STRATEGI PUBLIC RELATIONS PARIWISATA MELALUI MUSIK (Studi Pada Kampanye Jazz on Bromo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo)
STRATEGI PUBLIC RELATIONS PARIWISATA MELALUI MUSIK (Studi Pada Kampanye Jazz on Bromo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Probolinggo)
SKRIPSI
Diajukan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana (S-1)
Oleh : Dewi Amalia NIM : 08220293
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
LEMBAR PENGESAHAN Nama : Dewi Amalia
Nim : 08220293
Konsentrasi : Public Relations
Judul Skripsi : STRATEGI PUBLIC RELATIONS PARIWISATA MELALUI MUSIK (Studi Pada Kampanye Jazz on Bromo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo) Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS Pada Hari : Kamis
Tanggal : 26 Juli 2012 Tempat : Ruang 607
Mengesahkan, Dekan FISIP UMM
Dr. Wahyudi, M.Si Dewan Penguji :
1. Nurudin, M.Si Penguji I ( )
2. Sugeng Winarno, MA Penguji II ( )
3. M. Himawan Sutanto, M.Si Penguji III ( ) 4. Roziana Febrianita, S.Sos Penguji VI ( )
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul,“Musik Dalam Strategi Public Relations Pariwisata (Studi pada Kampanye Jazz on Bromo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo)”, dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun kita menuju ke jalan yang di ridhoi Allah SWT yakni islam.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan segala keterbatasan yang peneliti miliki, oleh karena itu masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi dunia akademika.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ucapkan terima kasih yang tulus yang ditujukan kepada :
1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
2. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UMM
(4)
4. M. Himawan Sutanto, M.Si selaku pembimbing I dan Roziana Febrianita, S.Sos selaku pembimbing II terimakasih atas segala pencerahan, bimbingan dan saran-saran yang diberikan kepada peneliti
5. Nurudin, M.Si selaku penguji I dan Sugeng Winarno, MA selaku penguji II terimakasih atas segala saran dan pengarahan yang diberikan saat sidang ujian skripsi kepada peneliti
6. Terimakasih kepada seluruh penulis buku-buku yang digunakan peneliti, telah menjadi bahan sumber rujukan dan referensi pada penyusunan skripsi ini
7. Kedua orang tua ku beserta keluarga besar, terimakasih atas segala doa dan dukungan yang diberikan kepada peneliti
8. Kepala Kesbangpol dan Linmas yang telah memberikan surat pengantar penelitian kepada peneliti
9. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti
10.Sahabat terbaikku Virgianti D.P (bunda), Dyah Ayu.M (miaouw), Novi Kurniawati (phie), Nena Kisnawati (nene) terimakasih ku ucapkan kepada sahabat-sahabat ku yang telah menjadi teman terbaik peneliti, doa dan dukungan semangat kalian amat berarti bagi ku
11.Novi Kurniawati dan Vina Ferli Orta Danny yang menjadi teman awalan dan akhiranku selama kuliah di UMM, janji kita lulus barengan akhirnya bisa dikabulkan Allah SWT, Amin
(5)
12.Teman-teman kost bambu kuning tlogomas 15C no 16, novi (phie), rika (riko), putri (nacucu), agis, vina, nihla, siti, miouw terimaksih atas segala doa dan dukungan semangat yang diberikan kepada peneliti. Khususnya bagi mioauw, nihla dan siti ayo semangat skripsi, harus bisa lulus tahun ini.
13.Teman-teman angkatan 2008 komunikasi, khususnya Dkom-one terimaksih telah menjadi teman seperjuangan peneliti, khususnya bagi teman-teman Dkom-one ayo cepat selesaikan skripsi, harus bisa lulus tahun 2012 ini, Amin.
14.Teman-teman cyber media yang memberikan hiburan dunia maya kepada peneliti
15.Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang telah diberikan kepada peneliti serta tetap menuntun kami semua dijalan-Nya, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak pada umumnya.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, dan manusia sebagai tempat salah dan dosa, begitu pula pada peneliti yang masih memiliki kesalahan. Segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan agar bisa menjadikannya lebih baik lagi untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Malang, 31 Juli 2012
(6)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v
MOTTO ... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii
SPECIAL ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR BAGAN ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
D. 1 Manfaat Akademis D.2 Manfaat Praktis E. Kerangka Pemikiran ... 6
E.1 Kampanye Public Relations ... 6
E.2 Public Relations Sebagai Teknik Berkomunikasi ... 9
E.3 Strategi Komunikasi Kampanye PR ... 9
E.4 Jenis-jenis Kampanye PR ... 11
E.5 Metode Kampanye PR ... 12
E.6 Sasaran Kampanye ... 13
E.7 Fungsi Public Relations ... 15
E.8 Persuasi Titik Tolak Berkampanye ... 16
E.9 Teori Persuasi ... 18
F. Metode Penelitian ... 18
F.1 Tipe dan Jenis Penelitian ... 18
F.2 Fokus Penelitian ... 19
F.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
F.4 Informan Penelitian ... 20
(7)
F.5.1 Wawancara ... 21
F.5.2 Dokumentasi ... 22
F.6 Teknik Analisis Data ... 22
F.7 Teknik Keabsahan Data ... 24
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 26
A. Profil DISBUDPAR ... 26
A.1 Makna Semboyan ... 26
A.2 Makna Lambang ... 27
A.3 Makna Warna-warna yang Digunakan ... 29
B. Visi dan Misi DISBUDPAR ... 29
B.1 Visi ... 29
B.2 Misi ... 30
C. Tujuan dan Sasaran Pemerintah ... 31
C.1. Tujuan Pemerintah... 31
C.2. Sasaran Pemerintah ... 31
D. Struktur Organisasi ... 31
E. Program RPJMD ... 33
F. Program Satker (SKPD) ... 33
G. Tugas Pokok san Fungsi DISBUDPAR ... 34
H. Bidang Kepariwisataan ... 35
I. Kampanye Jazz On Bromo ... 38
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA ... 42
A. Profil Informan Penelitian ... 42
A.1 Informan 1 ... 43
A.2 Informan 2 ... 44
A.3 Informan 3 ... 45
A.4 Informan 4 ... 45
A.5 Informan 5 ... 46
A.6 Informan 6 ... 47
A.7 Informan 7 ... 48
A.8 Informan 8 ... 49
B. Penyajian Data ... 50
B.1. Perencanaan Program Kampanye ... 51
B.2. Langkah-langkah Dalam Pelaksanaan Kampanye ... 54
B.3. Tujuan Kampanye ... 57
B.4 Akulturasi Budaya ... 59
B.5 Target Sasaran ... 61
B.6 Pelaku Kegiatan ... 63
(8)
C. Diskusi Teori ... 68
BAB IV PENUTUP ... 71
A.Kesimpulan ... 71
B.Saran ... 72
B.1 Saran Akademis ... 72
B.2 Saran Praktis ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Informan 1... 43
Tabel 2 Data Informan 2... 44
Tabel 3 Data Informan 3... 45
Tabel 4 Data Informan 4... 46
Tabel 5 Data Informan 5... 47
Tabel 6 Data Informan 6... 48
Tabel 7 Data Informan 7... 49
(10)
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Struktur Organisasi DISBUDPAR... 32 Bagan 2 Struktur Organisasi Kampanye Jazz on Bromo... 39
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Sasaran Kampanye... 13 Gambar 2 Logo DISBUDPAR... 26
(12)
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations. Bandung. Cv. Mandar Maju. 1993
Kusumastuti, Frida.2004.Dasar-dasar Humas.Bogor:Ghalia Indonesia
Machmud, Muslimin.2011.Komunikasi Tradisional: Pesan Kearifan Lokal Masyarakat Sulawesi Selatan. Yogyakarta:Buku Litera
Moleong, Lexy J.2009.Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
Morissan.2010.Manajemen Public Relation, Strategi Menjadi Humas Profesional.Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Nurudin.2007.Pengantar Komunikasi Massa.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Pawito.2007.Penelitian Komunikasi Kualitatif.Yogyakarta:PT. LkiS Pelangi Aksara Yogyakarta
Ruslan, Rosady.2008.Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya Bandung
Soemirat Soleh dan Ardianto Elvinaro.2002.Dasar-dasar Public Relations.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya Bandung
Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta
Venus, Antar.2009.Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis Dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi.Bandung:Simbiosa Rekatama Media
Non Buku :
Hasan Mustofa, 2000, home.unpar.ac.id. Diakses pada tanggal 11 Juli 2012 pukul 23.40 WIB
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Public Relations atau disebut juga dengan PR, saat ini telah banyak diterapkan pada lembaga atau instansi-instansi di pemerintahan. Hal ini dilihat dari fungsi dan peran PR yang banyak dipergunakan pada lembaga atau instansi yang dibidang jasa, pelayanan atau pemasaran produk.
Seperti halnya, kemajuan industri pariwisata Gunung Bromo tak lepas dari peran aktif pemerintah daerah. Dalam hal ini pemerintah memiliki kewenangan fungsi untuk melakukan perencanaan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Pengelolaan dan pengawasan wisata Gunung Bromo ini ditangani secara langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo memiliki peran yang sangat penting dalam memperkenalkan wisata Gunung Bromo kepada masyarakat, baik masyarakat lokal, nasional maupun masyarakat internasional. Peranan ini dikendalikan langsung oleh PR.
PR dalam hal ini menjalankan aktivitas komunikasi dua arah dengan publik yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, saling percaya, dan kerja sama (Frida Kusumastuti, 2004 :10).
Pada hakekatnya fungsi PR pada lembaga atau instansi, yaitu PR sebagai metode komunikasi dan PR sebagai state of being. Sebagai metode
(14)
2
komunikasi humas memiliki kewenangan untuk menjalankan tugas-tugas komunikasi pada lembaga atau instansi yang tidak memiliki divisi PR secara khusus, berbeda halnya dengan PR sebagai state of being yakni PR sebagai perwujudan suatu kegiatan komunikasi yang dilembagakan kedalam bentuk divisi, departemen ataupun bagian khusus yang memiliki struktur dan pimpinan tersendiri sebagai departemen khusus dalam sebuah organisasi pemerintahan (Frida Kusumastuti, 2004 :10-11).
Dalam hal ini program ke PR-an di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo merupakan metode komunikasi. Hal ini dikarenakan tidak adanya divisi khusus PR, sehingga tugas dan program PR dilakukan oleh divisi kerja pariwisata untuk menciptakan, membangun, dan menjaga citra baik suatu lembaga atau instansinya yang lebih menekankan akan permasalahan pariwisata kabupaten probolinggo Tercatat sebagai salah satu gunung teraktif, Gunung Bromo kerap mengalami erupsi. Kejadian ini tentu sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan baik lokal maupun wisatawan internasional.
Pada tahun 2010 hingga tahun 2011 Gunung Bromo mengalami erupsi terbesar sepanjang sejarah erupsi Gunung Bromo. Dengan adanya peristiwa erupsi ini, kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo mengalami penurunan cukup drastis. Sebelum terjadi erupsi jumlah kunjungan wisatawan pada bulan September tercatat 13.819 wisatawan nusantara dan 1.507 wisatawan mancanegara. Jumlah wisatawan tercatat mengalami penurunan hingga 5.330 untuk kunjungan wisatawan nusantara. Sedangkan jumlah wisatawan
(15)
3
mancanegara mengalami penurunan sebanyak 52 kunjungan. Pada bulan November status Gunung Bromo ditingkatkan menjadi status awas, jumlah kunjungan wisatawan Gunung Bromo yang hanya berjumlah sebanyak 6.860 pada wisatawan nusantara dan 865 kunjungan pada wisatawan mancanegara (Sumber data: data wisatawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang diberikan oleh Disbudpar kabupaten probolinggo tahun 2011).
Divisi kerja pariwisata sebagai metode komunikasi memiliki strategi-strategi PR untuk dapat semakin meningkatkan daya tarik wisata alam Gunung Bromo. Salah satunya melakukan kegiatan kampaye publik dalam memperkenalkan pariwisata Kabupaten Probolinggo. Kampanye peranannya sangat penting untuk dapat mengkomunikasikan aktivitas komunikasi publik yang teroganisasi secara langsung dan ditujukan kepada publik pada kurun waktu yang telah ditentukan (Leslie B. Snyder dalam Venus, 2002:09).
Kampanye ini merupakan kegiatan persuasif yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Kampanye produk daerah sebagai dasar persuasif yang dilakukan. Hal ini menggabungkan kesenian daerah dan kesenian modern yang dikemas sebagai agenda kampanye yang dilakukan.
Adanya penurunan jumlah wisatawan ini juga berdampak pada sektor perekonomian pemerintah kabupaten Probolinggo sebagai pemerintah daerah yang menangani objek pariwisata Gunung Bromo. Penerimaan
(16)
4
devisa dan pendapatan pemerintah daerah juga menurun akibat turunnya jumlah wisatawan.
Maka untuk menangani permasalahan ini divisi kerja pariwisata melakukan kegiatan kampanye khusus yaitu kampanye yang bersifat persuasif kepada masyarakat lokal Kabupaten Probolinggo dan masyarakat non lokal serta wisatawan asing. Adapun kegiatan kampanye tersebut diberi nama Jazz on Bromo. Kegiatan kampanye ini dilatar belakangi dengan adanya acara Jazz Gunung yang dilaksanakan oleh Sigit Purnomo pemilik Hotel Javabanana yang pertama kali melaksanakan acara serupa.
Jazz on Bromo merupakan kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat tengger secara khusus dan ditujukan untuk melakukan persuasif bagi wisatawan lokal maupun non lokal, acara ini bertema harmoni tengger dan juga menggabungkan kesenian daerah dan kesenian modern. Kegiatan kampanye ini merupakan kegiatan acara bermusik berjenre musik Jazz yang dikemas sebagai acara musik hiburan dan mempersuasif bagi pecinta musik Jazz secara khusus dan wisatawan lokal maupun non lokal yang dikabungkan dengan kesenian daerah masyarakat tengger.
Keunikan strategi kampanye PR yang dilakukan ini berdasarkan kegiatan kampanye musik yang pertama kali dilaksanakan oleh pemerintah pada ruang terbuka dengan nuansa alam pegunungan, dengan jenre musik jazz yang identik dengan musik kalangan menengah keatas yang belum dikenal oleh masyarakat suku tengger dan dibentuk dengan acara musik
(17)
5
bebas untuk umum atau gratis yang membedakan dengan konsep jazz gunung.
Agenda kampanye ini dilakukan sebagai kegiatan kampanye persuasif untuk dapat mengembalikan citra pariwisata Gunung Bromo setelah adanya erupsi. Persuasif yang dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai keadaan Gunung Bromo sendiri sebagai pariwisata unggulan Kabupaten Probolinggo dan menggabungkan kearifan lokal Kabupaten Probolinggo itu sendiri. Sehingga dengan adanya kegiatan kampanye ini dapat memberikan pesan bahwa Gunung Bromo sudah berstatus aman dan dapat dikunjungi kembali.
Berdasarkan hasil uraian diatas, penulis bermaksud untuk mengetahui lebih lanjut dengan melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Public Relations Pariwisata Melalui Musik (Studi Pada Kampanye Jazz on Bromo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo)”.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana strategi public relations pariwisata melalui kampanye jazz on bromo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo?”.
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah atau proses-proses PR pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
(18)
6
Pariwisata Kabupaten Probolinggo melalui media kampanye dengan musik jazz sebagai metode yang digunakan.
D.Manfaat Penelitian D.1 Manfaat Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa tentang kampanye PR dengan media musik yang dapat bermakna sebagai bentuk strategi PR yang akan dilakukan.
D.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermakna dalam bentuk referensi dan menjadi bahan acuan sebagai bentuk strategi kampanye PR Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten.
E.Kerangka Pemikiran
E.1 Kampanye Public Relations
Istilah kampanye sering disamakan dengan istilah propaganda, dan secara operasional keduanya sama-sama melakukan kegiatan berkomunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak sebagai target sasarannya.
Perbedaan kampanye dan propaganda secara umum :
Keterangan Kampanye Propaganda
1. Nara sumber dan tema
Dapat diidentifikasikan atau jelas
Tidak jelas dan tersembunyi
2. Periode Waktu yang terbatas Tidak terikat dengan waktu
(19)
7
3. Sifat gagasan Moderat dan terbuka Tertutup dan memaksa
4. Tujuan kegiatan Spesifik dan variatif Umum dan untuk mengubah sistem atau nilai-nilai
kepercayaan
5. Penerimaan Sukarela dan persuasif Dipaksakan, kursif dan menekan bahkan diikuti ancaman 6. Modus pelaksanaan Sesuai kode etik Tanpa aturan main
yang jelas
7. Kepentingan untuk Kedua belah pihak Sepihak, dan khusus kepentingan
penguasa, militer, hukum, politik
8. Penilaian publik Konotasi positif Konotasi negatif Sumber : Rosady Ruslan 2008: 24,”Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations”.
Kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk, dan telah banyak dikemukakan beberapa ilmuan, ahli dan praktisi komunikasi. Secara garis besar kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secra langsung
(20)
8
ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu (Leslie B. Snyder dalam Venus, 2009:08).
Pfau dan Parrot mengatakan, suatu kampanye yang secara sadar, menunjang dan meningkatkan proses pelaksanaan yang terencanan pada periode tertentu untuk bertujuan mempengaruhi khalayak sasaran tertentu. Roger dan Storey berpendapat, kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagaian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu (Ruslan, 2008:23).
Sedangkan Rajasundaram mengungkapkan, suatu kampanye merupakan koordinasi dari berbagai perbedaan metode komunikasi yang memfokuskan perhatian pada permasalahan tertentu dan sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu tertentu (Venus, 2009:08).
Dari definisi kampanye yang telah dikatakan oleh para pakar ini, dapat lebih disimpulkan bahwa kampanye public relations sebagai suatu kegiatan aktivitas proses komunikasi untuk mempengaruhi khalayak tertentu untuk dapat membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpartisipatif bertujuan menciptakan efek atau dampak tertentu seperti yang direncanakan dengan adanya tema yang spesifik dan nara sumber yang jelas dalam waktu yang telah ditetapkan dan dilaksanakan secara terorganisasi dan terencana (Ruslan, 2008:24).
(21)
9
E.2 Public Relations Sebagai Teknik Berkomunikasi
Public Relations pada hakikatnya merupakan bagian dari teknik kegiatan berkomunikasi dengan ciri khas komunikasi dua arah antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publik atau dengan sebaliknya. PR melakukan kegiatan komunikasi dan menganalisa untuk mengetahui efek atau feedback yang berdampak positif dan negatif terhadap citra perusahaan atau organisasi (Ruslan, 2008:19).
Public Relations menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau lembaga dengan publiknya untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya suatu tujuan, kebijakan dan langkah serta tindakan lembaga atau organisasi itu. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan pengertian dan kemaun baik (goodwill) publiknya serta untuk memperoleh opini yang menguntungkan atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan publik (Soemirat. 2002:89)
Dengan demikian PR akan megetahui langkah-langkah yang akan dilakukan untuk dapat merespon feedback yang diberikan oleh public, sehingga komunikasi dua arah akan terlaksana secara efektif.
E.3 Strategi Komunikasi Kampanye PR
Tujuan komunikasi dilihat dari aspek dalam berkampanye, baik untuk keperluan promosi maupun publikasi. Misalnya kampanye PR dalam berkomunikasi bertujuan menciptakan pengetahuan, pengertian,
(22)
10
pemahaman, kesadaran, minat dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
Sehingga stategi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya (Ruslan, 2008:37).
Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam Ruslan 2008: 37, tujuan strategi komunikasi kampanye yakni untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi, bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik, penggiatan untuk memotivasinya dan bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut. Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye melibatkan konseptor, teknik komunikasi dan komunikator dengan kemampuan komunikasi untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk perencanaan yang taktis dan strategik untuk mencapai tujuan tertentu.
Komunikasi yang mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan tersebut dalam berkampanye, menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya, The Process dan Effects of Mass Comunications dalam Ruslan 2008: 38, menyatakan pesan akan mudah diterima ketika pesan tersebut dikemas sedemikan rupa dan selalu menarik perhatian, dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau dimengerti oleh komunikan sehingga dapat menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya dan merupakan
(23)
11
kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi dan keadaan kondisi dari komunikan.
E.4 Jenis-jenis Kampanye PR
Aktivitas komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan suatu kepentingan dan tujuannya apa, siapa khalayak sasarannya, dalam rangka kegiatan apa, untuk membujuk dan memotivasi khalayak.
Charles U. Larson membagi jenis-jenis kampanye terbagi menjadi tiga, yakni : (Ruslan, 2008: 25-26).
1. Product- oriented campaigns
Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk yang baru bersifat profit oriented.
2. Candidate- oriented campaigns
Kegiatan kampanye berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik (politik campaign) berupaya meraih dukungan dari masyarakat memalui kampanye politik, serta kampanye komunikasi pemasaran dan periklanan atau menggunakan teknik kampanye PR dalam jangka waktu relatif singkat 3-6 bulan dengan dana yang cukup besar.
3. Ideological or cause- oriented campaigns
Kampanye ini berorientasi yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial (social change campaigns), seperti kampanye bersifat khusus non komersial atau non profit.
(24)
12 E.5 Metode Kampanye Public Relations
Metode kampanye public relations dilakukan secara berencana, sistematis, memotivasi, psikologis, dan dilakukan berulang-ulang secara kontinu (repetition and continue). Sebaliknya, jika kampanye tersebut dilakukan secara insidentil atau hanya dilakukan sekali, tertentu, dan terbatas, maka hal ini jelas tidak bermanfaat atau kurang berhasil untuk menggolkan suatu materi, dan tujuan dari kampanye.
Dalam kampanye tidak terlepas dari komunikasi yang bersifat membujuk (persuasif) dan mendidik (edukatif), yaitu berupaya untuk mengubah perilaku, sikap bertindak, tanggapan, persepsi, hingga membentuk opini publik yang positif dan mendukung atau yang menguntungkan segi citra dan sebagainya (Ruslan, 2008: 68-69).
(25)
13 E.6 Sasaran Kampanye
(Sumber : Rosady Ruslan 2008: 36,”Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations”).
Satu, kelompok yang berkepentingan seperti pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemereintah daerah (goverment relations). Kedua, masyarakat sekitar atau tertentu (community relations) seperti lingkungan sosial di sekitar kawasan perkantoran, pendidikan, komunitas, keagamanaan dan sebagainya. Ketiga, kelompok pemakai produk atau pelanggan (customer and consumen relations) kelompok ini yang menggunakan produk perusahaan perlu diperhatikan dan merekalah yang dapat menghidupkan roda operasional produksi. Keempat, badan lembaga
(26)
14
swadaya masyarakat (consumen bodies) misalnya YLK (yayasan lembaga konsumen) sebagai kelompok penekan yang banyak memberikan kritikan yang cukup berpengaruh terhadap opini konsumen terhadap pemakaian produk atau perusahaan. Kelima, kelompok sebagai penekan (pressure group) para politik dan eksekutif serta legislatif yang banyak memberikan pengaruh yang sifatnya sebagai kontrol sosial atas penilaian baik atau buruknya suatu perusahaan. Keenam, kelompok pemuka agama atau masyarakat (opinion leader) ucapaan para tokoh berupa imbauan atau ajakannya itu akan menjadi panutan orang banyak dalam suatu komunitas masyarakat tertentu. Ketujuh, asosiasi perdagangan dan jasa (trade association) yang merupakan industrial relations yang merupakan partner dari perusahaan dalam menjalankan operasional dan usaha. Kedelapan, kelompok relasi bisnis (bussines relations) seperti perbankan, kreditor, suplier dan distributor, retailer rekanan, penyewa, broker dan para investor yang lebih menekankan pada kepercayaan dalam berbisnis. Semakin baik citra perusahaan berdangkutan akan semakin tinggi pula kepercayaan yang diberikan oleh pihak relasi bisnis tersebut. Kesembilan, kelompok internal (internal relations) merupakan kelompok pendukung dan sekaligus penentu maju tidaknya suatu perusahaan, organisasi, intitusi atau lembaga dalam beroperasi. (Ruslan, 2008: 33-34).
Kampanye pada hakekatnya adalah tindakan komunikasi yang bersifat goal oriented atau selalu ada tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan melalui tindakan yang sekenanya,
(27)
15
melainkan harus didasari pengorganisasian tindakan secara sistematis dan strategis. Dalam kaitan ini Johnson-Cartee dan Copeland (1997:21) menyebutkan kampanye sebagai an organized behavior, harus direncanakan dan diterapkan secara sistematis dan berhati-hati. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan kampanye membutuhkan sentuhan manajemen yakni kemampuan merancang, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi suatu program kegiatan secara rasional, realistis, efisien dan efektif (Venus, 2009: 25-26).
E.7 Fungsi Public Relations
Terdapat tiga fungsi Public relations menurut Betrand R. Canfield yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1993:137) dalam bukunya Human Relations dan Public Relations yaitu fungsi public relations mengabdi kepada kepentingan publik, memelihara komunikasi yang baik, menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.
Sedangkan menurut Cutlip Center yang dikutip oleh Frida Kusumastuti dalam bukunya Dasar-dasar Humas (2004 :23), mengemukakan bahwa fungsi public relations meliputi menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi, menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan, melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum, membina hubungan secara harmonis antar organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal.
(28)
16
Dapat dikatakan bahwa fungsi Public Relations adalah memelihara , mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya masalah. Public Relations bersama-sama mencari dan menemukan kepentingan organisasi yang mendasar dan menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada publik dan juga menyampaikan opini publik pada manajemen juga kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan pengetahuan yang jelas dan lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur, jelas dan objektif.
E.8 Persuasi Titik Tolak Berkampanye
Aktivitas kampanye selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif (komunisuasif). Walaupun pada intinya kegiatan kampanye tersebut bertitik tolak dengan tindakan komunikasi persuasif dalam arti lebih luas, namun bukan persuasif dengan tujuan perorangan, dan paling tidak terdapat empat aspek komunisuasif dalam kegiatan kampanye, seperti yang telah diungkapkan oleh Michael Pfau dan Roxanne Parrot dalam bukunya Persuasive Communication Campaign (Massachussets: Allyn and Barcon, 1993) dalam Ruslan 2008: 26-27.
Empat aspek komunisuasif yakni sebagai berikut :
1. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan ruang tertentu dalam benak pikiran khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat
(29)
17
dan suatu ide atau gagasan program tertentu bagi kepentingan khalayak sasarnnya.
2. Kampanye berlangsung melalui berbagai tahapan-tahapan, yaitu dimulai dari menarik perhatian, tema kampanye digencarkan, memotivasi dan mendorong untuk bertindak serta partisipasinya khalayak sasaran melakukan tindakan yang nyata.
3. Kampanye harus mampu mendramatisir tema pesan atau gagasan-gagasan yang diekspos secara terbuka dan memdorong partisipasi khalayak sasaran untuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis untuk memcapai tujuan dari tema kampanye tersebut.
4. Keberhasilan atau tidaknya popularitas suatu pelaksanaan kampanye tersebut melalui kerja sama dengan pihak media massa untuk menggugah perhatian, kesadaran, dukungan dan mampu mengubah perilaku atau tindakan nyata dari kahalayaknya.
R. Wayne R. Pace, Brend D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for Effective Communication (Massachussetts, Addison-Wesley Publishing 1997) menyatakan tindakan komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan khalayak mengadopsi pandangan komunikator tentang suatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu. Sedangkan menurut Johnson (Ruslan, 2008: 27) mengungkapkan merupakan proses transaksional di antara dua orang atau lebih di mana terjadi upaya merekonstruksi realitas melalui pertukaran makna simbolis yang ada pada
(30)
18
akhirnya menciptakan perubahan kepercayaan, pandangan, sikap atau perilaku secara sukarela.
Disimpulkan dari pengertian kampanye melalui komunisuasif tersebut bahwa tindakan persuasif bertujuan untuk mengubah atau ingin memperteguh sikap, pandangan, kepercayaan dan perilaku masyarakat secara sukarela sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikatornya (Ruslan, 2008 :27-28).
E.9 Teori Persuasi
Public relations membujuk audiens untuk mempelajari sebuah informasi baru, mengubah emosi, atau untuk bertindak sedemikian rupa. Miller dan Levine mengatakan, pada tingkat minimal, sebuah usaha persuaif menghasilkan beberapa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan perilaku target audiens (Lattimore, 2010: 55).
Dalam teori persuasif ini terdapat empat istilah. Istilah pertama yakni kesadaran (awareness) yang artinya menerima informasi pertama kali, istilah kedua sikap (attitudes) yang artinya kecenderungan untuk suka atau tidak terhadap sesuatu, istilah ketiga keyakinan (beliefs) yang artinya penilaian tentang benar atau salahnya sesuatu, istilah keempat perilaku (behaviour) yang artinya sebuah aksi yang bisa diamati.
F. Metode Penelitian
F.1 Tipe dan Dasar Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
(31)
angka-19
angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Sedangkan penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses (Moleong, 2009 :11-12).
Sebagai dasar penelitian, penelitian menggunakan pendekatan naturalistik dimana data nantinya akan disajikan bersifat deskriptif. Analisis data dilakukan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi (Moleong, 2009 : 28).
F.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kampanye PR jazz on bromo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo tentang bagaimana proses perencanaan strategi PR dalam kampanye yang dilakukan dengan menggunakan musik jazz sebagai metode kampanye, untuk dapat memulihkan citra pariwisata Gunung Bromo setelah adanya erupsi besar pada tahun 2010 sampai dengan 2011.
F.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian divisi pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Jalan Raya Panglima Sudirman No. 1 Dringu-Probolinggo Telp. (0335) 428 827. Penelitian ini dilakukan hanya pada divisi pariwisata, terkait dengan pelaku kampanye pada divisi pariwisata dalam bidang seksi jasa wisata dan seksi promosi dan pemasaran.
(32)
20
Waktu pelaksanaan penelitian kurang lebih satu bulan tertanggal 14 Mei sampai dengan 29 Juni 2012.
F.4 Informan Penelitian
Informan penelitian dalam metode ini menggunakan pengambilan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008 :218).
Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan jenis sampel judgment sampling. Judgment sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Jadi, judgment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai information rich. (Hasan Mustofa, 2000, home.unpar.ac.id. Diakses pada tanggal 11 Juli 2012 pukul 23.40 WIB)
Informan yang sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan inilah yang akan dijadikan sebagai informan penelitian untuk dilakukan wawancara.
Adapun karakteristik untuk menetukan informan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Anggota divisi kepariwisataan dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten probolinggo.
2. Bidang jasa wisata dan bidang promosi dan pemasaran
3. Anggota kepanitiaan kampanye jazz on bromo di divisi kepariwisataan
(33)
21
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka ditemukan beberapa informan yang telah diwawancarai oleh peneliti. Informan-informan tersebut antara lain :
1. Kasi Jasa Wisata
2. Kasi Promosi dan Pemasaran 3. Seluruh staf jasa wisata
4. Seluruh staf promosi dan pemasaran F.5 Teknik Pengumpulan Data
F.5.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil atau sedikit. (Sugiyono, 2008 :137)
Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif yang melibatkan manusia sebagai objek (pelaku, aktor), sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti (Pawito, 2007:132). Sedangkan menurut Moleong (2009 :186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai dengan memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan utama mengadakan wawancara seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1985:226) antara lain yakni untuk mengrekonstruksi mengenai orang,
(34)
22
kejadian, organisasi, perasaan, dan motivasi. Selain itu juga untuk memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh peneliti dari informan penelitian (Lexy J.Moleong, 2009 :186).
Wawancara telah dilakukan antara peneliti dengan pihak-pihak yang terkait dalam kampanye jazz on brmo. Dalam wawancara yang dilakukan, peneliti menggunakan model wawancara tidak terstuktur.
Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2008:233).
F.5.2 Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang lain yang dapat mendukung data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara. Pada penelitian ini peneliti meyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, dokumen-dokumen, arsip dan lain sebagainya. Dokumen gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. (Sugiyono, 2008 :240). Data yang diperoleh dalam teknik dokumentasi adalah data-data yang berhubungan dengan program kampanye jazz on bromo.
F.6 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan teknik analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah
(35)
23
dipahami, dan dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008 :244).
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, mejabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas (Sugiyono, 2008: 246).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 (empat) tahapan analisis, yaitu sebagai berikut:
1. Koleksi Data
Mengumpulkan data-data yang diperoleh baik dari buku-buku maupun informasi yang diperoleh. Hal tersebut dijadikan referensi maupun data penguat dalam menganalisa hasil penelitian.
2. Reduksi Data
Dikarenakan banyaknya data yang diperoleh dari lapangan, maka perlu dirangkum (reduksi). Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data.
3. Penyajian Data
Dalam peneliitian ini, penyajian data dilakukan dengan uraian naratif. Data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori. Peneliti hanya
(36)
24
memfokuskan pemaparan data yang berhubungan dengan tema penelitian yang dilakukan.
4. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan didukung oleh bukti-bukti pada saat pengumpulan data. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2008: 246-252). Pada teknik analisa data ini peneliti menggunakan teknik analisa data model Miles and Huberman yang digambarkan pada bagan sebagai berikut :
Teknik Analisa Data Miles dan Huberman
(Sumber: Matthew B. Miles and A. Michael Huberman)
F.7 Teknik Keabsahan Data
Pada penelitian ini digunakan keabsahan data berupa triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari informan penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan Sugiyono (2008 :274), bahwa triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data-data yang sama akan diuraikan
Koleksi data Penyajian
data
Penarikan kesimpulan
(37)
25
dan dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, mana pandangan yang berbeda dan mana yang lebih spesifik.
Hal ini menyatakan bahwa peneliti telah membandingkan data yang diperoleh dari suatu sumber yang lainnya, dari kondisi ini peneliti akan sampai pada salah satu kemungkinan apakah data yang diperoleh konsisten atau sebaliknya berlawanan (Machmud, 2011 :28).
(1)
20
Waktu pelaksanaan penelitian kurang lebih satu bulan tertanggal 14 Mei sampai dengan 29 Juni 2012.
F.4 Informan Penelitian
Informan penelitian dalam metode ini menggunakan pengambilan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008 :218).
Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan jenis sampel judgment sampling. Judgment sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Jadi, judgment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai information rich. (Hasan Mustofa, 2000, home.unpar.ac.id. Diakses pada tanggal 11 Juli 2012 pukul 23.40 WIB)
Informan yang sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan inilah yang akan dijadikan sebagai informan penelitian untuk dilakukan wawancara.
Adapun karakteristik untuk menetukan informan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Anggota divisi kepariwisataan dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten probolinggo.
2. Bidang jasa wisata dan bidang promosi dan pemasaran
3. Anggota kepanitiaan kampanye jazz on bromo di divisi kepariwisataan
(2)
21
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka ditemukan beberapa informan yang telah diwawancarai oleh peneliti. Informan-informan tersebut antara lain :
1. Kasi Jasa Wisata
2. Kasi Promosi dan Pemasaran 3. Seluruh staf jasa wisata
4. Seluruh staf promosi dan pemasaran F.5 Teknik Pengumpulan Data
F.5.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil atau sedikit. (Sugiyono, 2008 :137)
Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif yang melibatkan manusia sebagai objek (pelaku, aktor), sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti (Pawito, 2007:132). Sedangkan menurut Moleong (2009 :186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai dengan memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan utama mengadakan wawancara seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1985:226) antara lain yakni untuk mengrekonstruksi mengenai orang,
(3)
22
kejadian, organisasi, perasaan, dan motivasi. Selain itu juga untuk memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh peneliti dari informan penelitian (Lexy J.Moleong, 2009 :186).
Wawancara telah dilakukan antara peneliti dengan pihak-pihak yang terkait dalam kampanye jazz on brmo. Dalam wawancara yang dilakukan, peneliti menggunakan model wawancara tidak terstuktur.
Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2008:233).
F.5.2 Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang lain yang dapat mendukung data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara. Pada penelitian ini peneliti meyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, dokumen-dokumen, arsip dan lain sebagainya. Dokumen gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. (Sugiyono, 2008 :240). Data yang diperoleh dalam teknik dokumentasi adalah data-data yang berhubungan dengan program kampanye jazz on bromo.
F.6 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan teknik analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah
(4)
23
dipahami, dan dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008 :244).
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, mejabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas (Sugiyono, 2008: 246).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 (empat) tahapan analisis, yaitu sebagai berikut:
1. Koleksi Data
Mengumpulkan data-data yang diperoleh baik dari buku-buku maupun informasi yang diperoleh. Hal tersebut dijadikan referensi maupun data penguat dalam menganalisa hasil penelitian.
2. Reduksi Data
Dikarenakan banyaknya data yang diperoleh dari lapangan, maka perlu dirangkum (reduksi). Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data.
3. Penyajian Data
Dalam peneliitian ini, penyajian data dilakukan dengan uraian naratif. Data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori. Peneliti hanya
(5)
24
memfokuskan pemaparan data yang berhubungan dengan tema penelitian yang dilakukan.
4. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan didukung oleh bukti-bukti pada saat pengumpulan data. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2008: 246-252). Pada teknik analisa data ini peneliti menggunakan teknik analisa data model Miles and Huberman yang digambarkan pada bagan sebagai berikut :
Teknik Analisa Data Miles dan Huberman
(Sumber: Matthew B. Miles and A. Michael Huberman)
F.7 Teknik Keabsahan Data
Pada penelitian ini digunakan keabsahan data berupa triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari informan penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan Sugiyono (2008 :274), bahwa triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data-data yang sama akan diuraikan
Koleksi data Penyajian
data
Penarikan kesimpulan Reduksi data
(6)
25
dan dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, mana pandangan yang berbeda dan mana yang lebih spesifik.
Hal ini menyatakan bahwa peneliti telah membandingkan data yang diperoleh dari suatu sumber yang lainnya, dari kondisi ini peneliti akan sampai pada salah satu kemungkinan apakah data yang diperoleh konsisten atau sebaliknya berlawanan (Machmud, 2011 :28).