Jumlah data pengamatan pada stasiun 4 yakni sebesar 64 diperoleh nilai Sv berkisar antar -59.81 dB hingga -65.04 dB. Dari uji t yang dilakukan dengan tingkat
kepercayaan 95 diperoleh nilai Sv spesies Thallasia hemprchii berkisar antara -62.09 dB hingga -62.37 dB.
4.2.2 Perbandingan Sv antar spesies
Hasil yang diperoleh dari ke-tiga spesies lamun yang di analisis nilai akustiknya secara lengkap ditunjukan pada gambar 19.
Gambar 19. Perbandingan Sv antar spesies
Dari gambar 19 tersebut dapat dilihan bahwa nilai Sv mean lamun untuk ke- tiga spesies berkisar antara -65.37 dB sampai -62.23 dB dengan nilai tertinggi
diberikan oleh spesies Thallasia hemprichii , sedangkan nilai terendah didapatkan pada Cymodocea rotundata, kuatnya respon akustik yang diberikan oleh Thallasia
hemprichii ditunjukan dengan nilai hambur balik yang diperoleh.
Gambar 20. Sebaran normal Sv untuk ketiga spesies Nilai threshold lamun untuk masing-masing spesies menunjukan perbedaan, Enhalus
acoroides sebesar -62.22 dB hingga -64.85 dB , Cymodocea rotundata -61.77 dB hingga -68.54 dB dan Thallasia hemprichii yakni -59.83 dB hingga -66.61 dB.
Hal yang membedakan nilai threshold untuk masing masing vegetasi adalah ditentukan oleh morfologi dan tekstur masing masing dari spesies itu sendiri yang
berbeda. Uji t berpasangan dilakukan antar masing masing spesies, Cymodocea
rotundata terhadap Thallasia hemprichii, Cymodocea rotundata terhadap Enhalus acoroides dan Enhalus acoroides terhadap Thallasia hemprichii. Dari ke-3 uji
berpasangan pada masing-masing spesies yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95 diperoleh nilai p-value adalah 0.000, sehingga dapat disimpulkan terdapat
perbedaan Sv mean antar masing-masing spesies.
Enhalus acoroides Cymodocea rotundata
Thalasia hemprichii
-90 -80
-70 -60
-50
Nilai Sv dB
200 400
600
Co u
n t
4.2.3 Normalisasi energi echo lamun
Tingkat energi dasar perairan dapat digambarkan berdasarkan intensitas gema echo yang berasal dari dasar perairan termasuk lamun dalam memberikan respon
terhadap sinyal akustik yang mengenainya.
Gambar 21. Echo envelope yang mengindikasikan tingkat intensitas energi dari masing masing spesies lamun
Hal ini ditandai dengan adanya anggapan bahwa dasar perairan yang keras akan menghasilkan intensitas echo yang tajam berupa nilai amplitudo yang tinggi,
sementara bagian dasar perairan yang lunak akan menghasilkan echo yang lemah yang ditandai dengan rendahnya nilai respon amplitudo yang dihasilkan.
Gambar 22. Perbandingan echo envelope dari masing masing spesies lamun
Hasil normalisasi echo dasar perairan yang diperoleh dari data echogram pada Gambar 22 menunjukan tingkat intensitas energi dari beberapa spesies lamun di
lokasi penelitian. Berdasarkan kurva energi tersebut, dapat dilihat bahwa spesies Thalasia hemprichii memberikan respon backscattering yang lebih kuat. Puncak
output ini merupakan batas atasujung tutupan lamun, bahkan mungkin merupakan kedalaman dasar perairan Sabol dan Johnson, 2001.
Puncak-puncak gema yang terlihat pada spesies Cymodocea rotundata dan Thalasia hemprichii menunjukan pola yang berbeda nyata dengan spesies Enhalus
acoroides, berdasarkan hasil pengamatan langsung hal ini disebabkan karena letak daun Cymodocea rotundata dan Thallasia hemprichii yang menjulur ke bawah serta
berhimpitan dengan dasar perairan dengan ketinggian dan lebar daun relatif kecil bila dibandingkan dengan spesies Enhalus acoroides.
50 100
150 200
250 300
-80 -60
-40 -20
20 40
Energy from 1st Enhalus acoroides Energy from 1st Cymodocea rotundata
Energy from 1st Thallasia hemprichii
4.3 Data sedimen