Klasifikasi Zakat Zakat 1. Pengertian Zakat

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan pengertian menurut istilah, adalah sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah,tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan baik.

2.1.2. Klasifikasi Zakat

Ahli fiqh membagi zakat kepada dua macam, pertama zakat fitrah, kedua zakat maal harta. Dalam fiqih zakat, ditentukan harta-harta yang wajib dikeluarkan zakatnya al-amwal az-zakawiyah. Macam-macam zakat dijelaskan sebagai berikut: 1. Zakat Nafs Jiwa atau Zakat Fitrah a. Pengertian Zakat fitrah adalah suatu zakat yang dikeluarkan oleh orang-orang muslim sebagai pembersih dirinya dan menjadi tanggungannya, disamping untuk menghilangkan cela yang terjadi selama puasa pada bulan Ramadhan Ahmad,1996: 81. Zakat tersebut wajib atas setiap individu muslim, kecil, besar, laki- laki, wanita, merdeka, maupun budak.Syaikh,2005:203. Zakat fitrah sering disebut sedekah fitrah. Fitrah sendiri berarti asal kejadian. Abu Muhammad al-Abrari menyebut, zakat fitrah seolah-olah merupakan zakat bagi badan. Beberapa ulama lain menyebut zakat fitrah sebagai zakat kepala. Kata fitrah yang ditunjuk para fuqaha memang terhubung dengan pemaknaan tersebut Aditia, 2005: 123. Oleh karena kemudian zakat fitrah disepakati merupakan zakat bagi pribadi-pribadi yang berfungsi menyucikan badan dan perbuatan. Ini berbeda dengan zakat lain yang persyaratannya disebabkan oleh kekayaan. b. Unsur dan ketentuannya Menurut jumhur ulama, zakat fitrah itu harus dibayarkan dengan makanan pokok setempat dan tidak sah dibayar dengan uang. Kadar wajib yang dibayarkan itu, menurut mereka, sebanyak satu sha’ menurut ukuran yang berlaku di Irak, yakni sekitar 2,751 kg Aditia,2005:81. Kadar zakat fitrah di ukur dengan takaran, yaitu satu sha’ bahan makanan pokok masyarakat, atau sekitar 2,25 kg. Berdasarkan hal ini, seorang muslim wajib mengeluarkan satu sha’ bahan makanan pokok di negerinya, atau seberat timbangan yang setara dengannya. Namun imam Hanafi memperbolehkan mengganti nilai satu sha yang berupa makanan itu dengan uang. Karena jika ditarik tujuan zakat fitrah sebagai pemenuhan bagi kebutuhan orang fakir dan miskin di hari raya maka uang dapat memerankan fungsi itu. Jadi umumnya para ulama juga membolehkan membayar zakat fitrah dengan uang seharga makanan pokok itu. Di Indonesia membayar zakat fitrah dengan beras atau uang, mashur adanya Aditia, 2005: 125. Para ulama sepakat bahwa kewajiban zakat fitrah tidak gugur meskipun sudah lewat dari waktunya. Ia tetap merupakan hutang yang menjadi tanggungan orang yang bersangkutan sehingga dia membayarnya, meskipun di akhir umurnya. 1. Zakat Maal Harta a. Pengertian Zakat Maal atau zakat harta adalah zakat yang harus dikeluarkan yang berkaitan dengan pemilikan sejumlah harta yang ada bagi orang islam, terhadap zakat harta pelaksanaannya didasarkan kepada dua hal, yaitu umur didapatnya harta tersebut haul dan ukuran minimal untuk menilai jumlah harta sehingga harta dapat dikeluarkan zakatnya nishab. b. Harta Kekayaan yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya Dalam UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Pasal 1 ayat 2 harta yang wajib dikenakan zakat adalah: 1. Emas,perak dan uang 2. Perdagangan dan perusahaan 3. Hasil pertanian, hasil perkebunan dan hasil perikanan 4. Hasil pertambangan 5. Hasil peternakan 6. Hasil pendapatan dan jasa 7. Rikaz Di bawah ini akan dijelaskan delapan harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya: 1 Zakat Emas,Perak dan Uang Emas, perak dan uang wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah dipunyai dimiliki secara pasti selama satu tahun penuh dan mencapai nisabnya. Nisab untuk emas, perak dan uang adalah sebagai berikut : • Emas nisabnya adalah 20 dinar, lebih kurang sama dengan 96 gram emas murni. Setelah dimiliki selama satu tahun, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 . • Perak nisabnya adalah 200 dirham, beratnya sama dengan lebih kurang 672 gram. Setelah dimiliki selama satu tahun, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 . Berdasarkan beberapa hadits, emas dan perak yang menjadi perhiasan wanita yang cukup senisab dan dimiliki cukup setahun pula, hendaklah dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5 . • Untuk uang giral maupun kartal, nisabnya adalah sama dengan nilai atau harga 96 gram emas, bila disimpan cukup setahun, zakatnya adalah 2,5 . • Adapun barang sebangsa permata, seperti intan, berlian, yakut, zamrud dan segala jenis batu mulia, bebas tidak terkena zakat. Kecuali apabila barang-barang tersebut merupakan barang dagangan. Sehingga zakatnya bukan zakat dari jenis benda-benda tersebut melainkan karena benda dagangan yang sudah tentu nilai uang yang diperhitungkan dan sudah sampai satu tahun atau haul Syamsuri, 1988:62. 2 Zakat perdagangan dan perusahaan Zakat perdagangan yang dimaksud bukanlah zakat profesi sebagai pedagang, melainkan zakat yang dihasilkan dari keuntungan berniaganya selama satu tahun masa haul yang dihitung sejak waktu pembelian barangnya. Besarnya nishab barang perniagaan ini sama dengan nishab emas dan perak, senilai 85 gram emas, zakatnya sebesar 2,5 . Zakat perdagangan ini didasarkan atas potensial berkembangnya suatu harta kekayaan usaha. Segala benda yang dapat dijadikan potensial berkembangnya terhadap suatu harta, maka dapat dikenakan zakat. Tetapi tidak semua benda yang berda dalam suatu tempat perniagaan dapat dikenakan pajak, misalnya : timbangan barang, takaran, etalase tempat penyimpanan barang dagangan atau barang lain yang digunakan sebagai perkakas perniagaan. Sebab tidak berpotensi untuk berkembang, juga sejak semula penjual tidak mempunyai niat menjual perkakas tersebut. Para pakar zakat menganalogikan zakat perindustrian sama dengan zakat perdagangan. Sehingga nishabnya juga sama dengan nishab emas yaitu 85 gram emas, kadar zakatnya sebesar 2,5 persen. Mencapai nishab pada setiap akhir tahun, atau pada saat Rapat Umum Pemegang Saham RUPS bagi para pemegang saham. Secara umum pola pembayaran dan penghitungan zakat perusahaan adalah sama dengan zakat perdagangan. Sedangkan nisab untuk zakat perusahaan menurut Didin Hafidhuddin adalah senilai 85 gram emas. Pola perhitungan zakat perusahaan , didasarkan pada laporan keuangan neraca dengan mengurangkan kewajiban atas aktiva lancar atau seluruh harta di luar sarana dan prasarana ditambah keuntungan, dikurangi pembayaran utang dan kewajiban lainnya, lalu dikeluarkan 2,5 sebagai zakatnya Didin,2002: 102. 3 Zakat Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Para ahli membuat istilah penyebutan zakat pertanian beraneka ragam. Ada yang menyebutkan, zakat hasil bumi, zakat tanaman dan buah- buahan, zakat biji-bijian dan buah-buahan, serta zakat tanaman dan buah- buahan, serta zakat tanaman dan buah-buahan, serta zakat tumbuh- tumbuhan nabat. Namun dari semua istilah tersebut pada intinya adalah sama, yakni zakat yang dikeluarkan dari hasil bumi. Di tanah air kita, selain hasil bumi juga terdapat hasil laut yang perlu di keluarkan zakatnya Didin,2002: 39. Untuk menentukan masa wajib zakat pertanian dan masa mengambilnya, beberapa ahli fiqih mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut Imam Malik adalah ketika diambil sesudah dituai dan menjadi biji. Menurut Syafi’I, masa wajib zakat kurma dan anggur adalah ketika sudah menjadi keras. Sedangkan Ibnu Hazam sesudah kering terhadap buah-buahan dan sesudah dibersihkan terhadap biji-bijian. Misalnya, anggur setelah menjadi kismis, kurma setelah menjadi tamar, padi setelah menjadi beras Abdul,2006: 63. Menurut Didin Hafidhuddin, pengeluaran zakat hasil bumi tidak harus menunggu satu tahun dimiliki, tetapi harus dilakukan setiap kali panen atau menuai. Nishab zakat pertanian adalah mulai 5 wasaq. Hal ini sebagaimana Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Al-jama’ah, Dari Said Al-khudri, Rasulullah SAW bersabda : “hasil tanaman yang kurang dari lima wasaq tidak dikenai zakat”. Untuk menentukan nishab hasil pertanian yang lain seperti kopi, cengkih, panili, lada, apel, kapas, dan sebagainya, diperhitungkan harga nishab hasil tanaman yang menjadi bahan makanan pokok tersebut. Untuk ukuran di Indonesia yang digunakan sebagai acuan harga nishab adalah beras. Karena semakin besar makanan pokok bangsa Indonesia adalah beras, di samping sagu dan jagung. Jumhur ulama berpendapat bahwa, hasil lautan baik berupa mutiara, merjan, zabarzad ikan, ikan paus dan lain-lain tidak wajib dizakati kecuali menurut salah satu riwayad ahmad. Ia berpendapat bahwa hasil lautan wajib dikeluarkan zakatnya, apabila sampai satu nishab Tahir, 2000: 76. Pendapat di atas nampaknya memang wajar, karena hasil ikan yang telah digarap oleh perusahaan-perusahaan besar dengan peralatan modern saat ini memang menghasilkan uang yang sangat banyak. Bagi para ulama yang berpendapat bahwa ikan harus dikeluarkan zakatnya adalah apabila nisab ikan senilai 200 dirham. Sedangkan hasil laut lain di dalam suatu riwayat pernah disebutkan bahwa ambar dan mutiara laut wajib dizakati sebesar 20 Tahir, 2000: 77. Mengenai zakat hasil laut ini memang tidak ada landasannya yang tegas, sehingga di antara para ulama sendiri terjadi perbedaan pendapat. Namun jika dilihat dari surat Al- Baqarah ayat 267 sebagaimana sudah disebutkan di atas, jelas bahwa setiap usaha yang menghasilkan uang dan memenuhi syarat baik nisab dan haulnya wajib dikeluarkan zakatnya. Dan pada umumnya mengenai harta yang diperdagangkan itu nisabnya sama nilainya dengan nisab emas dan perak dan kadar zakatnya juga 2,5 . Adapun waktu mengeluarkan zakatnya seperti tanaman, yaitu disaat hasil itu diperoleh. 4 Zakat Pertambangan Zakat pertambangan adalah segala yang dikeluarkan dari hasil bumi yang dijadikan Allah di dalamnya dan berharga, seperti timah, besi dan sebagainya Teungku, 2006 : 149. Harta makdin pertambangan yang berupa besi, baja, tembaga, kuningan, timah, minyak, batubara, dan lain-lain di Indonesia dikuasai oleh negara. Adapun yang berupa batu-batuan, emas dan perak, oleh pemerintah masyarakat masih diperbolehkan menambangnya. Makdin inilah yang dikenakan zakat, ialah dua setengah persen. Adapun nishabnya seharga nisab emas ialah 20 dinar atau 94 gram Syukri, 2001 : 149. Zakat makdin tidak mempergunakan syarat haul. Artinya, zakatnya wajib dikeluarkan pada saat didapatkan, seperti zakat hasil pertanian Syaikh, 2005: 113. 5 Zakat Peternakan Syarat wajib zakat atas pemilik binatang tersebut antara lain : a. Islam Orang yang bukan Islam walupun mempunyai binatang tersebut tidak wajib dikeluarkan zakatnya. b. Merdeka Artinya hamba sahaya yang kemerdekaannya atas dirinya dipegang oleh orang lain, tidak wajib berzakat. c. Milik sempurna Sesuatu yang dimiliki belum sempurna tidak wajib zakatnya. Misalnya belum dibayar. Meskipun belum dibayar. Meskipun telah mencapai nishab dan masa haulnya, pemegang piutang tidak dapat merasakan penuh keberadaan hartanya, maka dalam keadaan seperti ini dikatakan harta tersebut belum cukup sempurna. d. Cukup Nishab Nishab zakat peternakan apabila telah mencapai suatu jumlah tertentu sehingga pemilik peternakan wajib mengeluarkan zakatnya. Nishab tersebut antara lain :  Nishab dan zakat unta Tabel 2.1. Nishab dan Zakat Unta Nishab Bilangan dan Jenis zakat Umur 5-9 1 ekor kambing biasa 1 ekor kambing domba 2 tahun lebih 1 tahun lebih 10-14 2 ekor kambing biasa 2 ekor kambing domba 2 tahun lebih 1 tahun lebih 15 - 19 3 ekor kambing biasa 3 ekor kambing domba 2 tahun lebih 1 tahun lebih 20 - 24 4 ekor kambing biasa 4 ekor kambing domba 2 tahun lebih 1 tahun lebih 25 - 35 1 ekor anak unta 1 tahun lebih 36 - 45 1 ekor anak unta 2 tahun lebih 46 - 60 1 ekor anak unta 3 tahun lebih 61 - 75 1 ekor anak unta 4 tahun lebih 76 - 90 2 ekor anak unta 2 tahun lebih 91 - 120 2 ekor anak unta 3 tahun lebih 121 - dst 3 ekor anak unta 2 tahun lebih Mulai dari 121 ini, dihitung tiap-tiap 40 ekor unta, zakatnya 1 ekor anak unta yang berumur 2 tahun atau lebih. Dan tiap-tiap 50 ekor unta zkatnya 1 ekor unta yang berumur 3 tahun lebih. Jadi, 130 ekor unta, zakatnya 2 ekor anak unta berumur 2 tahun dan 1 ekor anak unta berumur 2 tahun dan 2 ekor anak unta berumur 3 tahun, dan seterusnya menurut perhitungan di atas. Umur-umur tersebut supaya dilebihkan walau sedikit seperti yang tersebut dalam daftar.  Nishab dan zakat sapi dan kerbau. Nishab untuk kerbau sama dengan sapi demikian juga dengan kadar zakatnya. Tabel 2.2. Nishab dan Zakat Sapi dan Kerbau Nishab Bilangan dan Jenis zakat Umur 30 - 39 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau 2 tahun lebih 40 - 59 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau 2 tahun lebih 60 - 69 2 ekor anak sapi atau 2 ekor kerbau 1 tahun lebih 70 - … 1 ekor anak sapi atau seekor kerbau dan seekor anak sapi atau seekor kerbau 2 tahun lebih 1 tahun lebih Seterusnya, tiap-tiap 30 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau umur 1 tahun lebih dari tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau umur 2 tahun lebih, zakat 100 sapi atau kerbau, 2 ekor umur 1 tahun lebih dan 1 ekor umur 2 tahun. Sedangkan menurut Pedoman perhitungan zakat, zakat untuk sapi atau kerbau adalah sebagai berikut: Tabel 2.3. Nishab dan Zakat Sapi atau Kerbau Nishab Bilangan dan Umur Keterangan 30 1 ekor umur 1 tahun Setiap bertambah 30 ekor zakatnya bertambah 1 ekor 1 umur tahun 40 1 ekor umur 2 tahun Setiap bertambah 40 ekor zakatnya tambah 1 ekor umur 2 tahun • Nishab dan zakat kambing Tabel 2.4. Nishab dan Zakat Kambing Nishab Bilangan dan jenis zakat Umur 40-120 1 ekor kambing betina atau 1 2 tahun lebih ekor kambing domba betina 1 tahun lebih 121-200 2 ekor kambing betina atau2 ekor kambing domba betina 2 tahun lebih 1 tahun lebih 201-399 3 ekor kambing betina atau 3 ekor kambing domba betina 2 tahun lebih 1 tahun lebih 400-… 4 ekor kambing betina atau 4 ekor kambing domba betina 2 tahun lebih dan 1 tahun lebih Mulai dari 400 kambing, dihitung tiap-tiap 100 kambing zakatnya 1 ekor kambing biasa atau domba umur sebagai tersebut di atas. Seterusnya jadi 500 ekor kambing zakatnya 5 ekor kambing, 599 ekor kambing zakatnya juga 5 ekor, karena belum sampai 600 ekor, 600 zakatnya 6 ekor, dibandingkan seterusnya. Sedangkan menurut Pedoman Perhitungan Zakat, zakat untuk kambing, domba dan kacangan adalah sebagai berikut: Tabel 2.5. Nishab dan Zakat Domba dan Kacangan Nishab Bilangan dan Umur Keterangan 40-120 ekor 1 ekor domba umur 1 tahun atau kacangan umur 2 tahun Setiap bertambahnya 100 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor domba umur 1 tahunkacangan umur 2 tahun 121-200 ekor 1 ekor domba umur 1 tahun atau kacangan umur 2 tahun e. Sampai setahun lampaunya Artinya, pemilik ternak telah memiliki binatang ternak tersebut selama 1 tahun. f. Digembalakan di rumput yang mubah Artinya, binatang tersebut makan dari makanan rumput liar bukan rumput yang dibeli atau sengaja ditanam. Tidak diberi makan oleh pemiliknya sedangkan binatang yang diberi makan diambil makannya, tidak wajib dizakati. g. Anak binatang setelah lahir sampai nishabnya menurut tahun ibunya atau kelahirannya, apabila ditambah dengan binatang lain dengan jalan dibeli atau dipusakai atau sebagainya, dipisahkan perhitungan tahunnya dari binatang yang telah cukup nishabnya itu. h. Binatang yang dipakai untuk membajak sawah atau menarik gerobak, tidak wajib dizakati. Sebagaimana juga kain yang dipakai atau perkakas rumah tangga yang sengaja dipakai sendiri. 6 Zakat Pendapatan dan Jasa profesi Zakat profesi penghasilan adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil profesi pekerjaan seseorang, baik dokter, arsitek, notaris, ulamadai, karyawan, guru, dan lain-lain. Menurut Yusuf Qardhawi, profesi pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam. Pertama, pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, berkat kecekatan tangan maupun otak. Penghasilan yang diperoleh dengan cara ini merupakan penghasilan profesional, seperti penghasilan seorang dokter, insinyur, advokat, seniman, penjahit, tukang kayu dan lain- lainnya.Abdul,2006:86. Kedua, pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain, baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan, dengan telapak tangan, otak, ataupun kedua- duanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah, ataupun honorarium. Pada masa Rasulullah, zakat profesipenghasilan ini memang belum ada karena pada saat itu orang mencari penghasilan dengan pertanian, peternakan dan perniagaan. Namun pada saat ini orang mempunyai penghasilan bukan dari yang tiga hal itu saja, tetapi juga dari profesinya. Ada tiga kemungkinan kesimpulan dalam menentukan nishab, kadar dan waktu mengeluarkan zakat profesi. Hal ini sangat bergantung pada Qiyasi analogi yang dilakukan Didin,2002: 96-98: a. Jika dianalogikan pada zakat perdagangan, maka nishab, kadar dan waktu mengeluarkannya sama dengannya dan sama juga dengan zakat emas dan perak. Nishabnya senilai 85 gram emas, kadar zakatnya 2,5 dan waktu mengeluarkannya setahun sekali, setelah dikurangi kebutuhan pokok. Contoh : Bila A berpenghasilan Rp. 5.000.000,00 setiap bulan dan kebutuhan pokok perbulannya Rp. 3.000.000,00 maka besar zakat yang dikeluarkannya adalah 2,5 X 12 X Rp.2.000.000,00 atau sebesar Rp. 600.000,00 per tahun atau Rp. 50.000,00 per bulan. b. Jika dianalogikan pada zakat pertanian, maka nishabnya senilai 653 kg padi atau gandum, kadar zakatnya sebesar 5 dan dikeluarkan pada setiap mendapatkan gaji atau penghasilan, misalnya sebulan sekali. Dalam contoh kasus di atas, maka kewajiban zakat A adalah sebesar 5 X Rp. 2.000.000,00 atau sebesar Rp. 1.200.000,00 per tahun atau Rp. 100.000,00 per bulan. c. Jika dianalogikan pada zakat rikaz, maka zakatnya sebesar 20 tanpa adanya nishab, dan dikeluarkan pada saat menerimanya. Pada contoh di atas, maka A mempunyai kewajiban zakat sebesar 20 X Rp. 5.000.000,00 atau sebesar Rp. 1.000.000,00 setiap bulan. Didin hafiduddin berpendapat bahwa zakat profesi bisa dianalogikan kepada dua hak sekaligus, yaitu pada zakat pertanian dan zakat emas dan perak. Dari segi nishab dapat di analogikan pada zakat pertanian, yaitu sebesar lima wasaq atau senilai 653 kg padi gandum dan keluarkan pada saat menerimanya. 7 Barang Temuan Rikaz Dalam kitab-kitab hukum fiqih Islam barang yang wajib dizakati hanyalah emas dan perak saja. Demikian juga dengan barang temuan, yang dizakati terbatas pada emas dan perak saja. Nisab untuk barang tambang adalah sama dengan nisab emas 96 gram dan perak 672 gram, kadarnya pun sama, yaitu 2,5 . Kewajiban untuk menunaikan zakat barang-barang tambang adalah setiap kali barang itu selesai dibersihkan diolah Daud, 1998: 47. Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, yang berkewajiban membayar zakat adalah: a. Setiap WNI yang beragama Islam b. Badan yang dimiliki oleh umat Islam Dan syarat-syarat mengeluarkan zakat adalah sebagai berikut: 1. Pemilikan yang pasti. Harta benda yang akan dizakatkan ada dalam kekuasaan pemberi zakat. 2. Berkembang. Harta berkembang baik secara alami berdasarkan sunatullah dan karena usaha manusia. 3. Melebihi kebutuhan pokok. Harta yang dizakatkan harus melebihi dari kebutuhan pokok. 4. Bersih dari utang. Harta yang akan dizakatkan harus bersih dari utang kepada Allah nazar maupun utang kepada manusia. 5. Mencapai nisab, yaitu mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan zakatnya. 6. Mencapai haul, yaitu harus mencapai waktu tertentu untuk dikeluarkan zakatnya. Adapun delapan asnaf termasuk ke dalam golongan yang berhak menerima zakat, sedangkan yang tidak masuk ke dalam delapan asnaf tersebut, termasuk ke dalam golongan yang tidak behak menerima zakat. 1. Golongan yang Berhak Menerima Zakat a. Golongan Fakir b. Golongan Miskin c. Amil Zakat d. Golongan Muallaf e. Riqab Memerdekakan budak f. Al- Gharimin Orang-Orang Yang Berhutang g. Fi Sabilillah h. Ibnussabil 2. Golongan yang Tidak Berhak Menerima Zakat a. Keturunan Nabi Muhammad SAW. b. Kelompok orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan . c. Keluarga Muzakki yakni keluarga orang-orang yang wajib zakat mengeluarkan zakat. d. Orang yang sibuk beribadah sunnah untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi melupakan kewajibannya mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungannya. e. Orang yang tidak mengetahui adanya tuhan dan menolak ajaran agama. f. Hamba sahaya

2.1.3. Tujuan Pengelolaan Zakat