Sebanyak 5 ml larutan garam yang mengandung KH
2
PO
4
0,03 g, K
2
HPO
4
0,07 g, MgSO
4
.7H
2
O 0,05 g, FeSO
4
.2H
2
O 0,001 g, MnCl
2
0,0001 g, ZnSO
4
0,0001 g, ditambahkan ke dalam 100 ml media pengkulturan. Media dipanaskan di atas
sambil diaduk, kemudian ditunggu sampai dingin, lalu diukur pH 6,577. Selanjutnya media disterilkan selama 15 menit pada suhu
121˚C.
3.6. Parameter Pengamatan 3.6.1 Pengukuran Pertumbuhan
sp. BK17
Sebanyak 10 ml inokulum cair isolat bakteri yang setara dengan larutan ≈10
8
selml diinokulasikan ke dalam masing7masing variasi media secara aseptis. Kultur diinkubasi pada suhu kamar dalam shaker dengan kecepatan
100 rpm. Pertumbuhan diamati setiap hari selama 6 hari. Jumlah perlakuan yaitu 15 perlakuan dengan masing7masing 2 kali ulangan.
Pengukuran pertumbuhan sp. BK17 dilakukan dengan menggunakan spektrofotomer pada panjang
gelombang 600 nm Fachmiasari Sembiring, 2004 Lampiran C dan halaman 31. Pengukuran kepadatan sel juga dilakukan dengan metode
SPC Batubara, 2010 Lampiran D dan halaman 31.
3.6.2 Kepadatan Spora sp. BK17
Pengukuran kepadatan spora sp. BK17 dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm Fachmiasari Sembiring, 2004 Lampiran E halaman 32 setiap hari selama 6 hari.
3.7 Pengamatan Spora
Pengamatan spora sp. BK17 dilakukan melalui pewarnaan dengan
metoda Schaeffer7Fulton. Suspensi bakteri dari media pengkulturan dioleskan pada
yang sudah dibersihkan dengan alcohol 70. Olesan dilewatkan diatas nyala api bunsen. Kemudian ditutup dengan menggunakan kertas saring dan
Universitas Sumatera Utara
diberi 172 tetes selama 1 menit. Kemudian preparat dipanaskan di
atas selama 5 menit. Kertas saring diangkat pelan7pelan, lalu preparat
dibilas dengan akuades dan dikering anginkan. Selanjutnya diberi safranin selama 30760 detik dan dibilas dengan
, lalu dikering anginkan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10 x 100 Lampiran F
dan halaman 33. 14
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertumbuhan
sp. BK17 Pada Beberapa Sumber Karbon dan Nitrogen
sp. BK17 dapat tumbuh pada semua jenis media yang digunakan dan didapatkan absorbansi sel yang bervariasi Tabel 4.1 dan Gambar 4.1. Gambar
4.1 menunjukkan bahwa sp. BK17 tumbuh paling baik pada media
sumber karbon molase dan sumber nitrogen tripton, dengan nilai absorbansi sel 1,109 pada waktu inkubasi tiga hari. Media dengan sumber karbon glukosa dan
sumber nitrogen tripton dengan nilai absorbansi 0,995 pada waktu inkubasi enam hari.
Kultur dengan pertumbuhan yang baik lainnya adalah kultur pada media dengan sumber karbon limbah tahu dan sumber nitrogen tripton dengan
absorbansi sel 0,727 pada waktu inkubasi selama enam hari. Kemudian media sumber karbon molase dan sumber nitrogen sodium nitrat dengan absorbansi sel
0,610 pada waktu inkubasi selama tiga hari. Sedangkan absorbansi sel terendah terdapat pada kultur dengan media sumber karbon gliserin dan sumber nitrogen
sodium nitrat yaitu sebesar 0,007. Dari Gambar 4.1 terlihat respon pertumbuhan yang bervariasi selama
pengkulturan. Hasil ini menunjukkan bahwa sumber karbon molase dan sumber nitrogen tripton menghasilkan pertumbuhan
sp. BK17 lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada sumber karbon dan nitrogen lainnya.
Isolat tumbuh paling tinggi pada media tersebut disebabkan oleh molase masih mengandung nutrisi yang kompleks seperti karbohidrat, protein dan asam amino.
Dengan kandungan sumber karbon dan nitrogen yang banyak, bakteri memperoleh nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan, sehingga didapatkan
pertumbuhan yang paling baik pada media tersebut.
Universitas Sumatera Utara