3.4 Pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan dimulai dengan memasukkan inokulan fitoplankton Chaetoceros
sp. ke dalam media kultur air laut dengan salinitas 25 - 26‰ yang telah diberi pupuk dan penambahan silikat. Setelah itu inokulan yang bercampur
dengan media kultur dimasukkan ke dalam fotobioreaktor. Fotobioreaktor yang telah diisi oleh fitoplankton, kemudian diinjeksi dengan gas CO
2
melalui pompa udara, selanjutnya mengatur aliran tekanan udara CO
2
pada fotobioreaktor agar stabil. Pengukuran gas CO
2
dilakukan melalui katup yang terdapat pada pengunci udara dengan bantuan alat RIKEN KEIKI Model RX-515, sedangkan parameter
kualitas air diukur melalui sampel yang diambil dari fotobioreaktor dengan bantuan alat Hanna HI 9282 Multiparameter Lampiran 6.
Pengukuran parameter kualitas air dilakukan setiap hari 09.00 dan 19.00 selama kultur melalui pengambilan sampel air laut pada fotobioreaktor seperti
yang terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kegiatan penelitian No. Kegiatan
Waktu Tempat
1. Pengukuran suhu
Setiap hari
14 hari Puspitek, Serpong
2. Pengukuran salinitas
Setiap hari 14 hari
Puspitek, Serpong 3. Pengukuran
pH Setiap
hari 14 hari
Puspitek, Serpong 4. Pengukuran
DO Setiap
hari 14 hari
Puspitek, Serpong 5. Pengukuran
gas CO
2
Setiap hari 14 hari Puspitek, Serpong
6. Analisis nitrat
Hari 1, 2, 4, 6, 8 dan 10 Lab. Proling, MSP-IPB 7.
Analisis nitrit Hari 1, 2, 4, 6, 8 dan 10 Lab. Proling, MSP-IPB
8. Analisis fosfat
Hari 1, 2, 4, 6, 8 dan 10 Lab. Proling, MSP-IPB 9.
Analisis silikat Hari 1, 2, 4, 6, 8 dan 10 Lab. Proling, MSP-IPB
10. Analisis DIC Hari 1, 4 dan 10
Dinas PU Jawa Timur 11. Analisis POC
Hari 1, 4 dan 10 Dinas PU Jawa Timur
Berdasarkan Tabel 2 pengukuran gas CO
2
dilakukan tiga kali dalam sehari 09.00, 14.00 dan 19.00 WIB karena tidak memerlukan sampel air laut.
Penghitungan penyerapan CO
2
diukur dengan melihat aliran gas CO
2
yang terjadi selama proses kultur berlangsung. Gas CO
2
yang masuk ke dalam fotobioreaktor akan dibandingkan dengan gas CO
2
yang keluar dari fotobioreaktor, sehingga dapat diketahui berapa volume gas CO
2
yang dimanfaatkan oleh Chaetoceros sp. secara langsung. Setelah itu dilihat
bagaimana keterkaitannya terhadap pertumbuhan biomassa Chaetoceros sp.. Keberadaan nutrien dalam fotobioreaktor diukur dua hari sekali enam
kali selama kultur dengan cara mengambil 250 ml sampel kultur fitoplankton dari fotobioreaktor. Botol sampel yang digunakan adalah botol gelap atau berwarna
agar terhindar dari cahaya matahari. Setelah itu sampel disimpan di dalam kulkas sebelum dikirim untuk dianalisis lebih lanjut di Laboratorium Produktivitas
Lingkungan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Metode yang dilakukan adalah
spektrofotometri detail metode ada pada Lampiran 7. Sampel karbon anorganik terlarut DIC dan karbon organik partikulat
POC diambil dari fotobioreaktor tiga kali selama kultur. Pengukuran DIC dilakukan dengan mengambil sekitar 250 ml sampel kultur fitoplankton dari
fotobioreaktor lalu disaring dengan kertas saring Whatman. Hasil saringan yang berupa cairan supernatan diberi H
2
SO
4
sebanyak 14 tetes lalu di simpan dalam kulkas. Botol yang digunakan adalah botol kaca gelap dengan tutup berlapis
teflon. Pada pengukuran POC, 250 ml sampel juga dimasukkan ke dalam botol gelap tanpa perlu disaring seperti pengukuran DIC. Kemudian sampel diberi 14
tetes H2SO4 dan disimpan dalam kulkas sebelum pengiriman ke Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Metode
yang digunakan untuk mengukur DIC dan POC adalah
SNI 01-6241-2000.
detail metode ada pada Lampiran 8.
25
4. HASIL DAN PEMBAHASAN