIMBINGAN KARIR DAN SELF EFFICACY

TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA

SMK NEGERI 1 BERINGIN

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh

DWI KARTIKA SARI

NIM. 8106122052

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Karir dan Self Efficacy Terhadap Perencanaan Karir Siswa SMK Negeri 1 Beringin Kabupaten Deli Serdang “. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan menjadi amal ibadah dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT, Amiin.

Rasa terima kasih terutama penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing I yaitu Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan dosen Pembimbing II yaitu Bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd yang penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan, arahan dan motivasi pada penulis. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof.Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd, Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd dan Dr. Mursid, M.Pd yang telah banyak memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan dan

Ketua Prodi Teknologi Pendidikan yaitu Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd.

2. Para Dosen di Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan

yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kematangan berpikir yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Kepala Sekolah dan guru-guru SMK Negeri 1 Beringin Kabupaten Deli Serdang yang


(6)

4. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan Angkatan XIX.

Selanjutnya terima kasih yang teristimewa dan doa yang selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT untuk Ayahanda dan Bunda H. Muhammad Syahrizal dan Hj. Saadah Lubis, S.Pd. MAP serta Suami tercinta Andy Irwansyah, SH, yang telah telah memberikan dukungan dan motivasi serta selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan Pendidikan Magister. Kakak dan Adikku Putri Rini Sari, ST dan Nugraha Ari Syahputra, ST atas dukungannya.

Atas bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima selama ini, penulis berdoa kepada Allah SWT semoga kita semua mendapatkan karunia dan Ridho-Nya. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan.

Medan, Maret 2016 Penulis,


(7)

i

ABSTRAK

Sari Kartika Dwi. (2016). Pengaruh Bimbingan Karir dan Self Efficacy

Terhadap Perencanaan Karir Siswa SMK Negeri 1 Beringin. Tesis,

Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin yang diberi perlakuan bimbingan karir model decision making lebih tinggi dibandingkan siswa yang diberi perlakuan bimbingan karir

model effective problem solving, (2) perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa dengan self efficacy rendah, (3)

interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy terhadap perencanaan

karir siswa SMK Negeri 1 Beringin

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK Negeri 1 Beringin kelas XII Semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 terhadap perencanaan karir. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan

self efficacy siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran

masing-masing terdiri dari 29 untuk eksperimen dan 36 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Sccheffe.

Hasil penelitian menunjukkan (1) perencanaan karir antara siswa yang diberi perlakuan bimbingan karir model decision making dan model effective problem solving taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fh sebesar 6,95 dan Ftabel =

4,00, jadi Fhitung> Ftabel = 6,95 > 4,00. Hipotesis telah teruji kebenarannya Ha

diterima dan Ho ditolak, (2) hasil perhitungan tentang perbedaan perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi dan rendah pada taraf signifikansi α

= 0,05 dengan Fh sebesar 41,03 dan Ftabel = 4,00 jadi Fhitung> Ftabel = 41,03 > 4,00,

maka hipotesis telah teruji kebenarannya Ha diterima dan Ho ditolak, (3) besarnya rata-rata perencanaan karir siswa untuk setiap kelompok pembelajaran ̅A1B1 =

91,67 dan ̅A1B2 = 77,79 sedangkan ̅A2B1 = 83,42 dan ̅A2B2 = 79,29. Hasil

perhitungan Anava factorial 2x2 diperoleh hasil perhitungan Fh = 13,88 dan harga

tabel Ft = 4,00adalah Ft(0,05)(1,61) = 4,00, sehingga dapat dinyatakan Fh (13,88) >

Ft(4,00), maka hipotesis telah teruji kebenarannya Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian semakin baik model bimbingan karir yang digunakan dalam merencanakan karir siswa, maka semakin tinggi kemampuan siswa dalam merencanakan karir siswa, atau semakin tinggi self efficacy siswa dengan model

bimbingan karir, maka semakin tinggi pencapaian kompetensi yang diperoleh siswa, interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy akan memberikan

dampak positif dalam perencanaan karir siswa. Akan tetapi pengaruh model bimbingan karir lebih banyak memberikan pengaruh terhadap perencanaan karir siswa dibandingkan dengan self efficacy siswa.


(8)

ii

ABSTRACT

Sari Kartika Dwi. (2016). The Influence of Career Guidance And Career

Planning Self Efficacy Against Students of SMK Negeri 1 Beringin.

Thesis, of Educational Technology, Post Graduate State University Medan

The aims of this research is to find of: (1) the differences of career planning between students who were subjected career guidance model of decision making by the students treated with career guidance model of effective problem solving, (2) the differences of career planning students who have self-efficacy high with students who have low self-efficacy, and (3) differences in students' career planning in terms of models of career guidance and self efficacy. This research was conducted at SMK Negeri 1 Beringin. Semester XII classes even in academik 2015/2016 on career planning.

The sampling technique used by cluster random sampling based on the self-efficacy of students, so that the study sample in each study group consisted of 29 to experiment and 36 for the control group. The method used is quasi-experimental with 2 x 2 factorial analysis technique used is the analysis of variance of two paths with significance level α = 0.05 by F test, a further test using the Test Sccheffe.

The results showed (1) between student career planning career guidance treated decision making models and models of effective problem solving significance level α = 0.05 by 6.95 Fh and F table = 4.00, so Fh> Ft = 6 95> 4.00.

Hypothesis telah teruji truth Ha accepted and Ho rejected, (2) the results of the calculation of the difference career planning students who have high self-efficacy and low at significance level α = 0.05 at 41.03 Fh and F table = 4.00 so Fhitung> Ftabel

= 41.03> 4.00, then the hypothesis truth Ha accepted and Ho rejected, (3) the magnitude of the average career planning grou is as follows, to

̅

A1B1 = 91.67

and

̅

A1B2 = 77.79 while

̅

A2B1 = = 83.42 and

̅

A2B2 79.29. 2x2 factorial

Anova calculation results obtained calculation results Fh = 13.88 and the price

table 4,00 adalah Ft(0.05) (1.61) = 4.00, so it can be expressed Fh (13.88) > Ft (4 ,00),

then the hypothesis has been verified Ha accepted and Ho rejected.

Thus, the better the model of career guidance used in planning a student's career, the higher ability students in career planning student, or the higher self-efficacy of students with a model of career guidance, the higher the achievement of competence obtained by the students, the interaction between the model of career guidance and self-efficacy will have a positive impact on students' career planning. But the influence of career guidance models more influence on students' career planning than the self-efficacy of students.


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ………. ix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 12

1. Hakikat Perencanaan Karir... ... 12

2. Hakikat Bimbingan Karir... ... 27

2.1. Model Bimbingan Karir Decision Making (DM)... 31

2.2. Model Bimbingan Karir Effective Problem Solving (EPS) . 35 3. Hakikat Self Efficacy ... 39

3.1. Pengertian Self Efficacy... 39

3.2. Dimensi Self Efficacy ... 40


(10)

vi

B. Penelitian yang Relevan ... 46

C. Kerangka Berpikir ... 47

D. Pengajuan Hipotesis ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 58

C. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan... ... 60

D. Pengontrolan Perlakuan... 64

E. Defenisi Operasional... ... 66

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen... ... 68

G. Teknik Analisa Data ... ... ... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data... ... 74

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 84

C. Pengujian Hipotesis... 88

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 94

E. Keterbatasan Penelitian... ... 107

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 109

B. Implikasi... 109

C. Saran... 112


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 : Karakteristik Perkembangan Karir Remaja... 27

Tabel 2.2 : Perbandingan Seseorang yang Memiliki Self Efficacy

Tinggi dan Rendah ... 52 Tabel 3.1 : Desain Eksperimen Faktorial 2 x 2 ... 59

Tabel 3.2 : Pelaksanaan Perlakuan Bimbingan Karir Decision Making ... 61

Tabel 3.3 : Pelaksanaan Perlakuan Bimbingan Karir Effective Problem Solving 63

Tabel 3.4 : Kisi-kisi Tes Perencanaan Karir ... 69 Tabel 3.5 : Kisi-kisi Self Efficacy... 70

Tabel 4.1 : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan

Karir Model Decision Making……… 74

Tabel 4.2. : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan Karir

Model Effective Problem Solving……….……… 76

Tabel 4.3 : Perencanaan Karir Siswa dengan Self efficacy Tinggi….……... 77

Tabel 4.4. : Perencanaan Karir Siswa dengan Self efficacy Rendah…………... 78

Tabel 4.5. : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan

Karir Model DM dengan Self efficacy Tinggi………... 79

Tabel 4.6. : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan

Karir Model DM dengan Self efficacy Rendah………... 80

Tabel 4.7 : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan

Karir Model EPS dengan Self efficacy Tinggi………....… 82

Tabel 4.8 : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan

Karir Model EPS dengan Self efficacy Rendah……… 83

Tabel 4.9 : Perencanaan Karir Siswa yang Diberi Perlakuan Bimbingan


(12)

viii

Tabel 4.10 : Perencanaan Karir Siswa yang Memiliki Self efficacy Tinggi dan

Rendah……… ... 85 Tabel 4.11 : Uji Normalitas Perencanaan Karir Siswa dengan Model

Bimbingan berdasarkan Self Efficacy ……… ... 85

Tabel 4.12. : Uji Homegenitas untuk A1 dan A2 ………..………… 86

Tabel 4.13. : Uji Homegenitas untuk B1 dan BA2 ………..………… 87

Tabel 4.14 : Uji Homogenitas Perencanaan Karir Siswa dengan Model

Bimbingan berdasarkan Self Efficacy ……… ... 87 Tabel 4.15. : Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif………….. 88 Tabel 4.16 : Ringkasan Hasil Perhitungan Anava Faktorial 2 x2 …..………… 89


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan

Bimbingan Karir Model Decision Making………...……..… 75 Gambar 4.2. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan

Bimbingan Karir Effective Problem Solving ……... 76 Gambar 4.3. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Memiliki Self

Efficacy Tinggi… ………... 77 Gambar 4.4. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Memiliki Self

Efficacy Rendah...……….. 78

Gambar 4.5. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan

Bimbingan Karir Model Decision Making dengan Self

Efficacy Tinggi ………... 80

Gambar 4.6. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan Bimbingan Karir Model Decision Making dengan Self

Efficacy Rendah………... 81

Gambar 4.7. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan Bimbingan Karir Effective Problem Solving dengan Self

Efficacy Tinggi…...………….. 82 Gambar 4.8. : Histogram Perencanaan Karir Siswa Yang Diberi Perlakuan

Bimbingan Karir Effective Problem Solving dengan Self

Efficacy Rendah...………. 84 Gambar 4.9. : Interaksi antara Model Bimbingan Karir dan Self Efficacy


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran ... 117

Lampiran 2 : RPL Bimbingan dan Konseling Decision Making ... 119

Lampiran 3 : RPL Bimbingan dan Konseling Effective Problem Solving ... 133

Lampiran 4 : Angket perencanaan karir ... 146

Lampiran 5 : Tabel tes Self Efficacy ... 149

Lampiran 6 : Perhitungan Hasil Uji Instrumen Penelitian, Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 158

Lampiran 7 : Hasil Analisis Data Induk Penelitian ... 166

Lampiran 8 : Dokumentasi ... 195

Lampiran 9 : Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 203

Lampiran 10 : Seminar Proposal ... 204

Lampiran 11 : Surat Keterangan Validasi Instrumen ... 205

Lampiran 12 : Surat penelitian dari Pasca Sarjana ... 207

Lampiran 13 : Surat izin melakukan Penelitian ke Tempat yang Di tuju Yang Di tuju ... 208

Lampiran 14 : Surat keterangan telah melaksanakan Penelitian ... 209

Lampiran 15 : Undangan Ujian Tesis ... 210


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan kemampuan dan kecakapan hidup, menghargai informasi serta mampu berkompetensi secara positif. Perubahan dan perkembangan informasi di bidang teknologi, industri, sosial, ekonomi dan budaya terjadi dengan sangat cepat. Kemajuan tersebut akan menimbulkan dampak yang positif dan negatif, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan perilaku dan gaya hidup manusia.

Berkaitan dengan hal tersebut, Tolbert (dalam Supriatna, 2009) mengemukakan bahwa untuk menghadapi era globalisasi dibutuhkan manusia-manusia yang unggul secara individualistik dan partisipatoris, yaitu pribadi yang mampu menggali perkembangan potensinya untuk menemukan jalan strategi terbaik, sehingga mampu bertahan untuk melawan arus perubahan dan persaingan yang semakin kuat. Dibutuhkan keunggulan sumber daya manusia yang memiliki kepercayaan diri yang kuat, mampu memilih dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab serta menghargai kemampuan orang lain sebagai rekan dalam hidup bermasyarakat. Untuk menciptakan suatu generasi yang tangguh dengan kekuatan sumber daya manusia seperti tersebut di atas, pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dasar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.


(16)

2

Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut di atas, dibutuhkan pendidikan kejuruan yang bermutu dan mampu mencetak tenaga produktif menengah yang terampil dan kreatif dalam mengembangkan sikap profesional dalam dunia kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKN). Dalam upaya menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional, berupaya agar setiap individu memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu dengan utuh. Hal ini diwujudkan melalui tiga pilar utama pemerintah di bidang pendidikan, yaitu: (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik. Tiga pilar ini diyakini mampu secara berkesinambungan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Selanjutnya, ketiga pilar utama pemerintah tersebut menjadi referensi pengembangan pendidikan kejuruan yang merupakan pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu dalam bentuk satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian dalam bidang tertentu. Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) juga menggambarkan profil lulusan SMK ideal yang merupakan refleksi dari visi, misi dan tujuan SMK. Siswa lulusan SMK merupakan siswa yang memiliki kualifikasi sebagai berikut: (1) siap kerja, tamatan SMK telah dibekali keterampilan dan kemampuan untuk bekerja di bidangnya sehingga mereka memiliki kepercayaan diri yang lebih untuk siap bekerja tanpa perlu diberikan pelatihan tambahan lagi setelah lulus sekolah.


(17)

3

Mereka juga dibekali kemampuan untuk berwirausaha sehingga dapat membuka usaha sendiri jika tidak mendapatkan pekerjaan di suatu perusahaan industri; (2) cerdas, kecerdasan yang dimiliki siswa SMK tidak hanya terbatas pada kecerdasan intelektual saja tapi juga harus cerdas secara spiritual, cerdas secara emosional dan sosial serta cerdas secara kinestik; (3) kompetitif, jiwa kompetitif yang dimiliki oleh lulusan SMK adalah jiwa yang memiliki keinginan untuk menjadi agen perubahan dan pantang menyerah. Hal ini seyogyanya sudah ditanamkan sejak tahun pertama di SMK. Kemandirian serta kepribadian siswa SMK yang unggul memicu kesiapan mental mereka untuk siap bekerja atau membuka lapangan usaha sendiri.

Namun terkadang siswa SMK dihadapkan pada permasalahan yang dapat menghambat pemilihan keputusan karirnya secara tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Supriatna (2009: 22-23) masalah karir yang dirasakan oleh siswa itu, antara lain: (1) siswa kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat, (2) siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup, (3) siswa masih bingung untuk memilih pekerjaan, (4) siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat, (5) siswa merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, (6) siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan tertentu, bila setelah tamat tidak masuk dunia kerja, (7) siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk masa depan karirnya.


(18)

4

Berdasarkan pengetahuan yang didapat ketika melakukan observasi mata pelajaran Bimbingan Karir di SMK, diketahui banyak siswa SMK terutama siswa kelas XI mengeluhkan jurusan yang dipilihnya karena siswa merasa tidak cocok dengan jurusan yang dipilihnya, hal ini disebabkan karena pada saat memilih jurusan masih ditentukan oleh orang tua siswa. Selain masih bingung terhadap pemilihan karir setelah lulus SMK, berdasarkan hasil wawancara awal dengan siswa SMK Negeri 1 Beringin ditemukan fakta bahwa sebagian besar dari mereka (90%) belum memiliki kematangan pola pikir dalam merencanakan masa depannya sendiri. Jika dibandingkan dengan para siswa SMU, kematangan perencanaan masa depan pada siswa SMK masih kurang memadai. Keprihatinan akan kondisi tersebut yang mendasari untuk melakukan penelitian.

Fenomena tentang minimnya kualitas lulusan SMK juga ditemukan pada dunia kerja. Ketika para siswa melaksanakan Prakerin (Praktek Kerja Industri) di perusahaan-perusahaan, instansi pemerintah, berdasarkan laporan dari pihak Departemen SDM (Sumber Daya Manusia) didapat fakta di lapangan bahwa kompetensi etos kerja dan semangat profesionalitas yang dimiliki siswa SMK tersebut masih sangat minim dan tidak memenuhi standar kompetensi kerja nasional (SKKN). Akan sangat kontras dengan tuntutan kompetensi dari siswa SMK untuk mampu memiliki keterampilan dan kecakapan hidup yang memadai setelah mereka lulus.

Priest seperti dikutip oleh Ratu (2012: 1) menyatakan bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki ide dalam membuat keputusan karir yang baik. Mereka juga perlu mengembangkan kemampuan dalam perencanaan karir. Perencanaan karir bersifat individual sesuai konteks kebutuhan siswa. Oleh karena itu peran


(19)

5

guru bimbingan dan konseling sangat penting untuk menyiapkan informasi karir demi membantu perencanaan karir siswa. Perencanaan Karir (career planning)

terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan dan karir. Perencanaan didefinisikan sebagai proses penentuan rencana atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang, sedangkan karir adalah semua pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan dan nilai bagi kehidupan seseorang. Jadi perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan

mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya. Melalui perencanaan karir (career planning) setiap individu mengevaluasi kemampuan

dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternative, menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. perencanaan karir adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan karir merupakan proses untuk: (1) menyadari diri sendiri terhadap peluang-peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-kendala, pilihan-pilihan, dan konsekuensi-konsekuensi; (2) mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir; (3) penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu, dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir. Melalui perencanaan karir, setiap idividu mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun


(20)

6

tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus utama dalam perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia.

Tahap Perkembangan Karier menurut Super dalam Dibyo (2013) sebagai berikut (a) Tahap Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun, adanya pertumbuhan

fisik dan psikologis. Pada tahap ini individu mulai membentuk sikap dan mekanisme tingkah laku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan dalam pilihan pekerjaan mulai yang tentatif sampai dengan final, (b) Tahap Eksplorasi (Exploratory): 15 – 24 tahun, dimulai sejak individu menyadari bahwa pekerjaan

merupakan suatu aspek dari kehidupan manusia. Pada awal masa ini atau masa fantasi, individu menyatakan pilihan pekerjaan sering kali tidak realistis dan sering erat kaitannya dengan kehidupan permainannya, (c) tahap Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun, berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat

mulai bekerja. Pada masa ini individu dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan apakah pilihan dan keputusan pekerjaan yang dibuat pada masa eksplorasi benar atau tidak. (d) tahap Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun,

individu berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat.

Keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu, (e) tahap Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun tahap menjelang berhenti bekerja


(21)

7

bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan out-put atau hasil yang minimal sekalipun

Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karir, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karir yang dihadapi (Nurnida, 2012: 2).

Conny Semiawan seperti di kutip oleh Mamat Supriatna (2006) memberikan definisi bimbingan karir lebih luas yaitu “…Bimbingan Karir (BK) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan individu yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif dan afektif, maupun keterampilan seseorang dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan maupun perolehan pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam kehidupan yang terus-menerus berubah; tidak semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau bimbingan tugas”.

Upaya mengatasi ketidakpastian mengenai kemampuannya individu harus memiliki keyakinan. Oleh karena itu, agar dapat membuat pilihan bidang karir individu harus memiliki self efficacy dalam dirinya. Salah satu faktor yang

mempengaruhi perencanaan karir seseorang adalah self efficacy. Santrock (dalam Yunia,


(22)

8

dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Remaja dengan self efficacy yang tinggi akan mengatakan bahwa dirinya mampu mempelajari

materi yang diberikan di kelas dan memiliki kepercayaan bahwa ia dapat bekerja dengan baik dalam kegiatan di kelas. Hal ini sejalan dengan konsep yang dijelaskan oleh Schunk (dalam Santrock, 2007) bahwa siswa dengan self efficacy yang rendah akan

menghindari tugas-tugas yang diberikan dalam proses belajar. Sedangkan siswa dengan

self efficacy yang tinggi akan bersemangat dalam mengerjakan setiap tugas yang

diberikan dalam proses belajar. Siswa dengan self efficacy yang tinggi akan berusaha

lebih keras dan bertahan lebih lama dalam proses belajar dibandingkan dengan siswa dengan self efficacy yang rendah. Selain itu, siswa dengan self efficacy yang tinggi akan

lebih memiliki rasa percaya diri dalam menjelajahi tantangan karir. Selain kompetensi etos kerja dan semangat profesionalitas, siswa SMK dituntut untuk memiliki kematangan pribadi yang mantap karena orientasi lulusan SMK diarahkan untuk langsung terjun ke dunia usaha, industri, bisnis dan profesi, dimana mereka harus dapat menunjukan sosok pribadi yang terampil dan professional, tidak hanya dalam bekerja tetapi juga dalam hubungan sosial antara personal dan intrapersonal. Berdasarkan fenomena tersebut di atas, pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan layanan bimbingan dan konseling bagi siswanya dalam upaya peningkatan kualitas SMK secara pribadi, sosial, akademik dan karir.

Dari fenomena yang telah dipaparkan mengenai permasalahan self efficacy dan

kaitannya dengan karir pada siswa SMK, maka diperlukan upaya serius dari pihak sekolah yang tentunya sangat berkewajiban memberikan layanan dan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam upaya pencapaian kematangan dalam karir.


(23)

9

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang permasalahan ini, maka perlu mengkaji bagaimana pengaruh bimbingan karir dan self efficacy

terhadap perencanaan karir Siswa SMK Negeri 1 Beringin.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut, 1) faktor apa sajakah yang mempengaruhi perencanaan karir siswa? 2) apakah bimbingan karir mempengaruhi siswa dalam menentukan karir serta memilih pekerjaan? 3) bagaimana peranan bimbingan karir dalam profil kematangan siswa? 4) bagaimana hubungan self efficacy dengan perencanaan karir siswa? 5) apakah

bimbingan karir mempengaruhi self efficacy siswa? 6) apakah penerapan bimbingan

karir dan self efficacy mempengaruhi keberhasilan siswa? C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan progam bimbingan konseling yang membahas tentang bimbingan karir, self efficacy dan

perencanaan karir. Model bimbingan karir dibatasi pada model bimbingan

Effective Problem Solving (EPS) dan model bimbingan karir decision making. Self Efficacy siswa dibedakan menjadi tinggi dan rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut:


(24)

10

1. Apakah perencanaan karir siswa yang diberi perlakuan bimbingan karir model

Decision Making lebih tinggi daripada perencanaan karir siswa yang diberi

perlakuan bimbingan karir model Effective Problem Solving?

2. Apakah perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi

daripada perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy rendah?

3. Apakah ada interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy dalam

mempengaruhi perencanaan karir siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin yang diberi perlakuan bimbingan karir model decision making lebih tinggi dibandingkan siswa

yang diberi perlakuan bimbingan karir model effective problem solving.

2. Perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi

dibandingkan siswa dengan self efficacy rendah.

3. Terdapat interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy terhadap

perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin

4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:


(25)

11

1. Menambah dan mengembangkan pengetahuan bimbingan dan konseling terutama yang berkaitan dengan layanan bimbingan karir terutama tentang perencanaan karir untuk peningkatan sumber daya manusia di lingkungan pendidikan dan kejuruan.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling khususnya dalam bidang bimbingan karir dan self efficacy dalam kaitannya

dengan teknologi pendidikan.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Sebagai pedoman bagi konselor sekolah dalam upaya peningkatan kualitas SMK secara pribadi, sosial, akademik dan karir.

2. Memberikan masukan bagi konselor mengenai manfaat self efficacy dalam

kaitannya dengan tugas perkembangan.

3. Memotivasi siswa untuk meningkatkan self efficacy dalam menghadapi


(26)

109

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan

1. Perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin yang diberi perlakuan

bimbingan karir model decision making lebih tinggi dibandingkan siswa yang

diberi perlakuan bimbingan karir model effective problem solving.

2. Perencanaan karir siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi

dibandingkan siswa dengan self efficacy rendah.

3. Terdapat interaksi antara model bimbingan karir dan self efficacy terhadap

perencanaan karir siswa SMK Negeri 1 Beringin

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa

implikasi dari hasil penelitian ini yaitu Bimbingan karir model decision making

lebih efektif diterapkan dalam perencanaan karir siswa SMK negeri 1 Beringin

dibandingkan siswa yang diberi perlakuan bimbingan karir model effective

problem solving. Pada model bimbingan model decision making, siswa lebih

banyak bekerja dalam kelompok dibanding pribadi. Permasalahan didiskusikan

bersama. Banyak terjadi interaksi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas

yang diberikan konselor. Siswa juga banyak berdiskusi dengan konselor dan


(27)

110

tentang karir dan menentukan keputusan karir. Siswa menjadi lebih terbuka,

karena suasana kelas yang terbangun adalah sama-sama belajar dan berusaha

menentukan keputusan karir bersama. Siswa mendapat porsi secara individu

sekaligus sangat terbantu dengan informasi yang dibagi oleh teman dan

bimbingan konselor.

Peran bimbingan karir sebagai pengintegrasi berbagai kemampuan dan

kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga sampai pada kematangan

karir secara spesifik terumus dalam tujuan bimbingan karir sebagai berikut: a)

peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri (minat, nilai,

kemampuan, dan cirri-ciri kepribadian) yang darinya peserta didik dapat

mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya, b) peserta

didik memperoleh pemahaman terntang berbagai hal terkait dengan dunia

(karir-studi) yang akan dimasukinya seperti tingkat keuasan karir yang ditawarkan,

deskripsi tugas dalam berbagai bidang pekerjaan, pengeruh perkembangan

teknologi terhadap bidang kerja tertentu, kontribusi yang dapat diberikan dalam

bidang pekerjaan tertentu pada masyarakat, dan tuntutan kemampuan kerja dalam

bidang-bidang pekerjaan tertentu di masa depan, c).Peserta didik mampu

mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag tersedia yang relevan dengan

berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian peserta didik memperoleh dan

dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang dituntut oleh

peran-peran kerja tertentu, d) peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi

dirinya sendiri, merencanakan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan

perencanaan karir yang realistik bagi dirinya. Perencanaan karir yang realistik


(28)

111

dampak positif dari proses pemilihan karir, e) mampu menyesuaikan diri dalam

mengimplementasikan pilihannya dan berfungsi optimal dalam karir (studi dan

kerja) Bimbingan Karir di sekolah diarahkan untuk membantu siswa dalam

perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang

membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang ikan memberikan kepuasan

bagi dirinya dan lingkungannya.

Setelah informasi terserap dengan baik diharapkan siswa memiliki sikap

dan pemahaman diri yang baik sehingga mampu membuat perencanaan karir

yang terarah. Perencanaan karir yang terarah dapat dilakukan sendiri oleh siswa

atau dengan bantuan guru pembimbing melalui konsleing individual. Sikap

positif siswa akan terbentuk melalui kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif

sebagai contoh guru pembimbing dapat melakukan bimbingan kelompok,

konsleing kelompok, kunjungan ke Perguruan Tinggi, dll. Siswa dengan konsep

pemikiran dan sikap yang positif memiliki keterampilan dalam membuat

perencanaan karir dan keputusan karir yang tepat untuk dirinya

Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan

model bimbingan karir dengan model decision making dan mempublikasikannya

ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan model bimbingan karir

yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dalam

mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam upaya

pengenalan model bimbingan karir dengan model decision making dapat

dikembangkan melalui MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) atau


(29)

112

dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan

dengan karakteristik siswa.

C. Saran

Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan,

maka disarankan beberapa hal berikut ini :

1. Para guru Bahasa Bimbingan konseling disarankan untuk menggunakan

bimbingan karir dengan model decision making

2. Guru SMK perlu memperhatikan self efficacy siswa yang merupakan aspek

kognitif memberikan pengaruh yang besar terhadap perencaan karir siswa

3. Penerapan bimbingan karir dengan model decision making yang sesuai

dengan karakteristik siswa dan sangat mempengaruhi perencanaan karir

siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan model bimbingan

karir yang berkaitan dengan Bimbingan konseling.

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk

mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain

seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah

populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat


(30)

113

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Anderson, L.W and Krathwohl, D R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assessing. New York: Longman

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM Press

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. Jakarta. Pustaka Belajar

Ary, D. Jacobs & L.C Razavieh. A. (1982) Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. (Penerjemah Fuchan, A.) Surabaya : Usaha Nasional

Asri, Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara

Bimo Walgito. 2004.Bimbingan dan Konseling di Sekolah .Jogjakarta: Andi

Offset.

Boree George. 2006. Personality Theories. Jogyakarta. Prismasophie

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung. Jakarta

Depdikbud. 2007. Pedomonan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendidikan dan

Pengajaran. Jakarta. Depdikbud

Dick,W & Carey .1996. The Systemati Design Of Instruction. New York:

Longman

Dibyo, Bambang. 2013” Teori Perkembangan Karir Donald E. Super” https://bambangdibyo.wordpress.com/2013/04/10/teori-perkembangan-karier-donald-e-super/

Dimiyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Gagne. 1977. The Conditioning Of Learning. New York. Holt Rinehart and


(31)

114

Hurlock, Elizabeth &B Lindzey, G. 1998. Theories Of Personality. John Wily

&Sons: The United States Of Amerika

Hall, Calvin S and Lindzey Garden. 1993. Teori-Teori Psikodinamik. Yogyakarta.

Kanisius

Hall, C. S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to Theories Personality. New York:

Jhon Willey&Son.

Hamalik, O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara

Hariwijaya,M. 2005. Tes Kepribadian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang hayat. alih bahasa oleh Dra. Istiwidayanti.Erlangga.

Iskandar, Ridwan. 2009. A Lesson Based on the Component Display Theory.

Pengembangan Karier (Online)

Kartono, kartini. 2005. Teori Kepribadian. Jakarta. Mandar Maju

Koeswara. E. 1991. Teori-teori kepribadian. Bandung: Eresco.

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Kencana

Moekijat. 1986. Perencanaan Dan Pengembangan Karir Pegawai. Bandung :

Remadja Karya

Nurihsan, Juntika Achmad. 2005. Strategi Layaynan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Refika Aditama.

Nursalim, Moch dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan Dan Konseling. Surabaya

University Press

Patty, F. dkk.1998., Pengantar Psikologi Umum. Surabaya:Usaha Nasional.

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta:

Kencana

Pervin, L. A.&O.P. John. 2000. Personality: Theory and Research. 8th ed. New


(32)

115

Prayitno, 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling

Sekolah, Jakarta : PT. Rineka Cipta

Prayitno, 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT. Rineka Cipta Ratumanan, T.G. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University

Press

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theory of Models. An Overview of

Their Current Status. London: Prentice Hall

Romizwoski, A.J. 1981. Instructional Design System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Quantum Teaching

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana

Sanjaya. Ade. (2011). “Bimbingan Karier” (Online).

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/bimbingan-karier.html (diakses

pada tanggal 18 Februari 2012)

Santrock.J.W. 2011. Educational Psychology. Connect Learn Succeed. University of Texas at Dallas

Schultz, schultz. 2005. Theories of personality. Wadsworth

Sofwan. 2015. “Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir

Siswa”. Jurnal Fokus Konseling Vol. 1 No 1 Januari 2015 Hal 45 – 46.

Sudjana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta : FE UI

Sudjana. 2002. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Suherman, Uman. 2008. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan.

Bandung: Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Pers

Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta. PAU. Dirjen Dikti

Depdikbud


(33)

116

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta Sukardi, Dewa K. (1987). Bimbingan karier di sekolah-sekolah. Jakarta: Balai

Aksara-yudhistira-saadiyah.

Sukardi, Dewa Ketut dan Sumiati, Desak Made. 1993. Panduan Perencanaan Karir. Surabaya : Usaha Nasional

___________________. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Tarsidi, Didi, (2007), " Model-model Bimbingan Karir

http://d-tarsidi.blogspot.co.id/2007/08/modelbimbingankarir.html diakses tanggal 15 Februari 2014

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling [Studi & Karier]. Yogyakarta : Andi

Winkel, W.S. 2009. Psikologi Pengajaran. Jakarta. Gramedia.

Winkel dan Hastuti, Sri. 2010. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta : Media Abadi

Zimbardo, Philip G. 1980. Essentials Of Psychology and Life. Stanford


(1)

dampak positif dari proses pemilihan karir, e) mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya dan berfungsi optimal dalam karir (studi dan kerja) Bimbingan Karir di sekolah diarahkan untuk membantu siswa dalam perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang ikan memberikan kepuasan bagi dirinya dan lingkungannya.

Setelah informasi terserap dengan baik diharapkan siswa memiliki sikap dan pemahaman diri yang baik sehingga mampu membuat perencanaan karir yang terarah. Perencanaan karir yang terarah dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau dengan bantuan guru pembimbing melalui konsleing individual. Sikap positif siswa akan terbentuk melalui kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif sebagai contoh guru pembimbing dapat melakukan bimbingan kelompok, konsleing kelompok, kunjungan ke Perguruan Tinggi, dll. Siswa dengan konsep pemikiran dan sikap yang positif memiliki keterampilan dalam membuat perencanaan karir dan keputusan karir yang tepat untuk dirinya

Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan model bimbingan karir dengan model decision making dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan model bimbingan karir yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam upaya pengenalan model bimbingan karir dengan model decision making dapat dikembangkan melalui MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) atau punpelatihan-pelatihanbagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru


(2)

112

dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.

C. Saran

Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini :

1. Para guru Bahasa Bimbingan konseling disarankan untuk menggunakan bimbingan karir dengan model decision making

2. Guru SMK perlu memperhatikan self efficacy siswa yang merupakan aspek kognitif memberikan pengaruh yang besar terhadap perencaan karir siswa 3. Penerapan bimbingan karir dengan model decision making yang sesuai

dengan karakteristik siswa dan sangat mempengaruhi perencanaan karir siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan model bimbingan karir yang berkaitan dengan Bimbingan konseling.

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil dari penelitian


(3)

113

AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Anderson, L.W and Krathwohl, D R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assessing. New York: Longman

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM Press

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara

Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. Jakarta. Pustaka Belajar

Ary, D. Jacobs & L.C Razavieh. A. (1982) Pengantar Penelitian Dalam

Pendidikan. (Penerjemah Fuchan, A.) Surabaya : Usaha Nasional

Asri, Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara

Bimo Walgito. 2004.Bimbingan dan Konseling di Sekolah .Jogjakarta: Andi

Offset.

Boree George. 2006. Personality Theories. Jogyakarta. Prismasophie

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung. Jakarta

Depdikbud. 2007. Pedomonan Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendidikan dan

Pengajaran. Jakarta. Depdikbud

Dick,W & Carey .1996. The Systemati Design Of Instruction. New York:

Longman

Dibyo, Bambang. 2013” Teori Perkembangan Karir Donald E. Super” https://bambangdibyo.wordpress.com/2013/04/10/teori-perkembangan-karier-donald-e-super/

Dimiyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Gagne. 1977. The Conditioning Of Learning. New York. Holt Rinehart and


(4)

114

Hurlock, Elizabeth &B Lindzey, G. 1998. Theories Of Personality. John Wily

&Sons: The United States Of Amerika

Hall, Calvin S and Lindzey Garden. 1993. Teori-Teori Psikodinamik. Yogyakarta.

Kanisius

Hall, C. S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to Theories Personality. New York:

Jhon Willey&Son.

Hamalik, O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara

Hariwijaya,M. 2005. Tes Kepribadian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang hayat. alih bahasa oleh Dra. Istiwidayanti.Erlangga.

Iskandar, Ridwan. 2009. A Lesson Based on the Component Display Theory.

Pengembangan Karier (Online)

Kartono, kartini. 2005. Teori Kepribadian. Jakarta. Mandar Maju

Koeswara. E. 1991. Teori-teori kepribadian. Bandung: Eresco.

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Kencana

Moekijat. 1986. Perencanaan Dan Pengembangan Karir Pegawai. Bandung :

Remadja Karya

Nurihsan, Juntika Achmad. 2005. Strategi Layaynan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Refika Aditama.

Nursalim, Moch dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan Dan Konseling. Surabaya

University Press

Patty, F. dkk.1998., Pengantar Psikologi Umum. Surabaya:Usaha Nasional.

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta:

Kencana

Pervin, L. A.&O.P. John. 2000. Personality: Theory and Research. 8th ed. New


(5)

Prayitno, 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling Sekolah, Jakarta : PT. Rineka Cipta

Prayitno, 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT. Rineka Cipta

Ratumanan, T.G. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University

Press

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theory of Models. An Overview of

Their Current Status. London: Prentice Hall

Romizwoski, A.J. 1981. Instructional Design System, Decision Making in Course

Planning and Curriculum Design. London: Kogan

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Quantum Teaching

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana

Sanjaya. Ade. (2011). “Bimbingan Karier” (Online).

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/bimbingan-karier.html (diakses

pada tanggal 18 Februari 2012)

Santrock.J.W. 2011. Educational Psychology. Connect Learn Succeed. University

of Texas at Dallas

Schultz, schultz. 2005. Theories of personality. Wadsworth

Sofwan. 2015. “Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir

Siswa”. Jurnal Fokus Konseling Vol. 1 No 1 Januari 2015 Hal 45 – 46.

Sudjana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta : FE UI

Sudjana. 2002. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Suherman, Uman. 2008. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan.

Bandung: Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Pers

Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta. PAU. Dirjen Dikti

Depdikbud


(6)

116

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi, Dewa K. (1987). Bimbingan karier di sekolah-sekolah. Jakarta: Balai

Aksara-yudhistira-saadiyah.

Sukardi, Dewa Ketut dan Sumiati, Desak Made. 1993. Panduan Perencanaan

Karir. Surabaya : Usaha Nasional

___________________. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Tarsidi, Didi, (2007), " Model-model Bimbingan Karir

http://d-tarsidi.blogspot.co.id/2007/08/modelbimbingankarir.html diakses tanggal 15 Februari 2014

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling [Studi & Karier]. Yogyakarta : Andi

Winkel, W.S. 2009. Psikologi Pengajaran. Jakarta. Gramedia.

Winkel dan Hastuti, Sri. 2010. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta : Media Abadi

Zimbardo, Philip G. 1980. Essentials Of Psychology and Life. Stanford