Bimbingan Karir Kolaboratif dalam Pemantapan Perencanaan Karir Siswa SMA

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 3, November 2014, Hlm 1-7 Volume 2 Nomor 3, November 2014, Hlm 1-7 Volume 2 Nomor 3, November 2014, Hlm 1-7 dan dan dan

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 06/11/2014 Direvisi 18/11/2014 Dipublikasikan 30/11/2014

  Ikatan Konselor Indonesia (IKI)

Bim Bimbingan Karir Kolaboratif dalam Pemantapan

Perencanaan Karir Siswa SMA

  Afdal, M.Suya, Syamsu & Uman n Universitas Negeri Padang

  Abstract Individual career developm pment along the life span is integrated in each role, setting tting, events in life

and is influenced by many fa ny factors. One of the factors that affect the development of th of the individual's

career is a family environm nment. At issue now is the development of a career is not a t a major concern

for parents. Parents consid sider issues relating to the development of careers is the re e responsibility of

the teacher at the school, p l, particularly teachers of guidance and counseling. The pro problem becomes

when the teacher/counselo elor who understands the BK and understand deeply abou out children and career progression does no not perform activities of collaboration/cooperation with pa parents to jointly

realize the optimal child d ild development careers so it is able to take decisions app ppropriately and

independently with regard rd to education and career in the future. This paper discu iscusses the basic

concept of collaborative tive career guidance, career guidance principles and nd collaborative

implementation of collabo llaborative career guidance to establish career planning ing high school

students.

  Keyword: Bimbingan Karir Kolab laboratif, Perencanaan Karir

  Copyright © 2014 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN

  Pembahasan berkenaan denga gan perkembangan karir merupakan pembicaraan yang men enarik untuk dibahas, hal ini dikarenakan perkembangan k karir individu di sepanjang rentang hidupnya terintegra grasi dalam setiap peran, setting, kejadian dalam kehidupan pan dan dipengaruhi oleh banyak faktor (Gibson, 2005). Se . Selain dipengaruhi oleh faktor internal (minat, bakat, mo motivasi dan sebagainya), perkembangan menuju kemata atangan karir siswa juga dipengaruhi oleh faktor eksterna rnal, salah satunya adalah lingkungan keluarga. Lingkun ungan keluarga menjadi perhatian utama mengingat lingk gkungan keluarga merupakan lingkungan sosial dan pen pendidikan pertama yang berpengaruh terhadap pembentuk tukan sikap, keyakinan dan kepribadian individu, yang a g akan berpengaruh bagi kehidupannya dimasa mendatang.

  g. Berbagai pengaruh lingkungan keluarga (terutama orangtu ngtua) telah dikemukakan oleh beberapa ahli dalam bebera erapa penelitian. Penelitian Ketterson & Blustein (Novak vakovic & Fouad, 2012) menunjukkan kelekatan hubunga gan antara orangtua dan anak berpengaruh terhadap efik fikasi diri, orientasi dan aspirasi karir. Penelitian lain yang ng dilakukan oleh Wong, Wong dan Peng (2011: 40) menun nunjukkan peran keluarga sangat mempengaruhi perkemban bangan karir anak. Dikatakan bahwa pengaruh perkemb bangan karir ini terjadi seiring dengan proses pembentu ntukan kepribadian anak, karena pada dasarnya kepriba ribadian anak juga akan mempengaruhi perencanaan karir rir. Ungkapan ini juga sesuai dengan pendapat John Holla olland (Sharf, 2010:129) yang menyatakan bahwa individu idu tertarik pada suatu karir tertentu karena kepribadiannya nya dan berbagai variabel yang melatarbelakanginya.

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7

  Permasalahannya sekarang ad adalah di sekolah-sekolah kita peran orangtua masih diperta ertanyakan. banyak orang tua yang beranggapan bahwa urus rusan persiapan dan perencanaan karir anak adalah urusan g n guru. Ada juga orangtua yang berpendapat bahwa urusan an mereka hanyalah mempersiapkan dari segi materi yan ang dibutuhkan anaknya dalam usaha mempersiapkan atau tau merencanakan karir mereka masing-masing. Sedangkan an urusan lain berkenaan dengan pendidikan (termasuk perk erkembangan karir anak) sepenuhnya diserahkan kepada gu guru atau sekolah. Selain menyerahkan urusan pendidikan n kepada guru, terdapat juga orangtua yang menyerahkan kan urusan pendidikan di lingkungan keluarga kepada pemb mbantu, sehingga tercipta hubungan emosional yang lebih d ih dalam dengan pembantu dibandingkan dengan orangtua ka kandungnya sendiri (Kompasiana, 24 September 2011). Se ). Selain akan mengalami masalah dalam perkembangan k karir seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sisw iswa juga merasa kurang diperhatikan oleh keluarga, tidak ak adanya kesesuaian pilihan karir siswa dengan orang tua tua seperti tidak memiliki persamaan persepsi dalam pemilih ilihan jurusan untuk pendidikan lanjutan dan berbagai perm rmasalahan lain sehingga dalam jangka panjang akan ber berdampak negatif terhadap pengembangan kepribadian ian dan emosional anak, termasuk dalam usaha membantu ntu anak dalam memilih pendidikan dan karir yang sesu esuai dengan dirinya dan didukung sepenuhnya secara mate aterial dan emosional oleh orangtua.

  Permasalahan ini menjadi b i bertambah tatkala guru BK/konselor yang memahami mi dan mengerti secara mendalam tentang anak dan perke kembangan karir tidak melakukan kegiatan kolaborasi/kerja rja sama dengan orangtua untuk secara bersama mewujud judkan perkembangan karir anak yang optimal sehingg gga mampu mengambil keputusan secara tepat dan mand ndiri berkenaan dengan pendidikan dan karirnya di masa sa akan datang, termasuk dalam hal kerjasama dengan orang angtua. Survei yang dilakukan pada sebuah SMA di Sumate atera Barat pada Februari 2014 memberikan gambaran bah ahwa guru BK/konselor (dalam periode Januari-Desembe ber 2013) katanya sudah pernah melakukan kegiatan kola olaborasi dengan orangtua berkenaan dengan permasala alahan anak, akan tetapi kolaborasi yang dimaksud hanyala yalah bersifat konsultasi/pertemuan yang membahas perm rmasalahan-permasalahan belajar anak (seperti ketidaktunta ntasan materi pelajaran, absensi dan lainnya) dan boleh d h dikatakan tidak pernah membahas hal-hal yang berkenaan aan dengan perencanaan karir anak (seperti pilihan jurusan san anak di SMA, pilihan program studi di Perguruan Tingg ggi, konsultasi berkenaan dengan minat dan bakat karir ana nak dan sebagainya). Hal lain yang ditemukan adalah kola olaborasi yang dimaksudkan tidak berdasarkan pemaham man yang benar dengan artian tidak terprogram secara ba baik, tidak dilaporkan, dan sebagainya sehingga tidak m memiliki pengaruh yang berarti dalam usaha membantu sis siswa mencapai kemantapan perencanaan karirnya. Untuk uk itu, dalam kesempatan ini saya ingin memaparkan hal-h l-hal yang berkenaan dengan usaha pemantapan perencan canaan karir siswa SMA melalui bimbingan karir kolabora oratif yang meliputi pembahasan berkenaan dengan konsep sep dasar, prinsip-prinsip dan implementasi bimbingan karir arir kolaboratif dalam usaha memantapkan perencanaan kar karir siswa SMA. Dengan adanya tulisan ini, pembaca dihar iharapkan memahami secara mendalam dasar filosofis dan an praktis dari bimbingan karir kolaboratif sehingga memili iliki pemahaman dan keterampilan yang benar sebagai s i salah satu usaha untuk membantu siswa mencapai perenc ncanaan karir yang mantap.

KONSEP DASAR BIMBINGAN AN KARIR KOLABORATIF

  Berbicara tentang bimbinga ingan karir kolaboratif, tentunya tidak terlepas dari pembaha ahasan berkenaan dengan apa itu bimbingan karir, kolaboratif ratif dan bimbingan karir kolaboratif. Bimbingan karir dapa apat didefenisikan sebagai usaha yang dilakukan oleh konse nselor (profesional dan terlatih) untuk membantu individu idu (dalam hal ini siswa) memahami diri dan lingkunganny nya yang dihubungkan dengan proses pemilihan dan penge ngembangan diri terhadap karir yang akan digeluti melalui lui serangkaian kegiatan bimbingan dan konseling. Sedang angkan istilah kolaboratif berasal bahasa Inggris yaitu collab llaborative berarti bekerja sama atau collaboration yang ber berarti kerja sama. Dalam pengertian yang lebih luas, Frans & ns & Bursuck (1996:74) mendefenisikan kolaboratif sebagai gai gaya/cara yang dipilih oleh para profesional untuk penc encapaian tujuan bersama. Hal ini mengisyaratkan bahwa wa individu yang terlibat dalam kegiatan kolaboratif memili iliki tujuan yang sama, tidak boleh berbeda-beda, sehingga gga membutuhkan adanya mekanisme perencanaan, pelaksan sanaan, evaluasi dan tindak lanjut secara bersama sehingg gga tujuan bersama yang akan dicapai dapat terwujud. Ha Hal ini sesuai dengan pendapat Idol & Baran (dalam Sc Schmidt, 2003:60) yang menyatakan bahwa in collaborativ rative, planning and implementing are joint effort . Ini ber erarti dalam pelaksanaan kolaboratif yang efektif, kegiatan p n perencanaan dan pelaksanaan merupakan usaha bersama.

  a.

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7

  © 2013 Indonesian Ins Istilah kolaboratif dalam il dalam perkembangan yang cuku konseling kolaboratif ke dalam ti pengalaman masa lalu yang did didasari patologi. Pola layanan ac prinsip klasik, peran pengkondisia yang mengubah pandangan dari in keluarga, istilah intrafisik merupa kepribadian bukan karena penga keluarga, hubungan sosial, rangs konselor bertanggungjawab mem hubungan melalui aspek-aspekn perubahan, gangguan, pola bertind hal yang telah dikembangkan dan awalnya dilakukan oleh terapis k mendapatkan hasil yang optimal yang berbasis kompetensi, para daya yang beragam untuk meningk

  /konselor yang tujuannya ar klien merasakan bahwa ya yang dapat mengubah alidasi pengalaman klien rongan, menyusun tujuan nselor dan klien sehingga an siswa (sebagai klien), kolaboratif. Peningkatan kolaboratif tidak terlepas

  , dalam artian diberitahu dilaksanakan kegiatan untuk keluar dari proses g berbeda dengan guru yang dilayani oleh guru akan kegiatan kolaboratif

  O’Hanlon (2001) terjadi layanan bimbingan dan pada fisik, patologi dan psikiatri biologis dengan litik, berdasarkan prinsip- analisis. (2) pola layanan sa kini. Dalam konseling rarti bahwa bentuk setiap pi dari pola komunikasi, n 1950. Dalam pola ini, tukan ketidakberfungsian n dan intervensi untuk boratif dimulai dari suatu awal 1980. Pola ini pada lam terapi keluarga untuk engedepankan kolaboratif kemampuan dan sumber asa akan datang. ukakan oleh Bertolino & i berikut: han, tujuan, hasil, metode lor adalah mengarahkan, nentukan pilihannya. Hal

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7

  /siswa dilakukan agar siswa tidak merasa ditinggalkan un a serta mungkin saja siswa memiliki perspektif yang a mencapai perkembangan karirnya yang optimal. an bimbingan karir kolaboratif, siswa sebagai individu ya bingan karir hendaknya diberitahu bahwa akan dilaksanak rangtua dalam pelaksanaan kegiatan bersama guru BK/ko inya perkembangan karir yang optimal bagi siswa. an antara guru BK/konselor dan klien perlu dipelihara agar k u mendengar, memahami, dan menghargai pandangannya lor disarankan untuk selalu bisa menghargai dan memvalid ati, menghargai tindakan verbal, respek, memberikan doro si harusnya mampu meningkatkan hubungan antara konse apai secara baik. ungan tidak hanya terjadi antara guru BK/konselor dengan n pihak orangtua yang menjadi pelaksana kegiatan ko di penting dilakukan mengingat kesuksesan pelaksanaan ko

  rinsip bimbingan dan konseling kolaboratif yang dikemuk prinsip-prinsip bimbingan karir kolaboratif adalah sebagai b melibatkan klien erkonsultasi dengan semua pihak terutama tentang pilihan ses bimbingan dan konseling. Tugas guru BK/konselor jalan dan menyerahkan sepenuhnya pada klien untuk mene kolaboratif, dimana siswa sebagai klien harus dilibatkan, d kan kegiatan kolaboratif. Pemberian informasi akan

  ilmu konseling dan psikoterapi menurut Bertolino & O kup panjang, dengan menguraikan perkembangan pola la tiga pola, yakni (1) pola acuan yang memfokuskan pa idominasi oleh teori psikoanalisa, psikodinamik dan psik acuan ini lebih mengutamakan alasan hasil berpikir analitik isian, dan kontribusi analisis secara mendalam dari psikoana ri intrafisik dan tindakan masa lalu menuju tindakan masa pakan interaksi dalam mempelajari hubungan, yang berar garuh dari lamanya interaksi dengan orang lain, tetapi ngsangan dan tanggapan. Pola ini dikembangkan tahun 1 embantu memecahkan masalah klien dengan menentuk knya seperti struktur keluarga, peran, aturan, batasan tindak dan interaksi, (3) pola layanan yang berbasis kolabo dan dianalisis yang dimulai sejak akhir tahun 1970 dan aw is keluarga yang menggunakan aktivitas kolaboratif dalam al pada individu-individu dalam keluarga. Dengan meng ra terapis/konselor mengedepankan berbagai kekuatan, ke ingkatkan hasil terapi/konseling yang lebih baik dimasa-mas

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGA

GAN KARIR KOLABORATIF

   Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7

  Peningkatan hubun akan tetapi juga dengan hubungan ini juga menjadi

  2) Meningkatkan hubungan Kualitas hubungan guru BK/konselor mampu dirinya. Guru BK/konselor dengan memberikan empati, dan intervensi. Kolaborasi perkembangan klien tercapa

  Dalam pelaksanaan BK/konselor melalui bimbi yang akan melibatkan oran untuk membantu tercapainy

  Konselor harus ber dan suasana dalam proses memfasilitasi, memberi jala ini juga berlaku dalam kola bahwa akan dilaksanakan kolaboratif kepada klien/sis yang sedang dijalaninya BK/konselor dalam usaha m

  Mengacu pada prinsip-prin O’Hanlon (2002:19-25), maka prin 1) Proses kolaboratif harus me

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7

  dari kondisi yang saling m menerima, saling mendengarkan, saling dihargai melalui lui terciptanya hubungan yang baik.

  Lebih lanjut, Berto rtolino & O’Hanlon (2002) mengungkapkan bahwa hubung ungan yang dijalin dalam kolaboratif merupakan ha hal yang paling utama dibangun dalam memulai suatu atu kegiatan kolaboratif, mengingat hal ini akan m mempengaruhi proses kolaboratif yang akan dijalani ber bersama. Hubungan yang dimaksud hendaknya menj enjadikan klien (dalam hal ini dapat siswa dan orangtua tua) merasa didengarkan, dimengerti/dipahami kebutu utuhan masing-masing, diakui keberadaannya dan dibenark arkan sehingga ia merasa nyaman untuk mengikuti pr ti proses selanjutnya. Siswa dan orangtua dapat diminta untu ntuk menceritakan hal-hal umum yang berhubungan d n dengan perkembangan karir, guru BK/konselor dapat me endengarkan pernyataan tersebut untuk memberika ikan refleksi cerita dari ketidakmungkinan menjadi sesua suatu hal yang mungkin melalui pernyataan yang ng akan menghancurkan ketidakmunkinan (dissolving lving impossibility talk), membicarakan masa depan an (future talk), memberikan izin (giving permission) atas ap s apa yang dipikirkan atau dialami dalam proses int internalnya, pemanfaatan (utilization), inkulusi (inclusio sion), membaca refleksi (reading reflection), dan me mencocokkan bahasa (matching language). 3) Berorientasi pada perubaha han dan masa depan

  Masing-masing teo teori atau model terapi menawarkan penjelasan kenapa in individu memiliki suatu permasalahan dan bagaima mana mengentaskan permasalahan tersebut sehingga terjad jadi perubahan dalam diri individu. Tujuan diadakann annya bimbingan karir kolaboratif adalah terjadinya perub rubahan dalam diri klien, yang diarahkan pada per erubahan dan terfokus pada aspek-aspek yang dapat at memunculkan adanya perubahan dalam perkemba bangan karir. Perubahan-perubahan tersebut dimaksudkan an agar siswa siap untuk menghadapi kehidupan yan ang lebih luas dimasa akan datang. Ini bukan berarti bahwa wa pengalaman masa lalu dan masa sekarang dihila ilangkan begitu saja akan tetapi menjadi sumber atau u acuan/pelajaran untuk kondisi/kesiapan mengatasi tasi masalah yang sama atau berbeda di masa akan datang. .

  Hal ini juga hendak daknya terjadi dalam diri orangtua sebagai mitra kolaboratif ratif konselor (khususnya dalam bimbingan karir). K . Kondisi-kondisi/perlakuan orangtua pada masa lalu dan dan masa sekarang yang mempengaruhi perkembang angan dan perkembangan karir anak dapat dijadikan seb ebagai sumber informasi untuk memberikan perlakua kuan dan usaha nyata yang lebih baik dalam membantu pe perkembangan karir anak di masa akan datang. 4) Klien memiliki kemampuan uan

  Konselor harus mey eyakini bahwa klien memiliki kemampuan, kekuatan, dan p n pengalaman yang dapat digunakan dalam memba bantu memecahkan masalahnya, walaupun dalam ko kondisi saat ini belum muncul/belum dikembang ngkan. Tugas guru BK/konselor lah memunculkan n dan mengembangkan kemampuan, kekuatan dan an pengalaman itu klien itu sehingga klien dapat memaha hami dirinya secara baik dan menggunakan kekuatan tan dirinya untuk memecahkan permasalahannya.

  Hal yang sama ju juga hendaknya diyakini oleh guru BK/konselor bahw ahwa orangtua memiliki kekuatan/kemampuan untu tuk berubah dan berbuat yang lebih baik di masa akan da datang. Hal ini di dasari orangtua adalah orang yan ang paling banyak tahu tentang kondisi anaknya (baik itu itu minat, kecendrungan karir, sikap terhadap karir, ir, nilai-nilai yang diterapkan kepada anak) karena orangtua tualah yang mendidik dan lingkungan pertama pendid idikan anak. 5) Perubahan dapat diprediksi iksi

  Smith, et. al (dala alam Bertolino & O’Hanlon, 2002: 25) menyebutkan ba bahwa perubahan dapat diprediksi dan berdampak ak ketika model bimbingan dan konseling kolaboratif dite diterapkan selama enam sampai delapan sesi pertem temuan. Konselor perlu mencari cara yang tepat untuk memp mperbaiki klien apabila di akhir sesi hasilnya menur urun (negatif). Hal ini menjadi sumber kekuatan bagi i guru BK/konselor dan orangtua bahwa usaha kola olaboratif yang dilakukan bersama harus dilakukan secara s a sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang mem emuaskan.

  Lebih lanjut, Fr Friend & Cook (Lee, 2013) menjelaskan bahwa prinsip ip kolaboratif hendaknya mengacu pada enam sifat at yakni (1) kolaboratif bersifat sukarela, dimana antara ra komponen kolaboratif hendaknya melakukan ke kegiatan kolaboratif secara sukarela, tidak ada pemak aksaan baik dari guru BK/konselor ke orangtua m a maupun kepada siswa, (2) kolaboratif didasarkan pada ke kesamaan/keseimbangan, dimana guru BK/konselor lor hendaknya meyakini bahwa semua individu yang b berkontribusi memiliki

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7

  nilai/keberartian yang sama ma dan seimbang, (3) kolaboratif dilaksanakan atas tujuan b n bersama, dimana tujuan tersebut dirumuskan dan n akan dicapai secara bersama oleh guru BK/konselor lor dengan orangtua, (4) kolaboratif termasuk di dala dalamnya berbagi tanggung jawab untuk keputusan penting ting, hal ini berarti bahwa kegiatan kolaboratif tidak h k hanya menjadi dominasi satu orang saja, akan tetapi berba rbagi tanggung jawab, (5) kolaboratif berbagi akuntab tabilitas untuk hasil, dimana selain bertanggung jawab a akan keputusan penting hendaknya guru Bk/konse selor dan orangtua dalam kegiatan kolaboratif memiliki iliki tanggung jawab akan akuntabilitas kegiatan yang ang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, (6) 6) kolaboratif hendaknya berbagai sumber, yang be berarti bahwa antara komponen kolaboratif hendaknya a saling mengisi, saling memberikan ilmu, member berikan informasi agar kesemuanya memiliki kemampuan y n yang hampir sama, dan (7) hendaknya kegiatan ko kolaboratif menjadi kegiatan yang ada dalam mencapai tu i tujuan yang lebih baik dalam mencapai perkemban bangan siswa yang optimal.

  

IMPLEMENTASI BIMBINGAN AN KARIR KOLABORATIF UNTUK MEMANTAPK KAN PERENCANAAN

KARIR SISWA

  Bimbingan karir kolaboratif ratif sebagai usaha bersama yang dilakukan antara guru BK K/konselor dan orangtua hendaknya mampu diimplementas tasikan dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen pro program bimbingan karir kolaboratif. Hal ini dikemukakan an oleh Gysbers & Henderson (dalam Dahir & Stone, 2012:3 12:303) yang menyatakan perlu adanya perencanaan (plan lanning), perancangan (designing), pelaksanaan (implem lementing), dan evaluasi secara bersama deng ngan orangtua dalam penyusunan program bersama bimb mbingan karir kolaboratif

  (evaluating) sehingga tujuan yang telah dirumu muskan secara bersama dapat dicapai secara sukses dan tepa tepat.

  Selain dalam manajemen p n program, guru BK/konselor dapat memberikan layanan an langsung ke orangtua, yang nantinya diharapkan berp erpengaruh terhadap pelaksanaan program secara ke keseluruhan yang telah direncanakan, yang pada akhirny irnya berdampak pada kemampuan siswa dalam merencan anakan karir yang tepat. Bentuk layanan langsung yang d g dapat diberikan oleh guru BK/konselor adalah dengan an konseling individual, bimbingan dan konseling kelomp mpok, konsultasi dan kegiatan-kegiatan lain seperti works berkenaan dengan

  rkshop topik yang mendukung pelaksanaa naan program, dan bentuk kegiatan lainnya.

  Konsultasi sebagai salah la layanan langsung yang dapat dilakukan dengan orangtua tua merupakan salah satu bentuk peran penting yang bisa d dilakukan oleh konselor sekolah profesional. Konsultasi d si dapat dijadikan sebagai jembatan jurang komunikasi di an i antara orang-orang dewasa yang bisa secara langsung berd rdampak pada kehidupan anak (Gibson, 2010:349). Hall & ll & Linn (1994) menyebutkan dalam membangun hubungan gan konsultasi, ada empat tahapan yang harus dilalui yak akni permulaan (entry), diagnosis, proses dan pengakh akhiran (disengagement). Berkenaan dengan tema penelitian itian, konsultasi dapat dilakukan dengan membahas hal-hal y al yang berkenaan dengan perkembangan karir anak, perilak ilaku anak di rumah, nilai-nilai keluarga yang akan diterapk pkan dalam keluarga dan hal-hal lain yang dibutuhkan s sebagai usaha orangtua bersama guru BK/konselor u r untuk secara bersama menanamkan nilai-nilai keluarga u a untuk memantapkan pilihan karir siswa.

  Selain konsultasi, program ram yang dapat dilakukan dalam layanan langsung terh terhadap orangtua adalah program keterlibatan orangtua. Be Berbagai program dapat melibatkan orangtua yang bertuju tujuan untuk ketercapaian program sekolah pada umumny nya dan program bimbingan dan konseling pada khus ususnya. Harris & Coy (2010:856) mengemukakan beber erapa program yang bisa melibatkan peran serta orangtua ua, yakni (1) kartu berita baik (good news cards), yang dip iprint postcards dengan daftar agenda-agenda sekolah. Kon onselor dapat mendorong untuk menulis pesan-pesan yang p g positif tentang suswa di dalam kelasnya dan surat mereka ka rumah untuk orangtua, (2) Hari bergantian Orangtua/sisw iswa (Parent/Student Switch Day) dimana siswa diperbole olehkan keluar dari kelas selama satu hari untuk bertukar te tempat menjadi relawan ditempat kerja orangtua sedangkan kan orangtua bertanggung jawab terhadap jadwal harian s siswa (dengan beberapa pengecualian), (3) koran/maja ajalah (newsletter) yang memberikan informasi kepada ora orangtua tentang berbagai topik termasuk di dalamnya str strategi pekerjaan rumah, laporan tentang agenda sekolah, p , profil guru, dan tips-tips pengasuhan anak. Dalam hal bim bimbingan karir, orangtua dapat diinformasikan hal-hal yang ang berkenaan dengan perkembangan karir anak, peran ora rangtua dalam pemilihan karir anak, kesalahan dalam pem emilihan pendidikan dan karir dan sebagainya, (4) teach acher in the round , yang merupakan kesempatan bagi orang angtua dan guru (dalam hal ini guru BK/Konselor) untuk be bertemu secara langsung secara pribadi, (5) kelas orangtua tua (parent classes) yang diselenggarakan di sekolah dan p n pembahasan fokus pada

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7

  topik-topik seperti bagaimana a membantu siswa dengan pekerjaan rumahnya, kete eterampilan pengasuhan, pendidikan narkoba, dan peningka katan keterampilan komunikasi. Dalam bidang bimbingan an karir dapat juga berupa pembahasan berkenaan dengan p perkembangan karir anak, membantu anak membuat ren rencana karir yang jelas, memahami hasil assesment karir rir anak dan sebagainya, (6) kunjungan ke pabrik, dilaku kukan bersama orangtua sehingga orangtua juga memiliki iliki pemahaman berkenaan dengan lapangan pekerjaan y yang bisa dihubungkan dengan kondisi, minat, kapasitas, n s, nilai dan pilihan karir anak.

  PENUTUP

  Makalah ini membahas hal hal-hal berkenaan dengan usaha pemantapan perencanaan k n karir melalui bimbingan karir kolaboratif yang menekank nkan pada konsep dasar bimbingan karir kolaboratif, prin rinsip-prinsip bimbingan karir kolaboratif dan implementas tasi yang bisa dilakukan oleh guru BK/konselor bersama a orangtua dalam upaya membantu pemantapan perencana anaan karir siswa. Perencanaan karir siswa bisa dikatakan an mantap apabila siswa memiliki kemampuan dalam hal al (1) pemahaman diri yang meliputi aspek pemahaman ak akan kecerdasan umum, kecerdasan khusus/bakat khusus, us, keterampilan, hobi, minat, sifat, keadaan fisik, prestas tasi akademik, nilai-nilai kehidupan, dan cita-cita, (2) pem emahaman lingkungan yang meliputi pemahaman lingkun ungan keluarga, sekolah, pekerjaan dan lingkungan masy syarakat, (3) perumusan pilihan melalui menetapkan tu tujuan, klarifikasi nilai, membangkitkan alternatif, dan m memperoleh informasi pekerjaan, (4) perumusan renc ncana tindakan, melalui perumusan agenda kegiatan dan re n rencana pendidikan lanjutan. Untuk itu diharapkan peran an yang sungguh-sungguh dari guru BK/konselor dan orangtu gtua dalam kegiatan bimbingan karir kolaboratif, berdasark arkan pada prinsip-prinsip bimbingan karir kolaboratif, man anajemen program yang baik dan kegiatan langsung yang ng bisa dilakukan secara bersama oleh guru BK/konselor de r dengan orangtua.

DAFTAR PUSTAKA

  Boston: Bertolino, Bob & O’Hanlon, Bill. ill. (2002). Collaborative, Competency-Based Counseling ling and Therapy. Allyn & Bacon

  Frans & Bursuck W. (1996). Inclu cluding Studenta with Special Needs. Boston Gibson, Donna M. (2010). Consulti sulting with Parents and Teachers: The Role of the Professio ssional School Counselor.

  Artikel dalam B.T. Erford, rd, Profesional School Counseling, a Handbook of Theories ries, Program & Practices (hal 349-3356). Texas: Pro Pro Ed. http://kompasiana.com, isu-isu pen pendidikan. di akses tanggal 17 Januari 2013 Lee, Hwa. (2012). Collaboratio tion: A Must for Teachers in Inclusive Educational S l Settings. Di akses dari http://education.shu.edu/pt3 /pt3grant/lee/collaboration.html tanggal 19 Mei 2013. Schmidt, John J. (2003). Counselin seling in School: Essential Service and Comprehensive Prog rograms. Boston: Library of Congress Catologing. . Sharf, Richard. S. (2010). Apply plying Career Development Theory to Counseling (Fifth ifth Edition) . CA USA: Brooks/Cole Cencage Lea earning.

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7 Vol. 2 No. 3, November 2014. hlm. 1-7

  Wong, Chi-Sum; Wong, Ping-Ma an & Peng, Kelly Z. (2011). An Explonatory Study on the the Relationship between Parents' Career Interest an t anf the Career Interst of Young Adults. International Jou Journal of Education and Vocational Guidance (201 011). 11: 39 – 53.

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and