Sintesis, Pemurnian, dan Pencirian Lauroil Klorida Dari Asam Laurat

SINTESIS, PEMURNIAN, DAN PENCIRIAN LAUROIL
KLORIDA DARI ASAM LAURAT

DWI WIDYASTUTI

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

ABSTRAK
DWI WIDYASTUTI. Sintesis, Pemurnian, dan Pencirian Lauroil Klorida dari
Asam Laurat. Dibimbing oleh KOMAR SUTRIAH dan MUHAMMAD FARID.
Klorida asam (RCOCl) adalah salah satu senyawa halida asam dan merupakan
senyawa antara untuk sintesis turunan asam lemak, yaitu sebagai bahan asilasi. Lauroil
klorida merupakan produk reaksi substitusi halogenasi asam laurat menggunakan tionil
klorida (SOCl2). Penggunaan tionil klorida memiliki keuntungan, yaitu hasil samping
yang terbentuk berwujud gas, rendemennya lebih besar, dan mudah digunakan. Percobaan
ini melalui 4 tahapan, yaitu sintesis, pemvakuman, pemurnian, dan pencirian oleh
perangkat spektofotometer inframerah transformasi fourier (FTIR). Optimalisasi reaksi

dilakukan dengan meragamkan waktu sintesis, yaitu 0.5, 1.5, 3, dan 5 jam, serta nisbah
mol asam laurat_tionil klorida 1:1.2, 1:3, dan 1:5. Parameter yang digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan sintesis adalah dengan teknik perbandingan 1800/1700
dengan mengukur nisbah absorbans senyawa pada bilangan gelombang 1800 cm-1 dan
1700 cm-1. Bilangan gelombang 1800 cm-1 mewakili serapan IR karbonil pada lauroil
klorida, sedangkan bilangan gelombang 1700 cm-1 mewakili IR karbonil pada asam
laurat. Aplikasi dari teknik ini dilakukan dengan membandingkan tinggi puncak serapan
di 1800 cm-1 dan 1700 cm-1 dengan cara menarik garis dari masing-masing garis dasar
spektrum (baseline). Kondisi optimum sintesis lauroil klorida didapatkan pada waktu
reaksi 1.5 jam dan nisbah mol asam laurat_tionil klorida 1:3. Akan tetapi, rendemen
tertinggi didapatkan pada saat kondisi waktu reaksi 1.5 jam dan nisbah mol 1:5, yaitu
sebesar 95.64%. Teknik sintesis terbaik adalah dengan menambahkan asam laurat ke
dalam tionil klorida.

ABSTRACT
DWI WIDYASTUTI. Synthesis, Purification, and Characterization Lauroyl
Chloride from Lauric Acid. Supervised by KOMAR SUTRIAH and MUHAMMAD
FARID.
Acid chloride (RCOCl) is one of acid halides and particularly used as
intermediate compound for making fatty acid derivatives, which is well known as

acylating agent. Lauroyl chloride is produced by substitution of halogenation lauric acid
using thionyl chloride (SOCl2). Thionyl chloride has advantages that only gaseous byproduct is formed, give a good yield, and easy to use. This research was conducted
through 4 steps which, i.e synthesizing, vacuuming, purifying, and characterizing by
Fourier-Transformed Infrared (FTIR). Reaction optimalization was conducted by time
variation (0.5, 1.5, 3, and 5 hours), and mole ratio (1:1.2, 1:3, and 1:5). The successful
degree of synthesis was measured by comparison technique 1800/1700 at 1800 and 1700
cm-1 wave number. The 1800 cm-1 wave number represented IR carbonyl absorbance of
lauroyl chloride, mean while 1700 cm-1 wave number represented IR carbonyl absorbance
of lauric acid. The technique application was conducted by comparing the absorbance
peak length at 1800 and 1700 cm-1. The optimum condition of lauroyl chloride synthesis
occurred at 1.5 hours and 1:3 mole ratio of lauric acid_thionyl chloride. However, the
highest yield occurred at 1.5 hours and 1:5 mole ratio of lauric acid_thionyl chloride,
which is 95.64%. The best technique for synthesis was conducted by adding lauric acid
into thionyl chloride.

SINTESIS, PEMURNIAN, DAN PENCIRIAN LAUROIL
KLORIDA DARI ASAM LAURAT

DWI WIDYASTUTI


Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul

: Sintesis, Pemurnian, dan Pencirian Lauroil Klorida dari Asam Laurat

Nama : Dwi Widyastuti
NIM

: G44202069


Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Drs. Komar Sutriah, M.Si
NIP 131950979

Drs. Muhammad Farid
NIP 132002064

Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuann Alam
Institut Pertanian Bogor,

Dr. Drh. Hasim, DEA
NIP 131578806

Tanggal lulus :


PRAKATA
Alhamdulillahirobbilalamin. Berjuta syukur tercurahkan kepada Sang Maha
Pengasih dan Penyayang, Allah SWT atas limpahan karunia-Nya yang tak berbatas
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Sintesis, Pemurnian,
dan Pencirian Lauroil Klorida dari Asam Laurat“. Karya ini disusun berdasarkan hasil
penelitian dari bulan September 2006 sampai Juli 2007, di Laboratorium Kimia Organik
dan Laboratorium Terpadu, Departemen Kimia FMIPA IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Drs. Komar Sutriah, M.Si, dan Drs.
Muhammad Farid atas limpahan ilmu, bimbingan, pendanaan, dan motivasi selama
melakukan penelitian. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dr Zainal Alim Mas’ud,
DEA dan Budi Arifin S.Si, yang telah banyak memberi saran dan arahan. Selain itu
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, dan Mamas yang telah memberikan
doa, dukungan, semangat, dan kasih sayang kepada penulis, Seluruh staf dan laboran
kimia organik dan Laboratorium Terpadu, kak Noviyan Darmawan atas Sofware IR-nya,
pak Sabur atas pinjaman alatnya, om Em atas pinjaman alat rotavapornya, Ujel, Antie,
dan Sarah atas persahabatan yang luar biasa, teh Ai atas motivasinya, Me-run atas
pinjaman cartridge-nya, Mexindo 10 crew, Teddy yang selalu membantu merangkai alat
sintesis, Obie, Steven, Tesar, Tuti, dan teman-teman 39 atas persahabatan, perhatian,
ilmu, semangat yang diberikan, kebersamaan yang indah, serta semua pihak yang telah

memberikan dukungan kepada penulis. Tidak lupa kepada pak Happy Trenggono dan pak
Samsul Arifin atas motivasi dan pelatihan yang begitu luar biasa.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2007

Dwi Widyastuti

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Mei 1984 sebagai anak kedua dari
tiga bersaudara dari pasangan H. Sukamno dan Hj. Sumiarni.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMUN 28 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor. Pada
tahun 2003, penulis aktif dalam kepanitiaan Mozaik Kimia dan aktif mengikuti berbagai
seminar akademik maupun non-akademik. Penulis juga aktif menjadi asisten praktikum
Kimia Lingkungan tahun ajaran 2005/2006 dan asisten Kimia Dasar tahun ajaran
2006/2007 untuk mahasiswa S1 Kimia. Penulis juga pernah melakukan praktik lapangan
di Laboratorium Quality Control PT Bristol Myers Squibb, Tbk, dari bulan Juni sampai
Agustus 2005.


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................vii
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
Klorida Asam....................................................................................................1
Asam Laurat......................................................................................................2
Lauroil Klorida..................................................................................................2
Sintesis Klorida Asam.......................................................................................3
Komponen Radas Sintesis.................................................................................3
FTIR..................................................................................................................3
Distilasi Vakum.................................................................................................4
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat..................................................................................................5
Metode...............................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan Awal Sintesis...................................................................................5
Optimalisasi Waktu Sintesis.............................................................................8
Penentuan Nisbah Mol......................................................................................9

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan.........................................................................................................10
Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
LAMPIRAN....................................................................................................................12

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Struktur asam laurat...............................................................................................2
2 Struktur lauroil klorida.......................................................................................... 3
3 Radas sintesis klorida asam...................................................................................3
4 Perangkat destilasi vakum.................................................................................... 4
5 Spektrum FTIR asam laurat (a) dan hasil sintesis dengan waktu reaksi
1.5 jam (b), 3 jam (c), dan 6.5 jam (d)....................................................................6
6 Spektum FTIR ragam sampel 1.75 g (a) dan 2.5 g (b)..........................................7
7 Spektrum FTIR palmitoil klorida..........................................................................7
8 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan teknik penetesan
”tetes demi tetes”...................................................................................................7
9 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan waktu reaksi 0.5 jam (a),
1.5 jam (b), dan 3 jam (c)......................................................................................8

10 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan waktu reaksi 5 jam.....................................9
11 Grafik pengaruh waktu reaksi terhadap nisbah 1800/1700 ..................................9
12 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan nisbah mol 1:3 (a), dan 1:5 (b)..................9
13 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan nisbah mol 1:1.2 .....................................10
14 Grafik pengaruh nisbah mol asam laurat-tionil klorida terhadap
nisbah 1800/1700...............................................................................................10

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Diagram alir penelitian (sampel dengan waktu reaksi 1.5 jam dan nisbah
mol 1:5)................................................................................................................13
2 Senyawaan yang dapat dihasilkan oleh klorida asam.........................................14
3 Mekanisme reaksi pembentukan klorida asam....................................................15
4 Data percobaan awal............................................................................................16
5 Data optimalisasi waktu sintesis..........................................................................16
6 Data penentuan nisbah mol..................................................................................16
7 Perangkat sintesis klorida asam………………………………………………...17
8 Perangkat FTIR....................................................................................................17

PENDAHULUAN

Minyak sawit merupakan salah satu hasil
pertanian yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Indonesia merupakan negara
penghasil minyak sawit terbesar kedua di
dunia setelah Malaysia. Minyak sawit menjadi
salah satu komoditas ekspor andalan penghasil
devisa negara. Untuk itu, pemerintah
memberikan prioritas yang tinggi terhadap
pengembangan dan perluasan industri yang
mengolah
hasil
pertanian.
Untuk
meningkatkan kontribusi minyak sawit
terhadap kebutuhan dunia, diperlukan inovasi
dalam proses maupun penggunaan minyak
sawit tersebut.
Ketaren (1986) menyatakan bahwa
komposisi asam lemak minyak sawit antara
lain asam laurat, miristat, palmitat, stearat,

oleat, kaprilat, kaproat, dan linoleat.
Derivatisasi asam lemak dalam minyak sawit
menjadi klorida asam merupakan salah satu
bentuk inovasi dari minyak sawit.
Perkembangan industri yang pesat saat ini
berakibat pada tingginya kebutuhan terhadap
senyawa kimia yang sangat berguna dalam
penerapannya di industri. Oleh karena itu,
dibutuhkan senyawa kimia yang mampu
bereaksi dengan cepat sehingga proses
produksi dapat berjalan lebih efisien. Salah
satu caranya ialah melalui pembentukan zat
antara. Zat antara yang sering digunakan
adalah klorida asam.
Klorida asam mempunyai gugus pergi Cl
yang mudah diserang oleh air. Oleh karena
itu, tidak diharapkan klorida asam terdapat di
alam, khususnya dalam sel tumbuhan atau
hewan. Namun, derivat asam ini sangat
berharga dalam sintesis senyawa organik lain
karena sangat reaktif (Fessenden & Fessenden
1986). Gugus pergi Cl merupakan suatu nilai
tambah karena mudah digantikan oleh gugus
lain. Pembentukan senyawa antara dengan
gugus pergi yang baik diharapkan dapat
mempercepat jalannya reaksi sehingga akan
relatif lebih cepat dan efisien jika
dibandingkan
dengan
menggunakan
trigliserida atau asam lemak. Amaludin (2007)
menyatakan bahwa konversi asam lemak
menjadi amina sekunder melalui lintas klorida
asam dan amina primer menjadi prosedur
alternatif yang dipilih, hal ini dikarenakan
kecepatan dan kemudahan proses yang
dilakukan. Aplikasi klorida asam sebagai
senyawa perantara terdapat dalam industri
pangan, kertas, antiseptik, insektisida, cat,
plastik, farmasi, tekstil, pelarut, dan lain-lain.

Sudarmiko (1995) melaporkan pembuatan
lauroil klorida dari reaksi antara asam laurat
dengan tionil klorida pada suhu ± 50 °C
selama 6.5 jam, lalu menjadi 80 °C selama 1.5
jam menghasilkan lauroil klorida sebesar
97.4%. Penelitian ini bertujuan mensintesis
lauroil klorida yang berasal dari asam laurat
serta menentukan waktu optimum dan nisbah
mol asam laurat berbanding tionil klorida
yang tepat dari sintesis tersebut. Produk
sintesis dimurnikan dengan distilasi vakum
dan dicirikan dengan Spektrofotometer
Inframerah Transformasi Fourier (FTIR).

TINJAUAN PUSTAKA
Klorida Asam
Halida asam (RCOX) adalah turunan asam
lemak, karena tergantinya gugus hidroksil
oleh halogen. Klorida asam (RCOCl) adalah
salah satu senyawa halida asam yang paling
banyak diketahui dan merupakan senyawa
antara untuk sintesis turunan asam lemak lain,
antara lain sebagai bahan asilasi untuk
sintesis ester, amida, dan anhidrida asam.
Lampiran 2 menunjukkan senyawaan yang
dapat dihasilkan oleh klorida asam.
Klorida asam sangat reaktif. Adanya gugus
Cl yang terikat pada karbon positif karbonil,
sehingga lebih mudah ditukar-gantikan
daripada bila terikat pada karbon alkil
(Fessenden & Fessenden 1986). Oksigen dan
klorin merupakan gugus penarik elektron yang
kuat sehingga karbon lebih bermuatan positif.
Hal ini berarti nukleofil yang lemah pun dapat
menyerang karbon. Fenomena inilah yang
menyebabkan klorida asam sangat berguna
sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih
lanjut.
Mekanisme reaksi antara suatu klorida
asam dan nukleofil mengisyaratkan bahwa
penukargantian Cl- tidaklah sesederhana
reaksi SN2. Reaksi klorida asam meliputi dua
tahapan, yaitu adisi nukleofil pada gugus
karbonil dan eliminasi ion klorida. Reaksi ini
disebut substitusi asil nukleofil yang berarti
substitusi nukleofil pada suatu karbon asil
(RCO-) (Fessenden & Fessenden 1986).
Klorida asam dengan bobot molekul tinggi
dapat didestilasi pada tekanan rendah tanpa
mengalami penguraian. Semua klorida asam
mempunyai aktivitas kimia yang tinggi dan
mudah dihidrolisis oleh air maupun uap air.
Umumnya klorida asam dibuat dengan cara
klorinasi asam lemak atau melalui garam
natriumnya, baik dengan atau tanpa pelarut.

Pada senyawaan berklorin, gugus Cl mudah
menggantikan gugus hidroksil. Senyawa
berklor itu adalah fosforus triklorida, fosforus
pentaklorida, fosforus oksiklorida, dan tionil
klorida. Beberapa jalur sintesis klorida asam,
antara lain:

Klorida asam didapat setelah C=O klorosulfit
terbentuk kembali disertai pelepasan SO2 dan
HCl. Mekanisme reaksi pembentukan klorida
asam ditunjukkan pada Lampiran 3.
Asam Laurat

1.
2.
3.
4.
5.
6.

R-COOH + PCl5 → R-COCl
POCl3 + HCl
3R-COOH + PCl3 → 3R-COCl
P(OH)3
3R-COONa + PCl5 → 3R-COCl
2NaCl + (NaPO3)n
2R-COONa + POCl3 → 2R-COCl
NaPO3 + NaCl
R-COOH + (C6H5)3 P + CCl4 →
R-COCl + (C6H5)3 PO + CHCl3
R-COOH + SOCl2 → R-COCl
SO2 + HCl

+
+
+
+

+

Setiap jalur sintesis tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penggunaan PX
(fosforus
halida)
dihadapkan
pada
kontaminasi produk oleh fosforus yang
nantinya sulit dipisahkan. Oleh karena itu,
tionil klorida sering digunakan karena lebih
mudah pembuatannya, rendemennya lebih
besar, dan produk samping reaksi bersifat
atsiri (SO2 dan HCl) (Sudarmiko 1995). Selain
itu, sisa reagen juga mudah dihilangkan.
Tionil klorida adalah larutan berwarna agak
kekuningan, menguap di udara, dan titik
didihnya 78.8 °C. Pada suhu 150 °C, reagen
ini mengalami penguraian menjadi sulfur
klorida, sulfur dioksida, dan klor (Sudarmiko
1995).
Sejumlah reaksi dapat berlangsung dengan
konfigurasi tetap terjaga (retensi), yaitu bahan
semula dan produknya berkonfigurasi sama.
Salah satu reaksi yang menunjukkkan hal itu
ialah penggantian OH oleh Cl melalui
perlakuan dengan tionil klorida (SOCl2).
Reaksi tersebut mengikuti persamaan laju
derajat kedua, tetapi tidak dengan ragam SN2
karena akan mengakibatkan pembalikan
konfigurasi pada produk (Sykes 1989).
Konversi asam karboksilat menjadi klorida
asam berlangsung melalui reaksi substitusi
asil nukleofilik. Elektron bebas oksigen pada
asam karboksilat bertindak sebagai nukleofilik
menyerang atom sulfur dari SOCl2
membentuk tetrahedral atom sulfur (ion
oksonium). Pada intermediet terjadi eliminasi
Cl- dari ion oksonium dan deprotonasi
anhidrida asam membentuk klorosulfit. Gugus
C=O pada klorosulfit sangat aktif terhadap
serangan nukleofilik walau reaksi lebih lemah
dan Cl- cukup nukleofilik membentuk C-Cl.

Asam laurat atau asam dodekanoat
merupakan asam lemak jenuh yang tersusun
atas 12 atom C (Gambar 1). Asam lemak ini
merupakan salah satu di antara tiga asam
lemak jenuh yang tersebar luas di alam, selain
asam stearat dan palmitat. Asam laurat
sebagian besar terdapat pada lemak
Lauraceae. Beberapa jenis lemak Lauraceae
seperti Litsea longifolia mengandung asam
laurat sebanyak 88 % dari total asam lemak.
Selain itu, sebanyak 45-50 % asam laurat juga
ditemukan pada lemak Palmae. Sumber utama
asam lemak ini adalah minyak kelapa dan
minyak inti sawit.

Gambar 1 Struktur asam laurat.
Sifat-sifat fisik asam laurat antara lain
berwujud padat pada suhu ruang, berwarna
putih, mudah mencair jika dipanaskan,
memiliki bobot molekul 200.32 g/mol, titik
leleh 42_45 °C, titik didih 225 °C (100
mmHg), indeks bias 1.4323, bobot jenis 0.833
(Hawley 1981). Asam laurat tidak larut dalam
air (0.0055 g/100 g air pada 20 °C), larut
dalam dietil eter serta sedikit larut dalam
etanol (1 g/2 mL) dan propanol (1 g/2.5 mL)
(Markley KS 1960). Asam laurat larut dalam
lemak karena karakter gugus hidrokarbon
lebih besar dibandingkan dengan karakter
gugus karboksilnya.
Asam laurat digunakan sebagai bahan
baku utama dalam industri sabun. Selain itu,
asam laurat juga digunakan dalam industri
pembuatan lauroil klorida, lauril alkohol,
lauramida, dan lauronitril.
Lauroil Klorida
Lauroil klorida (C11H23COCl) merupakan
produk reaksi substitusi halogenasi asam
laurat menggunakan SOCl2. Senyawa ini
berupa cairan berwarna putih dengan bobot
molekul 218.77 g/mol, titik beku -12 °C, titik
didih 145 °C (18 mmHg), indeks bias 1.4459
(20 °C), titik nyala 140 °C, serta
terdekomposisi dalam air dan alkohol

SINTESIS, PEMURNIAN, DAN PENCIRIAN LAUROIL
KLORIDA DARI ASAM LAURAT

DWI WIDYASTUTI

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

ABSTRAK
DWI WIDYASTUTI. Sintesis, Pemurnian, dan Pencirian Lauroil Klorida dari
Asam Laurat. Dibimbing oleh KOMAR SUTRIAH dan MUHAMMAD FARID.
Klorida asam (RCOCl) adalah salah satu senyawa halida asam dan merupakan
senyawa antara untuk sintesis turunan asam lemak, yaitu sebagai bahan asilasi. Lauroil
klorida merupakan produk reaksi substitusi halogenasi asam laurat menggunakan tionil
klorida (SOCl2). Penggunaan tionil klorida memiliki keuntungan, yaitu hasil samping
yang terbentuk berwujud gas, rendemennya lebih besar, dan mudah digunakan. Percobaan
ini melalui 4 tahapan, yaitu sintesis, pemvakuman, pemurnian, dan pencirian oleh
perangkat spektofotometer inframerah transformasi fourier (FTIR). Optimalisasi reaksi
dilakukan dengan meragamkan waktu sintesis, yaitu 0.5, 1.5, 3, dan 5 jam, serta nisbah
mol asam laurat_tionil klorida 1:1.2, 1:3, dan 1:5. Parameter yang digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan sintesis adalah dengan teknik perbandingan 1800/1700
dengan mengukur nisbah absorbans senyawa pada bilangan gelombang 1800 cm-1 dan
1700 cm-1. Bilangan gelombang 1800 cm-1 mewakili serapan IR karbonil pada lauroil
klorida, sedangkan bilangan gelombang 1700 cm-1 mewakili IR karbonil pada asam
laurat. Aplikasi dari teknik ini dilakukan dengan membandingkan tinggi puncak serapan
di 1800 cm-1 dan 1700 cm-1 dengan cara menarik garis dari masing-masing garis dasar
spektrum (baseline). Kondisi optimum sintesis lauroil klorida didapatkan pada waktu
reaksi 1.5 jam dan nisbah mol asam laurat_tionil klorida 1:3. Akan tetapi, rendemen
tertinggi didapatkan pada saat kondisi waktu reaksi 1.5 jam dan nisbah mol 1:5, yaitu
sebesar 95.64%. Teknik sintesis terbaik adalah dengan menambahkan asam laurat ke
dalam tionil klorida.

ABSTRACT
DWI WIDYASTUTI. Synthesis, Purification, and Characterization Lauroyl
Chloride from Lauric Acid. Supervised by KOMAR SUTRIAH and MUHAMMAD
FARID.
Acid chloride (RCOCl) is one of acid halides and particularly used as
intermediate compound for making fatty acid derivatives, which is well known as
acylating agent. Lauroyl chloride is produced by substitution of halogenation lauric acid
using thionyl chloride (SOCl2). Thionyl chloride has advantages that only gaseous byproduct is formed, give a good yield, and easy to use. This research was conducted
through 4 steps which, i.e synthesizing, vacuuming, purifying, and characterizing by
Fourier-Transformed Infrared (FTIR). Reaction optimalization was conducted by time
variation (0.5, 1.5, 3, and 5 hours), and mole ratio (1:1.2, 1:3, and 1:5). The successful
degree of synthesis was measured by comparison technique 1800/1700 at 1800 and 1700
cm-1 wave number. The 1800 cm-1 wave number represented IR carbonyl absorbance of
lauroyl chloride, mean while 1700 cm-1 wave number represented IR carbonyl absorbance
of lauric acid. The technique application was conducted by comparing the absorbance
peak length at 1800 and 1700 cm-1. The optimum condition of lauroyl chloride synthesis
occurred at 1.5 hours and 1:3 mole ratio of lauric acid_thionyl chloride. However, the
highest yield occurred at 1.5 hours and 1:5 mole ratio of lauric acid_thionyl chloride,
which is 95.64%. The best technique for synthesis was conducted by adding lauric acid
into thionyl chloride.

SINTESIS, PEMURNIAN, DAN PENCIRIAN LAUROIL
KLORIDA DARI ASAM LAURAT

DWI WIDYASTUTI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul

: Sintesis, Pemurnian, dan Pencirian Lauroil Klorida dari Asam Laurat

Nama : Dwi Widyastuti
NIM

: G44202069

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Drs. Komar Sutriah, M.Si
NIP 131950979

Drs. Muhammad Farid
NIP 132002064

Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuann Alam
Institut Pertanian Bogor,

Dr. Drh. Hasim, DEA
NIP 131578806

Tanggal lulus :

PRAKATA
Alhamdulillahirobbilalamin. Berjuta syukur tercurahkan kepada Sang Maha
Pengasih dan Penyayang, Allah SWT atas limpahan karunia-Nya yang tak berbatas
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Sintesis, Pemurnian,
dan Pencirian Lauroil Klorida dari Asam Laurat“. Karya ini disusun berdasarkan hasil
penelitian dari bulan September 2006 sampai Juli 2007, di Laboratorium Kimia Organik
dan Laboratorium Terpadu, Departemen Kimia FMIPA IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Drs. Komar Sutriah, M.Si, dan Drs.
Muhammad Farid atas limpahan ilmu, bimbingan, pendanaan, dan motivasi selama
melakukan penelitian. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dr Zainal Alim Mas’ud,
DEA dan Budi Arifin S.Si, yang telah banyak memberi saran dan arahan. Selain itu
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, dan Mamas yang telah memberikan
doa, dukungan, semangat, dan kasih sayang kepada penulis, Seluruh staf dan laboran
kimia organik dan Laboratorium Terpadu, kak Noviyan Darmawan atas Sofware IR-nya,
pak Sabur atas pinjaman alatnya, om Em atas pinjaman alat rotavapornya, Ujel, Antie,
dan Sarah atas persahabatan yang luar biasa, teh Ai atas motivasinya, Me-run atas
pinjaman cartridge-nya, Mexindo 10 crew, Teddy yang selalu membantu merangkai alat
sintesis, Obie, Steven, Tesar, Tuti, dan teman-teman 39 atas persahabatan, perhatian,
ilmu, semangat yang diberikan, kebersamaan yang indah, serta semua pihak yang telah
memberikan dukungan kepada penulis. Tidak lupa kepada pak Happy Trenggono dan pak
Samsul Arifin atas motivasi dan pelatihan yang begitu luar biasa.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2007

Dwi Widyastuti

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Mei 1984 sebagai anak kedua dari
tiga bersaudara dari pasangan H. Sukamno dan Hj. Sumiarni.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMUN 28 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor. Pada
tahun 2003, penulis aktif dalam kepanitiaan Mozaik Kimia dan aktif mengikuti berbagai
seminar akademik maupun non-akademik. Penulis juga aktif menjadi asisten praktikum
Kimia Lingkungan tahun ajaran 2005/2006 dan asisten Kimia Dasar tahun ajaran
2006/2007 untuk mahasiswa S1 Kimia. Penulis juga pernah melakukan praktik lapangan
di Laboratorium Quality Control PT Bristol Myers Squibb, Tbk, dari bulan Juni sampai
Agustus 2005.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................vii
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
Klorida Asam....................................................................................................1
Asam Laurat......................................................................................................2
Lauroil Klorida..................................................................................................2
Sintesis Klorida Asam.......................................................................................3
Komponen Radas Sintesis.................................................................................3
FTIR..................................................................................................................3
Distilasi Vakum.................................................................................................4
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat..................................................................................................5
Metode...............................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan Awal Sintesis...................................................................................5
Optimalisasi Waktu Sintesis.............................................................................8
Penentuan Nisbah Mol......................................................................................9
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan.........................................................................................................10
Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
LAMPIRAN....................................................................................................................12

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Struktur asam laurat...............................................................................................2
2 Struktur lauroil klorida.......................................................................................... 3
3 Radas sintesis klorida asam...................................................................................3
4 Perangkat destilasi vakum.................................................................................... 4
5 Spektrum FTIR asam laurat (a) dan hasil sintesis dengan waktu reaksi
1.5 jam (b), 3 jam (c), dan 6.5 jam (d)....................................................................6
6 Spektum FTIR ragam sampel 1.75 g (a) dan 2.5 g (b)..........................................7
7 Spektrum FTIR palmitoil klorida..........................................................................7
8 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan teknik penetesan
”tetes demi tetes”...................................................................................................7
9 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan waktu reaksi 0.5 jam (a),
1.5 jam (b), dan 3 jam (c)......................................................................................8
10 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan waktu reaksi 5 jam.....................................9
11 Grafik pengaruh waktu reaksi terhadap nisbah 1800/1700 ..................................9
12 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan nisbah mol 1:3 (a), dan 1:5 (b)..................9
13 Spektrum FTIR hasil sintesis dengan nisbah mol 1:1.2 .....................................10
14 Grafik pengaruh nisbah mol asam laurat-tionil klorida terhadap
nisbah 1800/1700...............................................................................................10

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Diagram alir penelitian (sampel dengan waktu reaksi 1.5 jam dan nisbah
mol 1:5)................................................................................................................13
2 Senyawaan yang dapat dihasilkan oleh klorida asam.........................................14
3 Mekanisme reaksi pembentukan klorida asam....................................................15
4 Data percobaan awal............................................................................................16
5 Data optimalisasi waktu sintesis..........................................................................16
6 Data penentuan nisbah mol..................................................................................16
7 Perangkat sintesis klorida asam………………………………………………...17
8 Perangkat FTIR....................................................................................................17

PENDAHULUAN
Minyak sawit merupakan salah satu hasil
pertanian yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Indonesia merupakan negara
penghasil minyak sawit terbesar kedua di
dunia setelah Malaysia. Minyak sawit menjadi
salah satu komoditas ekspor andalan penghasil
devisa negara. Untuk itu, pemerintah
memberikan prioritas yang tinggi terhadap
pengembangan dan perluasan industri yang
mengolah
hasil
pertanian.
Untuk
meningkatkan kontribusi minyak sawit
terhadap kebutuhan dunia, diperlukan inovasi
dalam proses maupun penggunaan minyak
sawit tersebut.
Ketaren (1986) menyatakan bahwa
komposisi asam lemak minyak sawit antara
lain asam laurat, miristat, palmitat, stearat,
oleat, kaprilat, kaproat, dan linoleat.
Derivatisasi asam lemak dalam minyak sawit
menjadi klorida asam merupakan salah satu
bentuk inovasi dari minyak sawit.
Perkembangan industri yang pesat saat ini
berakibat pada tingginya kebutuhan terhadap
senyawa kimia yang sangat berguna dalam
penerapannya di industri. Oleh karena itu,
dibutuhkan senyawa kimia yang mampu
bereaksi dengan cepat sehingga proses
produksi dapat berjalan lebih efisien. Salah
satu caranya ialah melalui pembentukan zat
antara. Zat antara yang sering digunakan
adalah klorida asam.
Klorida asam mempunyai gugus pergi Cl
yang mudah diserang oleh air. Oleh karena
itu, tidak diharapkan klorida asam terdapat di
alam, khususnya dalam sel tumbuhan atau
hewan. Namun, derivat asam ini sangat
berharga dalam sintesis senyawa organik lain
karena sangat reaktif (Fessenden & Fessenden
1986). Gugus pergi Cl merupakan suatu nilai
tambah karena mudah digantikan oleh gugus
lain. Pembentukan senyawa antara dengan
gugus pergi yang baik diharapkan dapat
mempercepat jalannya reaksi sehingga akan
relatif lebih cepat dan efisien jika
dibandingkan
dengan
menggunakan
trigliserida atau asam lemak. Amaludin (2007)
menyatakan bahwa konversi asam lemak
menjadi amina sekunder melalui lintas klorida
asam dan amina primer menjadi prosedur
alternatif yang dipilih, hal ini dikarenakan
kecepatan dan kemudahan proses yang
dilakukan. Aplikasi klorida asam sebagai
senyawa perantara terdapat dalam industri
pangan, kertas, antiseptik, insektisida, cat,
plastik, farmasi, tekstil, pelarut, dan lain-lain.

Sudarmiko (1995) melaporkan pembuatan
lauroil klorida dari reaksi antara asam laurat
dengan tionil klorida pada suhu ± 50 °C
selama 6.5 jam, lalu menjadi 80 °C selama 1.5
jam menghasilkan lauroil klorida sebesar
97.4%. Penelitian ini bertujuan mensintesis
lauroil klorida yang berasal dari asam laurat
serta menentukan waktu optimum dan nisbah
mol asam laurat berbanding tionil klorida
yang tepat dari sintesis tersebut. Produk
sintesis dimurnikan dengan distilasi vakum
dan dicirikan dengan Spektrofotometer
Inframerah Transformasi Fourier (FTIR).

TINJAUAN PUSTAKA
Klorida Asam
Halida asam (RCOX) adalah turunan asam
lemak, karena tergantinya gugus hidroksil
oleh halogen. Klorida asam (RCOCl) adalah
salah satu senyawa halida asam yang paling
banyak diketahui dan merupakan senyawa
antara untuk sintesis turunan asam lemak lain,
antara lain sebagai bahan asilasi untuk
sintesis ester, amida, dan anhidrida asam.
Lampiran 2 menunjukkan senyawaan yang
dapat dihasilkan oleh klorida asam.
Klorida asam sangat reaktif. Adanya gugus
Cl yang terikat pada karbon positif karbonil,
sehingga lebih mudah ditukar-gantikan
daripada bila terikat pada karbon alkil
(Fessenden & Fessenden 1986). Oksigen dan
klorin merupakan gugus penarik elektron yang
kuat sehingga karbon lebih bermuatan positif.
Hal ini berarti nukleofil yang lemah pun dapat
menyerang karbon. Fenomena inilah yang
menyebabkan klorida asam sangat berguna
sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih
lanjut.
Mekanisme reaksi antara suatu klorida
asam dan nukleofil mengisyaratkan bahwa
penukargantian Cl- tidaklah sesederhana
reaksi SN2. Reaksi klorida asam meliputi dua
tahapan, yaitu adisi nukleofil pada gugus
karbonil dan eliminasi ion klorida. Reaksi ini
disebut substitusi asil nukleofil yang berarti
substitusi nukleofil pada suatu karbon asil
(RCO-) (Fessenden & Fessenden 1986).
Klorida asam dengan bobot molekul tinggi
dapat didestilasi pada tekanan rendah tanpa
mengalami penguraian. Semua klorida asam
mempunyai aktivitas kimia yang tinggi dan
mudah dihidrolisis oleh air maupun uap air.
Umumnya klorida asam dibuat dengan cara
klorinasi asam lemak atau melalui garam
natriumnya, baik dengan atau tanpa pelarut.

Pada senyawaan berklorin, gugus Cl mudah
menggantikan gugus hidroksil. Senyawa
berklor itu adalah fosforus triklorida, fosforus
pentaklorida, fosforus oksiklorida, dan tionil
klorida. Beberapa jalur sintesis klorida asam,
antara lain:

Klorida asam didapat setelah C=O klorosulfit
terbentuk kembali disertai pelepasan SO2 dan
HCl. Mekanisme reaksi pembentukan klorida
asam ditunjukkan pada Lampiran 3.
Asam Laurat

1.
2.
3.
4.
5.
6.

R-COOH + PCl5 → R-COCl
POCl3 + HCl
3R-COOH + PCl3 → 3R-COCl
P(OH)3
3R-COONa + PCl5 → 3R-COCl
2NaCl + (NaPO3)n
2R-COONa + POCl3 → 2R-COCl
NaPO3 + NaCl
R-COOH + (C6H5)3 P + CCl4 →
R-COCl + (C6H5)3 PO + CHCl3
R-COOH + SOCl2 → R-COCl
SO2 + HCl

+
+
+
+

+

Setiap jalur sintesis tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penggunaan PX
(fosforus
halida)
dihadapkan
pada
kontaminasi produk oleh fosforus yang
nantinya sulit dipisahkan. Oleh karena itu,
tionil klorida sering digunakan karena lebih
mudah pembuatannya, rendemennya lebih
besar, dan produk samping reaksi bersifat
atsiri (SO2 dan HCl) (Sudarmiko 1995). Selain
itu, sisa reagen juga mudah dihilangkan.
Tionil klorida adalah larutan berwarna agak
kekuningan, menguap di udara, dan titik
didihnya 78.8 °C. Pada suhu 150 °C, reagen
ini mengalami penguraian menjadi sulfur
klorida, sulfur dioksida, dan klor (Sudarmiko
1995).
Sejumlah reaksi dapat berlangsung dengan
konfigurasi tetap terjaga (retensi), yaitu bahan
semula dan produknya berkonfigurasi sama.
Salah satu reaksi yang menunjukkkan hal itu
ialah penggantian OH oleh Cl melalui
perlakuan dengan tionil klorida (SOCl2).
Reaksi tersebut mengikuti persamaan laju
derajat kedua, tetapi tidak dengan ragam SN2
karena akan mengakibatkan pembalikan
konfigurasi pada produk (Sykes 1989).
Konversi asam karboksilat menjadi klorida
asam berlangsung melalui reaksi substitusi
asil nukleofilik. Elektron bebas oksigen pada
asam karboksilat bertindak sebagai nukleofilik
menyerang atom sulfur dari SOCl2
membentuk tetrahedral atom sulfur (ion
oksonium). Pada intermediet terjadi eliminasi
Cl- dari ion oksonium dan deprotonasi
anhidrida asam membentuk klorosulfit. Gugus
C=O pada klorosulfit sangat aktif terhadap
serangan nukleofilik walau reaksi lebih lemah
dan Cl- cukup nukleofilik membentuk C-Cl.

Asam laurat atau asam dodekanoat
merupakan asam lemak jenuh yang tersusun
atas 12 atom C (Gambar 1). Asam lemak ini
merupakan salah satu di antara tiga asam
lemak jenuh yang tersebar luas di alam, selain
asam stearat dan palmitat. Asam laurat
sebagian besar terdapat pada lemak
Lauraceae. Beberapa jenis lemak Lauraceae
seperti Litsea longifolia mengandung asam
laurat sebanyak 88 % dari total asam lemak.
Selain itu, sebanyak 45-50 % asam laurat juga
ditemukan pada lemak Palmae. Sumber utama
asam lemak ini adalah minyak kelapa dan
minyak inti sawit.

Gambar 1 Struktur asam laurat.
Sifat-sifat fisik asam laurat antara lain
berwujud padat pada suhu ruang, berwarna
putih, mudah mencair jika dipanaskan,
memiliki bobot molekul 200.32 g/mol, titik
leleh 42_45 °C, titik didih 225 °C (100
mmHg), indeks bias 1.4323, bobot jenis 0.833
(Hawley 1981). Asam laurat tidak larut dalam
air (0.0055 g/100 g air pada 20 °C), larut
dalam dietil eter serta sedikit larut dalam
etanol (1 g/2 mL) dan propanol (1 g/2.5 mL)
(Markley KS 1960). Asam laurat larut dalam
lemak karena karakter gugus hidrokarbon
lebih besar dibandingkan dengan karakter
gugus karboksilnya.
Asam laurat digunakan sebagai bahan
baku utama dalam industri sabun. Selain itu,
asam laurat juga digunakan dalam industri
pembuatan lauroil klorida, lauril alkohol,
lauramida, dan lauronitril.
Lauroil Klorida
Lauroil klorida (C11H23COCl) merupakan
produk reaksi substitusi halogenasi asam
laurat menggunakan SOCl2. Senyawa ini
berupa cairan berwarna putih dengan bobot
molekul 218.77 g/mol, titik beku -12 °C, titik
didih 145 °C (18 mmHg), indeks bias 1.4459
(20 °C), titik nyala 140 °C, serta
terdekomposisi dalam air dan alkohol

(Hawley 1981). Lauroil klorida larut dalam
pelarut eter. Lauroil klorida digunakan
sebagai inisiator polimerisasi, reagen anti
enzim, dan pembentuk busa. Selain itu, lauroil
klorida juga berperan sebagai senyawa antara
dalam sintesis lauroil peroksida. Struktur
lauroil klorida ditunjukkan oleh Gambar 2.
O

Cl

Gambar 2 Struktur lauroil klorida.
Sintesis Klorida Asam
Rabjohn dalam bukunya yang berjudul
Organic Syntheses menyatakan bahwa sintesis
klorida asam tidaklah sesederhana sintesis
senyawa lain pada umumnya. Dalam metode
ini, digunakan perangkat yang cukup rumit
(Gambar 3). Sebanyak 70 g (0.25 mol) asam
lemak ditempatkan dalam corong penetes
(dropping funnel) H (Gambar 3). Distilasi
tionil klorida dimulai dan diaturkan; bagian
dasar kolom berisi uap dan direfluks dengan
konstan dan tetap. Asam diteteskan di atas
kolom selama 35 menit (120 g per jam).
Produk klorida asam yang dihasilkan
dikumpulkan pada labu penampung (I) dan
mengandung sekitar 25_27% tionil klorida.
Produk di labu penampung (I) dipanaskan
dalam penangas uap pada tekanan yang
direduksi hingga komponen volatil telah
hilang. Klorida asam kasar akan digunakan
untuk tujuan lebih lanjut. Setelah itu, hasil
sintesis didistilasi vakum sehingga diperoleh
produk cair berwarna putih dengan indeks
bias pada 25 °C (nD25) 1.4580-1.4613.
Komponen Radas Sintesis
Radas sintesis pada Gambar 3 tersusun
atas perangkat gelas dengan ukuran standar
24/40 dan berpangkal pada dua cincin.
Reaktor terdiri atas sebuah kolom dengan
panjang 50 cm, diameter dalam 2 cm, kolom
distilasi berukuran 1/8 inci, dan dibungkus
dengan plester pemanas fleksibel (A) 275
watt. Plester pemanas tersebut memiliki
panjang 6 ft., lebar ½ inci, dan berlapis kawat
timah yang terhubung ke transformer variabel
seperti powerstat (pembangkit listrik) 220
volt. Di dekat dasar kolom terdapat plester
pemanas yang melapisi pipa penghubung (B)
dengan labu berleher tiga (C). Penggunaan
sambungan K yang dibungkus dengan plester

pemanas dapat menghilangkan tionil klorida
berlebih dan khususnya menguntungkan bagi
klorida asam (seperti oleoil klorida) yang
sensitif terhadap panas. Aliran produk dari
reaktor biasanya mengandung 40_50% tionil
klorida yang direduksi 1½ atau lebih. Uap
dialirkan dengan memanaskan cairan hingga
mendidih dalam reservoir yang digunakan
untuk sirkulasi via (B) melalui kolom dengan
pemanasan yang cukup pada kolom dan
bagian (K); tionil klorida yang berlebih keluar
melalui sisi (D) yang terhubung dengan
kondensor Friedrichs (E). Dasar kondensor
dihubungkan dengan bagian berbentuk Y
dengan keluaran F untuk aliran gas dan
kembali ke (G) dengan menyentuh permukaan
cairan dalam reservoir. Di bagian atas kolom
terdapat corong penetes 250 mL (H) yang
berguna untuk memasukkan reaktan ke dalam
kolom. Di bagian dasar kolom terdapat labu
500 mL (I) untuk menampung produk.

Gambar 3

Radas sintesis klorida asam
(Rabjohn 1963).

Spektrofotometri Inframerah
Transformasi Fourier (FTIR)
FTIR menggunakan karakteristik vibrasi
dalam molekul untuk menghasilkan spektrum
sidik jari yang fitur-fiturnya didefinisikan dari
gugus fungsi yang ada dalam sampel. Adanya
kekhasan dalam spektrum FTIR yang disertai
dengan
kemudahan,
kecepatan,
serta
reprodusibilitas data yang dihasilkannya,
menjadikan FTIR sebagai metode pilihan
untuk mengklasifikasikan sampel (Darusman
et al. 2005). Berdasarkan bilangan
gelombangnya, sinar inframerah dapat

dikategorikan ke dalam IR jauh (4_400 cm-1),
sedang (400_4000 cm-1), dan dekat
(4000_14000 cm-1) (Nuance 2004).
Inframerah sedang adalah daerah yang
umum untuk sidik jari senyawa organik.
Daerah ini terdiri atas banyak penyerapan
spektrum yang menandai karakteristik vibrasi
spesies yang diamati.
Thor dan Terryberry (2005) menyatakan
bahwa spektroskopi FTIR dapat digunakan
dalam analisis kuantitatif komponen kimia
dalam sistem dengan penyiapan sampel yang
mudah, serta kecepatan memperoleh data dan
tingkat keterulangan yang tinggi. FTIR
mengukur vibrasi dominan gugus fungsi dan
ikatan yang memiliki kepolaran yang tinggi.
Data spektrometer FTIR berasal dari
pengukuran frekuensi ketika sampel menyerap
radiasi dan intensitas dari sampel. Secara
umum, FTIR dapat dikategorikan menjadi dua
kategori, yaitu analisis kualitatif yang
bertujuan mengidentifikasi komponen dan
kuantitatif dengan cara mengukur intensitas
serapan (absorbans) yang dinyatakan sebagai
konsentrasi komponen.
Dunn dan David (2005) menyatakan
bahwa spektroskopi FTIR adalah teknik
analisis yang cepat, non_destruktif, dan tidak
membutuhkan reagen. Prinsip FTIR adalah
sampel berinteraksi dengan sinar (radiasi
elektromagnetik) dan ikatan kimia pada
panjang gelombang tertentu akan menyerap
sinar dan akan bervibrasi. Vibrasi ini dapat
berupa vibrasi tekuk atau ulur. Absorbans atau
vibrasi ini dihubungkan dengan gugus fungsi
dari molekul untuk identifikasi senyawa yang
tidak diketahui.
Analisis
dengan
FTIR
hanya
membutuhkan sedikit sampel (0,5-20 μl).
Walaupun demikian, FTIR memiliki beberapa
kekurangan, yaitu perangkat IR dapat
menyerap air. Hal ini dapat diatasi dengan
melakukan dehidrasi ketika penyiapan sampel
atau dapat pula menggunakan Attenuated
Total Reflectance (ATR). Perangkat FTIR
Perkin Elmer Spectrum One Versi 5.0.1 yang
digunakan dalam penelitian ditunjukkan
dalam Lampiran 8.

distilasi vakum sebagai metode pemurnian
senyawa klorida asam.
Distilasi vakum adalah distilasi pada
tekanan yang direduksi. Distilasi vakum
digunakan untuk memurnikan senyawa yang
memiliki titik didih di atas 200 °C, senyawa
yang akan terdekomposisi jika dipanaskan
pada tekanan normal, atau senyawa yang
dapat bereaksi dengan oksigen di udara (Pavia
1982). Sebagai contoh, gliserol mendidih
dengan dekomposisi pada suhu 290 °C dan
tekanan 760 mmHg, tetapi dapat didistilasi
tanpa terdekomposisi pada tekanan di bawah
12 mmHg dengan titik didih 180 °C.
Perangkat distilasi vakum dalam skala
laboratorium menggunakan labu Claisen
berleher dua untuk meletakkan pipa kapiler
dan termometer. Tujuan utama dari konstruksi
ini adalah untuk menghindari kontaminasi
mekanik distilat yang disebabkan oleh
goncangan yang kuat dan pembusaan. Hal ini
merupakan kesulitan yang dihadapi dalam
distilasi vakum dibandingkan dengan distilasi
sederhana. Labu Claisen biasanya dipanaskan
dalam penangas minyak atau pasir untuk
memastikan pemanasan yang konstan. Suhu
penangas biasanya 15_25 °C lebih tinggi
daripada suhu uap distilasi.
Ali et al. (2002) menyatakan bahwa
efisiensi pemurnian senyawa menggunakan
distilasi vakum bergantung pada laju
penguapan senyawa, pergerakan uap untuk
kondensasi,
dan
perpindahan
distilat.
Kapasitas pompa vakum, metode pemanasan
dan pendinginan senyawa yang akan
didistilasi berperan dalam menentukan
parameter optimum dari proses distilasi.
Gambar 4 menunjukkan perangkat distilasi
vakum.

Distilasi Vakum
Distilasi merupakan metode pemisahan
senyawa berdasarkan perbedaan titik didih
dan proses ini dilakukan pada tekanan normal.
Distilasi dapat diklasifikasikan menjadi
distilasi sederhana, vakum, fraksional, dan
uap. Pada penelitian ini akan digunakan

Gambar 4 Perangkat destilasi vakum (Zubrick
1997).

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan antara lain
asam laurat, tionil klorida, dan NaOH 40%.
Alat-alat yang digunakan antara lain labu
leher tiga, radas refluks, eksikator, pompa
vakum, radas distilasi vakum, corong tetes,
termometer, neraca analitik, pipet Mohr,
lempeng pemanas, gelas piala, pengaduk
magnetik, dan FTIR Perkin Elmer Spectrum
One Versi 5.0.1.
Metode (Sudarmiko 1995)
Penelitian ini dimulai dengan ragam waktu
reaksi meliputi 0.5, 1.5, 3, dan 6.5 jam.
Setelah didapatkan klorida asam, dilakukan
optimasi waktu dengan ragam 0.5, 1.5, 3, dan
5 jam, serta nisbah mol asam laurat:tionil
klorida 1:1.2, 1:3, dan 1:5. Berikut ini
merupakan contoh sintesis yang dilakukan
dengan waktu reaksi 1.5 jam dengan nisbah
mol 1:5.
Tionil klorida sebanyak 4.1000 g (2.5 mL)
dimasukkan ke dalam labu dasar bulat
berleher tiga yang dilengkapi dengan corong
tetes, pendingin, pengaduk magnetik, dan
termometer. Susunan perangkat sintesis
ditunjukkan dalam Lampiran 7. Sebanyak
1.3433 g asam laurat ditambahkan sedikit
demi sedikit sambil diaduk kuat pada suhu ±
50 °C selama 1.5 jam. Pemanasan diteruskan
pada suhu 80 °C selama 1.5 jam untuk
menghilangkan tionil klorida yang berlebih.
Gas SO2 dan HCl yang terbentuk dalam
campuran dihilangkan dengan cara divakum,
yang dilanjutkan dengan distilasi vakum.
Rendemen dan spektrum IR_nya dianalisis.
Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap
waktu sintesis dan nisbah mol yang lain.
Bagan alir penelitian ditunjukkan pada
Lampiran 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan Awal Sintesis
Percobaan pertama sintesis lauroil klorida
dilakukan pada suhu 50 °C selama 30 menit.
Hasilnya menunjukkan bahwa klorida asam
yang terbentuk tidak murni. Hal ini diketahui
dari wujud klorida asam yang seharusnya
berupa cairan bukan padatan. Hal ini diduga
karena masih terdapat asam laurat yang belum
bereaksi sempurna dengan tionil klorida.

Percobaan selanjutnya dilakukan dengan
meragamkan waktu reaksi yang digunakan
yaitu 1.5, 3, dan 6.5 jam. Percobaan ini
dilakukan dengan mereaksikan asam laurat
dan tionil klorida pada suhu 50 °C selama
ragam waktu yang ditentukan (misal 6.5 jam)
dan suhu 80 °C selama 1.5 jam. Reaksi ini
menggunakan suhu ± 50 °C agar SOCl2
menguap sedangkan asam laurat habis
bereaksi. Jika asam laurat berlebih, pereaksi
dapat bereaksi dengan produk klorida asam
menjadi anhidrida asam yang tidak
diinginkan. Penggunaan suhu 80 °C pada
pemanasan
selanjutnya
bertujuan
menghilangkan tionil klorida yang berlebih.
Konversi asam lemak ke klorida asam
ditunjukkan oleh hilangnya serapan pita lebar
dan kuat di sekitar 3300_2500 cm-1 pada
spektrum IR_nya. Hal ini dapat dilihat pada
spektrum IR asam laurat (Gambar 5a) yang
berbeda dengan spektrum hasil sintesis
dengan waktu reaksi 1.5 jam (Gambar 5b), 3
jam (Gambar 5c), dan 6.5 jam (Gambar 5d).
Serapan yang hilang tersebut merupakan ciri
khas dari gugus hidroksil asam karboksilat
karena adanya ikatan hidrogen. Sementara
serapan gugus C=O (karbonil) p