Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Tinjauan Pustaka
pengembangan jaringan bukan disebabkan oleh keberadaan Radio Komunitas Petani Kulon Progo yang berlokasi di Dusun Ngrandu. Namun, pada keaktifan
anggota Jaringan Petani Kulon Progo dalam kegiatan rutin yang berkelanjutan dari wilayah anggota jaringan di 12 kecamatan se-Kabupaten Kulon Progo pada
usaha gula semut yang telah memperoleh sertifikat organik. Siaran informasi pertanian Radio Komunitas Petani di Desa Kaliagung
pada umumnya kurang diminati sebagian masyarakat, kecuali pada Dusun Ngrandu. Program acara yang diminati pendengar Desa Kaliagung sebatas pada
siaran hiburan. Interaksi dan partisipasi anggota kelompok tani dan masyarakat di dusun ini berjalan sangat baik. Informasi berupa ide dan gagasan serta inovasi
kepada masyarakat diakses lebih cepat. Umpan balik dari pendengar dapat segera ditindak lanjuti. Pendengar Ngrandu belum bisa menerima sepenuhnya ide dan
inovasi yang disampaikan melalui pesan media dalam sistem pertanian organik, disebabkan adanya rasa yang kurang bisa dapat diterima terhadap hasil produksi
yang belum bisa memberikan kepastian hasil produksinya. Tahap uji coba ide dan inovasi dalam pertanian organik ramah lingkungan telah mendapatkan perhatian,
karena hal ini menjadi pengalaman yang berharga bagi petani, namun belum ada keberanian untuk berbuat lebih. Pesan yang merupakan umpan balik sumber
informasi yang diharapkan dari audience di Dusun Ngrandu telah berfungsi. Umpan balik untuk kepentingan sumber kebijakan program acara siaran sebatas
kebutuhan Dusun Ngrandu. Forum komunikasi kelompok tani Dusun Ngrandu berjalan sesuai dengan fungsinya, hasil diskusi disiarkan melalui media komunitas
yang merupakan jembatan antar pribadi. Hakim 2010 menemukan bahwa, jenis program siaran yang dominan
dipakai radio komunitas Suara Kencana adalah jenis infotainment yaitu program siaran yang memadukan antara informasi, berita, musik, dan iklan layanan
masyarakat. Pendengar radio Suara Kencana 80 persen memiliki frekuensi mendengar tinggi 5 – 7 kali per minggu. Sebanyak 50 persen pendengar
mendengarkan radio komunitas Suara Kencana selama dua hingga lima jam per hari sedangkan 50 persennya lagi mendengarkan dengan durasi enam hingga
delapan jam per hari.
Mardianah 2010 menjelaskan beberapa variabel yang diidentifikasi berhubungan dengan perilaku petani dalam mendengarkan siaran radio yang
menunjukkan hubungan sangat nyata adalah umur, dukungan kelembagaan, isi siaran, waktu siaran, format acara, gaya kepemimpinan, media interpersonal,
media cetak, dan media televisi. Variabel-variabel tersebut memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam menciptakan perilaku mendengarkan radio bagi petani
atau dengan kata lain, terjadinya peningkatan dari variabel-variabel tersebut dapat meningkatkan perilaku petani mendengarkan siaran radio, sedangkan variabel
siaran radio frekuensi, jumlah, waktu, dan isi siaran dan penilaian petani terhadap siaran radio isi siaran, waktu siaran, format siaran, dan gaya
penyampaian berkorelasi secara sangat nyata dengan pengetahuan dan sikap petani. Hal ini berarti peningkatan pengetahuan dan sikap petani dapat dilakukan
dengan menambah frekuensi petani mendengarkan siaran radio, jumlah waktu, dan pilihan acara pertanian. Demikian pula dengan perbaikan isi siaran,
menyesuaikan waktu siaran dengan waktu yang dimiliki petani, perbaikan format siaran, dan gaya penyampaian dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap petani
dalam mengelola usahatani padi sawah. Handayani 2002 menunjukkan keberadaan umur, tingkat pendidikan,
pengalaman bertani, dan luas lahan tidak berarti banyak terhadap pemahaman petani tentang Kredit Ketahanan Pangan KKP kecuali keberadaan status lahan
mempunyai hubungan dengan hak, kewajiban, dan sanksi aturan pelanggaran dalam KKP. Umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, dan status
lahan tidak berperan banyak dalam pemahaman petani tentang KKP. Dengan mengikuti perkembangan KKP secara intensif, petani mempunyai kelebihan
pemahaman tentang KKP. Pengecualian dalam perilaku komunikasi ini, dimana kehadiran rapat anggota kelompok dan kontak dengan sumber informasi tidak
berhubungan dengan pemahaman manfaat KKP. Petani yang sering mencari informasi KKP, pemahamannya tentang KKP cenderung meningkat akan tetapi
tidak menyebabkan peningkatan pemahaman manfaat KKP. Penggunaan jenis media radio, majalah atau brosur berhubungan dengan pemahaman petani
tentang KKP kecuali menonton televisi yang tidak berhubungan dengan
pemahaman prosedur pengajuan KKP. Petani yang sering menggunakan media, pemahamannya tentang KKP akan meningkat.
Witjaksono 1990 menunjukkan karakteristik demografik seperti, motivasi, pendidikan, luas garapan, dan umur responden mempunyai pengaruh terhadap
tingkat pemahaman informasi teknologi Supra Insus yang diterima petani, sedangkan status lahan, media televisi, dan media radio tidak mempunyai
hubungan yang nyata dengan pemahaman informasi. Media cetak yang berlangganan mempunyai hubungan yang nyata dengan pemahaman informasi
Supra Insus. Bentuk perilaku komunikasi dalam penelitian adalah kontak interpersonal responden dengan PPL, kontak interpersonal responden dengan
Kontak Tani, kontak interpersonal responden dengan petani lain, kontak interpersonal responden dengan pedagang, kehadiran responden dalam pertemuan
kelompok, keterdedahan responden pada siaran televisi, keterdedahan responden pada siaran radio, dan keterdedahan responden pada siaran media cetak.
Berdasarkan analisis jalur, diantara delapan bentuk perilaku komunikasi tersebut yang paling besar pengaruhnya pada pemahaman informasi responden tentang
paket teknologi Supra Insus ialah kontak interpersonal responden dengan PPL dan kehadiran responden dalam kelompok.