Analisis Komunikasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemko Binjai

(1)

ANALISIS KOMUNIKASI PARIWISATA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMKO BINJAI

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

Astried Wulan Sary 060922029

ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Analisis Komunikasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemko Binjai. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Komunikasi Pariwisata dalam kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai terhadap objek wisata Pantai SB. Untuk mengetahui Efektivitas pesan promosi pariwisata pada Objek Wisata Pantai SB. Sampel dalam penelitian ini adalah wisatawan domestik yang mengunjungi pantai SB dengan jumlah populasi sebanyak 11.457 orang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi yang ada digunakan rumus Taroyamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, diperoleh sampel 100 orang.Untuk menentukan siapa yang menjadi responden digunakan tekhnik accidental sampling dan purposive sampling dan peneliti menemukan 100 orang sampel pada saat berada dilapangan. Tekhnik pengumpulan data menggunakan Kajian Kepustakaan (Library Study) dengan mengumpulkan data-data dari buku serta sumber yang relevan dan mendukung dan juga Penelitian Lapangan (Field Research) untuk mendapatkan data dilokasi penelitian melalui kuesioner yang diberikan kepada masing-masing responden.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa tabel tunggal yang akan memuat hasil dalam frekuensi dan persentase munculnya seluruh sampel berdasarkan kategori pada operasionalisasi konsep, kemudian data tersebut dianalisa dan diinterprestasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai masih kurang melakukan Komunikasi Pariwisata (Promosi Pariwisata) dalam mendistribusikan seluruh materials promotion dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan domestik ke Pantai SB.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia yang dianugerahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat agar dapat menyelesaikan pendidikan strata 1 pada Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapat banyak bimbingan, saran, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orangtua penulis atas segala doa, kesabaran, perhatian, dukungan moril dan materil serta kasih sayang yang tiada henti-hentinya yang telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Prof DR M Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku Pembantu Dekan I Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Drs Siswo S, MSP selaku Dosen pembimbing penulis yang selama ini telah banyak memberikan masukan, bimbingan dan perhatian kepada penulis. Terima kasih atas kesabaran Bapak dalam membimbing dan mengarahkan penulis. 6. Ibu Dra Dayana, MSi selaku Dosen Wali penulis.


(4)

7. Ibu Dra Dewi Kurniawati, Msi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan kepada penulis di dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Hj Ernawati, MAP selaku Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Pemko Binjai yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemko Binjai.

9. Seluruh pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemko Binjai yang telah banyak membantu penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

10. Pengelola Pantai SB dan seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuisioner yang diajukan oleh penulis.

11. Seluruh Keluarga Besar Drh Titiek Usfah Laily, Fitria Khairani MPd, Heni Puspita, Amkeb.

12. Seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi 06 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Terima kasih juga kepada Pacar penulis yang telah memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi ini oleh karena itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Amin.

Medan, September 2008 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 4

I.3. Pembatasan Masalah ... 4

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 5

I.4.2 Manfaat Penelitian... 5

I.5. Kerangka Teori ... 6

I.5.1 Komunikasi Pemasaran ... 6

I.5.2 Komunikasi Pariwisata ... 7

I.5.3 Promosi Pariwisata ... 9

I.6. Kerangka Konsep... 10

I.6.1 Model Teoritis ... 10

I.6.2 Konsep dan Operasional Konsep ... 11

I.6.3 Definisi Operasional ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS II.1 Pemasaran dan Komunikasi Pemasaran ... 17

II.1.1 Pengertian Pemasaran ... 17

II.1.2 Komunikasi Pemasaran ... 18

II.2 Komunikasi Pariwisata ... 20


(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

III.2 Metode Penelitian ... 34

III.3 Populasi dan Sampel ... 35

III.3.1 Populasi ... 35

III.3.2 Sampel ... 36

III.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

III.5 Teknik Analisa Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 39

IV.2 Pengolahan Data ... 40

IV.3 Analisa Tabel Tunggal ... 41

IV.4 Pembahasan ... 72

BAB V PEN UT UP V.1 Kesimpulan ... 75

V.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Lokasi Destinasi

Pariwisata ... 33

Tabel III.2 PendudukUmur 15 Tahun Ke Atas dan Jenis Kegiatan ... 33

Tabel III.3 Arus Kunjungan Wisatawan ke Pantai SB Tahun 2005 s/d 2007 35 Tabel IV.1 Informasi Responden mengenai Pantai SB ... 42

Tabel IV.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 43

Tabel IV.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Tabel IV.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

Tabel IV.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan ... 45

Tabel IV.6 Distribusi Responden Berdasarkan Asal Daerah ... 46

Tabel IV.7 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Lama Berkunjung . 46 Tabel IV.8 Distribusi Frekuensi Mengunjung Pantai SB ... 47

Tabel IV.9 Materials Promotion yang Digunakan... 48

Tabel IV.10 Kepercayaan dengan Isi Pesan Materials Promotion ... 52

Tabel IV.11 Kepercayaan dengan Foto dan Gambar Materials Promotion . 53 Tabel IV.12 Kepentingan Membaca Materials Promotion ... 54

Tabel IV.13 Keterkaitan dengan Kepentingan Responden ... 55

Tabel IV.14 Ketertarikan Responden dengan Materials Promotion ... 57

Tabel IV.15 Menambah Pengetahuan Setelah Membaca ... 60

Tabel IV.16 Memenuhi Kebutuhan Informasi Responden ... 61

Tabel IV.17 Manfaat yang Dirasakan Responden ... 61


(8)

Tabel IV.19 Mengerti Maksud Pesan ... 64

Tabel IV.20 Pesan yang Disampaikan Cocok/Sesuai dengan Nilai-nilai... 65

Tabel IV.21 Bahasa yang Digunakan Materials Promotion ... 66

Tabel IV.22 Pengulangan Pesan Promosi... 68

Tabel IV.23 Variasi Distribusi Materials Promotion ... 69

Tabel IV.24 Ketetapan Makna Pesan ... 69

Tabel IV.25 Kesinambungan Makna Pesan Antara Media yang Satu dengan Media yang Lain ... 70

Tabel IV.26 Koreksi Pendapat Setelah Membaca Materials Promotion ... 71


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner 2. Fotron Cobol

3. Surat Izin Pra Penelitian 4. Surat Keterangan Penelitian

5. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi 6. Foto-Foto


(10)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Analisis Komunikasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemko Binjai. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Komunikasi Pariwisata dalam kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai terhadap objek wisata Pantai SB. Untuk mengetahui Efektivitas pesan promosi pariwisata pada Objek Wisata Pantai SB. Sampel dalam penelitian ini adalah wisatawan domestik yang mengunjungi pantai SB dengan jumlah populasi sebanyak 11.457 orang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi yang ada digunakan rumus Taroyamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, diperoleh sampel 100 orang.Untuk menentukan siapa yang menjadi responden digunakan tekhnik accidental sampling dan purposive sampling dan peneliti menemukan 100 orang sampel pada saat berada dilapangan. Tekhnik pengumpulan data menggunakan Kajian Kepustakaan (Library Study) dengan mengumpulkan data-data dari buku serta sumber yang relevan dan mendukung dan juga Penelitian Lapangan (Field Research) untuk mendapatkan data dilokasi penelitian melalui kuesioner yang diberikan kepada masing-masing responden.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa tabel tunggal yang akan memuat hasil dalam frekuensi dan persentase munculnya seluruh sampel berdasarkan kategori pada operasionalisasi konsep, kemudian data tersebut dianalisa dan diinterprestasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai masih kurang melakukan Komunikasi Pariwisata (Promosi Pariwisata) dalam mendistribusikan seluruh materials promotion dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan domestik ke Pantai SB.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kelangsungan hidup manusia terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena manusia memiliki kecerdasan, kerjasama, tersedianya potensi alam dan sumber daya manusia untuk mencapai kehidupan yang serba praktis dan tersedia mengakibatkan kecenderungan manusia melakukan perjalanan. Diiringi dengan kemajuan teknologi informasi, dengan tidak mengenal waktu, batas, ruang, daerah, Negara dan benuapun bisa diatasi.

Terlebih lagi, perjalanan yang dilakukan bukan hanya sekedar hiburan, akan tetapi mempunyai tujuan tertentu yang akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap pribadi, keluarga, maupun lingkungannya dalam dekade terakhir ini. Adapun setiap perjalanan yang dilakukan tersebut tidak lain adalah karena manusia ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang beraneka ragam. Salah satunya adalah dengan mencari pengalaman wisata dan bersantai.

Menurut Dann (dalam Ross, 1998:31) ada dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong (faktor yang membuat kita ingin bepergian) dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi kemana kita akan pergi setelah ada keinginan awal untuk bepergian). Jadi, terlihat bahwa manusia menumbuhkan kebutuhan dalam dirinya untuk melakukan interaksi sosial yang tidak ditemui di tempat tinggalnya sehingga ada kebutuhan untuk pergi jauh dari lingkungan rumah.


(12)

Pada umumnya di rumah, orang telah mempunyai posisi sosial, tetapi jauh dari rumah, orang dapat berpura – pura agar dilayani. Wisatawan dapat “bepergian” ke dunia fantasi pada hari libur dan memuaskan diri menjalankan berbagai jenis prilaku yang umumnya tidak diizinkan di rumah. Sedangkan Krippendorf mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena ulangan dari semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan yang diulang-ulang kembali dalam semua brosur pariwisata dan katalog (dalam Ross, 1998:34).

Melalui penyampaian informasi terbaru yang di ulang-ulang tersebut maka calon wisatawan secara lebih rinci mengetahui tentang daya tarik yang dimiliki oleh suatu Objek Tujuan Wisata (OTW) tertentu. Dengan perkataan lain bahwa tidak mungkin suatu OTW dikenal dan dapat dikunjungi jika tidak dipromosikan kepada khalayak/masyarakat.

Dunia Pariwisata Indonesia sekarang ini mengalami masa-masa yang sangat sulit. Hal ini disebabkan karena berbagai peristiwa yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini, seperti aksi terorisme Internasional, bom Bali, penyakit SARS, flu burung, bom Marriot, razia WNA, bom Kuningan yang berakibat keluarnya Travel Warning dari beberapa Negara, dan di penghujung tahun 2004 bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami telah berdampak negatif bagi angka kemajuan kunjungan wisatawan.

Kota Binjai merupakan Kota Rambutan karena Kota Binjai memiliki banyak pohon rambutan. Untuk kelangsungan kemajuan pariwisata Kota Binjai melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai secara terus menerus berusaha melakukan berbagai promosi pariwisata daerah Kota Binjai yang pada kenyataannya belum seluruhnya diketahui khalayak/masyarakat. Dalam hal ini


(13)

faktor dana merupakan salah satu yang menjadi kendala dalam penyampaian promosi pariwisata itu.

Salah satu OTW andalan Kota Binjai adalah Pantai SB yang terletak di Daerah Selatan dari Kota Binjai tersebut. Pada umumnya Pantai SB lebih dikenal dengan sebutan Pantai SBY padahal yang sebenarnya adalah Pantai SB yang berasal dari singkatan nama pemilik dari Pantai SB yaitu Suherman Bangun (SB). Pantai SB, merupakan aliran sungai dari sungai Bahorok di Bukit Lawang. Pantai SB banyak dikunjungi sebagai tempat rekreasi yang menarik di akhir pekan dan liburan bagi keluarga, berbagai hal dapat dilakukan seperti berenang dengan pemandangan alam yang masih alami, serta melihat beberapa hewan peliharaan yang terdapat di lokasi Pantai SB tersebut. Adapun fasilitas yang terdapat di Pantai SB adalah Penginapan, Restoran dan Karaoke, dan Arena Tempat Bermain Anak – Anak.

Berbagai event dan atraksi kebudayaan yang merupakan bagian dari kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai seperti melaksanakan kegiatan kesenian dari berbagai etnis yang terdapat di Kota Binjai. Selain melakukan event dan atraksi kebudayaan tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai juga melakukan berbagai promosi pariwisata lainnya, seperti mengikuti berbagai pameran dan pembuatan leaflet yang merupakan informasi mengenai OTW di Kota Binjai.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai yang dalam hal ini sebagai Organisasi Pariwisata di Daerah, sangat ideal kalau dapat menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang diharapkan dapat dijadikan pedoman pengembangan dan perencanaan pemasaran strategis bagi


(14)

daerah itu sebagai Daerah Tujuan Wisata yang mengharapkan lebih banyak wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Komunikasi Pariwisata dalam hal ini promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik ke Pantai SB yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan khususnya dapat juga meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana komunikasi pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai terhadap kunjungan wisatawan pada Objek Wisata di Pantai SB”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka diperlukan pembatasan masalah.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Fokus penelitian ini adalah komunikasi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai.

2. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Wisatawan yang berkunjung ke Pantai SB.


(15)

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Komunikasi Pariwisata dalam kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai terhadap objek wisata Pantai SB.

2. Untuk mengetahui Efektivitas pesan promosi pariwisata pada Objek Wisata Pantai SB.

I.4.2. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap khasanah keilmuan pada Departemen Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai Komunikasi Pariwisata dan Promosi Pariwisata. Juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembacanya, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan peneliti lain yang berminat meneliti mengenai Komunikasi Pariwisata.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi penelitian Ilmu Komunikasi, khususnya Komunikasi Pariwisata tentang Promosi Pariwisata.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak terkait, yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai sehingga dapat terus meningkatkan kunjungan wisatawan domestik ke Pantai SB di Kecamatan Binjai Selatan dari Kota Binjai.


(16)

I.5. Kerangka Teori

Menurut Kerlinger (dalam Rahmat, 1997:6) teori adalah himpunan konstruks (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variable, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Kerangka teori membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2003:39-40). Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah Komunikasi Massa, Komunikasi Pariwisata dan Promosi Pariwisata.

I.5.1 Komunikasi Pemasaran

Dasar dari pengembangan kegiatan pemasaran adalah komunikasi. Adapun pengertian Komunikasi Pemasaran adalah komunikasi yang dilakukan perusahaan atau lembaga baik secara tatap muka, maupun bermedia dalam rangka upaya meningkatkan penjualan jasa atau hasil produksi (Effendy, 2003 : 216).

Komunikasi Pemasaran itu menyangkut bujukan, baik yang menghasilkan sesuatu tindakan yang dikehendaki seperti membeli suatu produk atau jasa-jasa tertentu, maupun yang menghasilkan sikap atau prilaku yang mungkin pada akhirnya membawa konsumen yang diinginkan (Collin, 1989 : 154). Komunikasi Pemasaran secara tatap muka dapat dilakukan dengan cara komunikasi antar pribadi dan dengan cara bermedia, yang dapat dilakukan melalui media massa seperti radio, televisi, maupun media non massa seperti billboard, leafleat, brosur, poster dan lain-lain.


(17)

I.5.2 Komunikasi Pariwisata

Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian promosi kepariwisataan. Menurut William Albig, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang berarti diantara individu. Untuk memahami komunikasi secara lebih jelas, sering digunakan paradigma, Laswell. Dalam karyanya “The Structure and Function of Communication in society”, Laswell mengajukan suatu

paradigma, yaitu who, say what, to whom, in which channel, dan with what effect. Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Secara etimologis, kata Pariwisata berasal dari bahasa Sangsekerta. a. Pari berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar.

b. Wisata berarti perjalanan atau bepergian.

Jadi, kata Pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.

Untuk memperjelasnya, maka dapat disimpulkan definisi Pariwisata adalah sebagai berikut (Yoeti, 1982:109): “Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”.

Sedangkan yang dimaksud dengan Wisatawan oleh G. A Schmoll (dalam Yoeti, 1982:127) adalah Individu atau kelompok individu yang


(18)

mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik dengan pelayanan yang diberikan oleh suatu Daerah Tujuan Wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai Wisatawan adalah :

a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.

b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu.

c. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya.

Komunikasi adalah proses penyampaian maupun pengoperan pernyataan ataupun lambang-lambang bermakna untuk memberitahu, mengubah sikap atau prilaku seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut.

Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan ke suatu daerah maupun objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek wisata lain, agar wisatawan tertarik dan sampai pada suatu tindakan untuk mengunjungi.


(19)

I.5.3 Promosi Pariwisata

Kata “promotion” memberikan interprestasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promotion adalah untuk memberitahu, membujuk atau mengingatkan lebih khusus lagi melalui komunuikasi agar oleh khalayak terpikirkan untuk melakukan sesuatu. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi pikiran dan tingkah laku khalayak sasaran.

Promosi Pariwisata adalah merupakan upaya yang dilakukan untuk menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan wisatawan sehingga produk menjadi lebih menarik. Daya tariklah yang menjadi kata kunci dari sebuah upaya promosi pariwisata yang selalu dikemas dengan model yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik untuk membeli. Kegiatan promosi itu merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam waktu yang relatif singkat, tentunya mengingat sifat maupun karakter dari suatu produk pariwisata itu sendiri. Dalam kegiatan ini diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik produk terhadap calon wisatawan. Wisatawan dan permintaannya tidak digarap namun produknya yang lebih disesuaikan dengan permintaan.

Pada dasarnya tujuan dari promosi pariwisata tidak lain adalah :

a. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan industri pariwisata seluas mungkin.

b. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar orang akan banyak datang untuk berkunjung.

c. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan harapan-harapan yang tinggi.


(20)

Suatu pesan yang disampaikan harus dapat menyadarkan dan bisa mempengaruhi. Dalam kompetisi, pesan-pesan disampaikan kepada wisatawan potensial dengan memberikan serta membagikan bahan-bahan promosi (promotion materials) kepada yang dianggap akan melakukan perjalanan wisatawan (Yoeti, 1996:52).

Adapun kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai adalah pemberian informasi dalam bentuk barang cetakan (brosur, leaflet); membuat berbagai acara kesenian (malam kesenian berbagai etnis); dan mengikuti pameran khusus (ikut serta dalam Pekan Raya Sumatera Utara).

I.6. Kerangka Konsep

Menurut Nawawi (2003:40) kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dalam kerangka konsep harus dapat menunjukkan secara sistematis variabel-variabel penelitian yang menjadi kerangka operasional.

Setelah mengemukakan kerangka teori, maka ada beberapa konsep yang dapat dioperasionalisasikan pada penelitian ini, yaitu:

1. Komunikasi Pariwisata. 2. Kunjungan Wisatawan. 3. Karakteristik Responden.

I.6.1 Model Teoritis

Berdasarkan variabel yang telah ditetapkan, maka terbentuklah model teoritis atau disain penelitian sebagai berikut:


(21)

I.6.2. Konsep dan Operasional Konsep

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diterangkan tersebut, maka untuk mempermudah operasionalnya di dalam memecahkan masalah dibuatlah operasionalisasi konsep sebagai berikut :

Konsep Operasional Operasional Konsep Analisis Komunikasi Pariwisata  Credibility

Contex

Content

Clarity

Continuity

Consistency

Channels

Capability of audience

Attention

Interest

Desire

Decision

Action

I.6.3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel


(22)

Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Komunikasi Pariwisata

Credibility, perihal dapat dipercaya, suatu keadaan di mana pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut benar-benar dapat menunjukkan kenyataan sesuai dengan yang sebenarnya, sehingga komunikan (khalayak) pada akhirnya tidak merasa kecewa setelah mencobanya; nilai kepercayaan khalayak terhadap pesan sehingga mempengaruhi sikap, pendapat dan tingkah laku komunikan.

Contex, bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna; pesan yang disampaikan tersebut dapat memberikan ketertarikan terhadap komunikan karena adanya kepentingan akan hiburan atau rileks atau penambahan pengetahuan dan informasi dan berbagai manfaat lainnya akibat membaca.

Content, sesuatu yang ada (termuat, terkandung), isi pesan yang disampaian memberikan kejelasan yng dapat dimengerti oleh khalayak; pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensinya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat.

Clarity, keadaan jelas, kejernihan, kegamblangan, pesan yang disampaikan komunikator menggunakan bahasa yang dapat dipahami, dimengerti oleh komunikan, sehingga isi pesan yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik oleh khalayak; pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikannya.


(23)

Continuity, kesinambungan, kelangsungan, kelanjutan, keadaan kontinu; pesan yang disampaikan komunikator disampaikan berulang-ulang; pesan yang disampaikan dengan beragam variasi, sehingga komunikan tidak bosan dengan pesan yang disampaikan berulang-ulang; komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar.

Consistency, kemantapan dalam bertindak, ketetapan; isi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan komunikan; pesan yang disampaikan harus memiliki ketetapan makna pesan, sehingga khalayak bisa langsung mengerti dan memahami makna yang hendak diinformasikan.

Channels, perantara; saluran; media yang digunakan dalam menyampaikan informasi, isi pesan kepada komunikan sasaran, baik itu melalui:

o Brosur; selebaran, cetakan dengan kertas yang relatif baik, lay-out yang disusun menarik dengan segala potensi yang hendak dipromosikan (dalam Yoeti, 1992:192).

o Leaflet; berbeda dengan folder, maka leaflet hanya berbentuk selebaran

(leaf) di mana dicantumkan macam – macam informasi serba ringkas tentang objek yang dipromosikan (dalam Yoeti, 1992:193).

o Booklet; hampir menyerupai guide book. Isinya lebih lengkap dari bentuk

sales support lainnya. Pembuatannya tidak secara individu, tetapi

biasanya ditanggung bersama oleh beberapa sponsor yang ikut mempromosikan produk dan servis perusahaan (dalam Yoeti, 1992:193).


(24)

o Folder; suatu promotion materials yang dapat dilipat – lipat, ada yang dua

dan ada yang empat lipatan. Tiap halaman dari lipatan tersebut dicantumkan, misalnya bangunan hotel, tipe kamar, fasilitas yang dimiliki, room rates dan entertainments, dan sebagainya (dalam Yoeti, 1992:193). o Tourist map; peta mengenai informasi mengenai letak geografis

Daerah Tujuan Wisata (DTW).

o Guidebook; ini lebih luas sifatnya dibandingkan dengan macam

promotion materials lainnya. Di sini di samping memberi informasi

tentang unit-unit usaha kepariwisataan juga menceritakan secara singkat tentang suatu tourist destinations, ungkapan-ungkapan bahasa setempat untuk memudahkan komunikasi (dalam Yoeti, 1996:193). o Display materials; seperti yang banyak kita lihat pada Airliner office

dan Travel Agent sebagai pajangan yang digantung atau diletakkan di meja (dalam Yoeti, 1992:193).

o Atraksi budaya; merupakan acara atau kegiatan yang diselenggrakan dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya suatu daerah; segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan lihat yang biasa berlangsung tiap harinya serta khusus diadakan pada waktu tertentu, seperti upacara adat, festival, pekan raya, pameran, pesta olahraga, sendratari, peringatan/perayaan ulang tahun negara. Pemanduan paket penyajian atraksi wisatawan ini secara teknis disebut ”penanggalan atraksi” atau lebih dikenal dengan calender of events.


(25)

o Events; merupakan acara atau kegiatan yang diselenggarakan dalam

rangka menarik perhatian khalayak atau wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah.

o Pameran; mempertunjukkan, memperlihatkan sesuatu kepada khalayak ramai.

Capability of audience, kesanggupan, kemampuan, kecakapan; pesan yang disampaikan kepada komunikan hendaknya melihat bagaimana kemampuannya dalam memahami isi pesan tersebut, yaitu untuk menambah wawasan, sehingga komunikan dapat mengkoreksi pesan yang disampaikan; komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan audensinya, yaitu kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator tersebut.

Attention, hal memperhatikan, apa yang diperhatikan; komunikator harus menimbulkan daya tarik sehingga dapat membangkitkan perhatian komunikan terhadap pesan yang disampaikan; motif-motif pada diri komunikan untuk mengunjungi suatu objek wisata; suatu proses di mana objek dan kondisi yang melingkupi seseorang, berfungsi sebagai perangsang-perangsang stimuli yang menjelmakan sesuatu intensitas tanggapan.

Interest, kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; adanya kebutuhan komunikan terhadap hiburan dan hal-hal yang dapat membuat rileks sehingga berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya.


(26)

Desire, keinginan (harapan) yang kuat; di sini komunikan sudah memiliki keinginan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan kepadanya.

Descision, perihal yang berkaitan dengan putusan, segala putusan yang telah ditetapkan (sudah dipertimbangkan, dipikirkan, dan sebagainya); komunikan memutuskan untuk mengunjungi objek wisata tersebut dengan berbagai persiapan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Action, kegiatan, usaha, pekerjaan; komunikan melakukan kegiatan/ tindakan wisata dan pada akhirnya ia dapat merasakan kepuasan setelah melakukan perjalanan wisata.


(27)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

II.1 Pemasaran dan Komunikasi Pemasaran II.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran dalam bahasa Inggris adalah “marketing” yang berasal dari kata “market” yang berarti pasar. Jadi istilah marketing disamakan dengan pemasaran. Pengertian marketing bukan saja mencakup masalah jual beli yang terjadi dalam pasar, tetapi juga membicarakan secara sistematis segala yang menyangkut gerak dinamis dalam usaha (Oka, 1990 : 25).

William J.Stanton mengatakan bahwa, pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Jadi pemasaran dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis dari suatu kegiatan yang saling berhubungan dalam dunia usaha, yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

Selanjutnya Philip Kotler mengatakan, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (Philip, 1991 : 4). Definisi pemasaran diatas didasarkan pada konsep-konsep inti yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, utilitas, nilai dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran serta pemasar.


(28)

Adapun pengertian dari konsep-konsep inti tersebut adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan : Suatu keadaan yang dirasakan oleh manusia karena tidak ada

kepuasan atas dasar tertentu. Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau para pemasar tetapi kebutuhan ini sudah ada dan melekat dalam tubuh dan kondisi manusia.

b. Keinginan : kehendak yang kuat akan pemuas spesifik terhadap kebutuhan yang lebih mendalam.

c. Permintaan : Keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan untuk membelinya.

d. Produk : Sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan.

e. Utilitas(nilai kegunaan) : Taksiran konsumen mengenai kapasitas keseluruhan suatu produk untuk memuaskan kebutuhan makin dekat letak suatu produk dengan keadaan yang dibutuhkan maka akan tinggi nilai kepuasannya.

f. Pertukaran : Tindakan untuk memperoleh produk yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu yang lain sebagai balasannya.

II.1.2 Komunikasi Pemasaran

Dasar dari pengembangan kegiatan pemasaran adalah komunikasi. Adapun pengertian komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang dilakukan perusahaan atau lembaga baik secara tatap muka, maupun bermedia dalam rangka upaya meningkatkan penjualan jasa atau hasil produksi (Effendy, 2003 : 216).

Komunikasi pemasaran itu menyangkut bujukan, baik yang menghasilkan sesuatu tindakan yang dikehendaki seperti membeli suatu produk atau jasa-jasa tertentu, maupun yang menghasilkan sikap atau prilaku yang mungkin pada


(29)

akhirnya membawa konsumen yang diinginkan (Collin, 1989 : 154). Komunikasi pemasaran secara tatap muka dapat dilakukan dengan cara komunikasi antar pribadi dan dengan cara bermedia, yang dapat dilakukan melalui media massa seperti radio, televisi, maupun media non massa seperti billboard, leafleat, brosur, poster dan lain-lain.

Saat ini kebanyakan para praktisi pemasaran menggunakan brosur sebagai media promosi, mengingat media ini memberikan keterangan yang lengkap tentang produk barang atau jasa yang ditawarkan produsen, selain itu informasi tersebut bersifat permanen yang setiap saat dapat dibaca berulang-ulang. Jenis media ini juga sangat tepat digunakan untuk masyarakat yang sedang mengalami over communicated, yakni masyarakat yang mengalami suatu kejadian dimana

membanjirinya arus informasi tentang produk barang atau jasa.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang dilakukan oleh suatu instansi dengan cara tatap muka ataupun bermedia yang sifatnya membujuk serta membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dalam usaha meningkatkan pendapatan dan jasa.

Menurut Burkat dan Medlik (1981:50) dan Holoway (1985:81) kegiatan pokok yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi pariwisata di antaranya adalah : - Melakukan koordinasi dalam menyusun strategi pengembangan dan

perencanaan pemasaran pariwisata di daerahnya dengan melibatkan pihak-pihak terkait dengan kegiatan pariwisata di daerah itu.

- Mewakili kepentingan daerah dalam pertemuan-pertemuan yang menyangkut kepentingan pengembangan pariwisata, baik ditingkat nasional maupun internasional.


(30)

- Mendorong pembangunan fasilitas dan kualitas pelayanan yang sesuai dengan selera wisatawan yang terdiri dari bermacam-macam segmen pasar.

- Menyusun perencanaan pemasaran dengan mempersiapkan paket-paket wisata yang menarik bersama dengan para perantara, meningkatkan kualitas pelayanan dan penyebarluasan informasi kepada widsatawan secara periodik.

II.2 Komunikasi Pariwisata

Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian promosi kepariwisataan. Menurut William Albig, komunikasi adalah proses pengoperan lambang – lambang berarti diantara individu. Untuk memahami komunikasi secara lebih jelas, sering digunakan paradigma, Laswell. Dalam karyanya “The Structure and Function of Communication in society”, Laswell mengajukan suatu

paradigma, yaitu who, say what, to whom, in which channel, dan with what effect. Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Secara etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta. a. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar

b. Wisata berarti perjalanan, bepergian

Jadi, kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.Untuk memperjelasnya, maka dapat disimpulkan definisi pariwisata adalah sebagai berikut (Yoeti, 1982:109): “Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud


(31)

bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”

Robert Melntosh bersama Shasikant Gupta juga mencoba mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan daerah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya (dalam Pendit, 1990:31). Sedangkan yang dimaksud dengan wisatawan oleh G. A Schmoll (dalam Yoeti, 1982:127) adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik dengan pelayanan yang diberikan oleh suatu Daerah Tujuan Wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.

Dalam Instruksi Presiden RI No.9 Tahun 1969 tertulis dalam Bab I Pasal 1, bahwa wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu

Adapun ciri-ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan adalah :

a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu

c. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya.


(32)

Komunikasi adalah proses penyampaian maupun pengoperan pernyataan ataupun lambang-lambang bermakna untuk memberitahu, mengubah sikap atau prilaku seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut. Dari dua definisi ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan ke suatu daerah maupun objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek wisata lain, agar wisatawan tertarik dan sampai pada suatu tindakan untuk mengunjungi.

Beberapa jenis-jenis Pariwisata yang telah dikenal, antara lain (dalam Pendit, 1990:41):

a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luat negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.

b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

c. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.


(33)

d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran-pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau, pantai atai laut.

g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakanoleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

h. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

II.3 Promosi Pariwisata

Promosi merupakan kegiatan yang lebih banyak mencakup mendistribusikan promotion materials, seperti film, slides, advertisement, brochures, booklets, leaflets, folders, melalui bermacam-macam saluran (channel)

seperti: TV, radio, majalah, bioskop, direct-mail baik kepada ”potensial tourist”, yaitu sejumlah orang yang memenuhi syarat minimal untuk melakukan perjalanan


(34)

wisata, karena memiliki banyak uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempunyai waktu senggang untuk berpergian sebagai wisatawan maupun ” actual tourist”, yaitu sejumlah orang yang sedang melakukan perjalanan

pariwisata ke suatu daerah tujuan tertentu; dengan tujuan mentransfer informasi dan mempengaruhi calon-calon wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

Promosi kepariwisataan yang dimaksud di sini adalah kampanye dan propaganda kepariwisataan yang didasarkan atas rencana atau program yang teratur dan secara continue. Ke dalam, promosi ini ditujukan kepada masyarakat dalam negeri sendiri dengan maksud dan tujuan menggugah pandangan masyarakat agar mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata baginya, sehingga industri pariwisata di negeri ini memperoleh dukungan. Ke luar, promosi ini ditujukan kepada dunia luar di mana kampanye penerangan ini benar-benar mengandung berbagai fasilitas dan aktraksi yang unik dan menarik yang dapat disajikan kepada sang wisatawan (dalam Pendit, 1990:23).

Adapun komunikasi dalam kegiatan promosi dapat dibagi dalam tiga bagian yang penting, yaitu :

1. Harus ada komunikator yang bertindak sebagai sender

2. Harus ada receiver yang akan menerima berita dari komunikator

3. Harus ada alat untuk menyampaikan message berupa channel yang bertindak sebagai media saluran berita

Komunikator atau sender tidak lain adalah produsen perusahaan-perusahaan industri pariwisata yang bekerja sama dengan tourist organization lainnya. Mereka inilah yang bertanggung jawab terhadap pemasaran produk yang


(35)

dihasilkan industri pariwisata di daerahnya. Mereka harus tahu dan menyadari kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yang menjadi pasarannya. Selain itu mereka juga harus merumuskan berita (messages) yang akan disampaikan pada calon konsumen (receiver). Untuk itu perlu direncanakan pembuatan ”promotion materials” yang baik agar kesan terhadap produk yang dihasilkan memenuhi keinginan ”potential consumers” yang diharapkan akan membelinya atau mengunjungi suatu daerah tujuan wisata.

Satu lagi yang peranannya adalah sangat menentukan juga penyalur (channel) yang diharapkan dapat menyampaikan message bagi potential consumers. Dengan dapat dipengaruhinya potential tourist ini diharapkan mereka

menjadi actual tourist yang segera akan melakukan perjalanan wisata.

Sejalan dengan uraian tersebut kita juga dapat mengenal ”promotion instruments” yang paling banyak digunakan, antara lain :

a. Advertising

Advertising merupakan cara yang tepat untuk memberitakan hasil produk

kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal. Keuntungan penggunaan Advertising ini terutama karena dapat menjangkau banyak orang melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, tv, radio, dan bioskop. Tugasnya adalahuntuk melancarkan pekerjaan channel yang ditunjuk (travel agent/tour operator) dan dapat memudahkan kegiatan personal selling pada masing-masing perantara.

Dalam kepariwisataan, selain advertising yang kita kenal melalui media massa, kita juga mengenal advertising lain yang peranannya besar untuk promosi kepariwisataan, yaitu :


(36)

1. Outdoor Travel Advertising

Advertising ini sifatnya sangat statis, dia hanya ditempatkan pada

tempat-tempat yang dianggap strategis di sepanjang jalan, mulai dari airport, stasiun, terminal, shopping center. Dalam advertising ini digunakan kalimat-kalimat yang merupakan slogan yang mudah diingat, karena dibaca sepintas lalu. Di sini Lambang/Brand atau merk perusahaan memegang peranan penting untuk ditempatkan pada poster-poster atau Billboards Travel Destination. Adakalanya advertising ini dibuat dengan

cat yang mengandung phosphor sehingga dapat kelihatan dengan jelas pada malam hari.

2. Point of Sale Advertising

Ini adalah suatu bentuk advertising yang pembuatannya disesuaikan dengan tempat di mana pesan advertising dimuat. Biasanya jenis Advertising ini terbuat dari karton-karton yang dibentuk dengan berbagai

macam-macam cara, yang diletakkan di meja atau di gantung dalam ruangan kantor, di jendela, atau berupa traveling bag, ball-point, map atau untuk menyimpan travel documents.

b. Sales support dapat diartikan sebagai bantuan pada penjual dengan memberikan semua bentuk promotion materials yang direncanakan untuk diberikan pada umum atau tarvel trade yang khusus ditunjuk sebagai perantara. Promotion materials dibuat secara lengkap dan rinci semua informasi tentang transport, akomodasi, bar dan restoran, hiburan, aktrasi dan souvenir shop. Macam ”sales support” yang terpenting, misalnya


(37)

of sale advertising”. Semua promotion material ini dikirim secara periodik

kepada intermediateries (perantara) seperti model hotel representative, travel agent, dan tour operator lainnya.

c. Public Relation

Dalam pengertian sehari-hari ”public relation” dikenal dengan arti hubungan masyarakat, yaitu suatu bagian atau seksi dalam suatu perusahaan atau organisasi yang tujuannya sebagai juru bicara bagi perusahaan dengan pihak lain yang memerlukan keterangan tentang segala sesuatu mengenai perusahaan, tentunya apa yang hendak diberitahukan tersebut haruslah sepengetahuan Dewan Direksi atau pimpinan yang ditunjuk, sepanjang release yang diberikan dapat mengharumkan nama baik perusahaan tersebut. Public relation tugasnya adalah memelihara hubungan dengan dunia luar perusahaan,

memberi informasi yang diperlukan, mengusahakan agar ada kesan baik terhadap perusahaan sehingga mempunyai goodwill dalam masyarakat, fungsinya ialah memberikan release pada umumnya atau mereka yang memerlukannya seperti wisatawan, petugas riset atau pihak kejaksaan maupun kepolisian. Kegiatan dari public relation adakalanya membagi-bagikan berita yang dianggap perlu diketahui oleh orang banyak, adakalanya dengan mengundang wartawan dan pejabat-pejabat tertentu untuk menjelaskan suatu persoalan atau mengadakan konferensi pers.

Promosi dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu : a. Promosi langsung (consumer promotion)

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan


(38)

wisata: si calon wisatawan atau wisatawan potensial. Berhasil tidaknya promosi kepariwisataan akan kelihatan dari banyaknya jumlah orang yang sungguh-sungguh membeli produk pariwisata yang dipromosikan. Untuk tujuan tersebut, makin besar daya tarik produk pariwisata makin baik. Untuk keperluan itu pada waktu-waktu tertentu yang tepat diadakan kegiatan promosi.

Cara-cara yang lazim digunakan untuk keperluan itu yang terpenting adalah sebagai berikut :

1. Peragaan (dispaly), misalnya rumah adat, pakaian tradisional, gambar-gambar. Dengan peragaan itu produk dan tempat penjualanannya lebih mudah dapat dikenal oleh calon konsumen/wisatawan.

2. Barang cetakan (prospectus, leaflet, folder, booklet, atau brochure) yang disebarkan ke pasar. Berbagai informasi dan imbauan dapat dicantumkan di dalamnya.

3. Pameran khusus, berupa benda-benda kebudayaan, pertunjukkan kesenian dan sebagainya, yang dapat ditingkatkan menjadi pekan atau bulan pariwisata, yang dapat diadakan di daerah pasar maupun di daerah tujuan wisata sendiri.

4. Pemberian rabat selama jangka waktu tertentu, biasanya diberikan selama waktu promosi.

5. Pemberian hadiah khusus selama waktu promosi kepada konsumen/wisatawan, misalnya tas perjalanan, karcis bebas untuk aktraksi di daerah pariwisata, dan sebagainya.


(39)

Promosi tidak langsung pertama-tama ditujukan kepada penyalur produk pariwisata, seperti biro perjalanan umum dan cabang-cabangnya, agen perjalanan, organisasi-organisasi perjalanan, dan sebagainya. Tujuan promosi kepada penyalur adalah :

1. Menarik perhatian mereka pada komponen-komponen produk pariwisata yang ditawarkan dan membuat mereka bersedia untuk menjualkannya dalam produk pariwisata yang mereka susun.

2. Menciptakan kondisi dan menyediakan sarana bagi mereka untuk menyusun produk pariwisata yang tepat untuk dijual kepada konsumen/wisatawan.

Cara-cara yang banyak digunakan untuk keperluan tersebut adalah : - Pemberian informasi dalam bentuk barang cetakan

- Publikasi dalam majalah-majalah profesi yang beredar di daerah perusahaan penyalur

- Kunjungan kepada perusahaan-perusahaan penyalur

- Pertemuan-pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk memberi informasi

- Menyelenggarakan temu-karya (workshop)

- Mengundang wakil-wakil perusahaan penyalur untuk mengunjungi daerah tujuan wisata.

Promosi dengan cara-cara semacam itu yang cocok dapat dilakukan terhadap orang-orang berpengaruh atas pengambilan keputusan oleh wisatawan potensial untuk mengadakan perjalanan, seperti politisi, artis dan bermacam-macam tokoh umum nasional yang pernah mengunjungi


(40)

suatu aktrasi wisata. Dalam hal promosi sudah tentu promosi akan meneluarkan biaya, semua biaya promosi harusnya dipandang sebagai investasi promosional. Berhasil tidaknya promosi dapat diukur dari banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume kedatangan wisatawan (dalam Soekadijo, 1996:241).


(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Binjai, Binjai menurut asalnya berasal dari nama sebuah pohon yaitu Pohon Binjai. Kota Binjai merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara yang hanya berjarak ± 22 Km dari Kota Medan (± 30 Menit perjalanan). Kota Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat, serta berada pada jalur transportasi utama dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kota Binjai dikelilingi oleh 3 (tiga) sungai yaitu Sungai Bangkatan, Sungai Binge dan Sungai Mencirim.

Secara Administratif Kota Binjai dibagi atas 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Barat, Kecamatan Binjai Timur, Kecamatan Binjai Selatan, Kecamatan Binjai Utara dan Kecamatan Binjai Kota. Dan dari 5 (lima) kecamatan tersebut terdapat 37 kelurahan. Keanekaragaman budaya Kota Binjai berasal dari penduduk Kota Binjai yang berbeda latar belakang, terdiri dari berbagai suku bangsa, seperti Melayu, Batak, Jawa, Tioghoa, Aceh, India dan Minang yang mayoritas penduduknya beragama Islam di sampinh Kristen, Hindu dan Budha.

Di bidang kesenian terdapat berbagai ragam kesenian dari seni tari misalnya Serampang Dua Belas dan lain sebagainya juga pada ritual adat istiadat khas setiap suku bangsa yang lazim ditemui pada upacara pernikahan. Sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana tempat ibadah dan sarana hiburan tersedia cukup memadai di kota Binjai. Kota Binjai juga menyimpan beberapa peninggalan sejarah yang sampai sekarang tetap dirawat dan dimanfaatkan, seperti


(42)

Stasiun Kereta Api Binjai, Gedung Kesenian dan Taman Makam Pahlawan Kota Binjai yang tetap terjaga kelestarian dan keunikannya yang menjadi identitas Kota Binjai.

Kota Binjai yang identik dengan buah Rambutannya terkenal di Sumatera Utara ini dikarenakan bila musim Rambutan tiba dapat dengan mudah kita temui buah rambutan yang memerah yang terdapat di sudut-sudut kota Binjai. Tidak heran bila kota Binjai disebut dengan Kota Rambutan. Selain itu produksi unggulan yang dihasilkan oleh industri Kota Binjai adalah Industri Anyaman Bambu yang menjadi khas kota Binjai, adapula Industri Konveksi, Industri Kerupuk, Industri Mebel Bambu, Industri sepatu, serta industri kerajinan lainnya.

Ada beberapa alat transportasi kota, seperti Betor atau Becak Motor, Angkutan kota sudako, Kereta Api yang menghubungkan Binjai dengan Kota Medan, Kisaran, P.Siantar, dan Rantau Parapat, serta Bus Perintis yang merupakan khas transportasi kota Binjai sebagai upaya Pemerintah Kota Binjai untuk memfasilitasi masyarakatnya dalam hal transportasi. Binjai juga terkenal dengan tempat jajanan malamnya yang disebut pasar kaget, yang hanya buka pada malam hari dan terdapat juga tempat makanan tradisonal di Kota Binjai. Terdapat juga beberapa pusat perbelanjaan di kota Binjai, Hotel dan berbagai fasilitas lainnya.

Prospek perkembangan pariwisata Kota Binjai sangat cerah disebabkan letaknya yang sangat strategis dan sangat menguntungkan bagi para investor, Binjai merupakan salah satu kota penyangga (kota satelit) dari kota Medan dan Banda Aceh, sumber daya alam melimpah seperti Sungai Binge, Bangkatan dan Mencirim yang menghasilkan pasir, kerikil dan batu yang berkualitas untuk


(43)

bangunan dan sebagai sumber air baku (WTP) bagi PDAM serta prospeknya sebagai tempat wisata. Salah satu objek yang terkenal di Binjai adalah Pantai SB. Pantai SB terletak di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai Propinsi Sumatera Utara.

Tabel III.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Lokasi Destinasi Pariwisata Jenis Kelamin Jumlah (orang)

Pria 2400

Wanita 2110

Jumlah 4510

Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa penduduk yang berjenis kelamin pria berjumlah 2400 orang, kemudian wanita berjumlah 2110 orang. Di sini terlihat bahwa sebagian besar penduduk Di Lokasi Destinasi Pariwisata Pria lebih banyak dari Wanita.

Tabel III.2 PendudukUmur 15 Tahun Ke Atas dan Jenis Kegiatan Jenis Kegiatan/Pekerjaan Jumlah (orang)

Petani 2100

Nelayan -

Peternak 150

Buruh 300

Pedagang (Wiraswasta) 240

Pengrajin -

Pegawai Sektor Jasa Pariwisata 90

Pegawai Negri 60

Lain-Lain 60

Jumlah 3000

Dari keterangan tabel di atas maka di dapat bahwa penduduk dengan pekerjaan petani terbanyak, yaitu 2100 orang. Pekerjaan di bidang Peternak


(44)

berjumlah 150orang, sedangkan terbanyak kedua yaitu penduduk sebagai Buruh berjumlah 300 orang. Pekerjaan yang termasuk dalam kategori pegawai sektor jasa pariwisata yaitu penduduk yang bekerja di Hotel, Restoran dan Penjaga Tempat Parkir sebanyak 90 orang. Kemudian Pegawai Negri berjumlah 60 orang, Lain-Lain 60 orang. Sedangkan Pengrajin dan Nelayan tidak ada.

Pantai SB merupakan salah satu alternatif Tempat Pemandian dan Rekreasi bagi keluarga. Pantai SB terletak di Kecamatan Binjai Selatan, berjarak sekitar 25 km dari kota Medan dan 3 km dari pusat kota Binjai memiliki daya tarik pem€andangan alam yang indah, air yang jernih dan sejuk sebagai tempat pemandian alam, serta beberapa fasilitas rekreasi keluarga seperti tempat pemancingan, taman bermain anak-anak. Di Pantai SB ini juga terdapat pemeliharaan hewan-hewan yang dilindungi seperti kera yang menjadikan Pantai SB sebagai tempat rekreasi dan edukasi alam yang menarik bagi seluruh anggota keluarga. Adapun fasilitas yang dimiliki Pantai SB adalah Hotel, Panggung Terbuka (Pentas Seni), Restoran, Arena Bermain dan fasilitas lainnya yang mendukung di arena Pantai SB tersebut.

III.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2003:67).


(45)

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang

berlaku

3. Membuka perbandingan dan evaluasi

4. Menentukan yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2003:141).

Dalam penelitian ini, populasi adalah wisatawan domestik yang mengunjungi Pantai SB, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai pada saat pelaksanaan penelitian ini berlangsung, yaitu pada bulan Agustus - September 2008.

Tabel III.3 Arus Kunjungan Wisatawan ke Pantai SB Tahun 2005 s/d 2007

Tahun Wisatawan

2005 121.111

2006 137.215

2007 154.137

Jumlah 412.463


(46)

Dengan melihat data tabel arus kunjungan wisatawan di atas, didapat bahwa kunjungan wisatawan domestik yang mengunjungi Pantai SB dari tahun ke tahun terdapat kecenderungan jumlah yang tidak sama, sehingga peneliti mengambil rata-rata perbulan kunjungan wisatawan domestik dari 3 (tiga) tahun, yaitu :

Rata-rata pertahun : 412.463 = 137.488 3

Sedangkan rata-rata perbulan : 137.488 = 11.457

12

III.3.2 Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 2003:144).

Berdasarkan populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taroyamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, yaitu :

n = N Nd² + 1

n = 11.457 11.457(0,1)² + 1

n = 11.457 115


(47)

Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 99,62 dan dibulatkan menjadi 100 orang. Dalam penelitian ini, penentuan responden yang akan dijadikan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Dalam teknik ini peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemuinya di lokasi penelitian. Setelah jumlahnya diperkirakan mencukupi, pengumpulan data dihentikan (Nawawi, 2003:156). Atau dengan kata lain, peneliti menunjuk atau menemukan orang tertentu sebagai subjek dan responden penelitian dengan langsung menemui di tempat pembelian karcis di Pantai SB.

Kemudian peneliti juga menggunakan purposive sampling untuk menentukan siapa yang berhak untuk menjadi responden, yang merupakan teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Nawawi, 2003:157).

Adapun kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Wisatawan domestik yang mengunjungi Pantai SB pada saat penelitian ini berlangsung

b. Wisatawan domestik yang memperoleh informasi Pantai SB dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai.

Subjek atau informan penelitian ini dimaksud adalah responden penelitian, dan berfungsi untuk menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang bermanfaat bagi bahan analisis, sehingga berguna bagi pembentukan konsep dan proposisi temuan penelitian (Bungin, 2003:206).

III.4 Teknik Pengumpulan Data


(48)

Yaitu menghinpun data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data dari lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian melalui:

- Kuesioner, yaitu alat pengumpul data yang berbentuk sejumlah pertanyaan secara tertulis yang harus dijawab oleh responden berupa pertanyaan tertutup dan terbuka

III.5 Teknik Analisa Data

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Data-data yang terkumpul baik itu lewat studi kepustakaan, kuesioner dan pengamatan akan disusun dan kemudian disajikan dalam analisa tunggal.

Analisa tabel tunggal merupakan analisa yang dilakukan untuk membagi konsep-konsep penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

Hasil pembahasan ini juga disesuaikan dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu komunikasi pemasaran, komunikasi pariwisata dan promosi pariwisata.


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data IV.1.1 Tahap awal

Pada tahap awal, peneliti meminta izin penelitian berupa surat pra penelitian dengan Nomor 1954/H5.2.1.9/PPM/2008 dari FISIP USU untuk memperoleh data yang peneliti perlukan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan objek wisata Pantai SB dan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam mempromosikan objek wisata Pantai SB.

IV.1.2 Pengumpulan Data

Mulai tanggal 12 Agustus 2008, peneliti turun ke lapangan untuk menyebarkan kuesioner yang telah dipersiapkan dengan dibantu beberapa teman dalam penyebaran kuesioner tersebut. Mereka membantu dalam menemukan wisatawan domestik yang menjadi sampel penelitian ini. Namun sebelum menyebarkan kuesioner, peneliti meminta izin kepada Pemilik Pantai SB langsung di lokasi Pantai SB.

Kuesioner yang disebar sebanyak 120 eksemplar untuk dibagikan kepada 120 wisatawan domestik. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling, yaitu teknik secara kebetulan dan juga menggunakan teknik purposive sampling, yaitu di mana pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian berdasarkan beberapa kriteria. Adapun kriteria-kriteria yang disesuaikan dengan


(50)

tujuan penelitian ini adalah wisatawan domestik yang mengunjungi Pantai SB yang ditemui pada saat penelitian ini berlangsung dan responden yang memperoleh informasi Pantai SB dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai. Berdasarkan penelitian di lapangan, peneliti berhasil mendapatkan sampel sebanyak 100 orang.

Pada saat penyebaran kuesioner, peneliti melakukan penyebaran kuesioner langsung kepada responden dengan mendatangi langsung responden di lokasi Pantai SB selama 3 (tiga) minggu dan sampel terpenuhi dikarenakan banyaknya pengunjung datang ke Pantai SB bertepatan dengan menyambut Bulan Ramadhan. Dalam pengisian kuesioner ini, peneliti juga memberikan contoh kepada responden yaitu folder, booklet, tourist map dan guidebook, sehingga responden bisa memahami dan tidak salah dalam membedakan materials promotion yang disajikan setiap pertanyaan dalam kuesioner dan penyebaran kuesioner ini berakhir pada 31 Agustus 2008.

IV.2 Pengolahan Data

Setelah peneliti berhasil megumpulkan data 100 responden yang memenuhi kriteria dari tujuan penelitian ini, peneliti mulai pengolahan data. Adapun tahap pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Penomoran kuesioner, kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal (001-120)

b. Editing, yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadi kesilapan pengisian data dalam kotak kode yang telah tersedia


(51)

c. Coding, yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak-kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angaka (skor)

d. Inventarisasi variabel, yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan e. Tabulasi data, yaitu pada tahap ini dari FC dimasukkan ke dalam tabel.

Tabulasi ini dibagi atas tabulasi tunggal. Selebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase dan selanjutnya dianalisa.

IV.3 Analisa Tabel Tunggal

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti mulai mengolah data tersebut agar dapat dideskripsikan. Pengolahan tersebut adalah dengan memasukkan data-data tersebut ke dalam tabel tunggal dan kemudian menganalisa tabel tunggal tersebut. Analisa tabel tunggal ini adalah memudahkan peneliti membaca data sehingga dapat menafsirkan data, melakukan pembahasan dan membuat kesimpulan.

Tabel 4.1 sampai 4.8 memaparkan identitas responden berikut penganalisaannya, meliputi informasi responden mengenai Pantai SB, usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, daerah asal, lama berkunjung dan frekuensi menunjungi Pantai SB.

Tabel 4.9 sampai 4.26 mengemukakan data-data konsep operasional, yaitu komunikasi pariwisata beserta penganalisaannya, meliputi materials promotion yang digunakan, kepercayaan dengan isi pesan, kepercayaan dengan foto dan gambar materials promotion, kepentingan membaca, keterkaitan dengan kepentingan, materials promotion menarik, menambah pengetahuan setelah


(52)

membaca, memenuhi kebutuhan informasi, bermanfaat, makna pesan, mengerti maksud pesan, sesuai dengan nilai-nilai, bahasa yang digunakan pengulangan pesan promosi, variasi distribusi materials promotion, ketetapan makna pesan, kesinambungan makna pesan dan terakhir terkoreksi pendapat setelah membaca materials promotion serta keputusan responden dalam melakukan kunjungan

wisata.

Data-data tersebut kemudian dianalisa dalam bentuk tabel tunggal melalui statistik deskriptif. Berikut penjelasannya satu persatu :

Tabel IV.1

Informasi Responden mengenai Pantai SB

No. Informasi responden mengenai Pantai SB F % 1.

2. 3. 4.

Dari teman Dari keluarga Dari tetangga

Dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai

7 9 4 100

5,83 7,5 3,33 83,33

Total 120 100

Sumber P.2/ FC 4

Tabel di atas memperlihatkan bahwa responden terbanyak memperoleh informasi mengenai Pantai SB berasal dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai yaitu sebanyak 100 orang (83,33%), kemudian dari teman sebanyak 7 orang (5,83%) dan yang berasal dari keluarga, yaitu sebanyak 9 orang (7,5%), yang terakhir dari tetangga yaitu 4 orang (3,33%). Responden rata-rata pernah menerima serta membaca berbagai materials promotion dan menyaksikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai, baik itu yang mereka peroleh dari hotel, restoran, pameran, bandara atau


(53)

SB dari keluarga dan tetangga mengaku hanya melalui komunikasi mulut ke mulut (mouth to mouth). Pada penelitian ini, peneliti sengaja menambah jumlah responden menjadi 120 orang dari jumlah sampel sebenarnya, yaitu 100 orang.

Tabel IV.2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Responden F %

1. 2. 3. 4. 5.

< 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun > 50 tahun

10 50 24 13 3 10 50 24 13 3

Total 100 100

Sumber P.3/ FC 5-6

Berdasarkan temuan di lapangan, responden yang terdiri dari wisatawan domestik yang mengunjungi Pantai SB adalah berusia 18 tahun sampai 60 tahun, yang dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok usia. Dari tabel di atas diperoleh bahwa usia 21-30 tahun sebanyak 50 orang (50%) merupakan usia yang paling banyak mengunjungi Pantai SB, kemudian usia 31-40 tahun sebanyak 24 orang (24%), usia 41-50 tahun sebanyak 13 orang (13%), usia dibawah 20 tahun sebanyak 10 orang (10%) dan terakhir usia di atas 50 tahun sebanyak 3 orang (3%). Usia 21-30 tahun adalah usia produktif, dimana individu mempunyai keinginan untuk berpetualang dan bersenang-senang menikmati masa muda. Dari pengamatan peneliti, wisatawan yang mengunjungi Pantai SB merupakan kelompok mahasiswa atau pelajar dan keluarga yang rata-rata berusia 21-30 tahun. Dan dari penelitian ini juga menggunakan tehnik pengumpulan data secara accidental sampling atau kebetulan, maka pada saat peneliti mengadakan


(54)

Tabel IV.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin F %

1. 2. Laki-laki Perempuan 54 46 54 46

Total 100 100

Sumber P.4/ FC 7

Tabel di atas memperlihatkan bahwa responden laki-laki sebanyak 54 orang (54%) merupakan yang paling banyak mengunjungi Pantai SB dan disusul oleh responden perempuan sebanyak 46 orang (46%). Di sini responden laki-laki paling banyak paling banyak, bukanlah suatu kesengajaan tapi dikarenakan pada saat penelitian menggunakan accidental sampling atau secara kebetulan, sehingga dari keseluruhan responden yang ditemui adalah laki-laki.

Tabel IV.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan F %

1. 2. 3. 4.

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Wiraswasta/Dagang Lain-lain 10 25 15 50 10 25 15 50

Total 100 100

Sumber P.5/ FC 8

Dari tabel di atas diperoleh bahwa responden dengan pekerjaan lain-lain sebanyak 50 orang (50%) merupakan yang terbanyak, kemudian pegawai swasta sebanyak 25 orang (25%), wirasawasta/dagang sebanyak 15 orang (15%) dan terakhir pegawai negeri sipil sebanyak 10 orang (10%). Yang dimaksud dengan pekerjaan lain-lain dari tabel di atas adalah mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga.


(55)

Mahasiswa atau pelajar yang mengunjugi Pantai SB mengaku kalau mereka ingin bersantai setelah lelah dengan berbagai aktivitas kuliah maupun sekolah. Sedangkan responden dengan pekerjaan paling sedikit ditemui adalah pegawai negeri sipil dikarenakan liburannya yang beberapa hari saja.

Tabel IV.5

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan

No. Penghasilan F %

1. 2. 3. 4.

< 300.000 601.000 - 1.000.000 1.001.000 - 2.000.000

> 2.0000.000

30 26 39 5

30 26 39 5

Total 100 100

Sumber P.6/ FC 9

Tabel di atas menunjukkan bahwa penghasilan responden sebesar Rp 1.001.000 - Rp 2.000.000 sebanyak 39 orang (30%) merupakan yang terbanyak, kemudian penghasilan kurang dari atau sama dengan Rp 300.000 sebanyak 30 orang (30%), penghasilan Rp 601.000 - 1.000.000 sebanyak 26 orang (26%) dan terkecil penghasilan ai atas Rp 2.000.000 sebanyak 5 orang (5%). Dari sini didapat bahwa responden yang melakukan perjalanan wisata rata-rata memiliki penghasilan yang tinggi dan sudah mempersiapkan sedikit penghasilannya untuk berlibur atau melakukan perjalanan wisata.


(56)

Tabel IV.6

Distribusi Responden Berdasarkan Asal Daerah

No. Asal Daerah F %

1. 2. 3. 4. P. Sumatera P. Jawa P. Kalimantan Lain-lain 70 20 4 6 70 20 4 6

Total 100 100

Sumber P.8/ FC 10

Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa responden yang mengunjungi Pantai SB terbanyak berasal dari Pulau Sumatera yaitu sebanyak 70 orang (70%) kemudian yang berasal dari Pulau Jawa sebanyak 20 orang (20%), sedangkan dari Pulau Kalimantan sebanyak 4 orang (4%) dan dari daerah lain sebanyak 6 orang (6%). Responden terbanyak yang ditemui saat penelitian merupakan wisatawan yang dekat dengan objek wisata Pantai SB seperti Binjai, Langkat dan Medan. Tapi ada beberapa responden yang berasal dari Padang dan Pekanbaru, bahkan ada responden yang berasal dari Pontianak. Mereka menjelaskan kalau sudah lama ingin mengunjungi Pantai SB, namun baru memperoleh kesempatan sekarang.

Tabel IV.7

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Lama Berkunjung

No. Lama Berkunjung F %

1. 2. 3. 4.

< 24 (pergi pulang) 48 jam (2 hari) 72 jam (3 hari)

> 72 jam (lebih dari 3 hari)

87 10 2 1 87 10 2 1

Total 100 100


(57)

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan lama berkunjung < 24 jam (pergi pulang) terbanyak yaitu 87 orang (87%), lama berkunjung 48 jam (2 hari) sebanyak 10 orang (10%), lama berkunjung 72 jam (3 hari) sebanyak 2 orang (2,0%) dan lama berkunjung > 72 jam (lebih dari 3 hari) sebanyak 1 orang (1%). Adapun responden yang banyak ditemukan dengan lama berkunjung < 24 jam (pergi pulang) mengaku benar-benar ingin menikmati pemandangan Pantai SB dan bersantai, yang kebetulan juga bertepatan dengan hari akhir pekan (Sabtu-Minggu). Sedangkan responden dengan lama berkunjung paling sedikit ditemui, yaitu lebih dari tiga hari merupakan responden yang sengaja mengambil waktu cuti dari pekerjaan untuk bisa lebih lama menikmati keindahan Pantai SB dan berkunjung ke tempat saudara.

Tabel IV.8

Distribusi Frekuensi Mengunjung Pantai SB

No. Distribusi Berkunjung Sebelumnya F % 1.

2. 3. 4.

Satu kali Dua kali Tiga kali

Lebih dari tiga kali

25 15 9 51

25 15 9 51

Total 100 100

Sumber P.8/ FC 12

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa frekuensi responden yang mengunjungi Pantai SB terbanyak lebih dari tiga kali, yaitu sebanyak 51 orang (51%), kemudian yang mengunjungi satu kali sebanyak 25 orang (25%), yang mengunjungi dua kali sebanyak 15 orang (15%) dan yang mengunjungi tiga kali sebanyak 9 orang (9%). Objek wisata Pantai SB sebenarnya bukan merupakan tempat wisata yang baru bagi responden, sehingga dari semua responden yang


(58)

sudah 10-15 kali. Responden yang mengaku dua kali mengunjungi Pantai SB merupakan wisatawan yang berasal dari daerah jaun dan belum mempunyai waktu banyak untuk mengunjungi Pantai SB sesering mungkin. Sedangkan bagi responden yang satu kali mengunjungi Pantai SB merupakan wisatawan yang berasal dari daerah yang jauh dan ingin melihat secara nyata keindahan Pantai SB.

Tabel IV.9

Materials Promotion yang Digunakan

No Jenis Media

Tidak Pernah (0 kali)

Jarang (1 kali)

Sering (2 kali)

Sangat Sering (> 2 kali)

Total

F % F % F % F % F %

1 Brosur 27 27 43 43 20 20 10 10 100 100 2 Leaflet 54 54 34 34 10 10 2 2 100 100 3 Booklet 50 50 31 31 19 19 - - 100 100 4 Folder 50 50 31 31 19 19 - - 100 100 5 Tourist map 52 52 29 29 19 19 - - 100 100 6 Guidebook 55 55 25 25 20 20 - - 100 100 7 Master display 27 27 38 38 35 35 - - 100 100 8 Atraksi budaya 15 15 50 50 25 25 10 10 100 100 9 Event 34 34 39 39 25 25 2 2 100 100 10 Pameran 6 6 30 30 46 46 18 18 100 100 Sumber P.10/ FC 13-22

Dari tabel di atas diperoleh bahwa jumlah terbanyak yaitu 34 orang (34%) menjawab jarang menggunakan brosur, 27 orang (27%) menjawab tidak pernah menggunakan brosur, 20 orang (20%) menjawab sering menggunakan bosur dan 10 orang (10%) menjawab sangat sering menggunakan brosur. Responden yang jarang menggunakan brosur mengaku secara kebetulan membaca brosur di restoran, hotel maupun travel agen.


(59)

Kemudian 54 orang (54%) menjawab jarang menggunakan leaflet, 34 orang (34%) menjawab jarang menggunakan leaflet, 10 orang (10%) menjawab sering menggunakan leaflet dan hanya 2 orang (2%) menjawab sangat sering menggunakan leaflet. Dari sini diperoleh jawaban bahwa hampir seluruh responden tidak pernah menggunakan leaflet, karena distribusi leaflet sendiri tidak pernah diperoleh oleh wisatawan, walapun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai sendiri mengaku mendistribusikannya.

Dari keterangan tabel di atas diperoleh bahwa dari 100 responden yang ditemui di lapangan, 50 orang (50%) tidak pernah menggunakan booklet, 31 orang (31%) jarang menggunakan booklet, 19 orang (19%) menjawab sering menggunakan booklet, dan tidak ada responden yang menjawab sangat sering menggunakan booklet. Di sini diperoleh alasan responden terbanyak mengaku kesulitan dalam memperoleh booklet. Dan juga mereka mengaku sebenarnya sudah terlebih dahulu mengetahui berbagai informasi mengenai Pantai SB sehingga langsung mengunjungi tanpa terlebih dahulu mencari informasi melalui booklet.

Dari data di atas diperoleh bahwa dari 100 orang responden, 50 orang (50%) menjawab tidak pernah menggunakan folder, 31 orang (31%) jarang menggunakan folder, dan tidak ada yang menjawab sangat sering menggunakan folder.

Kemudian, dari tabel di atas diperoleh juga 52 orang (52%) menjawab tidak pernah menggunakan tourist map, 29 orang (29%) menjawab jarang menggunakan tourist map, 19 orang (19%) menjawab sering menggunakan tourist map, dan tidak satupun responden yang menjawab sangat sering menggunakan


(1)

- Content

19. Menurut Anda, bagaimana pesan di dalam materials promotion ?

Jenis Media

Tingkat Kejelasan Tidak

jelas

Kurang

jelas Jelas

Sangat jelas 1. Brosur

2. Leaflet 3. Booklet 4. Folder 5. Tourist map 6. Guidebook 7. Master display 8. Atraksi budaya 9. Event

10. Pameran

20. Apakah Anda mengerti apa yang dimaksud pesan tersebut ? 1. Tidak mengerti

2. Kurang mengerti 3. Mengerti

4. Sangat mengerti

Alasan _____________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 21. Apakah pesan yang disampaikan cocok/sesuai dengan nilai-nilai Anda ?

1. Tidak cocok 2. Kurang cocok 3. Cocok

4. Sangat cocok

Alasan _____________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ - Clarity

22. Bagaimana pendapat Anda mengenai bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan dalam materials promotion ?

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49 50 51


(2)

Jenis Media

Tingkat Kejelasan Tidak

jelas

Kurang

jelas Jelas

Sangat jelas 1. Brosur

2. Leaflet 3. Booklet 4. Folder 5. Tourist map 6. Guidebook 7. Master display 8. Atraksi budaya 9. Event

10. Pameran

- Consistency and Continuity

23. Menurut Anda, bagaimana pengulangan pesan promosi tersebut ? 1. Tidak pernah

2. Jarang 3. Sering 4. Sangat sering

24. Apakah menurut Anda, materials promotion yang didistribusikan bervariasi dari tahun ke tahun ?

1. Tidak bervariasi 2. Kurang bervariasi 3. Bervariasi

4. Sangat bervariasi

Alasan _____________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 25. Jika bervariasi, apakah makna pesannya memiliki ketetapan dalam setiap

versinya ?

1. Tidak memiliki 2. Kurang memiliki 3. Memiliki

4. Sangat memiliki

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61 62 63 64


(3)

Alasan _____________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 26. Menurut Anda, apakah pesan-pesan yang disampaikan dalam materials

promotions mempunyai kesinambungan akan makna pesan antara media

yang satu dengan media yang lain ? 1. Tidak mempunyai

2. Kurang mempunyai 3. Mempunyai

4. Sangat mempunyai

Alasan _____________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 27. Apakah setelah membaca materials promotion, adakah pendapat Anda

yang terkoreksi mengenai pariwisata Pantai SB ? 1. Tidak ada

2. Sedikit 3. Banyak 4. Sangat banyak

Alasan _____________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________

III. KUNJUNGAN WISATA - Attention

28. Apakah menurut Anda materials promotion tersebut cukup menarik dan membangkitkan perhatian Anda untuk mengunjungi suatu objek wisata ? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 65


(4)

- Interest

29. Apakah informasi tersebut memunculkan kebutuhan Anda untuk berpariwisata ?

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 30. Apakah dengan memperoleh materials promotion Anda termotivasi untuk

mencari informasi yang Anda butuhkan tersebut ?

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ 31. Selain dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai, dari mana Anda

mencari informasi yang Anda butuhkan tersebut ?

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ - Desire

32. Apakah dengan informasi tambahan tersebut Anda mempunyai keinginan yang kuat untuk mengunjungi objek wisata tersebut ?

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

- Decision

33. Apakah keinginan Anda tersebut langsung pada tahap memutuskan untuk mengunjungi objek wisata tersebut ?

____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________


(5)

- Action

34. Apakah setelah membuat keputusan tersebut, akhirnya Anda melakukan kunjungan wisata ?

1. Tidak menunda 2. Pernah menunda

Alasan _____________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 67


(6)

BIODATA

NAMA : Astried Wulan Sary

TEMPAT/TGL LAHIR : Binjai, 24 September 1984

AGAMA : Islam

ANAK KE : 3 dari 4 bersaudara

ALAMAT : Jln. Abdul Hamid Noor No. 28 Kel. Tangsi Binjai PENDIDIKAN : SD 024769 Binjai

SMP N 1 Binjai SMA N 1 Binjai

D3 Akademi Pariwisata Medan FISIP USU Jurusan Ilmu Komunikasi

NAMA AYAH : Usman K

NAMA IBU : Hanifah

PEKERJAAN AYAH : PNS PEKERJAAN IBU : PNS

ALAMAT : Jln. Abdul Hamid Noor No. 28 Kel. Tangsi Binjai SAUDARA KANDUNG : Drh Titiek Usfah Laily

Fitria Chairany, MPd Henny Puspita AMKeb