Pengaruh Penerapan Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Pantja Surya

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PADA PT PANTJA SURYA

OLEH:

NAMA : HARIATI SUSANTI PANE NIM : 060503056

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyataan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Pantja Surya” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Maret 2010

Yang membuat pernyataan,

Hariati Susanti Pane NIM: 060503056


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajemen pada PT. Pantja Surya.”

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak tang telah banyak membantu selama penulis penulisan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi,Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si,Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi,

3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA,Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu DR. Erlina, SE, M.Si,Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Bapak Drs. Firman Syarif, MSi,Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II atas saran-sarannya.

5. Bapak Pimpinan PT Pantja Surya, Bapak Yahya W. dan Bapak M. Hutagaol. Terima kasih atas kerjasama dan bantuannya.


(4)

6. Kedua orang tua penulis, Bapak Panahatan Pane, S.Pd dan Mama Murnia Gultom, S.Pd. Terima kasih atas semua kasih sayang, doa, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan. Terima kasih kepada abang penulis Tulus Fery B. Pane, S.Pd dan adik penulis Setia Lestari Pane atas semua perdebatan, masukan, doa, dan semangat yang telah mewarnai hari-hari penulis.

7. Kekasih penulis tersayang, Gandhi Simanjuntak yang selalu mendukung dan mendoakan penulis serta telah mengisi hari-hari penulis dengan indah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

8. Teman-teman seangkatan penulis yang ikut berperan serta dalam mensukseskan penelitian ini menjadi skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Maret 2010 Peneliti,

Hariati Susanti Pane NIM: 060503056


(5)

ABSTRAK

Penggunaan Total Quality Management (TQM) sebagai pengukur peningkatan kinerja manajemen sudah semakin luas digunakan. Hal ini terjadi karena banyaknya kesuksesan implementasi TQM dalam meningkatkan kinerja manajemen perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara TQM dengan 10 subvariabel yang diteliti, yaitu: fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Penelitian ini dilakukan di PT PANTJA SURYA dengan jenis penelitian assosiatif kausal. Teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Data yang digunakan diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 30 karyawan perusahaan yang berada di level menengah dan level bawah manajemen. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Pengujian kualitas data yang digunakan adalah validitas data dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t), dan adjusted R square.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajemen. TQM juga tidak berpengaruh terhadap kinerja manajemen secara parsial. Kinerja manajemen tidak dapat dijelaskan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.


(6)

ABSTRACT

The used of Total Quality Management (TQM) as a tool for measuring management performance has been used by world wide. This caused by the successful of the implementation of TQM in increasing management performance. This research is done to investigate whether there is the correlation between TQM – in this case using 10 sub variable: focus on customer, obsession on qua lity, scientific approachment, long time commitment, teamwork, continous improvement system, learning and training, controlled freedom. unity of purpose and the involvement and empowerment of employee – and managerial performance or not.

This research was done in PT. PANTJA SURYA with causal assosiative as the kind of the research. Technic that being used in defined research object was sensus. The data that being used in this research received from questionnaires sprading to 30 employees who was in middle and low level management in the company. Analysis model that being used was multiple regression. Data quality was tested by using validity and reliability test. Classic assumption tests that being used were normality test, multicolinearity test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were simultan test (F- test), partial test (t – test), and adjusted R square.

The result of this research showed that TQM didn’t influence management performance simultanly. TQM also didn’t influence management performance partially. Management performance can not be explained by focus on customer, obsession on quality, scientific approachment, long time commitment, teamwork, continous improvement system, learning and training, controlled freedom. unity of purpose and the involvement and empowerment of employee.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management ... 7

1. Pengertian Total Quality Management ... 7

2. Perbedaan TQM dengan Metode Manajemen Lainnya………..8

3. Prinsip TQM………..9

4. Karakteristik Total Quality Management ... 10


(8)

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajemen ... 13

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 16

1. Kerangka Konseptual... 16

2. Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19

B. Jenis Data dan Sumber Data... 19

C. Teknik Penentuan Objek Penelitian... 19

D. Teknik Pengumpulan Data ... 20

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 21

F. Pengujian Kualitas Data ... 22

G. Uji Asumsi Klasik. ………...23

H. Model Analisis Data ... 25

I. Pengujian Hipotesis... 26

J. Jadwal dan Waktu Penelitian ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT Super Andalas Steel ... 29

B. Analisis Hasil Penelitian ... 29

1. Analisis Statistik Deskriptif……… .. 30


(9)

3. Pengujian Reliabilitas Variabel ... 41

4. Hasil Uji Multikolinearitas... 45

5. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 47

6. Hasil Uji Normalitas Data ... 48

7. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 50

8. Hasil Pengukuran Adjusted R2 ... 53

9. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji – F) ... 55

10. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji – t) ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Keterbatasan Penelitian……… 60

C. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Table 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu………...14

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 28

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif……… . 30

Tabel 4.2 Validitas Instrumen Fokus pada Pelanggan (Pengujian I) ... 33

Tabel 4.3 Validitas Instrumen Fokus pada Pelanggan (Pengujian II) ... 33

Tabel 4.4 Validitas Instrumen Obsesi Terhadap Kualitas (Pengujian I) ... 34

Tabel 4.5 Validitas Instrumen Obsesi Terhadap Kualitas (Pengujian II) ... 35

Tabel 4.6 Validitas Instrumen Pendekatan Ilmiah ... 35

Tabel 4.7 Validitas Instrumen Komitmen Jangka Panjang Perbaikan……... 36

Tabel 4.8 Validitas Instrument Kerjasama Tim………. 36

Tabel 4.9 Validitas Instrumen Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan37 Tabel 4.10 Validitas Instrumen Pendidikan dan Pelatihan... 37

Tabel 4.11 Validitas Instrument Kebebasan yang Terkendali………. 38

Table 4.12 Validitas Instrument Kesatuan Tujuan……….……. 38

Tabel 4.13 Validitas Instrumen Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (Pengujian I) ... 39

Tabel 4.14 Validitas Instrumen Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (Pengujian II)... 39

Tabel 4.15 Validitas Instrumen Kinerja Manajemen (Pengujian I) ... 40


(11)

Tabel 4.17 Reliability Statistics Fokus Pada Pelanggan ... 41

Tabel 4.18 Reliability Statistics Obsesi Terhadap Kualitas ... 42

Tabel 4.19 Reability Statistics Pendekatan Ilmiah………... 42

Tabel 4.20 Reability Statistics Komitmen Jangka Panjang………..42

Tabel 4.21 Reliability Statistics Kerjasama Tim ... 43

Tabel 4.22 Reliability Statistics Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan ... 43

Tabel 4.23 Reliability Statistics Pendidikan dan Pelatihan ... 44

Tabel 4.24 Reability Statistics Kebebasan yang Terkendali……… 44

Tabel 4.25 Reability Statistics Kesatuan Tujuan………...44

Tabel 4.26 Reliability Statistics Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan . 45 Tabel 4.27 Reliability Statistics Kinerja Manajerial ... 45

Tabel 4.28 Colinearity Statistics ... 46

Tabel 4.29 One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test ... 49

Tabel 4.30 Variables Entered/ Removed ... 50

Tabel 4.31 Regresi Linear Berganda... 51

Tabel 4.32 Model Summary ... 54

Tabel 4.33 Hasil Uji – F ... 56


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 16

Gambar 4.1 Scatterplot ... 47

Gambar 4.2 Histogram ... 48


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Struktur Organisasi PT Super Andalas Steel ... 64

Lampiran ii Lembar Kuesioner ... 71

Lampiran iii Tabulasi Hasil Kuesioner Fokus Pada Pelanggan ... 65

Lampiran iv Tabulasi Hasil Kuesioner Obsesi Terhadap Kualitas ... 78

Lampiran v Tabulasi Hasil Kuesioner Pendekatan Ilmiah ... 79

Lampiran vi Tabulasi Hasil Kuesioner Komitmen Jangka Panjang ... 80

Lampiran vii Tabulasi Hasil Kuesioner Kerjasama Tim ... 81

Lampiran viii Tabulasi Hasil Kuesioner Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan ... 82

Lampiran ix Tabulasi Hasil Kuesioner Pendidikan dan Pelatihan ... 83

Lampiran x Tabulasi Kebebasan yang Terkendali ... 84

Tabulasi xi Tabulasi Kesatuan Tujuan ... 85

Lampiran xii Tabulasi Hasil Kuesioner Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan ... 86

Lampiran xiii Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja Manajerial ... 87

Lampiran xiv Reliability Fokus Pada Pelanggan ... 89

Lampiran xv Reliability Obsesi Terhadap Kualitas ... 92

Lampiran xvi Reliability Pendekatan Ilmiah ... 95

Lampiran xvii Reliablity Komitmen Jangka Panjang... 96


(14)

Lampiran xix Reliability Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan .... 99

Lampiran xx Reliability Pendidikan dan Pelatihan ... 100

Lampiran xxi Reliability Kebebasan yang Terkendali ... 101

Lampiran xxii Reability Kesatuan Tujuan ... 102

Lampiran xxiii Reliability Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan ... 103

Lampiran xxiv Reliability Kinerja Manajemen ... 106

Lampiran xxv Statistik Deskriptif……… ... 109

Lampiran xxvi Regression ... 110

Lampiran xxvii Histogram ... 112

Lampiran xxviii Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 113

Lampiran xxix One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 114

Lampiran xxx Scatterplot ... 115


(15)

ABSTRAK

Penggunaan Total Quality Management (TQM) sebagai pengukur peningkatan kinerja manajemen sudah semakin luas digunakan. Hal ini terjadi karena banyaknya kesuksesan implementasi TQM dalam meningkatkan kinerja manajemen perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara TQM dengan 10 subvariabel yang diteliti, yaitu: fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Penelitian ini dilakukan di PT PANTJA SURYA dengan jenis penelitian assosiatif kausal. Teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Data yang digunakan diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 30 karyawan perusahaan yang berada di level menengah dan level bawah manajemen. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Pengujian kualitas data yang digunakan adalah validitas data dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t), dan adjusted R square.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajemen. TQM juga tidak berpengaruh terhadap kinerja manajemen secara parsial. Kinerja manajemen tidak dapat dijelaskan oleh fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.


(16)

ABSTRACT

The used of Total Quality Management (TQM) as a tool for measuring management performance has been used by world wide. This caused by the successful of the implementation of TQM in increasing management performance. This research is done to investigate whether there is the correlation between TQM – in this case using 10 sub variable: focus on customer, obsession on qua lity, scientific approachment, long time commitment, teamwork, continous improvement system, learning and training, controlled freedom. unity of purpose and the involvement and empowerment of employee – and managerial performance or not.

This research was done in PT. PANTJA SURYA with causal assosiative as the kind of the research. Technic that being used in defined research object was sensus. The data that being used in this research received from questionnaires sprading to 30 employees who was in middle and low level management in the company. Analysis model that being used was multiple regression. Data quality was tested by using validity and reliability test. Classic assumption tests that being used were normality test, multicolinearity test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were simultan test (F- test), partial test (t – test), and adjusted R square.

The result of this research showed that TQM didn’t influence management performance simultanly. TQM also didn’t influence management performance partially. Management performance can not be explained by focus on customer, obsession on quality, scientific approachment, long time commitment, teamwork, continous improvement system, learning and training, controlled freedom. unity of purpose and the involvement and empowerment of employee.


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan usaha semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perkembangan usaha tersebut dapat dilihat dengan banyaknya berdiri perusahaan-perusahaan baru yang memiliki kualitas produk yang baik dan juga disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa keuntungan yang maksimum merupakan tujuan utama berdirinya perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan keuntungan.

Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan tentunya tidak hanya merupakan hasil pekerjaan oleh satu orang saja, tetapi merupakan hasil karya dari banyak orang yang berusaha untuk membuat produk-produk yang dapat disenangi oleh konsumen. Produk yang disenangi oleh konsumen adalah produk yang memiliki mutu yang baik, kemasan yang menarik, dan juga harga yang relatif dapat terjangkau. Hal ini berarti perusahaan harus bekerja bersama-sama agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas.

“Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan masyarakat” (Sumarni, 2006 : 5). Pernyataan ini secara tersirat menyatakan bahwa orang harus memiliki alat yang dapat mendukung kinerja perusahaannya agar dapat bertahan.


(18)

Untuk dapat membuat produk yang memiliki mutu yang baik, perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu, perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan memecahkan masalah. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut adalah TQM (Total Quality Management). Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yaitu bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM. Asal muasal TQM dan alasan pendiriannya berbeda dengan inovasi manajemen dan organisasi yang lain yang tumbuh setelah periode Perang Dunia II, seperti management by objectives (MBO), time based management, dan strategic management of core competences. Perbedaannya antara lain Kebanyakan konsep dan teknik dalam manajemen keuangan, pemasaran, manajemen strategik, dan desain organisasi berasal dari Amerika Serikat dan kemudian tersebar ke seluruh dunia sebaliknya TQM semula berasal dari Amerika Serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang dan kemudian berkembang ke Amerika Utara dan Eropa. Selain itu, sebagian besar teori dan teknik manajemen berasal dari ilmu-ilmu sosial sedangkan dasar teoritis dari TQM adalah statistika yang didasarkan pada sampling dan analisis varians (Fandy dan Anastasia, 2003 : 10).


(19)

Menurut Garrison (2000 : 17)” ada dua karakteristik utama dari TQM (Total Quality Management) yaitu, fokus pada pelayanan konsumen dan pemecahan masalah secara sistematik dengan menggunakan tim yang ada di garda depan”

Penerapan TQM dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus maka perusahaan dapat meningkatkan laba melalui 2 rute. Rute pertama, yaitu rute pasar. Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. Sedangkan rute kedua, perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkuang. Dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat.

Apabila suatu organisasi menerapkan TQM dengan cara sebagaimana mereka melaksanakan inovasi manajemen lainnya, atau bahkan bila mereka menganggap TQM sebagai obat ajaib atau alat penyembuh yang cepat, maka usaha tersebut telah gagal semenjak awal. TQM merupakan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus.


(20)

Ada 10 karakteristik TQM (Total Quality Management) yang mempengaruhi kinerja manajer yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Penelitian ini merupakan replika dari penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2009). Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Dewi terletak pada variable independen. Peneliti terdahulu menggunakan enam dari sepuluh karakteristik TQM, yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dalam Dewi (2009) bahwa fokus pada pelanggan, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh baik secara simutan maupun parsial terhadap kinerja management dan disarankan agar perusahaan lebih sering mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi para karyawan.

Sedangkan peneliti menggunakan sepuluh karakteristik TQM yaitu, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Penelitian ini dilakukan di PT Pantja Surya. Alasan penulis memilih perusahaan ini adalah karena pada penelitian terdahulu yang menjadi objek


(21)

penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang besar sehingga penulis ingin mengetahui apakah perusahaan kecil juga telah menerapkan TQM yang berpengaruh pada usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja manajernya. Atas dasar hal tersebut di atas, penulis memilih judul “Pengaruh Penerapan Total Quality Management terhadap Kinerja Management pada PT Pantja Surya”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : apakah penerapan TQM berpengaruh terhadap kinerja manajemen pada PT Pantja Surya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan TQM terhadap kinerja manajemen pada PT Pantja Surya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Untuk peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh TQM terhadap kinerja manajemen.


(22)

2) Untuk perusahaan, sebagai bahan masukan dalam melakukan kontrol terhadap manajemen perusahaan untuk perbaikan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.

3) Untuk pihak lain, sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya tentang pengaruh TQM terhadap kinerja manajemen.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM)

1. Pengertian Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan dengan berhasil pada setiap jenis organisasi. Menurut Soewarso (1996 : 1) definisi “TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukan organisasi, memperbaiki semua proses penting dalam organisasi, dan memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan waktu akan datang”.

TQM menghendaki komitmen total dari manajemen dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Sukses tidaknya implementasi TQM sangat ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan untuk merealisasikannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa TQM adalah suatu alat yang digunakan oleh manajemen suatu perusahaan yang melibatkan seluruh personel dalam perusahaan dalam melakukan perbaikan secara terus-menerus atas produk, pelayanan, lingkungan yang berhubungan dengan produk perusahaan, dan manajemen perusahaan melalui metode ilmiah yang inovatif.


(24)

2. Perbedaan TQM dengan Metode Manajemen Lainnya

Menurut Fandy dan Anastasia (2003 : 10), ada 4 (empat) perbedaan pokok antar TQM dengan metode manajemen lainnya, yaitu :

a. Asal intelektualnya

Sebagian besar teori dan teknik manajemen berasal dari ilmu-ilmu sosial. Sementara itu dasar teoritis dari TQM adalah statistika. Inti dari TQM adalah Pengendalian Proses Statistikal (SPC / Statistical Process Control) yang didasarkan pada sampling dan analisis varians.

b. Sumber Inovasinya

Bila sebagian besar ide dan teknik manajemen bersumber dari sekolah bisnis dan perusahaan konsultan manajemen terkemuka, maka inovasi TQM sebagian besar dihasilkan oleh para pionir yang pada umumnya adalah insinyur teknik industri dan ahli fisika .

c. Asal Negara Kelahirannya

Kebanyakan konsep dan teknik dalam manajemen keuangan, pemasaran, manajemen strategik, dan desain organisasi berasal dari Amerika Serikat dan kemudian tersebar ke seluruh dunia. Sebaliknya TQM semula berasal dari Amerika Serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang.

d. Proses Diseminasi atau Penyebaran

Penyebaran sebagian besar manajemen modern bersifat hirarkis dan top-down. Dalam implementasi TQM, penggerak utamanya tidaklah


(25)

selalu CEO (Chief Executive Officer), tetapi seringkali malah manajer departemen atau manajer divisi.

3. Prinsip TQM

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesisifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.

Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia,setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

Perusahaan dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis


(26)

dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

4. Karakteristik Total Quality Management

Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005: 22).

a. Fokus Pada Pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. b. Obsesi terhadap Kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi dengan kua litas, maka berlaku prinsip ‘good enough is never good enough’.

c. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

d. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. e. Kerjasama Tim (Teamwork)

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar


(27)

daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

f. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.

g. Pendidikan dan Pelatihan

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.

h. Kebebasan yang Terkendali

Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.

i. Kesatuan Tujuan

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.

j. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.


(28)

5. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan TQM

TQM merupakan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang membutuhkan perubahan total atas paradigm manajemen tradisional, komitmen jangka panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus. Selain dikarenakan usaha pelaksanaan yang setengah hati dan harapan-harapan yang tidak realistis, ada pula beberapa kesalahan yang secara umum dilakukan pada saat organisasi memulai inisiatif perbaikan kualitas. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan antara lain:

a. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya dimulai dari pihak manajemen dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila tanggung jawab tersebut didelegasikan kepada pihak lain (misalnya kepada pakar yang digaji) maka peluang terjadinya kegagalan sangat besar.

b. Proses Penyebarluasan

Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan mengembangkan rencana untuk menyatukannya ke dalam seluruh elemen organisasi. Seharusnya pengembangan inisiatif tersebut melibatkan para manajer, serikat pekerja, pemasok, dan bidang produksi lainnya, karena usaha itu meliputi pemikiran mengenai struktur, penghargaan, pengembangan keterampilan, pendidikan, dan kesadaran. c. Harapan yang Terlalu Berlebihan dan Tidak Realistis

Bila hanya mengirim karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa hari, bukan berarti telah membentuk keterampilan mereka. Masih


(29)

dibutuhkan waktu untuk mendidik, mengilhami dan membuat para karyawan sadar akan pentingnya kualitas.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajemen

Kinerja dapat diartikan sebagai “penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu perusahaan, bagian dari perusahaan dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya” (Lubis, 2005 : 21). Menurut Donnelly, Gibson, dan Ivan Cerich dalam Rivai (2005 : 15) “ kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. “Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumberdaya organisasi” (Richard, 2002 : 1).

Manajemen merupakan teknik yang dilakukan dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan penentuan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi dan penetapan tugas dan alokasi sumberdaya untuk mencapai tujuan tersebut. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berkaitan dengan penetapan dan pengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen dan pengalokasian sumberdaya ke berbagai departemen. Kepemimpinan adalah fungsi manajemen yang melibatkan penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan meraih sasaran organisasi. Dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang


(30)

berhubungan dengan pemantauan aktivitas-aktivitas karyawannya, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran-sasarannya, dan membuat koreksi jika perlu.

Tanggung jawab akhir para manajer adalah mencapai kinerja (performance) yang tinggi, yang merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan menggunakan berbagai sumberdaya dengan cara yang efisien dan efektif. Para manajer bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai tujuan, memonitor dan mengintepretasikan lingkungan eksternal, dan membuat keputusan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi. Mereka memandang masa depan dalam jangka panjang dan memperhatikan tren-tren lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari organisasi.

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 1.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama

Peneliti

Judul Variabel Penelitian

Hasil Peneltian 1. Dewi

Maya Sari (2009) Pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja manajerial pada PT Super Andalas Steel Variabel independen (TQM) terdiri dari enam subvariabel yang diteliti yaitu, fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa TQM tidak

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial. TQM juga tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara parsial. Kinerja manajerial tidak dapat dijelaskan oleh fokus pada


(31)

karyawan. Variabel dependennya yaitu kinerja manajerial.

terhadap kualitas, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

2. Yan Saputra Saragih (2008) Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Variabel independennya adalah Total Quality Management, dan variabel dependennya adalah partisipasi anggaran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial dimana terdapat hubungan yang tidak searah diantara keduanya.Secara bersamaan TQM dan partisipasi anggaran berpengaruh

signifikan terhadap kinerja manajerial. 3. Zulaika

(2008) Pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja manajemen pada PT PP Lonsum, Indonesia

Variabel

independen (TQM) terdiri dari empat subvariabel yang diteliti, fokus pada pelanggan, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.Variabel dependennya yaitu kinerja manajemen.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa TQM berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajemen. Tetapi jika dilihat secara parsial, variable fokus pada pelanggan serta pendidikan dan pelatihan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajemen.


(32)

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

TQM dapat memperbaiki kinerja manajemen dalam perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Fokus pada pelanggan berarti setiap produk yang dihasilkan perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Orientasi pada pelanggan tersebut akan merangsang manajer untuk meningkatkan kinerjanya agar menghasilkan produk yang bermutu untuk memuaskan pelanggan.

Obsesi terhadap kualitas merupakan sikap tidak pernah puas akan kualitas dari produk yang dihasilkan. Peningkatan kualitas produk juga dapat mengurangi biaya kualitas yang dapat menurunkan laba. Apabila sikap ini dapat ditanamkan di benak para manajer, maka kinerja para manajer akan meningkat karena mereka ingin tetap menghasilkan produk yang bermutu tinggi.

Pendekatan ilmiah diperlukan dalam rangka mendesain pekerjaan. Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan desain maslah juga berkaitan dengan pendekatan ilmiah.

Komitmen jangka panjang merupakan perencanaan perusahaan di masa mendatang. Para manajer dan karyawan bekerja sama untuk melaksanakan rencana tersebut sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Kerjasam tim merupakan cermin integritas perusahaan. Hubungan yang baik diantara anggota tim harus dijalin, dibina, dan dijaga. Kekompakan dalam melakukan aktivitas perusahaan akan meningkatkan kinerja manajemen perusahaan karena mereka merasa dapat diandalkan.


(33)

Perbaikan sistem secara berkesinambungan harus dilakukan perusahaan seiring dengan perkembangan informasi dan kebutuhan pelanggan. Perbaikan secara berkala di segala bidang yang rutin dilakukan perusahaan dapat meningkatkan kinerja manajerial karena perbaikan yang dilakukan dapat mempermudah kerja manajer.

Pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan oleh para manajer untuk memperbaharui pengetahuan mereka tentang masing-masing bidang yang mereka tangani. Pendidikan dan pelatihan membuat para manajer semakin ahli di bidangnya.

Kebebasan yang terkendali dilakukan terhadap metode-metode pelaksanaan setiap proses tertentu. Dalam hal ini karyawan yang melakukan standarisasi proses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk meyakinkan setiap orang agar bersedia mengikuti prosedur standar tersebut.

Kesatuan tujuan diperlukan sebagai salah satu alat dalam mencapai tujuan perusahaan. Setiap individu yang ada dalam perusahaan memiliki satu tujuan sejak awal yaitu memajukan dan mensukseskan perusahaan dalam segala hal.

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan membuat karyawan memiliki andil dalam setiap keputusan dan aktivitas yang dilakukan perusahaan. Hal ini membuat karyawan merasa memiliki perusahaan.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan TQM akan meningkatkan kinerja manajemen perusahaan. Gambaran tersebut dapat divisualisasikan melalui kerangka di bawah ini.


(34)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Total Quality Management

2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dirumuskan diatas, maka hipotesis penelitian yang akan diuji adalah karakteristik dari TQM yang terdiri dari fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap kinerja manajemen pada PT Pantja Surya.

Obsesi terhadap kualitas (X2)

Fokus pada pelanggan (X1)

Pendekatan ilmiah (X3)

Komitmen jangka panjang (X4)

Kerjasama tim (teamwork) (X5)

Kinerja Manajemen pada

PT. Pantja Surya

(Y) Perbaikan sistem secara berkesinambungan (X6)

Pendidikan dan pelatihan (X7)

Kebebasan terkendali (X8)

Kesatuan tujuan (X9)


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah assosiatif kausal, dimana terjadi hubungan sebab akibat diantara dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah TQM dan variabel dependennya adalah kinerja manajerial.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan. Misalnya data yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner yang diberikan kepada pihak manajemen dan karyawan PT Pantja Surya.

2. Data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di perusahaan. Misalnya, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, laporan dan data kelengkapan lainnya.

C. Teknik Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah karyawan pada middle management level


(36)

Keseluruhan populasi pada penelitian ini merupakan data bagi penelitian ini. Menurut Erlina (2007: 72) “jika peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian, maka disebut sensus, jika sebagian saja disebut sample”. Dengan demikian teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Ketigapuluh responden yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut :

Manajer 5 orang

Wakil Manajer 5 orang

Kepala Bagian 3 orang Wakil Kepala Bagian 3 orang

Supervisor 14 orang

30 orang

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui :

1. Teknik Dokumentasi, yakni melakukan pengamatan secara tidak langsung terhadap objek yang diteliti

2. Studi Survei, yakni metode pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari sumber asli. Dengan teknik yaitu :

a. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner. Dalam kuesioner sudah ditentukan jawaban yang harus dipilih oleh masing-masing responden (likert).


(37)

b. Teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel penelitian yang digunakan adalah :

1. Variabel bebas (independent variabel) adalah “variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya.” (Erlina, 2008 : 43). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah TQM yang terdiri dari 10 subvariabel, yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan serta adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dalam penelitian ini TQM dinilai dengan indikator sesuai dengan elemen TQM yang diteliti dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Fuad Mas’ud (2004). Kuesioner ini diukur dengan menggunakan skala interval dengan teknik penilaian skala likert dengan menggunakan skala interval 1 s.d. 5 dimana jika memilih 1 berarti sangat tidak setuju, jika memilih 2 berarti tidak setuju, jika memilih


(38)

3 berarti netral, jika memilih 4 berarti setuju, dan jika memilih 5 berarti sangat setuju

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) yaitu tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Nur Indriantoro, 2002 : 63). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajemen. Kinerja manajemen yaitu ukuran pencapaian keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan manajer dengan menggunakan orang lain.

F. Pengujian Kualitas Data 1. Uji Reliabilitas

“Reliabilitas adalah tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten” (Erlina, 2008 : 99). Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.

Untuk melihat reabilitas masing-masing instrument yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach alpha. Suatu instument dikatakan realible jika nilai cronbach alpha > 0,6.

2. Uji Validitas

“Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur” (Erlina, 2008 : 91). Umar (2008)


(39)

mengemukakan “faktor-faktor yang mengurangi validitas data antara lain kepatuhan responden mengikuti petunjuk pengisian kuesioner dan tidak tepatnya formulasi alat pengukur yaitu bentuk dan isi kuesioner”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan kriteria sebagai berikut :

- jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

- jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

- r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.

G. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data

“Tujuan uji normalitas data adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mendekati atau mengikut i distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped)” (Umar : 2008). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.

Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmograv-Sminov tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :


(40)

- Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas <0.05, maka distribusi data adalah tidak normal.

- Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas >0.05, maka distribusi data adalah normal

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna di antara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu: (a) mengeluarkan salah satu variabel dari model regresi, (b) menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.


(41)

3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Erlina (2008 : 106) tujuan dari pengujian ini adalah “untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain”. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X1, X2, dan Y”. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

H. Model Analisis Data

Untuk menentukan pengaruh yang berlaku antara TQM terhadap kinerja manajemen PT Pantja Surya, analisis statistik yang digunakan adalah regresi berganda.

Model persamaannya adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6X6 +b7 X7 +b8 X8 +b9 X9 + b10X10 + e

Dimana :

Y = kinerja manajemen a = konstanta

X1 = Fokus pada pelanggan X2 = Obsesi terhadap kualitas X3 = Pendekatan ilmiah

X4 = Komitmen jangka panjang X5 = Kerjasama tim (teamwork)


(42)

X6 = Perbaikan sistem secara berkesinambungan X7 = Pendidikan dan pelatihan

X8 = Kebebasan terkendali X9 = Kesatuan tujuan

X10 = Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9, b10 = koefisien regresi e = error (tingkat kesalahan)

I. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda karena subvariabel dalam penelitian ini lebih dari satu. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independent yaitu TQM dengan proksi fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasam tim, perbaikan secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, serta keterlibatan dan pemberdayan karyawan secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajemen.

1. Uji Signifikan Simultan ( Uji-F)

Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.


(43)

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = b8 = b9 = b10 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9, b10 ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan :

Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya :

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = b8 = b9 = b10 =0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9, b10 ≠ 0, artinya semua variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak

3. Koefisien Determinan (R2)

Pengujian adjusted R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi


(44)

naik turunnya variabel dependen (Umar : 2008). Koefisien detreminan berkisar antara nol sampai satu (0 < R2 < 1). Hal ini berarti R2=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1 menunujukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati 0 maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

J. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor PT Pantja Surya yang beralamat di Jl. Kuala Tanjung, Perdagangan, Simalungun.

Tahapan Penelitian

Sep Okt Nov Des Jan Feb Pencarian

Data Awal Penyerahan Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis Data Penyelesaian Skripsi


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT Super Andalas Steel

PT. Pantja Surya terletak di jalan Kuala Tanjung Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Didirikan pada tanggal 28 Mei 1965 oleh Bob Tifandi dan diresmikan pada tanggal 17 Juli 1965 di Perdagangan. PT. Pantja Surya mempunyai luas areal 12,45 Ha dengan fasilitas-fasilitas yang memadai seperti perumahan karyawan berkisar 217 rumah, tempat ibadah, lapangan olahraga, dan sebagainya.

Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk menangani sebagian hasil-hasil karet dari rakyat dan mengelola karet tersebut menjadi Standard Indonesia Rubber (SIR) yang artinya standar kotorannya adalah 0,20%.

Pada mulanya perusahaan ini bernama “THIAMP HAP” yang bergerak di bidang pengelolaan getah selendang keluar negeri. Perusahaan ini menghentikan kegiatannya dan beralih mengolah karet remah (crumb rubber).

Pada tahun 1993, keluar dari anggota “ASTRA GROUP” dan berubah menjadi “PT. PANTJA SURYA” kemudian bergabung dengan “PT. KIRANA MEGANTARA” sampai saat ini.

PT. Pantja Surya juga memanfaatkan jalan raya sebagai prasarana pengiriman dan penyaluran barang dilihat dari segi pengolahan yang dilakukan, bahwa pengolahan karet sangat banyak membutuhkan air, untuk itu PT. Pantja Surya memanfaatkan sungai sebagai bahan pembantu.


(46)

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

Kinerja Manajemen 30 31.00 40.00 34.5000 2.27050 5.155

Fokus pada Pelanggan 30 34.00 50.00 41.3333 3.61351 13.057

Obsesi terhadap Kualitas 30 40.00 46.00 42.8000 1.54026 2.372

Pendekatan Ilmiah 30 16.00 25.00 19.8333 2.13482 4.557

Komitmen Jangka Panjang 30 16.00 23.00 19.5333 1.92503 3.706

Kerjasama Tim 30 27.00 35.00 31.7000 2.86657 8.217

Perbaikan Sistem

Berkesinambungan 30 22.00 54.00 37.7667 8.96616 80.392

Pendidikan dan Pelatihan 30 28.00 35.00 31.4667 2.45979 6.051

Kebebasan Terkendali 30 15.00 24.00 20.4333 2.52823 6.392

Kesatuan Tujuan 30 14.00 23.00 18.2667 2.75347 7.582

Pelibatan dan Pemberdayaan

Karyawan 30 43.00 58.00 47.2667 3.09542 9.582

Valid N (listwise) 30

Table 4.1 menunjukkan bahwa variabel dependen dan semua variabel independen memiliki nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai mean positif.

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :

a. Variabel Kinerja Manajemen memiliki nilai minimum 31, nilai maksimum 40, dan nilai rata-rata sebear 34,5, dengan jumlah sampel sebanyak 30.


(47)

b. Variabel Fokus pada Pelanggan memiliki nilai minimum 34, nilai maksimum 50, dan nilai rata-rata sebear 41,3, dengan jumlah sampel sebanyak 30.

c. Variabel Obsesi terhadap Kualitas memiliki nilai minimum 40, nilai maksimum 46, dan nilai rata-rata sebesar 42,8, dengan jumlah sampel sebanyak 30.

d. Variabel Pendekatan Ilmiah memiliki nilai minimum 16, nilai maksimum 25, dan nilai rata-rata sebesar 19,8, dengan jumlah sampel sebanyak 30. e. Variabel Komitmen Jangka Panjang memiliki nilai minimum 16, nilai

maksimum 23, dan nilai rata-rata sebesar 19,5, dengan jumlah sampel sebanyak 30.

f. Variabel Kerjasama Tim memiliki nilai minimum 27, nilai maksimum 35, dan nilai rata-rata sebesar 31,7, dengan jumlah sampel sebanyak 30.

g. Variabel Perbaikan Sistem secara Berkesinambungan memiliki nilai minimum 22, nilai maksimum 54, dan nilai rata-rata sebesar 37,7, dengan jumlah sampel sebanyak 30.

h. Variabel Pendidikan dan Pelatihan memiliki nilai minimum 28, nilai maksimum 35, dan nilai rata-rata sebesar 31,4, dengan jumlah sampel sebanyak 30.

i. Variabel Kebebasan Terkendali memiliki nilai minimum 15, nilai maksimum 24, dan nilai rata-rata sebesar 20,4, dengan jumlah sampel sebanyak 30.


(48)

j. Variabel Kesatuan Tujuan memiliki nilai minimum 14, nilai maksimum 23, dan nilai rata-rata sebesar 18,2, dengan jumlah sampel sebanyak 30. k. Variabel Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan memiliki nilai minimum

43, nilai maksimum 58, dan nilai rata-rata sebesar 47,2, dengan jumlah sampel sebanyak 30.

2. Pengujian Validitas Variabel

Uji validitas “digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner” (Ghozali, 2005: 45). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini sampel berjumlah 30, dengan demikian dapat dihitung df = 30-2 =28. Berdasarkan tabel r dengan signifikansi 5%, apabila df = 28, maka diperoleh rtabel = 0,361.

a. Fokus pada Pelanggan

Menurut tabel 4.2 ada 3 pertanyaan yang hasil uji validitasnya tidak valid; ketiga pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan 1, 6, dan 7. Masing masing rhitung pertanyaan 1, 6, dan 7 yang menyebabkan kedua pertanyaan tersebut tidak valid adalah 0,313, 0, dan 0,257, dan 0,315.


(49)

Tabel 4.2

Validitas Instrumen Fokus Pada Pelanggan (Pengujian I)

Pengujian validitas data yang kedua disajikan pada tabel 4.3 dan hasilnya semua pertanyaan yang tersisa dinyatakan valid.

Tabel 4.3

Validitas Instrumen Fokus Pada Pelanggan (Pengujian II)

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,313 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 2 0,460 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,518 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,483 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,582 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,257 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 7 0,315 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 8 0,524 0,361 Valid

Pertanyaan 9 0,688 0,361 Valid

Pertanyaan 10 0,628 0,361 Valid

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan Pertanyaan 1 0,482 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,587 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,588 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,464 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,608 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,681 0,361 Valid


(50)

b. Obsesi terhadap Kualitas

Menurut tabel 4.4 ada 4 pertanyaan yang hasil uji validitasnya tidak valid; keempat pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan 5, 7, 8, dan 9. Masing masing rhitung pertanyaan 5, 7, 8, dan 9 yang menyebabkan kedua pertanyaan tersebut tidak valid adalah 0,267, 0,165, 0,270, dan 0,361.

Tabel 4.4

Validitas Instrumen Obsesi terhadap Kualitas (Pengujian I)

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,413 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,633 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,419 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,374 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,267 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 6 0,387 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,165 0,361 Tidak Valid Pertanyaan 8 0,270 0,361 Tidak Valid Pertanyaan 9 0,150 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 10 0,142 0,361 Valid

Pengujian validitas data yang kedua disajikan pada tabel 4.5 dan hasilnya semua pertanyaan yang tersisa dinyatakan valid.


(51)

Tabel 4.5

Validitas Instrumen Obsesi terhadap Kualitas (Pengujian II)

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,420 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,380 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,450 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,371 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,367 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,364 0,361 Valid

c. Pendekatan Ilmiah

Hasil uji validitas terhadap instrumen pertanyaan pendekatan ilmiah adalah valid karena rhitung semua pertanyaan > 0,361.

Tabel 4.6

Validitas Instrumen Pendekatan Ilmiah Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,595 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,651 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,595 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,651 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,362 0,361 Valid

d. Komitmen Jangka Panjang

Hasil uji validitas terhadap instrumen pertanyaan komitmen jangka panjang adalah valid karena rhitung semua pertanyaan > 0,361.


(52)

Tabel 4.7

Validitas Instrumen Komitmen Jangka Panjang Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,543 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,375 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,372 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,445 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,586 0,361 Valid

e. Kerjasama Tim

Hasil uji validitas terhadap instrumen pertanyaan kuesioner kerjasama tim adalah valid karena rhitung semua pertanyaan > 0,361.

Tabel 4.8

Validitas Instrumen Kerjasama Tim Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,795 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,739 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,556 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,795 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,762 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,830 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,729 0,361 Valid

f. Perbaikan Sistem secara Berkesinambungan

Hasil uji validitas terhadap instrumen pertanyaan kuesioner perbaikan sistem secara berkesinambungan adalah valid karena rhitung semua pertanyaan > 0,361.


(53)

Tabel 4.9

Validitas Instrumen Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,408 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,363 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,425 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,362 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,463 0,361 Valid

g. Pendidikan dan Pelatihan

Hasil uji validitas terhadap instrumen pertanyaan kuesioner pendidikan dan pelatihan adalah valid karena rhitung semua pertanyaan > 0,361.

Table 4.10

Validitas Instrumen Pendidikan dan Pelatihan Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,669 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,675 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,665 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,673 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,392 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,484 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,537 0,361 Valid

h. Kebebasan yang Terkendali

Hasil uji validitas terhadap instrumen pertanyaan kuesioner pendidikan dan pelatihan adalah valid karena rhitung semua pertanyaan > 0,361.


(54)

Tabel 4.11

Validitas Instrumen Kebebasan yang Terkendali Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,603 0.361 Valid

Pertanyaan 2 0,372 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,398 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,470 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,544 0,361 Valid

i. Kesatuan Tujuan

Hasil uji validitas terhadap instrumen pertanyaan kuesioner kesatuan tujuan adalah valid karena rhitung semua pertanyaan > 0,361.

Tabel 4.12

Validitas Instrumen Kesatuan Tujuan Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,490 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,439 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,649 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,470 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,656 0,361 Valid

j. Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Menurut tabel 4.13 ada 3 pertanyaan yang hasil uji validitasnya tidak valid. Masing-masing rhitung pertanyaan 6, 7, dan 12 yang menyebabkan kedua pertanyaan tersebut tidak valid adalah 0,160, 0,352 dan 0,335.


(55)

Table 4.13

Validitas Instrumen Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (Pengujian I)

Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,449 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,645 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,624 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,412 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,604 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,160 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 7 0,352 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 8 0,582 0,361 Valid

Pertanyaan 9 0,579 0,361 Valid

Pertanyaan 10 0,463 0,361 Valid

Pertanyaan 11 0,436 0,361 Valid

Pertanyaan 12 0,335 0,361 Tidak Valid

Pengujian validitas data yang kedua disajikan pada tabel 4.14 dan hasilnya semua pertanyaan yang tersisa dinyatakan valid.

Table 4.14

Validitas Instrumen Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (Pengujian II)

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,435 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,603 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,617 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,455 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,587 0,361 Valid

Pertanyaan 6 0,569 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,583 0,361 Valid

Pertanyaan 8 0,462 0,361 Valid


(56)

k. Kinerja Manajemen

Menurut tabel 4.15 ada 3 pertanyaan yang hasil uji validitasnya tidak valid; ketiga pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan 3, 5, dan 7. Masing masing rhitung pertanyaan 3, 5, dan 7 yang menyebabkan kedua pertanyaan tersebut tidak valid adalah 0,099, 0,097, dan 0,015.

Tabel 4.15

Validitas Instrumen Kinerja Manajemen (Pengujian I)

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,450 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,370 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,099 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 4 0,362 0,361 Valid

Pertanyaan 5 0,097 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 6 0,450 0,361 Valid

Pertanyaan 7 0,015 0,361 Tidak Valid

Pertanyaan 8 0,419 0,361 Valid

Pengujian validitas data yang kedua disajikan pada tabel 4.16 dan hasilnya semua pertanyaan yang tersisa dinyatakan valid.

Table 4.16

Validitas Instrumen Kinerja Manajemen (Pengujian II)

Pertanyaan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,522 0,361 Valid

Pertanyaan 2 0,471 0,361 Valid

Pertanyaan 3 0,474 0,361 Valid

Pertanyaan 4 0,384 0,361 Valid


(57)

3. Pengujian Reliabilitas Variabel

Menurut Situmorang (2008: 37) “reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. Pengukuran reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Pengukurannya hanya dilakukan satu kali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan reliable jika variabel tersebut memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60.

a. Fokus Pada Pelanggan

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dinyatakan variabel fokus pada pelanggan reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,797.

Tabel 4.17 Reliability Statistics

b. Obsesi terhadap Kualitas

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dinyatakan variabel obsesi terhadap kualitaas reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,614.

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items


(58)

Table 4.18 Reliability Statistics Cronbach's Alpha(a) Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items(a) N of Items

0.614 0.659 10

c. Pendekatan Ilmiah

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dinyatakan variabel pendekatan ilmiah

reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,779. Table 4.19

Reliability Statistics

d. Komitmen Jangka Panjang

Berdasarkan tabel 4.20 dapat dinyatakan variabel komitmen jangka panjang reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,671. Table 4.20 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

0.671 0.676 5

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items


(59)

e. Kerjasama Tim

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dinyatakan variabel komitmen jangka panjang reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,914.

Table 4.21 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

0.914 0.917 7

f. Perbaikan Sistem secara Berkesinambungan

Berdasarkan tabel 4.22 dapat dinyatakan variabel komitmen jangka panjang reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,686.

Table 4.22 Reliability Statistics

g. Pendidikan dan Pelatihan

Berdasarkan tabel 4.23 dapat dinyatakan variabel pendidikan dan pelatihan reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,833.

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items


(60)

Table 4.23 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

0.833 0.835 7

h. Kebebasan yang Terkendali

Berdasarkan tabel 4.24 dapat dinyatakan variabel kebebasan yang terkendali reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,690. Table 4.24 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

0.690 0.702 5

i. Kesatuan Tujuan

Berdasarkan tabel 4.25 dapat dinyatakan variabel kesatuan tujuan

reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,757. Table 4.25 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items


(61)

j. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Berdasarkan tabel 4.26 dapat dinyatakan variabel fokus pada pelanggan reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,790.

Table 4.26 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

0.790 0.825 12

k. Kinerja Manajemen

Berdasarkan tabel 4.27 dapat dinyatakan variabel kinerja manajemen

reliable, karena cronbach’s alphanya > 0,60, yaitu sebesar 0,646. Tabel 4.27

Reliability Statistics

4. Hasil Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas” (Ghozali, 2005: 91). Menurut Ghozali (2005) “adanya gejala multikolinearitas dapat

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items


(62)

dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10”.

Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.27. Hasil pengujiannya menunjukkan tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi penelitian ini.

Tabel 4.28 Colinearity Statistics

No. Variabel Tolerance VIF

1. Fokus Pada Pelanggan 0,711 1,407

2. Obsesi Terhadap Kualitas 0,713 1,402

3. Pendekatan Ilmiah 0,578 1,731

4. Komitmen Jangka Panjang 0,499 2,005

5. Kerjasama Tim 0,667 1,499

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan 0,443 2,258

7. Pendidikan dan Pelatihan 0,804 1,244

8. Kebebasan yang Terkendali 0,460 2,176

9. Kesatuan Tujuan 0,465 2,151


(63)

5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas, artinya variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan tetap. Pada penelitian ini digunakan cara grafik untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas. “Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual” (Ghozali, 2005: 105).

Pada gambar 4.1 dari grafik scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Dengan demikian model regresi tidak menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas. Hal ini berarti model regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial.

Gambar 4.1 Scatterplot

2 0

-2

Regression Standardized Predicted Value

3

2

1

0

-1

-2

-3

Regression Studentized Residual


(64)

6. Hasil Uji Normalitas Data

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendetekdi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.

a. Analisis grafik

Analisis grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Pada penelitian ini distribusi data pada grafik histogram (gambar 4.2) berbentuk lonceng dan pada grafik P-P plot (gambar 4.3), titik-titiknya tidak condong ke salah satu sisi, kiri atau kanan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pola distribusi datanya adalah normal.

Gambar 4.2 Histogram

3 2

1 0

-1 -2

Regression Standardized Residual

10 8

6 4

2

0

Frequency

Mean =1.11E-15 Std. Dev. =0.809 N =30 Histogram


(65)

Gambar 4.3 Grafik P-P Plot

b. Uji Statistik

Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji kolmogorov smirnov (1

sample KS) dengan melihat data residulanya apakah berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji kolmogorov smirnov dapat di lihat pada tabel 4.28.

Table 4.29

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

a

KINERJA MANAJEMEN

N 30

Normal

Parameters(a,b)

Mean

34.50

Std. Deviation 2.271

Most Extreme Differences

Absolute

.121

Positive .121

Negative -.120

Kolmogorov-Smirnov Z .663

Asymp. Sig. (2-tailed) .771

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected Cum Prob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kinerja Manajemen


(66)

Hasil uji kolmogorov smirnov pada penelitian ini menunjukkan probabilitas = 0,771 dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapt digunakan untuk melakukan uji – F dan uji – t karena 0,771 > 0,05 (Ho diterima).

7. Hasil Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Metode yang digunakan untuk melakukan analisis regresi berganda adalah metode enter

(tabel 4.29). Tabel 4.30 Variables Entered/Removed(b) a A l l r e q u e s t e d

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Keterlibatan dan Pemberdayaan

Karyawan,

Fokus pada Pelanggan, Kerjasama TIM,

Komitmen Jangka Panjang, Kesatuan Tujuan,

Pendidikan dan Pelatihan, Obsesi terhadap Kualitas, Pendekatan Ilmiah,

Kebebasan yang Terkendali, Perbaikan Sistem secara Berkesinambungan(a)


(67)

Table 4.31

Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 20.477 16.659 1.229 .234

Fokus pada Pelanggan .143 .131 .227 1.086 .291

Obsesi terhadap Kualitas .197 .308 .134 .641 .529

Pendekatan Ilmiah -.169 .247 -.159 -.683 .503

Komitmen Jangka Panjang

.146 .295 .124 .495 .626

Kerjasama TIM -.073 .171 -.092 -.425 .675

Perbaikan Sistem secara

Berkesinambungan .165 .067 .651 2.455 .204

Pendidikan dan Pelatihan -.201 .182 -.218 -1.109 .281

Kebebasan yang Terkendali

.090 .215 .109 .418 .681

Kesatuan Tujuan .106 .232 .118 .454 .655

Keterlibatan dan

Pemberdayaan Karyawan -.025 .147 -.035 -.173 .865

a Dependent Variable: Kinerja Manajemen

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.30 diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 20.477 + 0,143X1 + 0,197X2 – 0,169X3 + 0,146X4 – 0,073X5 + 0,165X6 – 0,201 X7 + 0,090X8 + 0,106X9 – 0,025X10 + e

a. konstanta sebesar 20,477 menyatakan bahwa jika tidak ada TQM dengan kesepuluh komponennya, maka kinerja manajemen akan sebesar 20,477,

b. koefisien X1 (b1) = 0,143, menunjukkan bahwa fokus pada pelanggan (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen (Y). Hal ini berarti bahwa jika fokus pada pelanggan ditingkatkan, maka akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0,143,


(68)

c. koefisien X2 (b2) = 0,197, menunjukkan bahwa obsesi terhadap kualitas (X2) berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen (Y). Hal ini berarti bahwa jika obsesi terhadap kualitas ditingkatkan, maka akan meningkatkan kinerja manajemen sebesar 0,197,

d. koefisien X3 (b3) = -0,169, menunjukkan bahwa pendekatan ilmiah (X3) berpengaruh negatif terhadap kinerja manajemen (Y). Hal ini berarti bahwa jika variabel pendekatan ilmiah ditingkatkan, maka akan menurunkan kinerja manajemen sebesar 0,169,

e. koefisien X4 (b4) = 0,146, menunjukkan bahwa komitmen jangka panjang (X4) berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen (Y). Hal ini berarti bahwa jika komitmen jangka panjang ditingkatkan, maka akan meningkatkan kinerja manajemen sebesar 0,146,

f. koefisien X5 (b5) = -0,073, menunjukkan bahwa kerjasama tim (X3) berpengaruh negatif terhadap kinerja manajemen (Y). Hal ini berarti bahwa jika variabel kerjasama tim ditingkatkan, maka akan menurunkan kinerja manajemen sebesar 0,073,

g. koefisien X6 (b6) = 0,165, menunjukkan bahwa perbaikan sistem secara berkesinambungan (X4) berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen (Y). Hal ini berarti bahwa jika perbaikan sistem secara berkesinambungan ditingkatkan, maka akan meningkatkan kinerja manajemen sebesar 0,165,

h. koefisien X7 (b7) = -0,201, menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan (X7) berpengaruh negatif terhadap kinerja manajemen (Y).


(1)

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 31.8361 38.0774 34.5000 1.45190 30

Std. Predicted Value -1.835 2.464 .000 1.000 30

Standard Error of

Predicted Value .922 1.669 1.295 .175 30

Adjusted Predicted Value 30.9254 38.1624 34.5986 1.82423 30

Residual -3.82954 5.13801 .00000 1.74561 30

Std. Residual -1.776 2.382 .000 .809 30

Stud. Residual -2.401 2.812 -.018 1.019 30

Deleted Residual -7.00178 7.15569 -.09858 2.79742 30

Stud. Deleted Residual -2.800 3.581 -.011 1.145 30

Mahal. Distance 4.338 16.399 9.667 2.856 30

Cook's Distance .000 .434 .057 .106 30

Centered Leverage Value .150 .565 .333 .098 30


(2)

Lampiran xxvii

3

2

1

0

-1

-2

Regression Standardized Residual

10

8

6

4

2

0

Frequency

Mean =1.11E-15฀ Std. Dev. =0.809฀N =30

Histogram Dependent Variable: Kinerja Manajemen


(3)

Lampiran xxviii

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected C

um Prob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kinerja Manajemen


(4)

Lampiran xxix

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kinerja

Manajemen

N

30

Normal

Parameters(a,b)

Mean

34.5000

Std. Deviation

2.27050

Most Extreme

Differences

Absolute

.121

Positive

.121

Negative

-.120

Kolmogorov-Smirnov Z

.663

Asymp. Sig. (2-tailed)

.771

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.


(5)

Lampiran xxx

2 0

-2

Regression Standardized Predicted Value

3

2

1

0

-1

-2

-3

Regression Studenti

zed Resi

dual

Scatterplot Dependent Variable: Kinerja Manajemen


(6)

Lampiran xxxi

Multikolinearitas

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 20.4

77 16.659 1.229 .234

Fokus pada

Pelanggan .143 .131 .227 1.086 .291 .711 1.407

Obsesi terhadap

Kualitas .197 .308 .134 .641 .529 .713 1.402

Pendekatan Ilmiah

-.169 .247 -.159 -.683 .503 .578 1.731

Komitmen Jangka

Panjang .146 .295 .124 .495 .626 .499 2.005

Kerjasama TIM

-.073 .171 -.092 -.425 .675 .667 1.499

Perbaikan Sistem

secara

Berkesinambungan .165 .067 .651 2.455 .204 .443 2.258

Pendidikan dan

Pelatihan

-.201 .182 -.218 -1.109 .281 .804 1.244

Kebebasan yang

Terkendali .090 .215 .109 .418 .681 .460 2.176

Kesatuan Tujuan

.106 .232 .118 .454 .655 .465 2.151

Keterlibatan dan

Pemberdayaan

Karyawan

-.025 .147 -.035 -.173 .865 .773 1.293


Dokumen yang terkait

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Super Andalas Steel

4 34 119

Analisis hubungan implementasi total quality mangement dengan kinerja manjerial: studi pada Bank Syariah Mandiri cabang Jakarta-Rawamangun

1 10 97

Pengaruh total quality management, budaya organisasi dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial

0 10 130

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TEHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT DANLIRIS DI GROGOL SUKOHARJO Pengaruh Total Quality Management Tehadap Kinerja Manajerial Pada PT Danliris Di Grogol Sukoharjo.

0 2 13

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DAN PT SOLO MULTIPACK SURAKARTA.

0 2 14

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Untung Bersama Sejahtera.

2 6 15

PENDAHULUAN Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Untung Bersama Sejahtera.

0 1 8

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT UNTUNG BERSAMA SEJAHTERA Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Untung Bersama Sejahtera.

0 1 15

Pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap Kinerja Manajerial pada PT Alenatex Bandung.

1 2 24

Pengaruh Karakteristik Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial pada PT Kereta Api (Persero).

0 0 26