Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Muzaki dalam Memilih Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) : Studi Kasus di Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
MUZAKI DALAM MEMILIH ORGANISASI PENGELOLA
ZAKAT (OPZ): STUDI KASUS DI BADAN AMIL ZAKAT
NASIONAL KOTA BOGOR

NADILLA AMBARFAUZIAH RULIAN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Muzaki dalam Memilih Organisasi Pengelola Zakat (OPZ):
Studi Kasus di Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014
Nadilla Ambarfauziah Rulian
NIM H54100012

ABSTRAK
NADILLA AMBARFAUZIAH RULIAN. Analisis Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Muzaki dalam Memilih Organisasi Pengelola Zakat (OPZ): Studi
Kasus di BAZNAS Kota Bogor. Dibimbing oleh LUKYTAWATI ANGGRAENI
dan DENI LUBIS.
Tujuan utama pengelolaan zakat menurut UU RI No. 23 Tahun 2011 adalah
untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan penanggulangan kemiskinan. Akan
tetapi sampai saat ini zakat belum mencukupi untuk mewujudkan kedua tujuan
tersebut, karena dana zakat yang terkumpul di Indonesia hanya berkisar 1% dari
potensi zakat nasional yang mencapai Rp 217 triliun. Hal tersebut menandakan
bahwa masih banyak orang Islam yang tidak termotivasi untuk membayar zakat
atau umat Islam belum percaya pada OPZ. Studi ini menganalisis faktor-faktor

yang memengaruhi muzaki dalam memilih Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dan
menganalisis persepsi muzaki terhadap kinerja OPZ. Metode regresi logistik
digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi muzaki dalam
memilih OPZ. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis persepsi muzaki
terhadap OPZ. Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari 2014 dengan 30
responden muzaki BAZNAS Kota Bogor dan 30 muzaki yang membayarkan
zakatnya langsung ke mustahik. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa faktorfaktor yang memengaruhi muzaki dalam memilih OPZ adalah pendapatan, tingkat
realiability, dan citra lembaga. Walau demikian, persepsi muzaki terhadap kinerja
OPZ dapat disimpulkan sudah cukup baik, khususnya terkait reliability,
responsiveness, dan tangible.
Kata kunci: Zakat, Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), Metode Regresi Logistik.
ABSTRACT
NADILLA AMBARFAUZIAH RULIAN. Analysis of Factors influencing
Muzakki in Selecting Zakat Management Organization (OPZ): Case Study in
BAZNAS Kota Bogor. Supervised by LUKYTAWATI ANGGRAENI and DENI
LUBIS.
The main purpose of management of zakat in Act No 23/2011 is to achieve
public welfare and poverty alleviation. However, until now, zakat has not been
sufficient to attain both these goals since zakat fund collected in Indonesia is only
about 1% of its national potential that reaches Rp 217 trillion. This indicates that

there are many muslims who are not motivated to pay zakat nor trust Zakat
Management Organization. This study analyzes the factors that influence muzakki
in choosing Zakat Management Organization and the performance of BAZNAS
Kota Bogor from muzakki’s perception. Logistic regression is used to analyze the
factors that affect muzakki in choosing the Zakat Management Organization.
Descriptive analysis is used to analyze the perceptions of the BAZNAS Kota
Bogor. This research was conducted during the month of February 2014 with 30

respondents BAZNAS Kota Bogor’s muzakki and 30 respondents muzakki whose
paying zakat directly to mustahiq. The results of logistic regression show that the
factors that affect muzakki in choosing Zakat Management Organization are
income, the level of reliability, and institution’s image. The muzakki’s perception
of the performance of BAZNAS Kota Bogor can be concluded as good,
particulary in reliability, responsiveness, and tangible.
Keywords: Zakat, Zakat Management Organization (OPZ), Logistic Regression
Method

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
MUZAKI DALAM MEMILIH ORGANISASI PENGELOLA
ZAKAT (OPZ): STUDI KASUS DI BADAN AMIL ZAKAT

NASIONAL KOTA BOGOR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Muzaki dalam Memilih
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) : Studi Kasus di Badan Amil
Zakat Nasional Kota Bogor
Nama
: Nadilla Ambarfauziah Rulian
NIM

: H54100012

Disetujui oleh

Lukytawati Anggraeni, Ph.D
Pembimbing I

Deni Lubis, MA
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dedi Budiman Hakim, Ph.D
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Muzaki dalam Memilih Organisasi
Pengelola Zakat (OPZ) : Studi Kasus di Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui mengetahui persepsi muzaki terhadap kinerja BAZNAS
Kota Bogor dan faktor-faktor yang memengaruhi muzaki dalam memilih
Organisasi Pengelola Zakat.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orang
tua dan keluarga penulis, yaitu Ayah Rulian Adhi Wibowo dan Ibu Lilis Sopiah
serta adik dari penulis, Arafat Dipo Samudra, Irrana Vernadian Nailafatich, dan
Namirra Vernadies Alishafatich atas segala doa dan dukungan yang selalu
diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Ibu Lukytawati Anggraeni, Ph.D dan Bapak Deni Lubis, MA selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan,
saran, waktu, dan motivasi dengan sabar sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak Dr. Jaenal Effendi selaku dosen penguji utama dan Ibu Ranti
Wiliasih, M.Si selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas kritik dan

saran yang telah diberikan untuk perbaikan skripsi ini.
3.
Seluruh pihak pengurus BAZNAS Kota Bogor, terutama Mbak Widya Wuri
Handayani,SE, Dani Malik Ibrahim, dan Siti Sayidah yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
4.
Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi
FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk penulis.
5.
Teman-teman satu bimbingan, Aldesta Nurika, Muhammad Haris, Iin
Zahratain, Dara Ayu Lestari, Angga Febriawan, Astika, dan Ayu yang telah
banyak memberikan bantuan, kritik, saran, dan motivasi kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
6.
Seluruh keluarga Ilmu ekonomi, terutama Ilmu Ekonomi Syariah 47,48, dan
49 terimakasih atas doa dan dukungannya.
7.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, April 2014
Nadilla Ambarfauziah Rulian

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

5

TINJAUAN PUSTAKA

5


Zakat

5

Amil Zakat

7

Potensi Zakat

9

Penelitian Terdahulu

9

Kerangka Pikir
METODOLOGI PENELITIAN


11
12

Jenis dan Sumber Data

12

Lokasi dan Waktu Penelitian

12

Metode Pengumpulan Data

13

Metode Pengolahan dan Analisis Data

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

18

Karakteristik Responden

18

SIMPULAN DAN SARAN

33

LAMPIRAN

36

RIWAYAT HIDUP

53

DAFTAR TABEL
Potensi Zakat Nasional ....................................................................................... 1
Perkembangan Data Penerimaan Dana Zakat Infak Sedekah BAZNAS
Kota Bogor Tahun 2011-2012 ............................................................................ 2
Laporan Rekapitulasi Data Penerimaan Dana Zakat Infak Sedekah
BAZNAS Kota Bogor Selama Bulan Ramadhan 2011 - 2013 ........................... 3
Statistik Deskriptif Karakteristik Responden ................................................... 18
Besar Pendapatan Muzaki ................................................................................. 20
Lama Pembayaran Zakat di BAZNAS Kota Bogor.......................................... 22
Layanan Pembayaran Zakat .............................................................................. 23
Alasan Tidak Mengetahui Program Penyaluran Zakat ..................................... 24
Alasan Menyalurkan Zakat Langsung ke Mustahik ......................................... 25
Persepsi Muzaki Terhadap Program Penyaluran Zakat BAZNAS Kota
Bogor ................................................................................................................ 27
Persepsi Muzaki Terhadap Reliability BAZNAS Kota Bogor ......................... 28
Persepsi Muzaki Terhadap Tingkat Responsiveness
BAZNAS Kota
Bogor ................................................................................................................ 29
Persepsi Muzaki Terhadap Tingkat Assurance BAZNAS Kota Bogor ............ 29
Persepsi Muzaki Terhadap Tingkat Emphaty BAZNAS Bogor ...................... 30
Persepsi Muzaki Terhadap Tingkat Tangible BAZNAS Kota Bogor .............. 30
Persepsi Muzaki Terhadap Fasilitas BAZNAS Kota Bogor ............................. 31
Hasil Uji Beda ................................................................................................... 31
Hasil Pendugaan Parameter Model Logit ......................................................... 32
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Muzaki dalam Memilih Organisasi
Pengelola Zakat (OPZ) ..................................................................................... 33

DAFTAR GAMBAR
Kerangka Penelitian .......................................................................................... 12
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 18
Jenis Pekerjaan Responden Muzaki .................................................................. 19
Jenis Zakat ........................................................................................................ 20
Persepsi Muzaki Terhdap Hukum Zakat Profesi .............................................. 21
Pengetahuan Muzaki Tentang Tata Cara Pembayaran Zakat ........................... 21
Sumber Informasi BAZNAS Kota Bogor ......................................................... 22
Program Penyaluran Zakat................................................................................ 24
Pelayan dan Fasilitas BAZNAS Kota Bogor .................................................... 25
Mustahik Zakat ................................................................................................. 27

DAFTAR LAMPIRAN
Kuisioner Penelitian Muzaki BAZNAS Kota Bogor ........................................ 36
Kuisioner Penelitian Muzaki Distribusi Langsung ........................................... 45
Hasil Olahan Data Regresi Logistik ................................................................. 51

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat menjelaskan bahwa lembaga zakat di Indonesia terbagi
menjadi dua, yaitu Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah
yang bertugas untuk mengelola zakat secara nasional, sedangkan Lembaga Amil
Zakat (LAZ) merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat yang tujuannya
adalah mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan dana zakat.
Keberadaan lembaga zakat menjadi sangat penting, karena sebelum
adanya lembaga zakat, zakat lebih banyak dikelola oleh individu masing-masing
yang akhirnya hanya berdampak pada sekedar meringankan beban konsumsi
seseorang. Setelah adanya lembaga zakat, zakat jadi memiliki dampak sosialekonomi yang diharapkan mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendorong
perkembangan masyarakat, yaitu dengan menjadikan zakat sebagai sumber
ekonomi produktif sehingga pengelolaannya menghasilkan manfaat produktif
yang maksimal (Muhammad 2009). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Bab 1 Pasal 3 yang mengemukakan
bahwa salah satu tujuan pengelolaan zakat adalah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Pengelolaan dana zakat yang baik oleh lembaga, dapat menjadikan zakat
sebagai instrumen ekonomi yang memiliki kekuatan untuk mengentaskan
kemiskinan, pembukaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan mendorong
tumbuhnya perekonomian masyarakat (Muhammad 2009). Hal tersebut dapat
diwujudkan dengan meningkatkan jumlah penerimaan zakat di lembaga dengan
terus melakukan upaya penggalian dana zakat (Hafidhuddin 2002).
Pengumpulan dana zakat yang optimal untuk saat ini masih sulit untuk
dilakukan, dapat dilihat dari hasil riset BAZNAS dan FEM IPB yang
mengungkapkan bahwa total potensi zakat nasional adalah Rp217 Triliun (Tabel
1), namun dana zakat yang dapat terserap di Indonesia hanya sekitar 1% dari
potensi zakat nasional (Hafidhuddin 2013).
Tabel 1 Potensi Zakat Nasional
Keterangan

Potensi Zakat (Triliun Rupiah)

Potensi Zakat Rumah Tangga

82.70

Potensi Zakat Industri Swasta

114.89

Potensi Zakat BUMN
Potensi Zakat Tabungan
Total Potensi Zakat Nasional
Sumber: Beik dalam Alhasanah 2011

2.40
17.00
217.00

2
Kesenjangan yang sangat besar antara dana zakat yang terkumpul dan
potensi zakat yang ada menandakan bahwa masih banyak orang Islam yang tidak
termotivasi untuk membayar zakat. Penyebab lain dari sedikitnya dana zakat yang
terkumpul dan tidak mencukupi untuk mengentaskan kemiskinan adalah umat
tidak percaya kepada lembaga pengelola zakat (Mawardi 2005). Padahal lembaga
zakat sangat berpengaruh dalam pengoptimalan potensi zakat, karena lembaga
zakat yang dapat dipercaya merupakan faktor utama bagi muzaki dalam memilih
menyalurkan dana zakatnya melalui lembaga atau tidak (Gamsir et al. 2012).
Lembaga zakat saat ini sudah banyak yang dapat meraih prestasi dengan
inovasi program-programnya untuk pengumpulan zakat dan pengelolaan zakat,
salah satunya adalah BAZNAS Kota Bogor. Penghimpunan dana Zakat Infak
Sedekah (ZIS) yang dikumpulkan BAZNAS Kota Bogor mengalami peningkatan
pada periode 2011-2012, jumlah zakat yang terkumpul berkembang 3.22% dan
jumlah infak/sedekah berkembang 5.27% (Tabel 2). Dana ZIS tersebut
diantaranya terkumpul didominasi oleh muzaki perseorangan yaitu 48%,
sedangkan muzaki dinas/lembaga berada pada kisaran 26%. Unit Pengelola Zakat
(UPZ) juga turut mengalami peningkatan, pada tahun 2012 UPZ yang ada di
masjid-masjid kota Bogor telah tercatat ada 119 masjid, sedangkan di tahun 2013
total UPZ mencapai kisaran 150 masjid, perkembangannya mencapai 26%.
Tabel 2 Perkembangan Data Penerimaan Dana Zakat Infak Sedekah BAZNAS
Kota Bogor Tahun 2011-2012
Uraian
Zakat
Infak/Sedekah
Total Penerimaan
ZIS

Jumlah Penerimaan (Rupiah)
Tahun 2011

Perkembangan

Tahun 2012

(%)

2,124,143,462

2,192,540,539,94

3.22

558,801,060

588,285,937,44

5.27

2,682,944,522

2,780,826,477,38

3.65

Sumber: BAZNAS Kota Bogor 2012 (diolah)

Peningkatan penerimaan dana ZIS di BAZNAS Kota Bogor selama bulan
Ramadhan pun turut meningkat dari tahun ke tahun (Tabel 3). Total penerimaan
ZIS dari tahun 2011 ke tahun 2012 meningkat sebesar 26.6%, sedangkan dari
tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat sebesar 27.85%. Perkembangan penerimaan
terbesar terdapat pada penerimaan Infak Sedekah pada tahun 2012 yang
meningkat 109.3% dari tahun sebelumnya.

3
Tabel 3

Laporan Rekapitulasi Data Penerimaan Dana Zakat Infak Sedekah
BAZNAS Kota Bogor Selama Bulan Ramadhan 2011 - 2013

Uraian

Jumlah Penerimaan ( Miliar Rupiah)
Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Perkembangan
(%)

Zakat Maal

2.757

2.787

3.058

5.39

Zakat Fitrah

1.364

1.184

1.952

24.80

Infak/Sedekah
Total
Penerimaan

1.506

3.153

4.099

69.65

5.628

7.125

9.110

27.05

Sumber: BAZNAS Kota Bogor 2013 (diolah)

Penghimpunan dana ZIS di lembaga zakat dengan optimal dapat
dilakukan, salah satunya dengan cara mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
masyarakat dalam memilih lembaga zakat dan perlu diketahui pula persepsi
masyarakat terhadap kinerja lembaga zakat, sehingga lembaga zakat dapat
mengoptimalkan fungsinya untuk mengelola dana zakat agar dapat mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi kemiskinan, sesuai dengan tujuan
didirikannya lembaga zakat yang terkandung dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2011.
Perumusan Masalah
Dana zakat yang terkumpul di suatu lembaga pengelola zakat dapat
didistribusikan ke delapan ashnaf dalam berbagai inovasi progam. Sehingga,
semakin banyak dana yang terkumpul semakin banyak pula program-program
yang terealisasi untuk menyejahterakan delapan ashnaf. Saat ini dalam
pengumpulan dana zakat, BAZNAS Kota Bogor telah mengalami banyak
kemajuan, terlihat dari meningkatnya dana ZIS yang terkumpul pada tahun 2011 –
2012 (Tabel 2). Akan tetapi tetap saja dana tersebut masih jauh dari potensi zakat
yang sebenarnya, yaitu masih di kisaran 1% dari potensi zakat sebenarnya. Hal
tersebut disebabkan karena ada beberapa kendala dalam memobilisasi zakat yang
menyebabkan sulitnya pengembangan lembaga zakat di Indonesia, yaitu
pemahaman masyarakat terhadap kewajiban zakat masih kurang, ada sebagian
masyarakat yang tidak mau membayar zakat karena sudah membayar pajak,
koordinasi dari masing-masing lembaga zakat masih kurang, konsistensi di setiap
lembaga zakat untuk menjalin networking masih kurang, dan keberadaan Undang
Undang zakat belum sepenuhnya diimplementasikan karena struktur birokrasi
pemerintahan masih kurang akomodatif terhadap keberadaan sistem Islam dalam
pembangunan ekonomi negara (Sudarsono 2012).
Sebelumnya telah dilakukan beberapa penelitian mengenai faktor-faktor
yang memengaruhi muzaki dalam memilih lembaga zakat, namun belum ada
penelitian mengenai hal tersebut yang dilakukan di BAZNAS Kota Bogor.
BAZNAS Kota Bogor merupakan salah satu lembaga zakat daerah yang banyak
meraih prestasi, diantaranya adalah (BAZNAS Kota Bogor 2013):

4
1. BAZ kota/kabupaten terbaik tingkat nasional untuk kategori keativitas
program pendayagunaan versi BAZNAS pada tahun 2009
2. BAZ kota/kabupaten terbaik peringkat dua tingkat nasional versi Islamic
Social Responsibility pada tahun 2010
3. BAZNAS daerah terbaik kedua se-Indonesia versi Forum Zakat dan
Masyarakat Ekonomi Syariah pada tahun 2013
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jaelani (2008) menyimpulkan
bahwa kualitas pelayanan zakat dan social marketing secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berzakat muzaki.
Kualitas pelayanan dibagi kepada beberapa indikator, yaitu kemampuan untuk
memberikan jasa yang akurat dan terpercaya (Reliability), kebijakan untuk
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan responsif kepada muzaki
(Responsiveness), kepercayaan, pengetahuan, dan keramahan karyawan serta
kemampuan melaksanakan tugas secara spontan sehingga menimbulkan
kepercayaan dan keyakinan muzaki (Assurance), memberikan perhatian yang
bersifat individual kepada muzaki dan berupaya untuk memahami keinginan
muzaki (Emphaty), dan penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
(Tangible).
Penelitian terdahulu yang dilakukan di Kabupaten Bogor oleh Mukhlis
(2010) menyimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi individu untuk membayar
zakat di Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) adalah karena OPZ bersifat transparan,
profesional, memberi kemudahan dalam berzakat, serta pelayanan yang
memuaskan. Sebaliknya, individu yang lebih memilih membayar langsung ke
penerima zakat memiliki penilaian yang kurang baik terhadap organisasi zakat.
Adapun hal-hal yang memengaruhi responden dalam memilih tempat berzakat,
yaitu adanya kemudahan dari OPZ, baiknya kinerja OPZ yang dicerminkan oleh
transparansi, profesionalitas, dan sosialisasi dari OPZ.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang akan dijawab
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi muzaki terhadap kinerja Badan Amil Zakat Nasional kota
Bogor ?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi muzaki dalam memilih Organisasi
Pengelola Zakat (OPZ) ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Menganalisis persepsi muzaki terhadap kinerja Badan Amil Zakat Nasional
kota Bogor
2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi muzaki dalam memilih
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

5
Manfaat Penelitian

1.
2.
3.
4.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah:
Memberikan informasi yang baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi
muzaki dalam memilih Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)
Memberikan gambaran tentang persepsi muzaki terhadap kinerja BAZNAS
Kota Bogor
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
untuk meningkatkan penerimaan dana zakat
Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi para peminat dan peneliti untuk
bahan penelitian lanjutan

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil studi kasus di Badan Amil Zakat Nasional Kota
Bogor (BAZNAS Kota Bogor). Populasi dalam penelitian ini adalah para muzaki
yang membayar zakat ke BAZNAS Kota Bogor dan yang membayar langsung
kepada mustahik. Zakat yang dibayarkan merupakan zakat maal. Penelitian ini
dilakukan di wilayah Kota Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA
Zakat
Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi fikih, zakat merupakan sejumlah harta yang diwajibkan
Allah untuk diserahkan kepada yang berhak (Qardhawi 1993). Selanjutnya,
ditinjau dari segi istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan
tertentu yang diwajibkan oleh Allah Swt. untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya, dengan persyaratan tertentu (Hafidhuddin 2002). Zakat juga
merupakan salah satu bentuk ibadah dengan menggunakan harta yang mendorong
umat muslim untuk mengasihi sesama, mewujudkan keadilan sosial, mendayakan
masyarakat, menggerakan perekonomian masyarakat, serta untuk mengentaskan
kemiskinan (Arifin 2011).
Hikmah, Urgensi, dan Manfaat Zakat
Zakat merupakan kewajiban yang tegas dan mutlak, karena dalam zakat
terkandung hikmah dan manfaat yang sangat besar dan mulia, baik bagi pemberi
zakat (muzaki), penerima zakat (mustahik), harta benda yang dikeluarkan
zakatnya, maupun bagi masyarakat. Adapun hikmah, urgensi, dan manfaaat zakat,
yaitu (Hafidhuddin 2007):
1. Zakat sebagai wujud iman kepada Allah SWT., syukur terhadap nikmat-Nya,
menumbuhkan akhlak mulia, menghilangkan sifat kikir dan rakus,
menumbuhkan ketenangan hidup, mengembangkan dan menyucikan harta,

6
menumbuhkan keberkahan harta, serta pintu rejeki akan selalu dibuka oleh
Allah swt.
2. Zakat merupakan hak bagi mustahik yang berfungsi untuk menolong,
membantu, dan membina mereka ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih
sejahtera. Keberadaan zakat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
mustahik, terutama kaum fakir miskin dan menghilangkan atau memperkecil
penyebab kemiskinan.
3. Zakat sebagai penghubung antara kelompok yang berkecukupan hidupnya
dengan para pejuang di jalan Allah yang waktunya sepenuhnya digunakan
untuk berjuang di jalan Allah dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk
menafkahi diri maupun keluarganya.
4. Zakat sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana dan
prasarana umat Islam, yaitu sarana pendidikan, kesehatan, sosial-ekonomi,
dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
5. Zakat untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat hanya
diterima dari harta yang halal.
6. Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan, dengan
pengelolaan zakat yang baik dimungkinkan untuk membangun pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan pendapatan. Keberadaan zakat menjadi penyebab
harta akan selalu beredar dan mencegah terjadinya pemusatan harta pada satu
tangan saja, serta mendorong manusia untuk melakukan investasi.
Syarat Wajib Zakat
Sebagai salah satu bentuk ibadah dalam bentuk harta, zakat memiliki
ketentuan tertentu yang membedakannya dengan ibadah dalam bentuk harta
lainnya. Ketentuan tersebut salah satunya mencakup syarat-syarat wajib zakat.
Syarat-syarat wajib zakat diperlukan agar orang-orang yang terkena kewajiban
zakat tersebut memang termasuk golongan orang-orang mampu dan telah
terpenuhi kebutuhan pokoknya (Hafidhuddin 2005). Syarat-syarat harta menjadi
sumber zakat adalah sebagai berikut (Hafidhuddin 2002):
1. Harta didapatkan dengan cara yang baik dan halal
2. Harta tersebut berkembang dan berpotensi untuk dikembangkan
3. Harta tersebut berada dibawah kontrol dan di dalam kekuasaan pemiliknya
4. Harta tersebut mencapai nishab atau batas kena zakat
5. Harta tersebut berasal dari sumber-sumber zakat tertentu, seperti perdagangan,
peternakan, emas, dan perak
6. Sebagian ulama mazhab Hanafi mensyaratkan kewajiban zakat setelah
terpenuhi kebutuhan pokok.

7
Penerima Zakat
Orang-orang yang berhak mendapatkan zakat atau disebut sebagai ashnaf
juga sudah ditentukan dalam Al-Qur’an, yaitu dengan dasar firman Allah swt.
dalam QS.At-Taubah: 60, yang artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Berdasarkan ayat tersebut, zakat harus disalurkan kepada para mustahik
yang uraiannya sebagai berikut (Hafidhuddin 2002):
1. Fakir dan miskin, yaitu orang yang tidak mempunyai penghasilan sama sekali,
atau memiliki penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokok dirinya dan keluarga.
2. Amil, yaitu orang yang bekerja untuk kepentingan zakat yang berkaitan
dengan mengurus zakat, mencatat dan menadminitrasikan, menagih zakat,
melakukan sosialisasi, dan mendistribusikan zakat.
3. Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan masih dianggap lemah
imannya, sehingga perlu diberikan zakat agar bertambah kesungguhannya
dalam Islam. Pada saat sekarang, dana zakat untuk mualaf dapat diberikan
untuk lembaga dakwah atau pun untuk training keislaman.
4. Untuk memerdekakan budak, yaitu untuk memerdekakan budak belian dan
menghilangkan segala bentuk perbudakan.
5. Gharimin, yaitu orang yang berutang dan sama sekali tidak melunasi
utangnya. Utang yang dimaksud adalah utang untuk kebaikan dan
kemaslahatan diri dan keluarganya, atau pun utang untuk kemaslahatan orang
lain.
6. Fi sabilillah. Pada zaman Rasulullah saw. golongan yang termasuk fi
sabilillah adalah para sukarelawan perang yang tidak mempunyai gaji tetap.
Untuk saat ini, sebagian ulama membolehkan memberi zakat tersebut untuk
membangun masjid, lembaga pendidikan, perpustakaan, pelatihan da’i,
menerbitkan buku, majalah, brosur, ataupun membangun mass media.
7. Ibnu Sabil, yaitu orang yang dalam perjalanan dan terputus bekalnya dalam
perjalanan. Untuk saat ini, pemberian dana untuk ibnu sabil bisa juga
diserahkan kepada musafir yang mengadakan perjaalanan yang dianjurkan
agama, seperti silaturahmi, study tour pada objek yang bermanfaat, atau untuk
beasiswa kepada orang yang terputus pendidikannya karena ketiadaan dana.
Amil Zakat
Pengertian Amil
Salah satu golongan yang berhak mendapatkan zakat adalah penguruspengurus zakat (amilin). Imam al-Qurthubi menafsirkan bahwa amil dalam ayat
tersebut adalah orang-orang yang ditugaskan untuk mengambil, menuliskan,
menghitung dan mencatat zakat yang diambilnya dari muzaki untuk diberikan

8
kepada yang berhak menerima zakat (Hafidhuddin 2007). Sejak zaman
pemerintahan Rasulullah saw., pengelolaan dana zakat sudah diserahkan kepada
amil di Baitul Mal, yaitu lembaga yang mengumpulkan dan mendistribusikan
semua hasil penghimpunan kekayaan negara (Amalia 2010).
Indonesia memiliki dua macam organisasi pengelola zakat yang bertugas
untuk melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat,
yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga
Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat. BAZ maupun LAZ memiliki
misi yang sama, yaitu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
Hal tersebut merupakan salah satu bentuk bukti kepedulian Islam terhadap kaum
tidak berpunya, yaitu dengan menghadirkan lembaga zakat yang berfungsi sebagai
tempat untuk mengumpulkan dan mendistribusikan dana kepada masyarakat yang
membutuhkan (Hidayat 2010).
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pengelolaan zakat
melalui lembaga, yaitu (Hafidhuddin 2002):
1. Menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat
2. Menjaga perasaan mustahik bila berhadapan langsung untuk menerima haknya
dari muzaki
3. Mencapai efisiensi, efektivitas, dan sasaran yang tepat dalam pendistribusian
zakat
4. Memperlihatkan syiar Islam dan semangat penyelenggaraan negara dan
pemerintahan yang islami. Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari
muzaki ke mustahik tanpa campur tangan lembaga, maka nasib dan hak para
mustahik terhadap muzaki tidak mendapatkan jaminan pasti.
Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik pada lembaga
zakat dilakukan berdasarkan beberapa persyaratan, yaitu (Soemitra 2010):
1. Hasil pendataan dan penelitian terhadap kebenaran delapan ashnaf
2. Mendahulukan orang-orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar dan
sangat memerlukan bantuan
3. Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing
Setelah terpenuhinya poin-poin tersebut, maka lembaga dapat melakukan
pendayagunaan hasil pengumpulan zakat melalui program-program yang
dirancang oleh lembaga pengelola zakat. Program tersebut harus merupakan
program yang memiliki dampak dan pengaruh yang luas bagi penerima zakat
serta berpihak sepenuhnya terhadap mustahik. Salah satu contohnya Departemen
Agama Republik Indonesia menyebutkan bahwa tujuan dan sasaran zakat
hendaknya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut (Suprayitno 2005):
1. Memperbaiki taraf hidup masyarakat, dengan memberikan bimbingan untuk
membangun usaha produktif dan memberikan bantuan permodalan
2. Pendidikan dan beasiswa, dalam hal ini beberapa ulama dan cendekiawan
muslim menyarankan agar dana zakat digunakan sebagai dana abadi beasiswa
pendidikan. Pendidikan sampai saat ini masih jadi permasalahan di Indonesia,
karena masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak meneruskan sekolah
karena terkendala biaya sekolah yang mahal

9
3. Mengatasi pengangguran, sasarannya adalah orang-orang yang belum
mempunyai pekerjaan atau usaha tetap dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
ataupun kepada mereka yang sudah mempunyai usaha namun terkendala
karena kekurangan modal
4. Program pelayanan kesehatan, yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin yang belum mampu menjangkaunya;
5. Panti Asuhan, yaitu dengan usaha menanggulangi anak-anak yatim yang
terlantar dan memberi bantuan kepada panti asuhan berupa uang atau sarana
keterampilan
6. Sarana Peribadatan; yaitu dengan membantu keperluan pembangunan atau
pemeliharaan tempat ibadah.
Potensi Zakat
Potensi zakat di Indonesia yang mencapai 217 triliun merupakan jumlah
yang sangat besar dan mampu secara finansial memecahkan masalah kemiskinan
dan ketidakadilan di Indonesia, namun sampai saat ini zakat yang terkumpul di
organisasi pengelola zakat hanya sekitar 1% dari potensi yang ada. Hal tersebut
disebabkan karena banyak masalah dalam memobilisasi zakat di Indonesia,
diantaranya (Damanhuri 2010):
1. Trauma psikologis, banyak kasus di Indonesia dimana zakat yang terkumpul
tidak sampai ke kaum fakir miskin
2. Belum ada visi dan langkah besar yang mengaitkan pengumpulan dana zakat
dengan langkah memecahkan kemiskinan dan ketidakadilan sosial baik
nasional maupun per daerah
3. Belum adanya sinergi antara gerakan zakat dengan program pemerintah

Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Anam (2012) mengenai Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Masyarakat Terhadap Badan Amil
Zakat (BAZ) Kecamatan Karangayung. Metode analisis yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif. Hasil kesimpulannya adalah bahwa faktor yang
memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap BAZ Kecamatan Karangrayung
terbagi menjadi dua macam, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang berasal dari dalam, yaitu kelembagaan yang meliputi sistem,
manajemen, uang, material, metode, pasar, informasi, rencana strategis, kejelasan
visi dan misi, program dan rencana kerja, struktur organisasi, legalitas, evaluasi
kerja, sosialisasi dan publikasi, Sumber Daya Manusia, loyalitas, dan
profesionalisme terhadap BAZ. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar,
yaitu kepercayaan masyarakat, krisis ekonomi, dan pemahaman masyarakat
terhadap zakat masih kurang.
Gamsir (2012) mengenai Perilaku Muzaki dalam Membayar Zakat Mal
(Studi Fenomenologi Pengalaman Muzaki di Kota Kendari). Metode yang
digunakan adalah analisis kualitatif dengan teknik komparasi dan interaktif. Hasil
kesimpulannya adalah ada beberapa nilai yang ingin diwujudkan dari ketaatan
membayar zakat mal oleh muzaki, yaitu nilai ketaatan terhadap perintah Allah,

10
nilai saling berbagi dan membantu orang lain, nilai keberkahan dan tambahan
harta, dan nilai kepuasan dan ketenangan jiwa atas kepemilikan harta.
Sariningum (2011) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Pembayaran Zakat di Kota Palembang. Metode yang digunakan
adalah metode regresi logistik dan analisis faktor. Hasil kesimpulannya
menunjukkan bahwa karakteristik organisasi yang memengaruhi pemilihan
organisasi zakat adalah sosialisasi melalui media massa dan elektronik serta
pemotongan gaji secara langsung dari tempat bekerja, sedangkan jika dilihat dari
karakteristik responden, pendidikan yang semakin tinggi turut memengaruhi
pemilihan organisasi zakat formal.
Alhasanah (2011) mengenai Analisis Diskriminan Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Partisipasi Berzakat Berinfak dan Pemilihan Tempat Membayar
Zakat (Studi Kasus: Kabupaten Bogor). Metode yang digunakan adalah metode
analisis diskriminan. Hasil kesimpulannya menunjukkan bahwa faktor yang
berpengaruh signifikan terhadap pemilihan tempat membayar zakat adalah faktor
ketersediaan organisasi pengelola zakat di daerah sekitar tempat tinggal dan faktor
tingkat pendidikan.
Ramadhani (2011) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengumpulan Zakat, Infak dan Shodaqqoh pada Badan Amil Zakat Daerah
Sumatera Utara (BAZDA SUMUT). Hasil kesimpulannya menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang memengaruhi pengumpulan dana zakat, infak, dan shodaqqoh
adalah momen bulan keagamaan, pendapatan, dan usia muzaki. Desain penelitian
ini adalah studi deskriptif. Alasan para muzaki lebih memilih membayarkan zakat,
infak, shodaqqoh di BAZDA SUMUT adalah karena BAZDA SUMUT
merupakan institusi resmi atau legal milik pemerintah dan sebagian besar muzaki
menyatakan puas terhadap pelayanan dan manfaat yang diperoleh di BAZDA
SUMUT.
Suprayogi (2011) mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keinginan
dan Preferensi Pengusaha Mikro untuk Berzakat. Metode yang digunakan adalah
metode logit dan multi nominal logit. Hasil kesimpulannya menunjukkan bahwa
ada tiga faktor yang memengaruhi keinginan dan preferensi pengusaha mikro
untuk berzakat, yaitu: (1) Pengetahuan tentang zakat; semakin baik pengetahuan
pengusaha mikro tentang zakat, maka semakin besar kecenderungannya untuk
berzakat dan semakin besar peluangnya untuk berzakat; (2) Keyakinan akan
manfaat zakat; semakin tinggi keyakinan pengusaha mikro terhadap zakat,
semakin besar kecenderungannya untuk berzakat dan semakin besar peluangnya
untuk berzakat, dan; (3) Tingkat ibadah; semakin baik ibadah pengusaha mikro
maka semakin besar kecenderungannya untuk berzakat dan semakin besar
peluangnya untuk berzakat.
Mukhlis (2011) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Tingkat Kepatuhan Membayar Zakat: Studi Kasus Kabupaten Bogor. Metode
yang digunakan adalah metode analisis faktor. Hasil kesimpulannya adalah faktorfaktor yang memengaruhi individu untuk membayar di Organisasi Pengelola
Zakat (OPZ) menurut para muzaki yang membayar zakat di OPZ adalah karena
OPZ bersifat transparan, profesional, memberi kemudahan dalam berzakat, serta
pelayanan yang memuaskan. Sebaliknya, individu yang lebih memilih membayar
langsung ke penerima zakat memiliki penilaian yang kurang baik terhadap
organisasi zakat, ada 23 persen orang yang menilai organisasi zakat bersifat

11
transparan, 15 persen menilai organisasi zakat profesional, selain itu mereka
merasa lebih puas jika membayar langsung kepada mustahik. Adapun hal-hal
yang memengaruhi responden dalam memilih tempat berzakat, yaitu adanya
kemudahan dari OPZ, baiknya kinerja OPZ yang dicerminkan oleh transparansi
dan profesionalitas, dan sosialisasi dari OPZ.
Jaelani (2008) tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Social Marketing
Lembaga Amil Zakat (LAZ) terhadap keputusan berzakat Muzaki (Studi Kasus
pada Rumah Zakat Indonesia). Metode yang digunakan adalah Analisis Regresi
Berganda. Hasil dari kesimpulannya adalah kualitas pelayanan zakat dan social
marketing secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan berzakat muzaki di LAZ Rumah Zakat Indonesia (RZI). Kualitas
pelayanan dibagi kepada beberapa indikator, yaitu kemampuan untuk memberikan
jasa yang akurat dan terpercaya (Reliability), kebijakan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan responsif kepada muzaki (Responsiveness),
kepercayaan, pengetahuan, dan keramahan karyawan serta kemampuan
melaksanakan tugas secara spontan sehingga menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan muzaki (Assurance), memberikan perhatian yang bersifat individual
kepada muzaki dan berupaya untuk memahami keinginan muzaki (Emphaty), dan
penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik (Tangible). Social
marketing yang merupakan salah satu bagian dari manajemen pemasaran diwakili
oleh program dan produk zakat yang variatif, inovasi dan perbaikan produk, harga
yang efisien, kantor dan konter RZI, layanan jemput zakat, layanan dengan
menggunakan teknologi modern, promosi melalui media, dan promosi melalui
website.
Muhammad et al. (2006) tentang Factors Influencing Individul
Participation In Zakat Contribution: Exploratory Investigation. Metode yang
digunakan adalah analisis faktor. Hasil kesimpulannya adalah ada beberapa faktor
yang memotivasi muzaki atas kontribusi zakat, yaitu faktor althurism, agama,
kepuasan diri, dan organisasi. Faktor utama yang paling berpengaruh terhadap
pembayaran zakat individu adalah altruisme dan dari penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa orang membayar zakat bukan hanya karena faktor agama,
melainkan karena kepuasan yang diterima untuk diri sendiri dan untuk
kebahagiaan orang lain. Faktor organisasi juga turut berperan penting, karena ada
responden yang menyatakan bahwa mereka membayar zakat karena mereka puas
pada layanan yang ditawarkan oleh organisasi yang bertanggungjawab dalam
pengumpulan zakat.
Kerangka Pikir
Pengelolaan zakat melalui Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) memiliki
tujuan utama, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
menanggulangi kemiskinan melalui pengelolaan dana zakat. Keberadaan OPZ
dapat membantu efisiensi dan efektivitas baik dalam penghimpunan dan
pendistribusian zakat, selain itu pelayanan yang diberikan oleh OPZ juga dapat
memudahkan muzaki untuk menyalurkan zakatnya serta memudahkan mustahik
untuk mendapatkan haknya. Potensi zakat di Indonesia yang mencapai Rp217
triliun merupakan jumlah yang sangat besar dan mampu direalisasikan untuk
progam-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.
Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka OPZ harus mampu

12
menghimpun dana zakat yang lebih banyak dengan cara melakukan usaha-usaha
untuk meningkatan kepercayaan muzaki terhadap OPZ. Penelitian ini mencoba
untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi muzaki dalam memilih OPZ.
Adapun kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Penerimaan Zakat di Organisasi
Pengelola Zakat Lebih Rendah
dari Potensi
Identifikasi Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Pemilihan OPZ

Pemahaman
Muzaki
terhadap
Zakat

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Muzaki

Kelembagaan

Kepercayaan
Muzaki

Persepsi
masyarakat
terhadap
kinerja
BAZ

Sosialisasi
Zakat

Profesionalitas
Pengelolaan
Zakat

Rekomendasi
Peningkatan Penerimaan
Zakat
Gambar 1 Kerangka Penelitian

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Badan Amil Zakat Nasional Bogor (BAZNAS
Kota Bogor). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan wilayah

13
penghimpunan zakat BAZNAS Kota Bogor. Pemilihan BAZNAS Kota Bogor
tersebut dilakukan secara purposive (sengaja) dengan beberapa pertimbangan,
yaitu BAZNAS Kota Bogor yang merupakan salah satu lembaga pengelola zakat
terbaik di Indonesia dan telah menghimpun dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS)
yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian dilakukan selama bulan
Februari 2014.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan muzaki yang
membayarkan zakatnya di BAZNAS Kota Bogor dan yang membayarkan
zakatnya langsung ke mustahik, data tersebut digunakan untuk mengetahui faktorfaktor yang memengaruhi muzaki dalam memilih lembaga pengelola zakat dan
persepsi muzaki terhadap kinerja BAZNAS Kota Bogor. Selanjutnya data
sekunder digunakan untuk melengkapi data primer. Sumber data lain yang
digunakan dalam penelitian ini didapatkan melalui BAZNAS Kota Bogor, buku,
jurnal, skripsi, tesis, dan internet.

Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diambil dengan metode studi kasus (case study)
melalui wawancara kepada muzaki yang menjadi responden dengan menggunakan
kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel non
acak, yaitu prosedur memilih sampel berdasarkan pertimbangan karakteristik
tertentu yang cocok dan diperlukan untuk menjawab penelitian (Juanda 2009).
Karakteristik yang diambil dalam penelitian ini adalah muzaki rumah tangga yang
rutin membayarkan zakat maalnya, yaitu sebanyak 30 responden muzaki yang
membayarkan zakatnya di BAZNAS Kota Bogor dan 30 muzaki yang
membayarkan zakatnya langsung kepada mustahik.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
dua pendekatan, yaitu pendekatan analisis kuantitatif dan pendekatan analisis
kualitatif. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan untuk menampilkan data
dalam bentuk tabel, sedangkan pendekatan analisis kualitatif digunakan untuk
mengumpulkan data-data fakta dari hasil wawancara dan kuesioner yang didapat
dari muzaki.
Analisis Persepsi Muzaki terhadap Kinerja BAZNAS Kota Bogor
Metode yang digunakan untuk menganalisis persepsi muzaki terhadap
kinerja BAZNAS Kota Bogor adalah metode deskriptif, yaitu dengan melihat skor
persepsi muzaki terhadap kinerja BAZNAS Kota Bogor. Sampel dalam analisis

14
ini adalah muzaki yang membayarkan zakatnya di BAZNAS Kota Bogor. Kinerja
yang dilihat dalam analisis persepsi ini adalah kualitas pelayanan, program
penyaluran, dan fasilitas yang disediakan oleh BAZNAS Kota Bogor.
Kualitas pelayanan yang dimaksud dilihat dari Reliability (kehandalan),
Responsiveness (ketanggapan), Assurance (jaminan), Empathy (empati),dan
Tangible (wujud sarana dan prasarana fisik). Program penyaluran dilihat dari
program penyaluran yang tersedia di BAZNAS Kota Bogor. Fasilitas dilihat dari
akses yang disediakan BAZNAS Kota Bogor untuk memudahkan muzaki dalam
membayar zakat dan mendapatkan informasi. Penilaian atas kepuasan muzaki
terhadap kinerja BAZNAS Kota Bogor dinilai menggunakan skala likert, yaitu
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang
mengenai gejala sosial tertentu. Skala likert digunakan untuk mengukur variabel
yang akan dijabarkan menjadi sub variabel yang memiliki indikator terukur, yaitu
sebagai berikut (Riduwan 2008):
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Kurang Setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Muzaki dalam Memilih Lembaga
Zakat
Uji beda digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel
independen dengan kasus 2 sampel berpasangan. Dengan menggunakan uji beda
maka dapat diketahui apakah populasi berdasarkan dua sampel berpasangan
tersebut berbeda (Firdaus et al. 2011). Metode analisis data yang digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi muzaki dalam memilih OPZ adalah
model logit atau regresi logistik. Model logit digunakan ketika variabel dependen
bersifat kualitatif. Jika variabel kualitatif tersebut hanya mempunyai dua
kemungkinan nilai maka model yang digunakan adalah binary logistic.
Batasan dan Definisi Operasional
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Umur
Umur merupakan perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran
seseorang dan terhitung menggunakan tahun.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan identitas responden yang dalam penelitian ini
menjadi variabel dummy (1 = laki-laki, 0 = perempuan)
3. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang biaya hidupnya
ditanggung oleh kepala rumah tangga.
4. Lama Pendidikan
Lama pendidikan merupakan perhitungan pendidikan muzaki yang dimulai
dari saat Sekolah Dasar dan terhitung menggunakan tahun.
5. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang (dalam rupiah) yang didapatkan rumah
tangga selama satu bulan.

15
6. Jarak
Jarak adalah panjang lintasan dari rumah muzaki sampai lokasi BAZNAS
Kota Bogor dan terhitung menggunakan kilometer (km).
7. Citra Lembaga
Variabel citra lembaga berisi beberapa pernyataan mengenai citra lembaga
dan dihitung menggunakan skor. Semakin besar skor citra lembaga, maka
persepsi muzaki terhadap citra lembaga semakin baik.
8. Pengetahuan
Variabel pengetahuan berisi beberapa pernyataan mengenai pengetahuan
muzaki mengenai keutamaan lembaga zakat. Semakin besar skor
pengetahun, maka pengetahuan muzaki mengenai keutamaan lembaga
zakat semakin baik.
9. Program Penyaluran Zakat
Variabel program penyaluran zakat berisi beberapa pernyataan mengenai
program penyaluran zakat yang diketahui muzaki. Semakin besar skor
program penyaluran zakat, maka persepsi muzaki terhadap program
penyaluran zakat semakin baik.
10. Reliability
Variabel reliability berisi beberapa pernyataan mengenai persepsi muzaki
terhadap kehandalan lembaga zakat dalam memberi pelayanan. Semakin
besar skor reliability, maka persepsi muzaki terhadap reliability lembaga
zakat semakin baik.
11. Responsiveness
Variabel responsiveness berisi beberapa pernyataan mengenai persepsi
muzaki terhadap kebijakan dalam memberi pelayanan yang cepat dan
responsif. Semakin besar skor responsiveness, maka persepsi muzaki
terhadap responsiveness lembaga zakat semakin baik.
12. Assurance
Variabel assurance berisi beberapa pernyataan mengenai persepsi muzaki
terhadap pelayanan lembaga yang menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan muzaki. Semakin besar skor assurance, maka persepsi muzaki
terhadap assurance lembaga zakat semakin baik.
13. Emphaty
Variabel emphaty berisi beberapa pernyataan mengenai persepsi muzaki
terhadap pelayanan lembaga dalam memberikan perhatian untuk
memahami keinginan muzaki. Semakin besar skor emphaty, maka persepsi
muzaki terhadap emphaty lembaga zakat semakin baik.
14. Tangible
Variabel tangible berisi beberapa pernyataan mengenai persepsi muzaki
terhadap penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik lembaga.
Semakin besar skor tangible, maka persepsi muzaki terhadap tangible
lembaga zakat semakin baik.
15. Akses
Variabel akses berisi beberapa pernyataan mengenai persepsi muzaki
terhadap kemudahan akses dan fasilitas yang memudahkan muzaki dalam
membayar zakat ataupun mencari informasi mengenai lembaga zakat..
Semakin besar skor akses, maka persepsi muzaki terhadap akses lembaga
zakat semakin baik.

16
16. Promosi Lembaga
Variabel promosi lembaga berisi beberapa pernyataan mengenai persepsi
muzaki terhadap promosi yang dilakukan lembaga zakat. Semakin besar
skor promosi lembaga, maka persepsi muzaki terhadap promosi lembaga
zakat semakin baik.
Model logit dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor yang memengaruhi muzaki dalam memilih organisasi pengelola
zakat, yaitu berdasarkan model yang dikembangkan dari penelitian Jaelani (2008).
Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif yang
dispesifikasikan sebagai berikut (Juanda 2009):
Pi = F(Zi) = F(α + βXi) =
Keterangan:
Pi
=
α
βi
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=



.......................................................(1)

Keputusan muzaki untuk memilih tempat membayar zakat (1 jika
memilih OPZ, 0 jika tidak memilih OPZ)
Intersep
Parameter peubah Xi
Umur responden (tahun)
Dummy Jenis Kelamin; (1 = laki-laki dan 0 = perempuan)
Jumlah Tanggungan (orang)
Lama pendidikan (tahun)
Pendapatan (Rupiah)
Jarak (km)
Citra Lembaga (skor)
Pengetahuan (skor)
Program Penyaluran Zakat (skor)
Realiability (skor)
Responsiveness (skor)
Assurance (skor)
Emphaty (skor)
Tangible (skor)
Akses (skor)
Promosi Lembaga (skor)

Odd Ratio adalah rasio peluang terjadinya pilihan 1 (memilih OPZ)
terhadap peluang terjadinya pilihan 0 (tidak memilih OPZ). Nilai odds menjadi
suatu nilai indikator kecenderungan muzaki untuk menentukan pilihan 1 (memilih
OPZ). Nilai odds semakin besar menandakan bahwa peluang muzaki untuk
memilih OPZ semakin besar. Hubungan antara parameter dan odds ratio yaitu:
OddsRasio =
Keterangan:
Pi
=

..................................................................................(2)

Ra