UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENCURIAN TERNAK KERBAU (STUDI KASUS POLRES HUMBANG HASUNDUTAN).
Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi
Tindak Pidana Pencurian Ternak Kerbau
(Studi Kasus Polres Humbang Hasundutan)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Tetty D Siambaton
NIM. 3123311062
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
Tetty D Siambaton. NIM. 3123311056, Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Ternak Kerbau (Studi Kasus Polres Humbang Hasundutan). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya penanggulangan pencurian ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan, serta kendala apa saja yang dihadapi oleh pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan.Penelitian ini dilaksanakan di Kepolisian Resort Humbang Hasundutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, kemudian dianalisis secara sistematik sehingga lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Data yang terkumpul akan dianalisis, dikategorisasikan, dibandingkan dan dihubungkan (dicari hubungan-hubungan yang saling terkait satu dengan yang lainnya) untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan masalah penelitian. Dari hasil penelitian bahwa upaya yang dilakukan oleh pihak Kepolisian untuk mencegahan tindak pidana pencurian hewan ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri atas dua yaitu upaya preventif dan upaya represif.Dalam upaya preventif pihak kepolisian melakukannya dengan cara mengadakan kegiatan-kegiatan seperti operasi tertentu, razia, penjagaan, dan patroli rutin. Sedangkan upaya represif pihak kepolisian melakukan tindakan secara bersama-sama dengan pihak kejaksaan dan pengadilan dalam menjatuhkan sanksi pidana. Kendala yang dihadapi pihak Kepolisian di lapangan antara lain adalah masyarakat kurang tanggap dalam melaporkan kepada kepolisian setempat serta sulit mencari barang bukti.
(5)
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur yang tak terhingga pada Allah Bapa yang
telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya
skripsi yang berjudul “Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Tindak Pidana
Pencurian Ternak Kerbau (Studi Kasus Polres Humbang Hasundutan)” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu baik moril
maupun materil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini
ucapan terima kasih diberikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi penulis
yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing,
mengarahkan serta memberikan motivasi demi terselesaikannya Skripsi
ini.
4. Bapak Parlaungan G Siahaan, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing
(6)
membimbing, mengarahkan serta memotivasi selama masa perkuliahan,
sekaligus Dosen Penguji.
5. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum selaku dosen penguji.
6. Bapak M. Fahmi Siregar, SH, M.H selaku dosen penguji.
7. Seluruh Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS
UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu, nasehat dan dukungan
yang telah diberikan selama menjadi mahasiswi di Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan FIS UNIMED.
8. Bapak Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) yakni Bapak
AKP Jonser Banjarnahor yang telah memberikan izin meneliti di Polres
Kabupaten Humbang Hasundutan.
9. Bapak BRIPDA Munawir R. Harahap dan BRIPDA Edwin Sihombing
yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini.
10. Bapak BRIPTU Andre Manullang yang telah banyak membantu saya
dalam melakukan penelitian.
11. Teristimewa kepada kedua orang tua; Amongku dan Inongku tersayang
Matio Siambaton Herlina Sihite yang telah membesarkan, mendidik,
mengajarkan serta memberikan ilmu yang bermanfaat dan menjadi
motivator utama dalam hidup, serta doa tiada henti. Terimakasih yang
tak dapat diukur dengan apa yang ada didunia. Dan kepada kakakku
tercinta Esra, Jwita, Linda, abangku Firman dan yang terakhir
(7)
12. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
stambuk 2012 Kelas Ekstensi A;Titin, Cece, Kristina, Ika, Uci,
Yemima, Dewi, Dwi, Renndy, Sherlina, Holong, Yeni, Arfah, Faisaldan
Nasir dimana suka duka yang telah kita lewati bersama-sama selama
kurang lebih 4 tahun yang tak akan terlupakan dan akan selalu
dirindukan.
13. Teman terdekatku yang selalu menjadi tempat curahan suka dan duka
selama ini, PCP, Imah, dan Desi.
14. Teman berantam, teman berdebat, bersenda gurau selama empat tahun
ini,Nurleny, Berma, Indra, dan Nirwana.
15. Teman satu bimbingan skripsi Nisa, Intan, Grace, Pinta, Dosma dan
Gembira.
16. Teman-teman PPLT SMK Negeri 1 Dolok Masihul yang selama tiga
bulan tinggal bersama dan bersama belajar menjadi seorang pendidik
yang baik.
Meskipun skripsi ini telah disusun dengan upaya maksimal, namun tentunya
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat diaharapkan saran dan
kritikan dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta bagi
pihak-pihak terkait dalam membuat sebuah kebijakan.
Medan, Juli 2016 Penulis,
Tetty D Siambaton NIM. 3123311056
(8)
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
ABSTRAK ……….……….i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ………...………….……….ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kerangka Teori ... 8
1. Teori Penegakan Hukum ... 8
a. Kejaksaan sebagai Penuntut Umum... 10
b. Hakim ... 12
c. Penasihat Hukum ... 13
d. Kepolisian ... 14
1) Pengertian Kepolisian ... 14
2) Tugas dan Wewenang Kepolisian ... 15
3) Fungsi dan Tujuan Kepolisian ... 19
2. Tinjauan Umum Tindak Pidana ... 20
a. Pengertian Tindak Pidana ... 20
b. Tindak Pidana Pencurian ... 22
(9)
vi
2) Pencurian Ringan ... 25
3) Pencurian Dengan Kekerasan ... 26
4)Pencurian Dengan Pemberatan ... 27
c. Tindak Pidana Pencurian Hewan Ternak ... 28
B. Kerangka Berpikir ... 29
BAB III METODE PENELITIAN... 32
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Lokasi Penelitian ... 32
C. Subjek Penelitian ... 33
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 34
1. Variabel Penelitian ... 34
2. Defenisi Operasional ... 34
E. Jenis Data ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 39
A. Kondisi Geografis ... 39
B. Penyajian Data ... 41
C. Analisis Data ... 49
BAB V PENUTUP ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN
(10)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Instrumen Penelitian ... 34 Tabel 2 Luas Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut Kecamatan …………..………...………….………...40
(11)
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berpikir...31 Gambar 2 Peta Humbang Hasundutan………...…39 Gambar 3 Korban Pencurian Ternak Kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan ………..………..…57
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara kepada pihak Kepolisian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara kepada Masyarakat
Lampiran 3 Nota Tugas
Lampiran 4 Surat Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Dari Jurusan
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Fakultas
Lampiran 7 Surat izin Penelitian Dari Lokasi Penelitian
Lampiran 8 Foto Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 10 Surat Bebas Pustaka dari Jurusan
Lampiran 11 Surat Bebas Pustaka dari Fakultas
Lampiran 12 Surat Bebas Pustaka dari Perpustakaan Unimed
Lampiran 13 Kartu Tanda Bimbingan Skripsi
(13)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia bertujuan mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).Dalammewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945, maka peran pemerintah dan fungsi kepolisian dalam hal ini sangatlah penting. Pemerintah dan kepolisian berperan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat sehingga dalam masyarakat terjadi ketentraman dan kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.
Selanjutnya, meskipun pemerintah dan kepolisian telah berusaha mewujudkan keamanan dan ketertiban, diIndonesia masih banyak terjadi tindak kejahatan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, maka perlu ada pembenahan dalam kehidupan masyarakat, sehingga tidaksering timbul tindakkejahatan yang meresahkan kehidupan masyarakat.Dalam hal ini kepolisian sebagai alat negara yang diberi kewenangan sebagaimana yang telah diatur dalam Undang- undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk mengatur dan menindak lanjuti suatu permasalahan yang terjadi
di dalam negara, terkhusus kepada tindak kejahatan yang marak
(14)
2
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai salah satu institusi pemerintahan yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban dalam negeri memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) dalam pelaksanaan tugas sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat maupun sebagai aparat penegak hukum.
Di dalam perkembangannya, Polri telah melaksanakan kewajibannya dalam
memelihara keamanan, namun kejahatan di Indonesia semakin
meningkat.Pemenuhankebutuhan hidup semakin sulit dan banyaknya jumlah penggangguran menjadi salah satu faktor meningkatnya kejahatan. Kebutuhan masyarakat semakin banyak namun lapangan pekerjaan sangat sulit. Dengan keadaan ekonomi pada masyarakat sekarang ini maka akan cenderung menimbulkan terjadinya kejahatan. Kejahatan yang terjadi setiap tahunnya tidak terhitung jumlahnya.
Kejahatan merupakan suatu permasalahan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, yang disebabkan oleh faktor ekonomi maupun faktor-faktor lainnya. Dalam konsep sosiologis kejahatan disebut perbuatan yang melanggar norma-norma hidup dalam masyarakat. Adapun dalam konsep yuridis kejahatan adalah sebagai perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, setiap orang yang melakukan kejahatan akan diberikan sanksi hukum yang sesuai dengan yang dilakukannya. Abdussalam (2007: 16-17) menyatakan bahwa:
Kejahatan merupakan suatu perilaku manusia yang diciptakan oleh masyarakat. Kejahatan (tindak pidana) tidak semata-mata dipengaruhi oleh besar kecilnya kerugian yang ditimbulkannya atau karena sifat amoralnya, melainkan lebih dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompoknya sehingga kepentingan tersebut merugikan masyarakat luas. Salah satu bentuk kejahatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat saat ini adalah kejahatan pencurian. Tindakan pencurian merupakan
(15)
3
sebuah tindakan yang melanggar norma hukum. Mengambil hak milik orang merupakan tindak pencurian yang harus dikenai sanksi yang tegas, karena tanpa izin walaupun dilihat secara sekilas hal ini merupakan hal yang sepele, akan tetapi jika dibiarkan terus menerus pelaku kejahatan tersebut akan semakin merajalela.
Kejahatan pencurian dianggap sebagai salah satu tindak pidana yang sangat merugikan dan meresahkan masyarakat. Telah disadari bahwa kejahatan dari segi manapun tidak boleh dibiarkan merajalela dalam pergaulan hidup. Maka untuk menanggulangi kejahatan (tindak pidana), dibutuhkan kebijakan penindakan dan antisipasi yang menyeluruh.
Tindak pidana pencurian diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terdapat beberapa pasal yang mengatur dan memberikan sanksi tegas bagi tindak pidana pencurian. “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling sedikit enam puluh rupiah.”. KUHP telah mengatur secara yuridis pasal-pasal yang menyangkut kejahatan atau tindak pidana pencurian mulai dari Pasal 362 pada Bab XXII Buku II KUHP. Namun pencurian masih sering terjadi dan meresahkan masyarakat.
Salah satu tindak pidana pencurian yang meresahkan masyarakat adalah tindak pidana pencurian hewan ternak di Humbang Hasundutan. Pencurian ternakkerbau merupakan tindakan pidana yang sering terjadi di daerah Humbang Hasundutan. Pencurian ternak kerbau yang termasuk dalam golongan kejahatan yang baru, karena harga daging kerbau yang dijual di pasaran mahal dan hewan
(16)
4
ternak kerbau merupakan hewan ternak primadona selain kuda bagi para peternak di Humbang Hasundutan. Kejahatan pencurian hewan ternak ini dianggap sebagai salah satu tindak pidana yang sangat merugikan sekaligus meresahkan masyarakat Humbang Hasundutan.
Berdasarkan fakta yang terjadi di Kabupaten Humbang Hasundutan, diketahui telah terjadi beberapa kali tindak pidana pencurian hewan ternak kerbau. Kejadian ini terjadi semenjak tahun 2010. Dilaporkan sebanyak 6 kepala keluarga yang menjadi korban dari kasus pencurian ternak kerbau ini. Dua kepala keluarga berasal dari Desa Lobulotong, Kecamatan Paranginan. Adapun keempat keluarga lainnya berasal dari Desa Nagasaribu, Kecamatan Lintongnihuta. Pada tahun 2011 kejadian yang sama terjadi di Desa Siboro-boro, Kecamatan Dolok Sanggul. Pada tahun 2012 kejadian tersebut terulang kembali di Desa Silaga-laga, Kecamatan Dolok Sanggul. Pada tahun 2013 pencurian terjadi di Desa Dolok Sait dan Desa Purba, Kecamatan Dolok Sanggul dan yang terakhir pencurian terjadi pada Tahun 2015 di Desa Sibuluan, Kecamatan Dolok Sanggul dan Desa Simamora, Kecamatan Baktiraja.
Terkait dengan banyaknya laporan masyarakat tentang pencurian hewan ternak kepada pihak kepolisian, kinerja Polres Humbang Hasundutan dalam penanganan kasus tindak pidana pencurian hewan ternak belum cukup optimal dalam pengungkapan kasus-kasusnya. Hal tersebut dibuktikan dari beberapa kasus yang terjadi selama tahun 2010 sampai dengan 2015,hanya satu kasus saja yang dapat terselesaikan. Kendala-kendala yang sering dialami oleh pihak Kepolisian dalam penanganan kasus tindak pidana pencurian adalah kurangnya bukti dan
(17)
5
saksi atas kejadian pencurian yang terjadi serta para pencuri kerbau tersebut rata-rata beraksi pada malam hari.
Tindak pidana pencurian ternak kerbau di Humbang Hasundutan sampai saat ini masih dilematis dan menjadi masalah yang cukup serius serta memerlukan pemecahan. Oleh karena itu, diperlukan usaha penanggulangan yang baik dari semua pihak, baik aparat hukum maupun masyarakat, agar penyelesaian masalah tindak pidana pencurian ternak tersebut dapat berjalan secara tertib, terarah, dan terencana. Dengan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul “Peran Kepolisian Dalam Menanggulangi Tindak
Pidana Pencurian Ternak Kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan”.
B. Identifikasi Masalah
Mengingat dalam suatu penelitian banyak dijumpai permasalahan-permasalahan maka sebelum merumuskan masalah penelitian tersebut, terlebih dahulu diidentifikasi masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian. Agar penelitian lebih terarah dan jelas tujuannya maka perlu dijelaskan identifikasi masalah. Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana pencurian kerbau. 2. Peran pihak Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian
ternak kerbau.
3. Upaya-upaya yang dilakukan pihak Kepolisian dalam menanggulangi kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau.
(18)
6
4. Kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak
pidana pencurian ternak kerbau.
5. Strategi atau solusi yang dilakukan pihak Kepolisian untuk mengatasi kendala dalam menanggulangi kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau.
C. Batasan Masalah
Berikut batasan-batasan masalah yang akan diteliti, agar ruang lingkup masalah tidak terlalu luas sehingga tidak menyimpang dari latar belakang dan identifikasi masalah.
1. Upaya pihak Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian ternak kerbau.
2. Kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak
pidana pencurian ternak kerbau.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana upaya pihak Kepolisian dalam menanggulangi pencurian
ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan?
2. Apa saja kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau?
(19)
7
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui upaya pihak Kepolisian dalam menanggulangi
pencurian ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam
menangani kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau.
F. Manfaat Penelitian
Manfaatyang dapat diperoleh dari hasil penelitian yakni
1. Secara teoritis, penelitianini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Secara praktis, bagi Kepolisian sebagai aparat penegak hukum khususnya di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan bagi masyarakat umum kiranya penelitian ini dapat menjadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakannya untuk menangani dan menyelesaikan perkara-perkara tindak pidana pencurian khususnya.
(20)
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan di dalam pembahasan tentang penanggulangan tindak pidana pencurian ternak kerbau yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Kabupaten Humbang Hasundutan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Upaya pencegahan Kepolisian dalam menangani tindak pidana
pencurian hewan ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri atas dua yaitu:Upaya preventif adalah langkah awal untuk mencegah/mengurangi tindak pidana dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar lebih peka terhadap setiap kejahatan yang terjadi; mengadakan patroli rutin di tempat-tempat yang rawan terjadinya kejahatan pencurian ternak yang waktunya kebanyakan dilakukan pada malam hari; serta pihak Kepolisian bekerjasama dengan pemerintah Humbang Hasundutan untuk menangulangi tindak pidana pencurian kerbau. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat khususnya wilayah Humbang Hasundutan.Upaya represif yaitu langkah yang ditempuh oleh pihak Polres Humbang Hasundutan terhadap pelaku yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya dengan melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana pencurian ternak. Apabila pelakunya tertangkap, kasusnya akan dilimpahkan ke kejaksaan untuk disidangkan.
(21)
65
2. Kendala-kendala yang sering dihadapi pihak Kepolisian di lapangan
dalam penanganan kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau antara lain adalah masyarakat kurang tanggap dalam melaporkan kepada kepolisian setempat. Sulit mencari barang bukti, sehingga menyulitkan para pihak reskrim untuk mengidentifikasi lebih lanjut. Akhirnya laporan dari masyarakat tersebut sulit untuk dikembangkan dan diselidiki oleh pihak reskrim. Serta pelaku pencurian berasal dari luar daerah.
B. Saran
Berdasarkan uraian dari kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada aparat penegak hukum yang berwenang dalam
menangani kasus kejahatan pencurian ternak kerbau agar bersungguh-sungguh dalam penanganannya dan melibatkan peran serta masyarakat karena yang dirugikan disini adalah masyarakat agar tercipta ketertiban dan keamanan bersama.
2. Melakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat agar masyarakat
mengetahui secara menyeluruh pentingnya penanganan kasus oleh kepolisian agar dapat mencegah terjadinya pencurian ternak kembali.
3. Kerjasama antara masyarakat dan pihak kepolisian lebih ditingkatkan
lagi. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan cara masyarakat melakukan ronda malam, maka dapat membantu keinerja kepolisian dlam menjaga keamanan daerah.
(22)
66
4. Pihak kepolisian lebih mempererat hubungan informasi di dalam
jajarannya baik itu ditingkat polres, polsek, maupun satuan bahkan dengan kepolisian daerah lainnya untuk memudahkan penyidikan, serta lebih meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap setiap residivis.
5. Untuk masyarakat agar lebih berhati-hati lagi dalam memelihara
(23)
67
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Abdussalam. 2007. Kriminologi. Jakarta: Restu Agung.
Ashshofa, Burhan. 2013. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaerudin, dkk. 2008. Strategi Pencegahan Dan Penegakan Hukum Tindak
Pidana Korupsi. Bandung: Refika Editama.
Chazawi, Adami. 2002. Pelajaran Hukum Pidana (Setsel Pidana, Tindak Pidana,
Teori-Teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Djamali, R.Abdoel. 2006.Pengantar Hukum IdndonesiaEdisi Revisi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
. .2012. Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Gultom, Maidin.2012. Perlindungan Hukum terhdap Anak dan Perempuan.
Bandung: Refika Aditama.
Gunadi dan Junaedi. 2014. Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana. Jakarta:
Kencana PrenadaMedia Group.
Lamintang, P.A.F dan Theo Lamitang. 2009. Delik-delik Khusus Kejahatan
Terhadap Harta Kekayaan Edisi Kedua. Jakarta: Sinar Grafika.
Pramudya, Kelik Dan Ananto Widiatmoko. 2010. Etika Profesi Aparat Hukum.
Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Rahardi, Pudi. 2014. Hukum Kepolisian (Kemandirian, Profesionalisme dan
Reformasi POLRI). Surabaya: Laksbang Grafika.
Raharjo, Satjipto. 2009. Penegakan Hukum (Suatu Tinjuan Sosiologis).
Yogyakarta: Genta Publising.
Rianto, Bibit Samad. 2006. Pemikiran Menuju Polri Yang Profesional, Mandiri,
Berwibawa dan Dicintai. Jakarta: Restu Agung.
(24)
68
Soekanto, Soerjono. 2012.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Sofyan, Andi dan Abd.Asis. 2014. Hukum Acara Pidana (Suatu Pengantar).
Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA.
Suharto. 2013. Panduan Praktis Bila Anda Menghadapi Perkara Pidana (Mulai
Proses Penyelidikan Hingga Persidangan). Jakarta: Kencana.
Sunggono, Bambang. 2005. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Suratman dan Phillips Dillah. 2014. Metode Penelitian Hukum. Bandung:
ALFABETA.
Syahrumdan Salim. 2009. Metode Penelitian Kuantatif. Bandung: Citapustaka
Media.
Tongat. 2003.Hukum Pidana Meteriil. Malang: UMM Press.
Visdandro, dkk. 2015. Mengenal Profesi Penegak Hukum. Yogyakarta: Pustaka
Yustisia.
b. Peraturan Undang-undang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia Undang-Undang Nomor48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
Undang-undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat
PERKAP Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Repulik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Jurnal
Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium, Volume 5 Nomor 9 Januari-Juni, hlm 1-8.
(1)
7 E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui upaya pihak Kepolisian dalam menanggulangi pencurian ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi pihak Kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau.
F. Manfaat Penelitian
Manfaatyang dapat diperoleh dari hasil penelitian yakni
1. Secara teoritis, penelitianini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Secara praktis, bagi Kepolisian sebagai aparat penegak hukum khususnya di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan bagi masyarakat umum kiranya penelitian ini dapat menjadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakannya untuk menangani dan menyelesaikan perkara-perkara tindak pidana pencurian khususnya.
(2)
64 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan di dalam pembahasan tentang penanggulangan tindak pidana pencurian ternak kerbau yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Kabupaten Humbang Hasundutan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Upaya pencegahan Kepolisian dalam menangani tindak pidana pencurian hewan ternak kerbau di Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri atas dua yaitu:Upaya preventif adalah langkah awal untuk mencegah/mengurangi tindak pidana dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar lebih peka terhadap setiap kejahatan yang terjadi; mengadakan patroli rutin di tempat-tempat yang rawan terjadinya kejahatan pencurian ternak yang waktunya kebanyakan dilakukan pada malam hari; serta pihak Kepolisian bekerjasama dengan pemerintah Humbang Hasundutan untuk menangulangi tindak pidana pencurian kerbau. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat khususnya wilayah Humbang Hasundutan.Upaya represif yaitu langkah yang ditempuh oleh pihak Polres Humbang Hasundutan terhadap pelaku yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya dengan melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana pencurian ternak. Apabila pelakunya tertangkap, kasusnya akan dilimpahkan ke kejaksaan untuk disidangkan.
(3)
65
2. Kendala-kendala yang sering dihadapi pihak Kepolisian di lapangan dalam penanganan kasus tindak pidana pencurian ternak kerbau antara lain adalah masyarakat kurang tanggap dalam melaporkan kepada kepolisian setempat. Sulit mencari barang bukti, sehingga menyulitkan para pihak reskrim untuk mengidentifikasi lebih lanjut. Akhirnya laporan dari masyarakat tersebut sulit untuk dikembangkan dan diselidiki oleh pihak reskrim. Serta pelaku pencurian berasal dari luar daerah.
B. Saran
Berdasarkan uraian dari kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada aparat penegak hukum yang berwenang dalam menangani kasus kejahatan pencurian ternak kerbau agar bersungguh-sungguh dalam penanganannya dan melibatkan peran serta masyarakat karena yang dirugikan disini adalah masyarakat agar tercipta ketertiban dan keamanan bersama.
2. Melakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui secara menyeluruh pentingnya penanganan kasus oleh kepolisian agar dapat mencegah terjadinya pencurian ternak kembali. 3. Kerjasama antara masyarakat dan pihak kepolisian lebih ditingkatkan
lagi. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan cara masyarakat melakukan ronda malam, maka dapat membantu keinerja kepolisian dlam menjaga keamanan daerah.
(4)
66
4. Pihak kepolisian lebih mempererat hubungan informasi di dalam jajarannya baik itu ditingkat polres, polsek, maupun satuan bahkan dengan kepolisian daerah lainnya untuk memudahkan penyidikan, serta lebih meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap setiap residivis.
5. Untuk masyarakat agar lebih berhati-hati lagi dalam memelihara ternaknya.
(5)
67
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Abdussalam. 2007. Kriminologi. Jakarta: Restu Agung.
Ashshofa, Burhan. 2013. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaerudin, dkk. 2008. Strategi Pencegahan Dan Penegakan Hukum Tindak
Pidana Korupsi. Bandung: Refika Editama.
Chazawi, Adami. 2002. Pelajaran Hukum Pidana (Setsel Pidana, Tindak Pidana,
Teori-Teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Djamali, R.Abdoel. 2006.Pengantar Hukum IdndonesiaEdisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
. .2012. Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Gultom, Maidin.2012. Perlindungan Hukum terhdap Anak dan Perempuan. Bandung: Refika Aditama.
Gunadi dan Junaedi. 2014. Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana. Jakarta:
Kencana PrenadaMedia Group.
Lamintang, P.A.F dan Theo Lamitang. 2009. Delik-delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan Edisi Kedua. Jakarta: Sinar Grafika.
Pramudya, Kelik Dan Ananto Widiatmoko. 2010. Etika Profesi Aparat Hukum. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Rahardi, Pudi. 2014. Hukum Kepolisian (Kemandirian, Profesionalisme dan Reformasi POLRI). Surabaya: Laksbang Grafika.
Raharjo, Satjipto. 2009. Penegakan Hukum (Suatu Tinjuan Sosiologis). Yogyakarta: Genta Publising.
Rianto, Bibit Samad. 2006. Pemikiran Menuju Polri Yang Profesional, Mandiri, Berwibawa dan Dicintai. Jakarta: Restu Agung.
(6)
68
Soekanto, Soerjono. 2012.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Sofyan, Andi dan Abd.Asis. 2014. Hukum Acara Pidana (Suatu Pengantar). Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA.
Suharto. 2013. Panduan Praktis Bila Anda Menghadapi Perkara Pidana (Mulai Proses Penyelidikan Hingga Persidangan). Jakarta: Kencana.
Sunggono, Bambang. 2005. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Suratman dan Phillips Dillah. 2014. Metode Penelitian Hukum. Bandung: ALFABETA.
Syahrumdan Salim. 2009. Metode Penelitian Kuantatif. Bandung: Citapustaka Media.
Tongat. 2003.Hukum Pidana Meteriil. Malang: UMM Press.
Visdandro, dkk. 2015. Mengenal Profesi Penegak Hukum. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
b. Peraturan Undang-undang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia Undang-Undang Nomor48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
Undang-undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat
PERKAP Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Repulik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Jurnal
Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium, Volume 5 Nomor 9 Januari-Juni, hlm 1-8.