Pengaruh Total Quality Management Terhadap Proses Investasi Pada Pt J Darmawan Venture Capital.

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Total Quality
Management Terhadap Proses Investasi pada PT J Darmawan Venture Capital
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor

Bogor, Agustus 2015

Mohamad Uli Firmansyah
NIM H24124062

ABSTRAK
MOHAMAD ULI FIRMANSYAH. Pengaruh Total Quality Management
Terhadap Proses Investasi Pada PT J Darmawan Venture Capital. Dibimbing oleh
EKO RUDDY CAHYADI.

PT J Darmawan Venture Capital (JDVC) adalah salah satu pelaku usaha modal
ventura. Tujuan penelitian ini: (a) untuk menganalisis pengaruh TQM terhadap
tingkat keberhasilan PPU, (b) menganalisis faktor penghambat utama dan (c)
memberikan rekomendasi strategis dalam pengembangan investasi. Jenis dan
sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari dokumen
internal departemen personalia dan departemen pengembangan bisnis PT JDVC.
Metode pengolahan data menggunakan 7 Tools Quality Control dan paired
sample T-test dengan software SPSS versi 15.0. Hasil dari penelitian ini adalah:
(a) sistem mutu TQM memiliki pengaruh yang positif terhadap perbaikan proses
seleksi PPU dan mampu menyaring PPU lama yang dianggap tidak mampu
beradaptasi dengan sistem TQM sehingga mengalami kerugian, (b) faktor yang
menjadi penghambat tren success rate adalah faktor pimpinan PPU memiliki
komitmen yang kurang dengan persentase 50% dan faktor yang kedua adalah
implementasi strategi tidak sesuai rencana dengan persentase 33%.
Kata kunci : investasi, modal ventura, TQM

ABSTRACT
MOHAMAD ULI FIRMANSYAH. The Influences of Total Quality Management
on the Investment Process at PT J Darmawan Venture Capital. Supervised by
EKO RUDDY CAHYADI.

PT J Darmawan Venture Capital (JDVC) is one of the venture capital business
agents. The objectives of this study were: (a) to analyze the influences of TQM on
PPU success rate, (b) to analyze the main inhibiting factors, and (c) to provide
strategic recommendations in the development of investment. Types and sources
of data used included secondary data obtained from the internal document of the
HR department and business development department of PT JDVC. The data were
processed using the 7 Tools of Quality Control and paired sample T-test with
SPSS software of version 15.0. The results obtained from this study showed that:
(a) the TQM quality system had a positive influence on the improvement of the
selection process of PPU and was able to filter the old PPU which was unable to
adapt to the TQM system so that a loss occurred, (b) the inhibiting factors of the
success rate trend included the factor of the PPU leaders that had less commitment
with the percentage of 50% and the second factor included the implementation
strategy which did not comply with the plan with the percentage of 33%.
Keywords : Investment, TQM, venture capital

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT
TERHADAP PROSES INVESTASI PADA
PT J DARMAWAN VENTURE CAPITAL


MOHAMAD ULI FIRMANSYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Pengaruh Total Quality Management Terhadap
Proses Investasi Pada PT J Darmawan Venture Capital
Nama
: Mohamad Uli Firmansyah

NIM
: H24124062

Disetujui oleh

Dr Eko Ruddy Cahyadi, S Hut, MM
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunianya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2014 sampai Agustus
2015 ini ialah Manajemen Mutu, dengan judul Pengaruh Total Quality

Management Terhadap Proses Investasi Pada PT J Darmawan Venture Capital.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Dr Eko Ruddy Cahyadi S.Hut, MM
selaku dosen pembimbing, kepada Andita Sayekti S.TP, M.Sc selaku dosen
moderator seminar, kepada Dr Ir Abdul Kohar Irwanto M.Sc dan Dr Ir Jono M.
Munandar M.Sc selaku dosen penguji. Disamping itu, penghargaan penulis
sampaikan Bapak Efendy Taniza dari PT J Darmawan Venture Capital, Ibu Melati
Isna Putri beserta seluruh staff PT J Darmawan Venture Capital yang telah
membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terimakasih juga disampaikan
kepada Ayahanda Umar Setiawan, Ibunda Lina Nurliawati dan kakak Lya
Luciany Setiawan, serta seluruh keluarga atas doa kasih sayangnya dan kepada
Andra Dwi Tiara Putri penulis ucapkan terimakasih atas motivasi dan semangat
dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

Mohamad Uli Firmansyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Mutu
Total Quality Management
Proses Investasi
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan Proses Investasi sebelum dan setelah TQM
Pengaruh TQM Terhadap Tingkat Keberhasilan PPU atau Success Rate

Faktor Penghambat Utama dan Rekomendasi Strategi Pengembangan Bisnis
Implikasi manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
x
x
1
1
2
3
3
3
3
4
6
6
6

7
8
8
8
9
9
13
16
20
21
22
24

DAFTAR TABEL

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

Tiga proses umum manajemen mutu
Proses bisnis investasi PT JDVC
Data pelamar 2007-2013
Pergerakan jumlah PPU lama tahun 2010 - 2013
Pergerakan jumlah PPU baru tahun 2010-2013
Data uji paired sample T-test
Frekuensi faktor penghambat utama tren success rate PPU lama yang
menurun

5
9
12
13
14
16
18


DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pemikiran
2. Diagram alir proses bisnis investasi PT JDVC tahun 2007-2009 atau
sebelum TQM.
3. Diagram alir proses bisnis investasi PT JDVC tahun 2010 – 2013 atau
4. Success rate ( % ) dan laju pertumbuhan ( % / tahun ) pada PPU lama
periode tahun 2007 – 2013 PT J Darmawan Venture Capital.
5. Diagram sebab akibat tren success rate menurun pada PPU lama
6. Diagram pareto faktor penghambat utama penutupan pada PPU lama

7
10
11
15
17
19

DAFTAR LAMPIRAN


1. Daftar alamat perusahaan modal ventura
2. Penelitian terdahulu
3. Standar proposal riset
4. Standar proposal bisnis
5. Kriteria curriculum vitae
6. Monitoring pemenuhan strategi Balance Score Card
7. Pergerakan jumlah PPU lama periode tahun 2010-2013
8. Pergerakan jumlah PPU baru tahun 2010-2013
9. Hasil analisis uji t sampel bebas PPU lama tahun 2010 dan 2013
10. Pendapat hasil brainstorming

25
28
29
30
31
32
39
41
42
43

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Saat ini ada dua jenis lembaga keuangan yaitu lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan non bank. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Menyebutkan bahwa lembaga keuangan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan lembaga keuangan
non bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat
melalui penjualan surat-surat berharga. Bentuk dari lembaga keuangan non bank
ini adalah asuransi, leasing, anjak piutang, dana pensiun, pegadaian dan
perusahaan modal ventura. Salah satu lembaga keuangan non bank diatas salah
satunya adalah Perusahaan Modal Ventura (PMV). Menurut Rachmat (2005)
kegiatan Perusahaan Modal Ventura (PMV) berbeda dengan kegiatan penyertaan
modal yang dilakukan oleh perusahaan induk kepada Perusahaan Pasangan Usaha
(PPU). Hal yang paling mendasar yang membedakan kedua hal tersebut adalah
jangka waktu penyertaan modal, dimana modal ventura dibatasi jangka waktunya
oleh perusahaan induk, sedangkan penyertaan modal tidak dibatasi jangka
waktunya tetapi dibatasi mengenai bidang PPU itu sendiri, sedangkan modal
ventura tidak dibatasi dalam bidang bisnis. Menurut Rahayu (2005) kegiatan
Perusahaan Modal Ventura (PMV) berkepentingan atas keberhasilan
perkembangan dan pertumbuhan kegiatan Perusahaan Pasangan Usaha (PPU).
Perusahaan modal ventura sendiri memiliki mekanisme pembiayaan yang cukup
sederhana yakni perseorangan mengajukan ide bisnis yang dituangkan dalam
proposal bisnis lalu tim dari perusahaan modal ventura akan menilai kelayakan
proposal bisnis dan kemudian bila memenuhi standar kelayakan bisnis akan
diberikan biaya modal dengan tiga tahap pembiayaan yakni investasi penelitian,
investasi bagi hasil skim kredit dan investasi bagi hasil murni. Menurut Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam 2008) ada sebanyak 60
perusahaan modal ventura terdaftar yang terdiri dari perusahaan swasta nasional,
daerah dan patungan sampai tahun 2008 termasuk didalamnya adalah PT J
Darmawan Venture Capital (JDVC), Daftar alamat perusahaan modal ventura
dapat dilihat pada Lampiran 1.
PT JDVC adalah salah satu pelaku usaha modal ventura yang berdiri sejak
tahun 2007 dan terdaftar di Bapepam. Dalam perkembangannya perusahaan
modal ventura yang berdomisili di Sentul Bogor ini sedang mengalami
peningkatan perkembangan yang cukup pesat bila dilihat dari jumlah PPU yang

2

telah dibiayai dan bekerjasama. Jumlah total tersebut adalah 40 PPU dengan
bidang bisnis yang beragam diantaranya bidang perhotelan, makanan dan
minuman, konsultan, pelatihan, peternakan dll, dengan jumlah total investasi yang
telah ditanamkan dalam periode 2007 – 2013 sekitar Rp 12,95 milyard.
Dalam perkembangannya PT JDVC menghadapi masalah yakni penurunan
rasio bagi hasil dari nilai investasinya dari tahun 2008-2010 yaitu 27% dengan
nilai bagi hasil sebesar Rp 732 juta di tahun 2008, lalu menurun ke angka 10%
dengan nilai bagi hasil sebesar Rp 424 juta di tahun 2009 dan pada tahun 2010
memiliki angka rasio bagi hasil murni yang kembali menurun dengan angka 6%
dan nilai bagi hasil murni sebesar Rp 638 juta. Selain itu penurunan angka
keberhasilan PPU dalam mengembangkan bisnisnya yang disebut dengan success
rate. Berdasarkan data dari departemen pengembangan bisnis mengenai
pergerakan jumlah unit PPU yaitu 82.61 persen pada tahun 2007 menurun ke
angka 81 persen di tahun 2008 dan ditahun 2009 dengan angka success rate 81
persen. Dalam merespon hal tersebut pada tahun 2010 PT JDVC mulai
menerapkan sistem mutu TQM. Sistem mutu ini dijadikan sebagai landasan
implementasi pembiayaan modal ventura dengan salah satu tujuannya adalah
untuk memperbaiki success rate PPU dalam implementasi bisnisnya kedepan.
Menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan yang
berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kemampuan produk,
manusia, proses dan lingkungan (La Hatani, 2007).
Namun demikian hingga saat ini belum ada studi yang memadai atau
evaluasi tentang efektivitas penerapan TQM tersebut sehingga ingin mengetahui
apakah ada perubahan proses investasi sebelum dan setelah adanya TQM, apakah
ada pengaruh terhadap tingkat keberhasilan PPU setelah adanya TQM dan apakah
faktor penghambat utama dan rekomendasi strategi dalam pengembangan TQM,
penelitian terdahulu dapat dilihat pada Lampiran 2. Sehingga topik yang
diformulasikan adalah Pengaruh Total Quality Management Terhadap Proses
Investasi di PT J Darmawan Venture Capital.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan yang akan di
bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja perubahan proses investasi modal ventura di PT J Darmawan
Venture Capital sebelum dan setelah setelah adanya penerapan sistem mutu
Total Quality Management?
2. Apakah pengaruh Total Quality Management terhadap tingkat keberhasilan
PPU atau Success Rate?
3. Apa faktor-faktor penghambat utama dan rekomendasi strategi dalam
pengembangan investasi dari hasil implementasi Total Quality Management
di PT J Darmawan Venture Capital.

3

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

2.
3.

Menganalisis perubahan proses investasi modal ventura di PT J Darmawan
Venture Capital sebelum dan setelah adanya penerapan sistem mutu Total
Quality Management.
Menganalisis pengaruh Total Quality Management terhadap tingkat
keberhasilan PPU atau Success Rate.
Menganalisis faktor-faktor penghambat utama dan rekomendasi strategi
dalam pengembangan investasi berbasis hasil implementasi Total Quality
Management di PT J Darmawan Venture Capital.
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan atau informasi
kepada pihak manajemen PT J Darmawan Venture Capital, khususnya
departemen pengembangan bisnis untuk merencanakan program penerapan dan
pengembangan sistem mutu TQM. Bagi penulis khususnya penelitian ini sebagai
tugas akhir dari Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini dapat pula digunakan pihak-pihak yang akan melakukan penelitian
lebih lanjut.

TINJAUAN PUSTAKA

Mutu
Menurut Sallis (2007), mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Definisi ini
disebut juga dengan istilah mutu sesuai persepsi (Quality in Percepption).
Menurut Nasution (2004), mutu merupakan kecocokan penggunaan produk
(fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kecocokan penggunaan
ini didasarkan atas lima ciri diantaranya eknologi yaitu kekuatan atau daya tahan,
psikologis yaitu cita rasa atau status, waktu yaitu kehandalan, kontraktual yaitu
adanya jaminan dan etika yaitu sopan santun, ramah, atau jujur.
Nasution (2004) menyatakan, bahwa mutu adalah menyediakan produk atau
jasa yang memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen dengan harga yang
terjangkau, yang mencerminkan nilai yang tinggi bagi konsumen tersebut. Mutu
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk
bermutu apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu
sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Mutu merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja,

4

proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan atau konsumen. Dari semua definisi yang dikemukakan oleh para ahli,
terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam unsur-unsur berikut: (a) mutu mencakup
usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, (b) mutu mencakup produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan serta (c) mutu merupakan kondisi yang
selalu berubah. Menurut Tjiptono dan Diana (2003), ada delapan dimensi kualitas
yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis. Delapan
dimensi mutu itu adalah kinerja, ciri-ciri atau keistimewaan tambahan, kehandalan,
kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan, serviceability, estetika dan mutu yang
dipersepsikan.
Total Quality Management
TQM muncul pertama kali di Amerika Serikat, tetapi kemudian
diorganisasikan dan dilaksanakan di beberapa perusahaan Jepang, khususnya
setelah Perang Dunia II, TQM diseminarkan sekaligus diterapkan dalam bentuk
program – program pelatihan di berbagai sektor industri. Dua pakar terkemuka
dalam TQM, baik di Jepang maupun Amerika Serikat adalah W. Edward Deming
dan Joseph M. Juran (Prawirosentono, 2001)
Deming mengemukakan bahwa pihak manajemen harus bertanggung jawab
penuh dalam penerapan sistem mutu produk secara total dalam menghasilkan
produk yang baik dan tidak cacat, 14 poin Deming merupakan ringkasan. Dari
keseluruhan pandangan Deming terhadap apa yang harus dilakukan oleh
perusahaan untuk melakukan transisi positif dari bisnis biasa hingga menjadi
bisnis bermutu di tingkat dunia. 14 poin Deming tersebut adalah :
1. Ciptakan kondisi yang langgeng untuk memperbaiki produk dan jasa.
2. Adopsi falsafah baru. Dalam hal ini manajemen harus memahami adanya era
ekonomi baru dan siap menghadapi tantangan, belajar bertanggung jawab dan
mengambil alih kepemimpinan.
3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi dalam membentuk mutu produk.
4. Hentikan praktek menghargai kontrak berdasarkan tawaran yang rendah.
5. Perbaiki secara konstan dan terus menerus sistem produksi dan jasa, untuk
meningkatkan mutu dan produktivitas, yang pada gilirannya secara konstan
menurunkan biaya.
6. Lembagakan on the job trainning.
7. Lembagakan kepemimpinan.
8. Hapuskan rasa takut, sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif.
9. Hilangkan dinding pemisah antar departemen, sehingga orang dapat bekerja
sebagai suatu tim.
10. Hilangkan slogan, desakan, dan target bagi tenaga kerja. Hal-hal tersebut
dapat menciptakan permusuhan.
11. Hilangkan kuota dan manajemen berdasarkan sasaran, tetapi dengan
kepemimpinan.
12. Hilangkan penghalang yang dapat merusak kebebasan karyawan atas
keahliannya.
13. Giatkan program pendidikan self-improvement.
14. Buatlah transformasi pekerjaan setiap orang dan siapkan setiap orang untuk
mengerjakannya.

5

Juran (1962) mengemukakan bahwa TQM diimplementasikan apabila
mengikuti tiga proses manajerial. Kegiatan dari masing-masing proses tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tiga proses umum manajemen mutu
Perencanaan Mutu
Pengendalian Mutu
Menetapkan tujuan
Mengevaluasi kinerja
mutu, mengidentifikasi
aktual, membandingkan
pelanggan, menentukan
kinerja aktual, bertindak
kebutuhan pelanggan,
menangani perbedaan
membangun
keistimewaan produk
yang merespon,
mengembangkan proses
yang mampu
menghasilkan
keistimewaan produk,
menetapkan
pengendalian proses;
menerjemahkan rencana
ke kegiatan operasional

Peningkatan Mutu
Menguji kebutuhan,
menetapkan
infrastruktur,
mengidentifikasi proyek
peningkatan mutu,
menetapkan tim proyek,
menyediakan tim dengan
sumber daya, pelatihan
dan motivasi untuk
mendiagnosis penyebab
dan upaya untuk
mengatasinya;
menetapkan
pengendalian agar tetap
pada jalurnya

Sumber: Juran (1962)
Dari Tabel 1 dapat dilihat kegiatan dari masing-masin proses yaitu:
perencanaan mutu, pengendalian mutu dan peningkatan/perbaikan mutu. Proses
yang dikembangkan Juran ini dikenal dengan istilah “Trilogi Juran”. TQM
merupakan sistem manajemen yang mengangkat mutu sebagai strategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi. TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada
orang/karyawan dan bertujuan untuk terus menerus meningkatkan nilai yang
diberikan kepada pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang rendah tersebut
(Nasution, 2004). TQM bukan merupakan tujuan akhir perusahaan atau
organisasi, melainkan merupakan suatu cara unuk mencapai sasaran organisasi
(Ariani, 2002). Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, dalam tahuntahun belakangan ini banyak perusahaan yang mengadopsi TQM yang dirancang
untuk melakukan perbaikan mutu produk dan pemasaran secara terus-menerus.
Mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan dengan kepuasan
pelanggan (Kotler, 1997). TQM merupakan penerapan metode kuantitatif dan
pengetahuan kemanusiaan untuk:
1. Memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi,
2. Memperbaiki semua proses penting dalam organisasi, dan
3. Memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada
masa kini dan waktu yang akan datang (Hardjosoedarmo, 2004). Menurut Ma’arif
dan Tanjung (2003), inti dari prinsip – prinsip mutu ini adalah bagaimana
melakukan apa yang penting dan bagaimana melakukan apa yang harus
dikerjakan. Prinsip-prinsip tersebut adalah fokus pada pelanggan, perbaikan terus
menerus, pemberdayaan karyawan, patok duga, just in time dan piranti untuk
TQM.

6

Proses Investasi
Menurut Halim (2003) Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di
masa yang akan datang. Sehingga investasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Investasi pada financial assets, investasi ini dilakukan di pasar uang
misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar
uang, atau di lakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi,
waran, opsi dan lain-lain.
2. Investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan dan perkebunan dan
lain-lain.
Investasi menurut Sukirno (1994) dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barangbarang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. PT JDVC sendiri memiliki proses investasi modal ventura yang
diawali dari penyaringan CV dari departemen personalia lalu pelatihan budaya
kerja selama 3 bulan dari departemen pelatihan dan pengembangan lalu
penyaringan proposal riset dan proposal bisnis di departemen pengembangan
bisnis lalu pemberian dana investasi dan implementasi bisnis berdasarkan BSC.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran
PT JDVC sebagai perusahaan pengembang bisnis mengalami penurunan
success rate pada tahun 2009 sehingga pada tahun 2010 mengimplementasikan
sistem mutu TQM. Pada penelitian ini salah satu tujuannya adalah melakukan
analisis pengaruh penerapan sistem mutu TQM terhadap proses investasi di PT
JDVC diawali dengan mengidentifikasi proses investasi sebelum dan setelah
adanya sistem mutu TQM, selain perubahan proses investasi, angka pemenuhan
BSC pun dievaluasi sehingga mampu melihat faktor penghambat utama
keberhasilan PPU dari hasil evaluasi akan dihasilkan rekomendasi strateginya.
Hasil implementasi TQM akan memberikan perbedaan pada sisi hasil dari
perubahan proses bisnis baik dari segi kualitas rekrutmen atau meningkatkan
performance perusahaan dari segi success rate yang akan memiliki perbedaan
kualitas PPU antara tahun 2007 – 2009 atau tahun 2010 – 2013. Dari hasil analisa
keberhasilan PPU atau success rate PPU maka akan terlihat seberapa besar rasio
keberhasilan dan adanya signifikansi angka pemenuhan BSC, dari hasil negatif
kinerja PPU yang mengakibatkan tren success rate PPU yang menurun akan
ditelusuri lebih lanjut apa saja yang menjadi faktor penghambat utama bagi PPU
yang memiliki success rate dibawah rata–rata, sehingga mampu memberikan

7

rekomendasi strategi untuk meningkatkan success rate PPU. Maka disusun
kerangka dalam penelitian ini, seperti tersaji dalam Gambar 1:

PT J Darmawan Venture Capital
Penurunan Success Rate PPU
Implementasi sistem mutu Total Quality Management PT JDVC
Tujuan Penelitian
a. Analisis perubahan proses investasi modal ventura
b. Anilisis pengaruh penerapan sistem mutu TQM terhadap proses investasi
c. Analisis faktor penghambat utama dan memberikan rekomendasi strategi
peningkatan keberhasilan PPU
Identifikasi Proses Investasi
Sebelum TQM

Setelah TQM
Perubahan Proses Investasi

Perubahan Success Rate & Angka Pemenuhan BSC PPU
Evaluasi Faktor Utama Penghambat Keberhasilan PPU
Rekomendasi Strategi Peningkatan Keberhasilan PPU
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT J Darmawan Venture Capital yang beralamat
di Jl Raya Babakan Madang no 99A Sentul Selatan. Pemilihan lokasi sebagai
tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa PT J
Darmawan Venture Capital telah memiliki sistem mutu Total Quality
Management. Penelitian dilakukan selama bulan November 2014 hingga Agustus
2015.

8

Jenis dan Sumber Data
Menurut Sugiono (2010), dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang
diambil dari departemen personalia dan departemen pengembangan bisnis. Selain
itu data sekunder lainnya berasal dari berbagai buku dan literatur, tulisan ilmiah,
internet dan berbagai laporan perusahaan. Data yang diperoleh akan dianalisis
secara kualitatif dan statistik kuantitatif.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu digunakan data data
berupa daftar pelamar, daftar pengajuan proposal riset, daftar pengajuan proposal
bisnis, data penutupan PPU dan data angka pemenuhan BSC dari departemen
personalia dan departemen pengembangan bisnis PT JDVC.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data pada penelitian pengaruh TQM terhadap proses
investasi pada PT JDVC adalah dengan menggunakan analisis kualitatif 7 tools
quality control yang digunakan untuk melihat perubahan proses, menganalisis
pengaruh TQM terhadap success rate PPU dan menganalisis faktor penghambat
utama dan memberikan rekomendasi strategi yg berbasis pada TQM. Analisis
data yang saya lakukan dalam penelitian ini menggunakan runchart,
brainstorming, diagram sebab-akibat, diagram pareto dan analisis kuantitatif
menggunakan uji T sampel bebas yang dihitung dengan bantuan software SPSS
versi 15.0
Paired sample T-test
Uji t merupakan uji statistik terhadap signifikan atau tidaknya perbedaan
nilai rata-rata dari beberapa sampel yang berbeda (Istijanto 2005). Uji t dalam
penelitian ini yaitu paired sample T-test karena menggunakan dua sampel
berpasangan yaitu angka pemenuhan BSC PPU Lama tahun 2010 dan angka
pemenuhan BSC PPU Lama tahun 2013. Tingkat kepercayaan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu sebesar 99%.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak adanya perbedaan antara angka pemenuhan BSC pada PPU lama Pada
tahun 2010 dan 2013 di PT J Darmawan Venture Capital
H1 : Adanya perbedaan antara angka pemenuhan BSC pada PPU lama Pada tahun
2010 dan 2013 di PT J Darmawan Venture Capital
Kriteria pengujian:
Sig > 0.01 : Tidak signifikan ; Ho diterima, H1 ditolak
Sig < 0.01 : Signifikan ; Ho ditolak, H1 diterima

9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan Proses Investasi sebelum dan setelah TQM
Sebagai perusahaan modal ventura, PT JDVC menjalankan fungsi di atas
dimana pembiayaan dilakukan terhadap PPU yang memenuhi kualifikasi standar
yang sudah ditetapkan. Dalam perkembangannya ada beberapa proses dengan
aspek tertentu yang mengalami perubahan. Berikut Tabel 2 perubahan proses
bisnis PT JDVC.
Tabel 2 Proses bisnis investasi PT JDVC
Proses bisnis investasi PT JDC
Aspek
Proses Rekrutmen

Sebelum TQM

Setelah TQM

Sebelum adanya TQM
Setelah adanya TQM proses
proses rekrutmen hanya
rekrutmen PPU dibagi
ada di departemen
menjadi 3 bagian besar yaitu :
Personalia yaitu
a. Departemen personalia
menyaring cv, essay,
menyaring cv dan essay
proposal riset dan
b. Departemen pelatihan dan
proposal bisnis secara
pengembangan memberikan
bersamaan.
peltihan budaya kerja
cocotefasera
c. Departemen pengembangan
bisnis menyaring proposal
riset dan proposal bisnis
sebelum implementasi bisnis.

Implementasi Bisnis

Basis atau acuan
implementasi bisnis
berdasar pada proposal
bisnis yang telah
disetujui.

Basis atau acuan impementasi
bisnis berdasarkan balanced
score card (BSC) dengan
pendampingan dari
departemen pengembangan
bisnis.

Evaluasi

Tidak dilakukan evaluasi
bisnis secara berkala,
hanya dilakukan
pembahasan keuangan
dan pembahasan strategi
bisnis tahun berikutnya
pada saat RUPS setiap
akhir tahunnya.

Adanya Business Review yang
dilakukan berkala 3 bulan
sekali, Customer Satisfaction
Index (CSI) yang dilakukan
per semester atau 6 bulan
sekali dan evaluasi BSC dalam
RUPS pada akhir periode
tahunan setiap akhir tahunnya.

10

Pada Tabel 2 diatas menunjukan proses awal penyaringan calon pasangan
usaha (CPU) ada pada departemen personalia, setelah itu ada penyaringan
mengenai budaya kerja di departemen pelatihan dan departemen pengembangan
bisnis di PT JDVC yang berkewajiban untuk melakukan monitoring terhadap
alokasi pembiayaan yang sudah dilakukan ke PPU. Selain itu PT JDVC pun
memiliki kebijakan mutu yaitu TQM terutama dalam pengembangan proses
bisnisnya, sistem TQM ini dimulai dari tahun 2010 dengan harapan
perkembangan bisnis PPU akan semakin membaik dari internal maupun eksternal
PPU itu sendiri kedepannya. Pembiayaan yang diberikan kepada PPU menjadi
tiga tahap yaitu investasi penelitian, investasi skim kredit dan investasi bagi hasil
murni. Departemen pengembangan bisnis juga melakukan fungsi untuk
melakukan pendampingan kepada PPU dalam pembuatan strategi perusahaan,
rencana anggaran tahunan, review perkembangan bisnis PPU, serta RUPS dan
divestasi. Dalam perjalanannya PT JDVC ada beberapa perubahan yang dilakukan
oleh manajemen PT JDVC seiring dengan ditetapkannya sistem mutu TQM.
Berikut Gambar 2 diagram alir proses bisnis PT JDVC sebelum adanya TQM.
Proses bisnis investasi PT JDVC tahun 2007 – 2009
atau sebelum TQM
Calon Pasangan Usaha
Rekrutmen Personalia
Implementasi Bisnis
Review Laporan Keuangan Bisnis
RUPS PT JDVC

Profit?

No

Notulen
Meeting

Divestasi/
Ditutup?

Divestasi

Yes
Profit Sharing
Selesai

Perhitungan Nilai
Divestasi

Ditutup

Penutupan PPU

RUPS PT JDVC dengan PPU

Selesai

Selesai

Penutupan PPU
Selesai

(Sumber: PT J Darmawan Venture Capital)
Gambar 2 Diagram alir proses bisnis investasi PT JDVC tahun 2007-2009 atau
sebelum TQM.

11

Pada Gambar 2 diatas merupakan gambaran umum mengenai proses bisnis
investasi sebelum adanya TQM. Pada Gambar 3 berikut adalah proses bisnis
investasi setelah adanya sistem mutu TQM.
Proses Bisnis Investasi PT JDVC tahun 2010 – 2013 atau setelah TQM

1

Calon Pasangan Usaha
Proses rekrutmen dari Personalia

Implementasi Bisnis

Diterima?

Monitoring Bisnis

Yes

No

Selesai

Review Laporan Keuangan

Training Budaya COCOTEFASERA
Diterima?

No

RUPS PT JDVC

Selesai

Yes

Yes

Pengajuan Proposal Riset
Diterima?

Profit?

Profit Sharing

No

Selesai

Selesai

No

Notulen
Meeting
Selesai

Divestasi/
Ditutup?

Divestasi

Ditutup
RUPS PT JDVC dengan PPU

Perhitungan
Nilai Divestasi
Penutupan PPU
Selesai

Yes
Penutupan PPU

Riset

Selesai

Monitoring Riset
Pengajuan Proposal Bisnis

Diterima?

No

Selesai

Yes
1

(Sumber: PT J Darmawan Venture Capital)
Gambar 3 Diagram alir proses bisnis investasi PT JDVC tahun 2010 – 2013 atau
setelah TQM.
Berdasarkan Gambar 3 yang menjelaskan diagram alir diatas dapat dilihat
bahwa proses investasi sebelum adanya TQM pada tahun 2007 – 2009 melewati
tahap rekrutmen oleh departemen personalia yaitu dalam hal penyaringan dari
masing-masing calon pasangan usaha (CPU) berupa penyaringan curriculum vitae
(CV), essay dan proposal bisnis sekaligus. Setelah proses penyaringan lolos maka
langsung dilanjutkan pada proses implementasi bisnis di departemen
pengembangan bisnis yang diikuti dengan monitoring bisnis, review laporan
keuangan, RUPS, bagi hasil dan divestasi atau penutupan PPU. Pada tahun 2010 –
2013 atau setelah adanya sistem mutu TQM, proses bisnis mengalami perubahan
yaitu pada proses rekrutmen yang awalnya berada di departemen personalia saja
untuk keseluruhan aspek rekrutmen, kini melibatkan departemen pelatihan dan
departemen pengembangan bisnis. Departemen personalia bertugas dalam proses
rekrutmen dengan menilai atau menyaring CPU dari CV dan karya ilmiah berupa
essay tentang entrepreneur, lalu proses penyaringan selanjutnya dilakukan oleh
departemen pelatihan dengan menerapkan atau memberikan pelatihan budaya
kerja yang dinamakan cocotefasera, proses penyaringan selanjutnya ada di
departemen pengembangan bisnis yaitu penyaringan proposal riset sampai
penyaringan hasil riset dan penyaringan pada proposal bisnis sampai pada

12

implementasi bisnis yang sudah disetujui oleh pihak PPU maupun pihak PT
JDVC sendiri standar proposal riset dapat dilihat pada Lampiran 3 dan standar
proposal bisnis dapat dilihat pada Lampiran 4.
Proses rekrutmen CPU yang ingin mengajukan bisa berasal dari
perseorangan yang memenuhi kualifikasi atau standar mutu yang sudah ditetapkan
oleh pihak manajemen dengan berkoordinasi dengan departemen personalia PT
JDVC. CPU yang akan dibiayai oleh PT JDVC sebelumnya akan melalui tahapan
penyaringan kedalam tiga bagian besar, yang pertama yaitu pada proses rekrutmen
dari departemen personalia, adapun kriteria CV yang harus dipenuhi dalam tahap
ini dapat dilihat pada Lampiran 5.
Dalam proses rekrutmen ini bisa diobservasi pergerakan jumlah data
pelamar sebelum dan setelah diterapkan TQM. Berikut Tabel 3 data pelamar
sebelum dan sesudah diterapkan TQM yakni dari tahun 2007 sampai 2013.
Tabel 3 Data pelamar 2007-2013

Pelamar (CPU)
Diterima (CPU)
Rasio Penerimaan (%)

Sebelum TQM
2007
2008 2009
75
103
95
3
6
0
4.00
5.83
0.00

2010
224
2
0.89

Sesudah TQM
2011
2012
121
367
1
1
0.83
0.27

2013
489
1
0.20

Sumber: PT J Darmawan Venture Capital
Dari data Tabel 3 diatas dapat diuraikan data pelamar sebelum
diterapkannya TQM yaitu tahun dari 2007 sampai dengan 2009 dan data pelamar
setelah diterapkannya TQM yaitu tahun 2010 – 2013. Kategori pelamar dalam
satuan calon pasangan usaha (CPU) yang mengajukan curriculum vitae (CV) dan
karya ilmiah berupa essay mengenai passion seorang pengusaha sepanjang tahun
berjalan, lalu kategori diterima dalam satuan CPU merupakan jumlah CPU yang
lolos dalam tahap proses rekrutmen yang dilaksanakan oleh departemen
personalia ini, sedangkan untuk kategori rasio penerimaan dalam satuan persen
merupakan rasio antara jumah CPU yang diterima dengan jumlah pelamar dalam
tahun berjalan. Tahun 2007 rasio penerimaan CPU sebesar 4.00% sedangkan
tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 5.83%. Untuk tahun 2009 tidak ada
satupun pelamar yang diterima sehingga rasio penerimaannya 0% hal ini
dikarenakan sepanjang tahun 2009 PT JDVC fokus dalam penyusunan sistem
mutu TQM yang akan dijalankan mulai tahun 2010. Setelah diterapkannya TQM
pada tahun 2010, bila dilihat dari tahun 2010 sampai 2013 rasionya lebih kecil
dari sebelum diterapkannya TQM. Dari data diatas dapat diuraikan jumlah
pelamar pada tahun 2010 sebanyak 224 CPU, dengan penerimaan CPU hanya 2
CPU hal ini mengakibatkan rasio penerimaan yang kecil yakni 0.89%. Tahun
berikutnya yaitu tahun 2011 sampai tahun 2013 rasio penerimaannya terus
menurun, yaitu 0.83%, 0.27% dan 0.20% namun jumlah pelamarnya meningkat
yaitu sebanyak 121 CPU, 367 CPU dan 489 CPU dengan jumlah yang diterima
masing-masing 1 CPU setiap tahunnya. Dengan demikian bila dilihat dari tabel
rasio penerimaan PPU semakin tahun semakin menurun terlebih setelah
diterapkannya sistem TQM mengakibatkan penyaringan CPU semakin ketat
dengan harapan semakin membaiknya kualitas CPU yang dihasilkan lebih jauh
lagi harapannya dengan penyaringan yang semakin ketat dapat menghasilkan
PPU yang semakin berkualitas dalam implementasi bisnis kedepannya.

13

Pengaruh TQM Terhadap Tingkat Keberhasilan PPU atau Success Rate
Implementasi bisnis yang dilaksanakan PPU yang berdasar pada proposal
bisnis yang diajukan sebelumnya akan mengalami perubahan baik secara sistem
maupun secara teknis, sebelumnya PT JDVC memiliki visi yaitu membangun
“pemimpin bisnis yang beretika” artinya mampu menjadi pengusaha yang mandiri
dan beretika kedepannya, salah satu tujuan yang menunjang visinya adalah PPU
mampu melakukan divestasi atau dengan kata lain telah cukup dan mampu untuk
menghentikan investasi modal yang diberikan PT JDVC dan selanjutnya
melanjutkan proses bisnis dengan modal yang mandiri. Dalam implementasinya
ada beberapa PPU yang memiliki performa tidak sesuai harapan dari kedua belah
pihak antara PT JDVC maupun dari PPU itu sendiri, maka diputuskanlah lewat
rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk mengambil langkah proses PPU
tersebut. PPU akan dilakukan monitoring secara kinerja bisnis dengan berdasar
pada penerapan 4 aspek balanced score card (BSC) yaitu finance, customer,
internal business procces dan learning and growth. Dalam penentuan keputusan
penutupan PPU aspek keuangan dalam hal ini laporan keuangan masing – masing
PPU disetiap akhir tahunnya akan dievaluasi. Pertumbuhan dari kapasitas modal,
total pendapatan dan keuntungan menjadi faktor utama dalam pertimbangan
penutupan, divestasi atau keberlangsungan kerjasama penyertaan modal PPU,
monitoring pemenuhan strategi BSC dapat dilihat pada Lampiran 6.
Dalam penelitian ini akan dibagi dua dalam pengelompokan monitoring
PPU dari PPU lama atau PPU yang sudah bekerja sama sebelum tahun 2010 atau
sebelum adanya sistem dan implementasi TQM dan PPU baru adalah PPU yang
mulai bekerja sama dari tahun 2010 atau tahun setelah adanya sistem dan
implementasi TQM. Pergerakan jumlah PPU lama periode tahun 2010-2013 dapat
dilihat pada Lampiran 7. Berikut data yang didapat dari hasil observasi mengenai
jumlah dan success rate dari implementasi bisnis PPU lama, berikut Tabel 4
pergerakan jumlah PPU lama tahun 2007 – 2013.
Tabel 4 Pergerakan jumlah PPU lama tahun 2010 - 2013
PPU Lama
No

Tahun

Existing
(PPU)

Divestasi
(PPU)

1
2007
23
1
2
2008
27
1
3
2009
22
0
4
2010
18
0
5
2011
16
1
6
2012
11
1
7
2013
7
0
Sumber: PT J Darmawan Venture Capital

Closed
(PPU)

Current
( PPU )

4
5
4
2
4
3
3

19
22
18
16
12
8
4

Success
Rate
(%)
82.61
81.48
81.82
88.88
75.00
72.72
57.14

Dari data Tabel 4 yang menunjukan pergerakan jumlah PPU tahun 2007 –
2013 diatas dapat dikelompokan berdasarkan tahun berjalan PPU lama, kategori
existing yang berarti jumlah PPU yang ada sepanjang tahun berjalan, lalu kategori
new yaitu PPU yang mulai masuk dan bekerjasama sejak tahun berjalan, kategori

14

divestasi yaitu perusahaan yang dinilai sudah sehat secara keuangan dan mampu
menjadi perusahaan yang lebih mandiri dan melepas kerjasama secara permodalan
dengan PT JDVC, kategori closed yaitu PPU yang telah sepakat untuk melakukan
proses penutupan perusahaan dengan pertimbangan data finansial berupa
kapasitas modal, pendapatan dan keuntungan, dan kategori current yaitu jumlah
PPU existing yang dikurangi dengan jumlah closed PPU ditahun berjalan.
Periode tahun 2007 – 2013 jumlah PPU existing memiliki tren yang semakin
menurun, jumlah tertinggi ada pada tahun 2007 yaitu 23 PPU dan jumlah terkecil
ada pada tahun 2013 yaitu 7 PPU. Untuk kategori divestasi ada pada tahun 2007,
2008, 2011 dan 2012 masing-masing sebanyak 1 PPU. Kategori closed memiliki
variasi yang naik turun pada periode 2010 – 2013 ini, untuk jumlah PPU yang
melakukan proses penutupan terbanyak ada pada tahun 2008 yaitu sebanyak 5
PPU dan jumlah PPU yang melakukan proses penutupan terkecil ada pada tahun
2010 yaitu sebanyak 2 PPU. Untuk kategori current memiliki tren yang menurun
juga dari tahun ke tahunnya, untuk jumlah PPU yang terbanyak ada pada tahun
2008 yaitu sebanyak 22 PPU lalu jumlah terkecil yaitu pada tahun 2013 yaitu
sebanyak 4 PPU. Selanjutnya data diatas akan dibandingkan dengan pergerakan
jumlah PPU baru, berikut data dapat dilihat pada Tabel 5Selanjutnya data diatas
akan dibandingkan dengan pergerakan jumlah PPU baru tahun 2010-2013 yang
dapat dilihat pada Lampiran 8, berikut data dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Pergerakan jumlah PPU baru tahun 2010-2013
PPU Baru
Tahun
No
Berjalan

Existing
(PPU)

Divestasi
(PPU)

1
2010
2
0
2
2011
3
0
3
2012
4
0
4
2013
5
0
Sumber: PT J Darmawan Venture Capital

Closed
(PPU)

Current
( PPU )

0
0
0
0

2
3
4
5

Succes
Rate
(%)
100
100
100
100

Dari data Tabel 5 diatas menunjukan data pergerakan PPU lama dari tahun
2010 – 2013. Periode tahun 2010 – 2013 jumlah PPU existing mengalami tren
yang meningkat jumlah tertinggi ada pada tahun 2013 yaitu 5 PPU dan jumlah
terkecil ada pada tahun 2010 yaitu 2 PPU. Untuk PPU baru pada tahun 2010 –
2013 tidak ada PPU yang divestasi maupun closed. Untuk kategori current
memiliki tren yang meningkat dari tahun ke tahunnya seiring dengan existing
PPU, jumlah tertinggi ada pada tahun 2013 yaitu 5 PPU dan jumlah terkecil ada
pada tahun 2010 yaitu 2 PPU. Berikut data pergerakan success rate dan laju
pertumbuhan PPU lama dan PPU baru dapat dilihat pada Gambar 4.

15

100
P e r s e n t a s e (%)

80
60
40
20
0
-20
-40
-60
2007

2008

2009

2010
2011
2012
2013
Tahun
Gambar 4 Success rate ( % ) dan laju pertumbuhan ( % / tahun ) pada PPU lama
periode tahun 2007 – 2013 PT J Darmawan Venture Capital.
Success rate PPU lama
Laju pertumbuhan PPU lama
Ket:
Success rate PPU baru

Laju pertumbuhan PPU baru

Dari Gambar 4 diatas dapat dilihat mengenai pergerakan dari success rate
dan laju pertumbuhan. Success rate sendiri yaitu rasio antara jumlah PPU closed
dibagi dengan jumlah PPU existing dan divestasi pada masing – masing tahun
berjalan sedangkan laju pertumbuhan adalah selisih jumlah PPU dari tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya dan dibagi dengan jumlah PPU pada tahun
berjalan lalu dikali 100%. Pada periode tahun 2010 – 2013 tren success rate untuk
kategori PPU baru cenderung tetap yaitu pada angka 100% hal ini dikarenakan
Jumlah PPU yang ada atau existing sama dengan jumlah PPU yang bertahan atau
current namun bila dilihat pergerakan laju pertumbuhan angka tertinggi yaitu laju
pertumbuhan jumlah PPU dari tahun 2010 yang berjumlah 2 PPU ke tahun 2011
berjumlah 3 PPU sehingga mengalami pertumbuhan sebesar 50%. Pergerakan
success rate PPU lama selama periode tahun 2007 – 2013 mengalami tren yang
menurun, titik tertinggi ada pada tahun 2010 yaitu mencapai 88.88% lalu
pencapain success rate menurun pada titik terendah di tahun 2013 yaitu pada titik
57.14%. Bila dilihat dari laju pertumbuhan PPU lama memiliki tren yang
cenderung negatif diantaranya angka laju pertumbuhan tertinggi yaitu dari tahun
2007 dengan jumlah 23 PPU ke tahun 2008 berjumlah 27 PPU sehingga memiliki
angka laju pertumbuhan sebesar 17% namun dari tahun 2012 dengan jumlah 11
PPU ke tahun 2013 dengan jumlah 7 PPU mengakibatkan angka laju pertumbuhan
ada pada titik terendah yaitu -36% artinya mengalami penurunan jumlah PPU
karena nilai laju pertumbuhannya negatif. Tren nilai rasio success rate dan laju
pertumbuhan yang menurun ini seiring dengan jumlah PPU lama dari tahun ke
tahun semakin menurun karena jumlah PPU yang melakukan proses penutupan
semakin meningkat, hal – hal lebih lanjut mengenai sebab–akibat dari penutupan
PPU lama akan dibahas dengan diagram sebab-akibat yang didahului dengan
brainstorming peneliti dengan pihak terkait.

16

Paired sample T-test
Paired sample T-test ini menggunakan data pergerakan angka pemenuhan
BSC pada PPU lama periode tahun 2010 dan 2013. Data yang digunakan berupa
Jumlah angka pemenuhan BSC dari tiga aspek yaitu customer, internal business
process dan learning & growth. Berdasarkan hasil analisis uji Paired sampel Ttest didapatkan hasil bahwa nilai pada masing-masing aspek angka pemenuhan
BSC PPU lama dan PPU baru yang meliputi tiga aspek BSC yaitu customer,
internal business process tidak signifikan antara angka pemenuhan BSC PPU
lama tahun 2010 dan 2013. Seperti terlihat pada Tabel 6 mengenai hasil analisis
uji t sampel bebas pada tahun 2010 dan 2013.
Tabel 6 Data uji paired sample T-test
Tahun
Sig. T

Paired Difference
Mean
Std. Dev
2010 & 2013
0.007
19.00
5.831
Dapat dilihat pada Tabel 6 berdasarkan hasil analisis uji Paired sampel Ttest dengan alpha 0.01 menunjukan bahwa angka pemenuhan BSC PPU lama
tahun 2010 dan 2013 secara keseluruhan menunjukan nilai signifikansi yaitu
0.007 > 0.01. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang diartikan adanya
perbedaan yang signifikan antara angka pemenuhan BSC PPU lama pada tahun
2010 dengan tahun 2013. Rentang nilai rata-rata secara keseluruhan 19.00 pada
periode 2010 - 2013. Hasil analisis uji t dapat dilihat secara keseluruhan pada
lampiran 9.
Faktor Penghambat Utama dan Rekomendasi Strategi Pengembangan Bisnis
Dalam analisis faktor – faktor penghambat utama untuk implemetasi sistem
mutu TQM ada beberapa alat analisis yang digunakan diantaranya brainstorming,
diagram sebab-akibat dan diagram pareto. Brainstorming yang dilakukan di PT
JDVC melibatkan satu orang manajer departemen pengembangan bisnis, satu
orang supervisor departemen pengembangan bisnis, satu orang operasional
departemen pengembangan bisnis, lima orang account executive. kegiatan
brainstorming dilakukan di ruang pertemuan yang berlangsung selama 60 menit.
dari hasil brainstorming tersebut diperoleh berbagai macam pendapat mengenai
penyebab terjadinya tren success rate menurun pada PPU lama. pendapat –
pendapat hasil brainstorming dapat dilihat pada lampiran 10. Berdasarkan teknik
brainstorming yang telah dilakukan oleh PT JDVC, maka dihasilkan suatu
kesepakatan mengenai penyebab utama terjadi tren success rate yang menurun
pada PPU lama. Untuk mengetahui penyebab – penyebab pendukung, maka perlu
dilakukan pembuatan diagram sebab – akibat. Pembuatan diagram sebab akibat
dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu akibat yang merupakan “kepala
ikan” pada sisi sebelah kanan diagram. Akibat yang dimaksudkan disini adalah
penyebab tren success rate yang menurun pada PPU lama. Setelah itu, tentukan
faktor utama yang menjadi penyebab dari akibat. Faktor utama dapat digolongkan
menjadi 5 faktor yaitu manajemen, manusia, mesin, metode dan uang. Diagram
sebab – akibat tren success rate yang menurun pada PPU lama dapat dilihat pada
Gambar 5.

17

Metode

Manusia

PPU Kurang
kooperatif

Strategi Bisnis
Tidak Berjalan
Sesuai rencana

Tidak ada
Training Berkala

Bukan
Prioritas
PPU

Komitmen Pimpinan
PPU Kurang

Business Review kurang maksimal
Tidak di
Evaluasi
Peran AE kurang
oleh PPU
Maksimal
Implementasi
Kinerja
BSC tidak sesuai
Karyawan
kurang baik
Kurang
Kurang paham
Sarana &
Jobdesc dan Goal
Prasarana
Rendahnya rasa memiliki PPU

Tidak ada
Audit berkala

Implementasi budaya
belum sempurna
Menutup Komunikasi
Dengan JDC

RAT PPU
Tidak tepat
sasaran
Implementasi BSC
Masih sekedar
formalitas

Uang

Pesaing dan STP
Tidak dianalisis

Pemasaran
Terus menurun
Bergantung pada single Customer

Internal
Manajemen
Belum siap

Perluasan Pasar Lamban

Manajemen

Penggunaan
Teknologi
Lama
Belum melakukan
Riset Teknologi
Belum mau
Beralih ke
Teknologi
lain

Mesin

Gambar 5 Diagram sebab akibat tren success rate menurun pada PPU lama

Tren success rate menurun
pada PPU lama

18

Dari Gambar 5 diagram sebab-akibat diatas dapat dilihat bahwa ada lima
faktor utama penyebab tren success rate menurun pada PPU lama yaitu faktor
manusia, metode, manajemen, mesin dan uang. Faktor manusia yaitu komitmen
pimpinan atau pemimpin PPU yang masih kurang menjadi faktor penghambat.
Pada faktor metode yaitu strategi bisnis tidak berjalan sesuai rencana hal ini
dikarenakan tidak adanya audit berkala dan tidak adanya evaluasi implementasi
BSC. Pada faktor uang yaitu alokasi rencana anggaran tahunan (RAT) yang tidak
tepat sasaran hal ini dikarenakan pada saat penentuan strategi PPU berdasarkan
BSC masih dianggap hanya sekedar formalitas terutama BSC dalam aspek
keuangan. Pada faktor manajemen yang menjadi faktor pendukung adalah aspek
manajemen pemasaran yang semakin turun menurun setiap tahunnya hal ini
dikarenakan PPU tidak membuat strategi mengenai pesaing dan perancangan STP
(Segmentasi, Targeting dan Positioning). Pada faktor terakhir yaitu pada fakor
mesin yaitu penyebab dari penggunaan teknologi lama yang disebabkan oleh
belum mau beralih ke teknologi modern yang belum ujicoba dan belum terbukti
kualitas dan kapasitas produksinya. Berikut Tabel 7 mengenai faktor penyebab
tren success rate menurun pada PPU lama.
Tabel 7 Frekuensi faktor penghambat utama tren success rate PPU lama yang
menurun
Jumlah
Presentase Kumulatif
No
Faktor Penghambat Utama
( unit )
(%)
(%)
1 Komitmen pimpinan PPU kurang
6
50
50
2 Strategi bisnis tidak sesuai rencana
4
33
83
3 Pemasaran menurun
1
8
92
4 RAT PPU tidak tepat sasaran
1
8
100
Total
12
100
Pada Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi faktor penghambat
utama tren success rate PPU lama yang menurun ada 4 yaitu: komitmen pimpinan
PPU kurang, strategi bisnis tidak sesuai rencana, pemasaran menurun dan RAT
PPU tidak tepat sasaran.

19

Diagram Pareto
Berdasarkan data dari diagram sebab-akibat diatas maka dapat disusun
sebuah diagram pareto dengan ukuran 80 : 20 seperti terlihat pada Gambar 6
berikut:

12

Jumlah ( unit )

10

80

8
60
6
40
4
20

2
0

Persentase Kumulatif (% )

100

0
Komitmen
pimpinan PPU
kurang

Strategi bisnis
tidak sesuai
rencana

Pemasaran
menurun

RAT PPU tidak
tepat sasaran

Faktor Penghambat Utama

Gambar 6 Diagram pareto faktor penghambat utama penutupan pada PPU lama
Dari Gambar 6 diagram pareto diatas dapat dilihat faktor – faktor
penghambat dalam implementasi TQM yang menyebabkan terjadinya proses
penutupan PPU lama di PT JDVC, ada 4 faktor penghambat utama dalam
implementasi TQM PPU lama atau yang mulai bergabung sebelum ada sistem
TQM dari tahun 2007 – 2009 diantaranya adalah komitmen pimpinan kurang,
strategi bisnis tidak sesuai rencana, pemasaran menurun dan RAT PPU tidak tepat
sasaran. Dari hasil penjumlahan faktor penghambat utama lalu dihitung persentase
dari keseluruhan dapat dilihat bahwa RAT PPU tidak tepat sasaran dan pemasaran
menurun memiliki jumlah dan persentase yang sama yaitu 1 PPU dan 8% lalu
strategi bisnis tidak sesuai rencana memiliki jumlah 4 PPU dengan persentase
sebesar 33% dan yang terakhir adalah komitmen pimpinan yang kurang memiliki
jumlah dan persentase tertinggi yaitu 6 PPU dengan jumlah 50%. Dengan
demikian dapat kita lihat dari diagram pareto mengenai pergerakan dari persentase
kumulatif dari masing – masing faktor penghambat utama, dengan menggunakan
asas 80:20 maka secara kumulatif angka 80% tercapai di kategori faktor
penghambat komitmen pimpinan kurang sebesar 50% dan strategi bisnis yang
tidak sesuai rencana sebesar 33% sehingga jumlah 83%. Faktor penghambat
keduanya akan menjadi fokus bagi PT JDVC dalam upaya menekan jumlah
penutupan PPU dan meningkatkan tren success rate secara keseluruhan PPU.
Dengan pene