Hubungan Frekuensi Bertemu Penyuluh dengan Pemahaman Petani

pemberian informasi khususnya pertanian. Hal ini juga sejalan dengan misi Radio Komunitas Petani Trisna Alami sebagai media penyampai informasi pertanian. Saat ini, yang mengisi dari perwakilan Gapoktan Desa Kaliagung. Penyuluh belum pernah menyiarkan secara langsung melalui Radio Komunitas Petani Trisna Alami. Namun, pernah memberikan materi saja dan yang menyampaikan kepada pendengar adalah penyiar Radio Komunitas Petani Trisna Alami ” SPR, 36 tahun. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan Sudibyo 2004 mengenai radio Informasi Pertanian Wonocolo, Surabaya telah konsisten dan rutin menyajikan program penyuluhan pertanian yang spesifik dan menjawab kebutuhan komunitas petani. Radio Informasi Pertanian adalah gabungan prinsip radio publik dan radio komunitas yang fenomenal. Siaran secara rutin tentang penyuluhan pertanian dan menyentuh kebutuhan-kebutuhan rill komunitas petani, muncul permintaan agar radio Informasi Pertanian memperluas jangkauan siaran sampai ke luar wilayah Surabaya. Interaksi antara petani dengan penyuluh jarang membahas Radio Komunitas Petani Trisna Alami sehingga tingkat pemahaman petani rendah.

6.1.4. Hubungan Keterdedahan Media Massa Lain dengan Pemahaman

Petani terhadap Fungsi Komunikasi Internal Keterdedahan media massa lain terdiri dari frekuensi dan lama menggunakan media massa televisi, radio selain radio komunitas, dan koran. Frekuensi dan lama menonton televisi maupun membaca koran tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan pemahaman petani terhadap fungsi komunikasi internal dikarenakan mereka tidak ada yang mencari informasi mengenai fungsi Radio Komunitas Petani Trisna Alami yang dapat dimanfaatkan sebagai komunikasi internal petani. Frekuensi mendengarkan selain radio komunitas berhubungan dengan pemahaman petani terhadap fungsi komunikasi internal. Petani yang tidak pernah mendengarkan selain radio komunitas sebanyak 66,7 persen memiliki pemahaman terhadap fungsi komunikasi internal yang rendah dan 72 persen orang yang pernah mendengarkan selain radio komunitas memiliki pemahaman yang tinggi terhadap fungsi komunikasi internal. Nilai Sig. 2-tailed = 0,017 artinya terdapat hubungan yang nyata antara frekuensi mendengarkan selain radio komunitas dengan pemahaman petani terhadap fungsi komunikasi internal. Nilai korelasi sebesar 0,354 yang menunjukkan kedua hubungan tersebut adalah rendah. Semakin sering petani mendengarkan radio selain radio komunitas maka tingkat pemahaman petani terhadap fungsi komunikasi internal semakin tinggi. Petani mendengarkan radio selain radio komunitas lebih sering mendengarkan program acara berita, informasi pertanian, dan siaran budaya yang sering dibicarakan petani pada saat mereka bertemu dengan petani lainnya. Pada saat penelitian dilakukan sebagian besar petani juga mendengarkan radio selain radio komunitas untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, pendidikan, dan hiburan. Menurut salah satu petani, mengatakan bahwa: “kadang-kadang saya mendengarkan radio GCD, Konco Tani, dan Redjo Buntung untuk mendapatkan informasi pertanian, hiburan, dan pendidikan. Di rumah saya stasiun Radio Komunitas Petani Trisna Alami tidak begitu jelas sehingga saya mendengarkan radio lain untuk memenuhi kebutuhan. Setelah mendengarkan siaran info pertanian dari radio Konco Tani, biasanya saya membagi informasi kepada petani lain pada saat bekerja maupun istirahat di sawah untuk bertukar informasi dan pengalaman dalam menanam padi” BKR, 44 tahun. Penelitian lain yang dilakukan oleh Fuady 2011, peubah keterdedahan petani terhadap media massa yang meliputi kekerapan petani menonton televisi, mendengarkan radio, dan membaca surat kabar memiliki korelasi nyata terhadap praktek usahatani bawang merah. Petani yang memiliki akses terhadap media massa yang tinggi cenderung tingkat adopsi inovasinya terhadap pupuk organik lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang akses terhadap media rendah. Petani yang memiliki akses yang tinggi terhadap media cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap penggunaan pupuk organik.