Persiapan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3. Alat penelitian No. Tipe alat Fungsi 1. Fotobioreaktor 50 liter Wadah kultur 2. Portable Combination Gas Analyzer RIKEN KEIKI Model RX-515 Alat ukur gas CO 2 dan O 2 3. Tabung gas CO 2 murni Injeksi gas CO 2 4. Kompresor Pemompa udara 5. Tempat penampungan udara Pengunci udara agar tidak keluar dan masuk fotobioreaktor 6. Flow meter Pengatur tekanan udara 7. Haemocytometer Neubauer Improved Pengukuran biomassa fitoplankton 8. Filter gas Penyaring udara dari kotoran gas 9. Pipet tetes Meletakkan sampel pada kaca preparat 10. Hanna HI 9282 Multiparameter water quality meter Alat ukur parameter fisik perairan 11. Mikroskop Melihat jenis dan menghitung biomassa fitoplankton 12. Selang air Mengisi air ke dalam fotobioreaktor 13. Tabung reaksi Wadah pengukuran parameter fisik 14. Penyemprot cairan dan lap Membersihkan alat Kultur murni Chaetoceros sp. diperoleh dari P2OLIPI, kemudian diperbanyak melalui kultur scale up di laboratorium. Konsentrasi gas CO 2 diukur dengan Portable Combination Gas Analyzer RIKEN KEIKI Model RX-515 Lampiran 5. Parameter kualitas air seperti suhu, pH, salinitas diukur dengan HI 9282 Multiparameter water quality meter Lampiran 6. Pengukuran biomassa fitoplankton dilakukan dengan menghitung jumlah fitoplankton menggunakan Haemocytometer Neubauer Improved . Pengunaan Haemocytometer Neubauer Improved sama seperti kaca preparat yang dilihat dengan bantuan mikroskop.

3.3 Persiapan Penelitian

Kepadatan awal kultur murni Chaetoceros sp. yang digunakan adalah 10.330 selml. Media tumbuh yang digunakan adalah pupuk f2 dengan penambahan silikat. Konstruksi fotobioreaktor dibuat dengan material akrilik berkapasitas 50 liter yang diisi dengan 40 liter media kultur dan selama percobaan media diambil untuk keperluan analisis sebanyak 4 liter. Gas CO 2 dialirkan ke dalam reaktor dengan sistem tertutup dari dasar reaktor dengan menggunakan penyalur udara berpori halus. Sebelum percobaan dimulai, terlebih dahulu dilakukan tes kebocoran terhadap air dan gas pada seluruh komponen fotobioreaktor. Pada penelitian ini, sistem injeksi dilakukan satu kali ke dalam penampungan gas 118 liter yang berisi campuran gas antara CO 2 dan N 2 dengan perbandingan 12 CO 2 : 88 N 2 . Karbondioksida dengan konsentrasi sebesar 12 vol. 120.000 ppm diinjeksikan secara kontinu dengan laju injeksi sebesar 0,5 litermenit dari penampungan gas ke dalam fotobioreaktor melalui bantuan kompresor. Konversi dari vol. ke ppm adalah sebagai berikut: 1 vol. dapat didefinisikan sebagai 10.000 ppm. Selain itu, sumber cahaya untuk penyinaran digunakan daylight lamp dengan intensitas penyinaran antara 1.500 dan 2.000 luks selama 12 jam dari pukul 06.00 hingga 18.00 Setiawan et al., 2008. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan selama 14 hari, setelah itu hasil kultur dipanen dan tidak dimanfaatkan lagi sehingga tidak terjadi dekomposisi mineral di dalam fotobioreaktor. Fotobioreaktor dicuci kemudian digunakan untuk kultur fitoplankton yang baru, baik spesies yang sama maupun berbeda. Skema fotobioreaktor yang digunakan untuk mengkultur fitoplankton dapat dilihat pada Gambar 6. Sumber : Setiawan et al. 2008 Gambar 6. Skema fotobioreaktor Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa aliran udara yang membawa campuran gas akan mengisi fotobioreaktor secara menyeluruh sehingga membuat penyebaran CO 2 terlarut yang akan dimanfaatkan oleh Chaetoceros sp. terdistribusi dengan baik. Pada tahap persiapan, terdapat tiga komponen penting diantaranya inokulan Chaetoceros sp., media kultur dan fotobioreaktor. Chaetoceros sp. diperbanyak scale up di laboratorium hingga kepadatannya 10.330 selml. Media kultur yang berupa air laut disterilisasi dengan klorin yang bertujuan untuk membersihkan media kultur dari organisme yang dapat menghambat pertumbuhan Chaetoceros sp.. Setelah diaerasi dengan klorin, pada media ditambahkan Na 2 S 2 O 3 Natrium Tiosulfat untuk menetralisir klorin. Pupuk f2 dan penambahan silikat dapat dimasukkan ke dalam media kultur setelah bau klorin hilang. Pemberian pupuk dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh Chaetoceros sp., sedangkan penambahan silikat bertujuan untuk memenuhi pembentukan cangkang Chaetoceros sp.. Selain mempersiapkan inokulan dan media kultur, dilakukan juga pencucian fotobioreaktor dengan sabun untuk menghilangkan kotoran yang terlihat menempel pada fotobioreaktor. Selanjutnya fotobioreaktor diisi dengan HCl untuk mematikan organisme yang menempel pada fotobioreaktor yang dapat mengganggu pertumbuhan Chaetoceros sp. seperti kontaminasi dan persaingan dengan mikroorganisme lain. Reaktor dibilas untuk menghilangkan HCl. Beberapa tahapan yang dilakukan selama mengkultur fitoplankton Chaetoceros sp. pada fotobioreaktor dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Tahapan kultur fitoplankton Kultur murni Chaetoceros sp. Reaktor Scale up inokulan Chaetoceros sp. Natrium Tiosulfat Memasukkan inokulan ke media kultur yang diberi pupuk dan silikat Media kultur air laut Bilas reaktor Pemberian Klorin Pencucian reaktor HCl Pembersihan reaktor sabun Injeksi gas CO 2 Pengukuran gas CO 2 dan kualitas air Pupuk f2 dan silikat

3.4 Pelaksanaan penelitian