Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) 2008-2012

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PEGADAIAN
(PERSERO) 2008-2012

INTAN HADSARI DWANINTYAS

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja
Keuangan PT Pegadaian (Persero) 2008-2012 adalah benar karya saya dengan
arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014
Intan Hadsari Dwanintyas
NIM H24114070

ABSTRAK
INTAN HADSARI DWANINTYAS. Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian
(Persero) 2008-2012. Dibimbing oleh ALI MUTASOWIFIN.
PT Pegadaian (Persero) merupakan perusahaan badan usaha milik negara
yang bergerak di bidang pelayanan jasa bagi masyarakat umum khususnya
pelaksanaan usaha gadai dengan jaminan barang gerak. Untuk mengetahui
penilaian kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) dapat dilakukan dengan
menganalisis laporan keuangan. Dengan melakukan analisis ini akan diperoleh
letak kekuatan dan kelemahan perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT
Pegadaian (Persero) dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perkembangan keuangan serta
menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan
Du Pont, menganalisis persentase per komponen dalam laporan keuangan pada PT
Pegadaian (Persero) 2008-2012. Hasil penelitian adalah analisis trend terhadap
nilai aset lancar, aset tidak lancar, liabilitas lancar serta ekuitas mengalami trend
naik membuktikan bahwa setelah perubahan status bentuk badan hukum menjadi

PT Pegadaian (Persero) perkembangan perusahaan semakin baik. Dan kategori
penilaian PT Pegadaian (Persero) menunjukan predikat sehat selama tahun 2008
sampai dengan tahun 2012.
Kata kunci: kinerja keuangan, analisis trend, analisis rasio.

ABSTRACT
INTAN HADSARI DWANINTYAS. Analysis of financial performance of PT
Pegadaian (Persero) 2008-2012. Under supervised ALI MUTASOWIFIN.
PT Pegadaian (Persero) is a state owned company engaged in services for the
general public, especially in pawn business with assurance of goods movement.
To assessment the financial performance of PT Pegadaian (Persero) can be done
by analyzing the financial statements. This analysis will be obtained where the
strength and weaknesses of the company. This research was conducted at PT
Pegadaian (Persero) and the type of data used is secondary data. The aims of this
study are to identify and analyze financial development financial performance
using financial ratio analysis and Du Pont, analyzing the percentage per
component in the financial statements on PT Pegadaian (Persero) 2008-2012.
Results of the study is the analysis of the trend toward the value of current assets,
non-current assets, current liabilities and equities experienced a rising trend
proves that after a change in the status of legal entity into PT Pegadaian (Persero)

to be better development of the company. And the assessment categories PT
Pegadaian (Persero) showed healthy predicates during 2008 until the year 2012.
Keywords: financial performance, trend analysis, ratio analysis.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PEGADAIAN
(PERSERO) 2008-2012

INTAN HADSARI DWANINTYAS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi & Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) 2008-2012
Nama
: Intan Hadsari Dwanintyas
NIM
: H24114070

Disetujui oleh

Ali Mutasowifin, SE, M.Ak
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian dengan judul Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian
(Persero) 2008-2012.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ali Mutasowifin, S.E., M.Ak.
yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan tanpa lelah dan saran yang
bersifat membangun kepada penulis dalam menyusun skripsi. Serta Bapak dan Ibu
dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama proses perkuliahan di
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada ayah Saryono, ibu Winarni, kakak Aji Endra Nugroho, Rika
Yulinda, Bayu Indrayana serta seluruh keluarga, sahabat dan teman-teman
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen khususnya angkatan 9, atas doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014
Intan Hadsari Dwanintyas

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan
Laporan Keuangan
Neraca
Laporan Laba Rugi
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Trend (Analisis Horizontal)
Analisis Rasio
Analisis Du Pont
Analisis Persentase Per Komponen (Common Size Percentage)
Penelitian Terdahulu

METODE
Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis Trend
Analisis Rasio Keuangan
Analisis Du Pont
Analisis Persentase Per Komponen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Visi dan Misi
Budaya Perusahaan
Bidang Usaha
Struktur Organisasi
Perkembangan Keuangan
Perkembangan Neraca
Perkembangan Rugi Laba
Kinerja Keuangan

Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Aktivitas
Rasio Profitabilitas

vii
vii
viii
1
1
3
3
3
4
4
4
4
5
6
6

7
8
11
12
12
13
13
15
15
15
15
15
16
18
19
19
19
20
20
20

20
21
22
24
25
25
29
31
33

Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Non Infra Struktur
Analisis Du Pont
Persentase Per Komponen
Komposisi Neraca
Komposisi Laba Rugi
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

37
37
39
39
40
40
40
40
41
41
43
51

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Current Ratio (Rasio Lancar) PT Pegadaian 2008-2012
Quick Ratio (Rasio Cepat)PT Pegadaian periode 2008-2012
Cash Ratio (Rasio Kas) PT Pegadaian Periode 2008-2012
Rasio Hutang (Debt to Asset Ratio) PT Pegadaian Periode 2008-2012
Debt to Equity Ratio PT Pegadaian periode 2008-2012
Perputaran Aktiva (Asset Turnover) PT Pegadaian Periode 2008-2012
Receivable Turnover Ratio PT Pegadaian Periode 2008-2012
Avarege Collection Period Ratio PT Pegadaian Periode 2008-2012
Net Profit Margin PT Pegadaian Periode 2008-2012
Gross Profit Margin PT Pegadaian Periode 2008-2012
Return On Asset PT Pegadaian Periode 2008-2012
Return On Equity PT Pegadaian Periode 2008-2012
Daftar Indikator dan Bobot Keuangan
Return On Asset Analisis Du Pont PT Pegadaian Periode 2008-2012
Return On Equity Analisis Du Pont PT Pegadaian Periode 2008-2012

26
27
28
30
30
32
32
33
34
35
36
36
37
38
39

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran penelitian
2. Stuktur organisasi PT Pegadaian (Persero)
3. Perkembangan komponen likuiditas terhadap neraca
PT Pegadaian (Persero) periode 2008 – 2012
4. Perkembangan komponen solvabilitas dan ekuitas terhadap laporan
neraca PT Pegadaian (Persero) periode 2008-2012
5. Analisis trend rugi laba
6. Perkembangan rasio likuiditas PT Pegadaian (Persero)
7. Cash ratio PT Pegadaian (Persero)
8. Perkembangan rasio solvabilitas PT Pegadaian (Persero)
9. Rasio aktivitas PT Pegadaian (Persero)
10. Rasio profitabilitas PT Pegadaian (Persero)
11. Analisis Du Pont PT Pegadaian (Persero)

14
21
22
23
24
26
28
29
31
34
38

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jejak langkah pegadaian
Laporan neraca PT Pegadaian 2008-2012
Laporan laba rugi PT Pegadaian Tahun 2008-2012
Hasil analisis trend terhadap laporan neraca PT Pegadaian (Persero)
2008-2012
Hasil analisis trend terhadap laporan laba rugi PT Pegadaian (Persero)
2008-2012
Tabel hasil analisis rasio keuangan PT Pegadaian (Persero) periode
2008-2012
Persentase per komponen terhadap laporan neraca PT Pegadaian
periode 2008-2012
Persentase Per Komponen terhadap Laporan Laba Rugi PT Pegadaian
periode 2008-2012

43
44
45
47
47
48
49
50

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dan berkembang setiap
tahunnya menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar
keempat di dunia (Stabilitas, April 2013). Banyaknya jumlah penduduk Indonesia,
beragam pula masalah dalam memenuhi kebutuhan dana yang menjadi dasar
pokok untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Banyak di kalangan masyarakat
kita yang masih sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, peranan pemerintah
untuk membantu dalam kesejahteraan masyarakat serta menyediakan fasilitas dan
memberikan kemudahan penyaluran uang pinjam sangat penting.
Masyarakat membutuhkan peranan usaha yang dapat membantu mengatasi
masalah uang pinjam agar tidak dirugikan oleh pihak yang bertujuan mengambil
keuntungan secara sepihak seperti lintah darat. Banyak pihak yang memanfaatkan
kalangan masyarakat kecil yang sedang membutuhkan dana untuk keperluan
hidup dengan memberikan pinjaman secara mudah tanpa adanya perjanjian dalam
pelunasan. Pihak yang tidak bertanggungjawab melakukan aksinya dengan
menaikkan suku bunga dan melipatgandakan pinjaman sehingga masyarakat
semakin terbebani. Dengan adanya badan usaha yang mempunyai izin dalam
penyaluran uang pinjam kini masyarakat mudah meminjam dana secara resmi.
Program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional untuk
menunjang pelaksanaan kebijaksanaan melalui penyaluran uang pinjam atas dasar
gadai adalah tujuan Perum Pegadaian sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 10
Tahun 1990 (sumber: laporan keuangan pegadaian). Pegadaian merupakan unit
badan usaha monopoli yang bergerak dibidang pelayanan jasa bagi masyarakat
umum khususnya pelaksanaan usaha gadai dengan jaminan barang gerak. Namun
kini pegadaian bukan hanya sekedar gadai, Pegadaian pun berubah menjadi lebih
kompetitif dengan kemajuan di era bisnis seperti sekarang ini.
Berbeda dengan bank yang mempunyai prosedur pemberian dana yang sulit
dan lama, pegadaian memberikan prosedur yang mudah dan cepat. Dengan
jaminan barang sehari-hari seperti emas atau barang elektronik lainnya dapat
langsung pulang dengan membawa uang. Pegadaian pun memberikan bunga
sesuai dengan kesepakatan dan bila pinjaman uang tidak dilunasi maka barang
jaminan akan disita untuk dilelang oleh pihak pegadaian.
Pada masa dulu pegadaian merupakan satu-satunya badan usaha di
Indonesia yang resmi mempunyai izin untuk melaksanakan pembiayaan dalam
bentuk penyaluran dana uang pinjam ke masyarakat atas dasar gadai. Saat ini
dapat dijumpai banyak pesaing yang membuka usaha bisnis gadai selain
Pegadaian seperti Bank Mandiri selaku induk perusahaan dan BSM selaku anak
perusahaan sepakat mengembangkan layanan gadai emas sekitar tahun 2001 pada
awal peluncurannya. Munculnya lembaga pegadaian yang bercirikan syariah
diawali kerjasama yang terjadi antara PT Bank Muamalat Indonesia (BMI)
dengan perum pegadaian pada tahun 2001 saat pegadaian masih berstatus badan
hukum perum. PT Bank Muamalat Indonesia mempersiapkan dalam hal syariah
dan sistem pendanaanya, sedangkan Pegadaian memfokuskan pada sistem gadai
sehingga terwujud unit layanan gadai syariah. Dalam perjalanan dinamika

2

perusahaan yang telah menginjakkan usaha di waktu yang sangat lama, perubahan
badan hukum menjadi perseroan-pun terjadi dan menimbulkan konsekuensi yang
menjadi tanggung jawab perusahaan. Pada tanggal 1 April 2012 dibuat penerbitan
akta pendirian perusahaan perseroan (persero) PT Pegadaian atau disingkat PT
Pegadaian (persero) yang bertempat di Jakarta. Dapat dilihat dalam dua tahun
terakhir ini adanya dampak faktor internal dalam perubahan bentuk badan hukum
Perum Pegadaian menjadi PT Pegadaian (Persero). Diketahui bahwa Perusahaan
Perseroan merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
saham kepemilikannya sebagian besar atau sekitar 51 % sahamnya dikuasai oleh
pemerintah dan tujuan utamanya mengejar keuntungan yang diharapkan dapat
memperoleh laba yang besar. Bentuk usaha yang dimiliki perusahaan perseroan
adalah Perseroan Terbatas (PT). Sedangkan Perum adalah BUMN yang modalnya
dimiliki oleh negara dan sahamnya tidak terbagi (dikuasai oleh pemerintah) dan
tujuannya berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat namun profit orientied
yang memberikan penyediaan secara baik berupa barang dan jasa.
Dikutip detikFinance dari publikasi laporan keuangan perseroan, Senin
(30/7/2012) jumlah nasabah Pegadaian terus meningkat per Juni 2012 jumlah
nasabah Pegadaian mencapai sekitar 13,78 juta lebih banyak dibanding pada Juni
2011 yang hanya berjumlah 12,39 juta orang. Hal ini menunjukan bahwa PT
Pegadaian (Persero) setelah perubahan status badan hukum semakin diminati oleh
masyarakat, terlihat dari jumlah nasabah yang terus meningkat per Juni 2012.
Dengan pertambahan jumlah nasabah PT Pegadaian (Persero) mengharapkan
adanya peningkatan laba karena Pegadaian dituntut untuk lebih berorientasi
mencari keuntungan dibandingkan saat masih menjadi perum.
Dengan berkembangnya zaman memberikan dampak faktor ekternal pada
PT Pegadaian (Persero) yang dahulu dikenal sebagai perusahaan monopoli saat ini
PT Pegadaian (Persero) tidak lagi menyandang sebagai perusahaan yang
menguasai usaha gadai karena telah mempunyai pesaing yang juga bergerak di
bidang pelayanan gadai, yaitu pada perbankan syariah. Untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya PT Pegadaian (Persero) menyelenggarakan beragam jasa
usaha yang ditawarkan. Usaha yang ditawarkan adalah penyaluran pinjaman
kredit cepat dan aman, penyaluran pinjaman angsuran fidusia yang memberikan
pinjaman kepada pengusaha mikro-kecil dalam mengembangkan usaha dengan
cara salah satunya menyerahkan buku pemilik kendaraan bermotor sebagai
agunannya, pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa dalam pembayaran (Telkom,
listrik, speedy, tiket kereta api, dan indovision), kredit UMKM, kredit angsuran
sistem gadai hingga kredit perumahan swadaya dan perdagangan logam mulia
serta batu adi.
Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat PT Pegadaian (Persero)
memberikan pelayanan kemudahan dalam membantu uang pinjam sehingga
konsumen tetap memilih Pegadaian sebagai jasa gadai ini yang menjadi kekuatan
bagi PT Pegadaian (Persero). PT Pegadaian (Persero) harus mengenali kinerja
perusahaan yang dapat menjadi tolok ukur kelemahan dan kekuatan perusahaan.
Untuk itu perlu adanya analisis laporan keuangan yang telah diolah menjadi
analisis kinerja keuangan guna membantu menghadapi ancaman yang datang dan
mempertahankan kekuatan yang ada. Akibat adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi PT Pegadaian (Persero) maka perlu menguji kebenaran apakah
kinerja pegadaian tetap dalam kondisi baik. Oleh karena itu perlu dianalisis

3

peningkatan kinerja keuangannya setelah menjadi PT, penulis mengambil
penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero)
Periode 2008-2012”
Rumusan Masalah
Pegadaian diharapkan memiliki kekuatan dalam menghadapi persaingan,
sehingga diperlukan analisis kinerja keuangan agar dapat mengetahui kelemahan
dan kekuatan yang dapat dijadikan informasi dalam memperbaiki atau
mempertahankan kinerja perusahaannya. Sebelum melakukan analisis kinerja
keuangan dibutuhkan laporan keuangan yang diolah dengan analisis trend, analisis
rasio keuangan, analisis Du Pont serta analisis persentase per komponen. Dari
hasil analisis tersebut dapat membantu dalam melihat perkembangan dan kinerja
perusahaan pada setiap tahunnya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka pokok permasalahan yang
akan diteliti adalah :
1. Bagaimana perkembangan keuangan PT Pegadaian (Persero) 2008 – 2012
dengan menggunakan analisis trend?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) 2008-2012 dengan
menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis du pont?
3. Bagaimana persentase per komponen dalam laporan keuangan PT Pegadaian
(Persero) 2008-2012?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi perkembangan keuangan PT Pegadaian (Persero) 20082012 dengan menggunakan analisis trend.
2. Menganalisis kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) 2008-2012 dengan
menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis du pont.
3. Menganalisis persentase per komponen dalam laporan keuangan PT
Pegadaian 2008-2012.
Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak di antaranya:
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi
untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan dijadikan sebagai catatan/koreksi
untuk mempertahankan atau meningkatkan perusahaan setelah melihat kinerja
keuangannya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan.
2. Bagi penulis, dapat memperoleh wawasan dan ilmu pengetahuan baru
mengenai kinerja keuangan.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi penelitian selanjutnya.

4

Ruang Lingkup Penelitian
Batasan penelitian yang dianalisis difokuskan pada laporan keuangan yaitu
neraca dan laporan laba-rugi perusahaan. Sedangkan dalam penelitian ini alat
analisis yang digunakan adalah analisis trend (analisis horizontal), analisis rasio
(likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas), analisis Du Pont dan analisis
persentase per komponen (analisis vertikal) . Data yang digunakan adalah selama
lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2012.

TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2012), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan/
badan usaha yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang diperoleh
pada balance sheet (neraca), income statement (laporan laba rugi), dan cash flow
statement (laporan arus kas) serta hal-hal lain yang turut mendukung sebagai
penguat penilaian financial performance tersebut.
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005), penilaian kinerja perusahaan
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil penilaian
kinerja tersebut ukuran keberhasilan perusahaan dapat diketahui sehingga hasil
penilaian tersebut dapat digunakan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan
maupun peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) merupakan daftar ringkasan akhir
transaksi keuangan organisasi yang menunjukan semua kegiatan operasional
organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan (Sugiyarso dan
Winarni, 2005).
Menurut Hery (2012), laporan keuangan merupakan alat informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang
menunjukan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Untuk dapat menginterpretasikan angka-angka yang terkandung dalam laporan
keuangan, pemakai harus dapat membaca catatan laporan keuangan (notes to the
financial statements) dan memahami asumsi-asumsi yang dipakai dalam mencatat
akun-akun laporan keuangan.
Menurut Kasmir (2010), laporan keuangan mampu memberikan informasi
keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan, yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.

5

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan saat ini.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu.
Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

Neraca
Menurut Fraser dan Ormiston (2008), neraca disebut juga laporan kondisi
atau laporan posisi keuangan, menyediakan informasi yang berharga tentang
bisnis perusahaan, khususnya bilamana diteliti dalam periode beberapa tahun dan
dievaluasi dalam laporan keuangan lainnya.
Menurut Kasmir (2010) dalam neraca disajikan berbagai informasi yang
berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang
disajiakan dalam neraca meliputi :
1. Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki.
2. Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva.
3. Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability).
4. Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban atau utang.
5. Jenis-jenis modal (equity).
6. Serta jumlah rupiah masing-masing jenis modal.
Menurut Kasmir (2010) posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan
secara berurutan dari atas ke bawah untuk neraca berbentuk skontro (account
form). Adapun untuk neraca yang berbentuk laporan (report form) penyusunannya
dimulai dari atas secara berurutan ke bawah yaitu dimulai dari aktiva, kewajiban,
dan ekuitas. Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar), yaitu
mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Aktiva merupakan harta
atau kekayaan (aset) yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu.
Aktiva lancar adalah harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan
(ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama 1 tahun. Aktiva tetap
merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang
lebih dari 1 tahun.
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain
yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang lancar atau hutang jangka pendek
adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan
dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan. Sedangkan hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang
jangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) lebih dari satu tahun (Munawir,2010).
Komponen yang terakhir adalah modal, menurut Kasmir (2010) modal
merupakan hak yang dimiliki perusahaan. Komponen modal yang terdiri dari:
modal setor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan laba, dan lainnya.

6

Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi juga disebut “laporan pendapatan” (statement of
earnings), menyajikan pendapatan, beban, laba bersih, dan laba per saham, untuk
suatu periode akuntansi, biasanya setahun atau satu triwulan (Fraser dan
Ormiston, 2008).
Menurut Kasmir (2010) laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu sirklus
operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan
(penjualan) dan biaya yang telah dikeluarkan,sehingga dapat diketahui,
perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. Adapun informasi yang disajikan
perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi:
1. Jenis-jenis pendapatan (penjualan) yang diperoleh dalam suatu periode.
2. Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan.
3. Jumlah keseluruhan pendapatan.
4. Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode.
5. Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan dan jumlah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan.
6. Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya.
Selisih ini disebut laba atau rugi.
Menurut Kasmir (2010) laporan laba rugi merupakan laporan yang
menunjukan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya
yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu. Dalam praktiknya
komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dua jenis
yaitu:
1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama)
perusahaan.
2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok (usaha
sampingan) perusahaan.
Untuk komponen pengeluaran atau biaya-biaya dalam laporan laba rugi juga
terdiri dua jenis, yaitu:
1. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari usaha pokok (usaha utama)
perusahaan.
2. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari luar usaha pokok (usaha
sampingan) perusahaan.
Menurut Fraser dan Ormiston (2008), bahwa suatu laporan laba rugi
perusahaan dan informasi lainnya disajikan pada laporan laba rugi bukanlah
barometer yang lengkap dan cukup atas kinerja keuangan.
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Julianty (2008), analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang
dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang
paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahan pada masa mendatang.
Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara
menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan.
Kemudian analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis

7

laporan keuangan yang dimiliki dalam satu periode. Di samping itu, analisis
laporan keuangan dapat dilakukan pula antara beberapa periode (Kasmir,2010).
Menurut Kasmir (2010) ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai
pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa
tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan
ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.
Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan mengetahui
posisi keuangan dan merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat tentang
apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke depan dengan cara menutupi
kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan yang
diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah diperoleh
selama ini (Kasmir,2010).
Analisis Trend (Analisis Horizontal)
Menurut Kasmir (2010) analisis trend merupakan analisis laporan keuangan
yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari
periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami
perubahan yaitu naik, turun atau tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut
yang dihitung dalam persentase.
Menurut Munawir (2010) dari analisis trend akan tampak pos-pos yang
mengalami kecenderungan arah yang meningkat, menurun atau tetap. Analisis ini
menggunakan angka indeks berupa persentase sehingga analisis ini sering juga
disebut analisis indeks. Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam
persentase dibutuhkan satu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar. Tahun dasar
ini diperlukan sebagai dasar perhitungan yang akan dibuat dalam bentuk
persentase. Biasanya data laporan keuangan dari tahun yang paling awal dari
deretan laporan keuangan yang dianalisa dianggap sebagai tahun dasar.
Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai
tahun dasar diberikan angka indeks 100, sedangkan pos-pos yang sama dari
periode yang dianalisa dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan
keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam
periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam laporan
keuangan tahun dasar (Munawir, 2010).
Menurut Prastowo dan Julianty (2008), analisis trend ini menjadi berguna
karena dua alasan, yaitu :
1. Mengungkapkan perubahan yang terjadi selama kurun waktu tertentu.
2. Memberikan informasi tentang arah ke mana perusahaan akan bergerak.

8

Analisis Rasio
Menurut Kasmir (2010) analisis rasio merupakan analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau
pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio
keuangan, yaitu (Fahmi, 2012) :
1.
Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat
menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak menajemen sebagai
rujukan untuk membuat perencanaan.
3. Analisis keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi
suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan
untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan
adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok
pinjaman.
5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilai bagi pihak
stakeholder organisasi.
Analisis ini mencakup empat kelompok analisis yang meliputi analisis
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas (Munawir, 2010). Alat analisis
rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai baik buruknya keadaan keuangan
suatu perusahaan apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka
pembanding yang digunakan sebagai standar.
1.

Rasio Likuiditas
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005), likuiditas adalah ratio yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek. Likuditas dibedakan menjadi dua, yaitu likuiditas badan usaha dan
likuiditas perusahaan. Likuiditas badan usaha merupakan kemampuan perusahaan
untuk menyediakan alat-alat likuid sehingga dapat memenuhi kewajiban
finansialnya pada saat ditagih. Sementara itu Likuidasi perusahaan merupakan
kemampuan perusahaan menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga
perusahaan mampu menyelenggarakan proses produksi.
Menurut Kasmir (2010), perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup
banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio
likuiditas;
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.
b. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan
perencanaan kas dan utang.
c. Untuk melihat kondisi dan posisi likuditas perusahaan dari waktu ke waktu
dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
d. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing
komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
e. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya.
f. Fred Weston dalam Kasmir, menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity
ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

9

memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Adapun jenis-jenis rasio
likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari:
1) Rasio Lancar (Current Ratio).
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,
seberapa banyak aktiva lancar yang bersedia unuk menutupi kewajiban
jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan
sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu
perusahaan (Kasmir, 2010).
2) Rasio Cepat (Quick Ratio).
Rasio cepat atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan
rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar
kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar
tanpa perhitungkan nilai sediaan (inventory). Menurut Kasmir (2010),
artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total
aktiva lancar.
3) Rasio Kas (Cash Ratio).
Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Dapat dikatakan
rasio ini menunjukan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk
membayar utang-utang jangka pendeknya.
2.

Analisis Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utangutangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan
perbandingan antara total aktiva dengan total utang. Ukuran ini mensyaratkan agar
perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang (Sugiyarso dan Winarni, 2005).
Menurut Kasmir (2010), manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio
adalah:
a. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak lainnya.
b. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
c. Untuk menganallisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.
d. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
e. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva.
f. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
g. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri.
h. Adapun jenis-jenis rasio yang digunakan dalam rasio solvabilitas antara lain:
1) Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,

10

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir,2010).
2) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang (Kasmir,2010).
3.

Analisis Aktivitas
Menurut Kasmir (2010), ratio aktivitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Terdapat beberapa manfaat
yang dapat dipetik dari rasio aktivitas adalah:
a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang mampu
ditagih selama satu periode.
b. Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
c. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam
modal kerja berputar dalam satu periode.
d. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode.
e. Manfaat lainnya.
Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil
keputusan terdiri dari beberapa jenis. Berikut beberapa jenis rasio aktivitas yang
dapat dirangkum, yaitu (Kasmir, 2010) :
a. Perputaran Aktiva (Assets Turnover).
Perputaran Aktiva (Assets Turnover) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan.
Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
rupiah aktiva.
b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover).
Perputaran Piutang (Receivable Turnover) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar
dalam satu periode. Rasio perputaran piutang memberikan pemahaman
tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.
c. Average Collection Period.
Average Collection Period memberikan gambaran tentang berapa periode
rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.
4.

Analisis Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Menurut Kasmir (2010), manfaat yang diperoleh
adalah untuk:

11

a.

Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode.
b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
Menurut Fahmi (2012), rasio ini mengukur efektifitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik
rasio profitabilias maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya
perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas yang secara umum
digunakan adalah:
a. Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio marjin laba kotor merupakan rasio antara laba kotor yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai
dari setiap rupiah penjualan. Semakin besar nilai rasio maka semakin besar
pula perusahaan memperoleh laba kotor (Munawir, 2010).
b. Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rasio marjin laba bersih merupakan perbandingan antara laba bersih
sesudah pajak dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan besarnya laba bersih
yang dapat dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah penjualan. Selain itu rasio
ini digunakan untuk menghitung tingkat keuntungan bersih yang diperoleh
(Munawir, 2010).
c. Hasil Pengembalian Investasi (Return of Investment/ROI)
Menurut Kasmir (2010), Return on Investment (ROI) merupakan rasio
yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen
dalam mengelola investasinya. Hasil pengembalian investasi menunjukan
produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun
modal sendiri. Semakin kecil rasio ini semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya.
d. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return of Equity/ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal
sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan
semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir,2010).
Analisis Du Pont
Menurut Keown, et al (2008), analisis ini merupakan pendekatan terpadu
terhadap analisis rasio keuangan dimana analisis ini dirancang untuk
mengevaluasi profitabilitas dan mencari tingkat pengembalian ekuitas. Analisis ini
mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa.
Semakin tinggi nilai ROE suatu perusahaan maka semakin baik perusahaan dalam
pengelolaan manajemen keuangannya.
Manfaat lain dari analisis Du Pont adalah (Keown, et al, 2008) :
1. Untuk menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan.
2. Untuk melihat efektivitas pengelolaan sumber daya guna memaksimalkan
tingkat pengembalian para pemilik saham.

12

Menurut Farah Margaretha dalam Fahmi menyebutkan bahwa the du pont
chart merupakan bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara
ROI, asset turnover dan profit margin.
Analisis Persentase Per Komponen (Common Size Percentage)
Menurut Kasmir (2010) analisis persentase per komponen, merupakan
analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam
suatu laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui:
1. Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total aktiva.
2. Struktur permodalan.
3. Komposisi biaya terhadap penjualan.
Menurut Fraser dan Ormiston (2008), laporan keuangan common-size
bermanfaat untuk membandingkan perusahaan-perusahaan dengan tingkat
penjualan atau total aktiva yang berbeda, untuk memudahkan analisis internal atau
analisis struktur suatu perusahaan, untuk mengevaluasi kecenderungan, dan
membandingkan industri.
Dinamakan sebagai laporan keuangan common-size (laporan keuangan yang
berukuran sama) adalah karena total jumlah akun-akun dalam kelompok
bersangkutan adalah 100 persen. Laporan keuangan common-size juga berguna
untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang
berbeda dibuat dalam format common-size. Perbandingan laporan keuangan
common size perusahaan dengan laporan keuangan common-size pesaing, atau
rata-rata industri, dapat menekankan perbedaan komposisi dan distribusi akun
(Kasmir,2010).
Menurut Munawir (2010), metode untuk mengubah jumlah-jumlah rupiah
dalam suatu laporan keuangan menjadi persentase-persentase dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan netto masing-masing
dengan 100%
2. Hitunglah rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut
dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan
total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total
pasivanya dan masing-masing pos rugi laba dengan total penjualan nettonya
dikalikan 100%.
Penelitian Terdahulu
Sinuraya (2008) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan pada
Perum Pegadaian kantor wilayah I Medan, selama periode tahun 2003-2006
dengan menggunakan analisis rasio. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
total aktiva dan laba mengalami perkembangan yang searah sedangkan
pendapatan dan laba mengalami fluktuasi. Dilihat dari total aktiva tahun 2003
sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2004
pendapatan dan beban usaha mengalami penurunan. Akan tetapi penurunan yang
terjadi pada pendapatan dan beban usaha tidak mempengaruhi tingkat laba
perusahaan dimana laba mengalami peningkatan. Dengan analisis rasio keuangan

13

dapat dilihat dan diukur kinerja keuangan pada Perum Pegadaian. Berdasarkan
hasil analisis dapat dijadikan saran dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan
pada masa yang akan datang. Perbedaan dengan penelitian penulis bahwa penulis
menggunakan analisis trend, analisis common-size, serta analisis Du Pont untuk
lebih membantu dalam melihat perkembangan kinerja perusahaan.
Aryani (2011) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan pada PT
Goodyear Indonesia Tbk, berbasis laporan keuangan periode 2006-2010 dengan
menggunakan analisis trend, forecasting, persentase per komponen, rasio dan
analisis Du Pont, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
perusahaan selama periode 2006-2010. Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa perkembangan keuangan perusahaan dalam lima tahun menunjukkan
kondisi keuangan jangka pendek yang mengalami peningkatan secara fluktuatif.
Sementara, kondisi keuangan jangka panjang menunjukan kecenderungan
meningkat dalam dua tahun terakhir. Dilihat dari analisis trend keuangan
perusahaan mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dari tahun-tahun
sebelumnya. Hal ini juga dibuktikan dengan analisis forecasting untuk periode 2
tahun kedepan bahwa keuangan perusahaan akan mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya. Dari analisis rasio dapat dilihat bahwa kondisi keuangan
perusahaan menunjukkan keadaan yang likuid dan solvabel serta aktivitas
perusahaan cukup baik. Analisis Du Pont menunjukkan kondisi yang fluktuatif
dengan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009. Faktor internal yaitu harga
pokok penjualan dan total hutang perusahaan. Sedangkan, perusahaan sejenis
(kompetitor), tingkat suku bunga dan selisih kurs merupakan faktor eksternalnya.
Perbedaan dengan penulis bahwa penulis tidak menggunakan analisis forecasting
dalam penelitiannya.

METODE
Kerangka Pemikiran
Penilaian kinerja keuangan dibutuhkan untuk membantu menunjukan
seberapa berhasil kinerja perusahaan dalam menjalankan roda usahanya. Penilaian
kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) dilakukan dengan menganalisis laporan
keuangan. Dengan melakukan analisis ini diperoleh letak kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Di samping itu, laporan keuangan juga bermanfaat untuk melihat
peluang yang ada dan menghindari ancaman yang mungkin terjadi di masa
sekarang ataupun di masa yang akan datang.
Laporan keuangan memiliki indikator komponen dengan maksud, fungsi
dan tujuan yang berbeda. Komponen laporan keuangan yang digunakan untuk
menganalisis penilaian kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) adalah neraca
dan laporan laba rugi. Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi
keuangan perusahaan (berupa aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan) pada
waktu dan tanggal tertentu, sedangkan laporan laba rugi menunjukan kondisi
usaha yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Melalui data
laporan keuangan perusahaan, data diolah menggunakan analisis Trend, analisis
Rasio (likuditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas), analisis Du Pont serta

14

analisis Persentase Per Komponen yang dapat memberikan gambaran mengenai
perkembangan keuangan dan kinerja keuangan. Kerangka pemikiran dari
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Perubahan Status
Bentuk Badan
Hukum

Perum Pegadaian

PT Pegadaian (Persero)

Perubahan
Lingkungan Usaha

Laporan Keuangan

Neraca

Laba/Rugi

Analisis Kinerja Keuangan

Analisis
Trend

Analisis Rasio
• Likuiditas
• Solvabilitas
• Aktivitas
• Profitabilitas
Analisis Du
Pont

Rekomendasi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Analisis
Persentase
Per
Komponen

15

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT Pegadaian (Persero) dengan
mengumpulkan data sekunder. Data yang didapat kemudian diolah untuk
dianalisis sehingga menghasilkan gambaran mengenai kinerja keuangan PT
Pegadaian (Persero). Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan dari
bulan Juli hingga bulan September 2013.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif, data yang berupa angka-angka
yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan keuangan
perusahaan yang meliputi laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan dalam
waktu lima tahun terakhir (2008-2012). Sedangkan data kualitatif, data yang tidak
dinyatakan dalam bentuk angka, seperti sejarah singkat perusahaan dan bidang
usaha perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran literaturliteratur dalam pencarian data di internet dan memperoleh data berupa
dokumentasi yang telah disusun oleh perusahaan. Adapun data-data yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, visi misi dan budaya
perusahaan serta struktur organisasai PT Pegadaian (Persero).
2. Laporan keuangan PT Pegadaian (Persero).
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian ini diolah secara manual maupun diolah
dengan menggunakan komputer. Data yang telah diolah selanjutnya dimunculkan
dalam bentuk tabel agar memudahkan untuk dibaca.
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam membantu
memecahkan permasalahan pada suatu penelitian. Metode analisis yang
digunakan adalah :
Analisis Trend
Dalam analisis trend dibutuhkan satu tahun dasar. Dalam penelitian ini
yang dijadikan tahun dasar adalah tahun 2008 karena merupakan tahun yang
paling awal dari periode yang dianalisis. Setiap pos yang terdapat dalam laporan
keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka indeks 100, sedangkan
pos-pos yang sama dari periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang
sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah
tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang
sama dalam laporan keuangan tahun dasar, sehingga dapat dilihat kenaikan atau
penurunan nilai persentase tiap pos. Analisis ini merupakan pelengkap dari
analisis rasio karena hasil dari analisis ini akan membantu didalam

16

menginterpretasikan hasil analisis rasio. Analisis trend dapat dirumuskan sebagai
berikut:
............................................................................................... (1)
Keterangan :

Rx = nilai presentase untuk tahun ke-t
Px = pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis
Px = pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar
t

t

o

Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara mambagi satu angka dengan angka
lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
dalam satu laporan keuangan. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai
kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah
ditetapkan. Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
likuiditas, analisis aktivitas, analisis leverage, analisis profitabilitas dan analisis nilai
pasar.
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di
dalam peusahaan (likuiditas perusahaan) yang terdiri dari :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Perhitungan rasio
lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total utang lancar. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rasio Lancar = Aset Lancar
......................................................... (2)
Kewajiban Lancar
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan
penjualan persediaan. Untuk mencari quick ratio, diukur dari total aktiva
lancar, kemudian dikurangi dengan nilai sediaan. Terka