Kadar Total Pati Metode Luff Schorl AOAC 1995 Kadar Amilosa IRRI 1978 dalam Apriyantono et al. 1989

alumunium foil dan diinkubasi dalam penangas air pada suhu 100 ᵒ C selama 15 menit, kemudian dibiarkan dingin. Sebanyak 20 ml air destilata ditambahkan dan diatur pHnya menjadi 1.5 menggunakan HCl dan 100 mg pepsin. Labu erlenmeyer ditutup kembali dengan alumunium foil dan diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40 ᵒ C selama 60 menit. Sebanyak 20 ml air destilata ditambahkan ke dalam labu erlenmeyer kemudian pH diatur menjadi 6.8 dengan menggunakan NaOH dan 100 mg pankreatin. Labu erlenmeyer ditutup kembali kemudian diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40 ᵒ C selama 60 menit. Kemudian pHnya diatur menjadi 4.5 dengan menggunakan HCl, sampel disaring, dan dicuci dengan 2 x 10 ml air destilata. Residu yang diperoleh dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 95 dan 2 x 10 ml aseton. Residu hasil penyaringan kemudian dikeringkan pada suhu 105 ᵒ C sampai beratnya konstan, setelah itu ditimbang dan didinginkan dalam desikator D1, kemudian diabukan pada suhu 550 o C selama 5 jam. Setelah didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang I1. Filtrat yang diperoleh diatur volumenya sampai 100 ml dan ditambahkan 400 ml etanol 95 pada suhu 60 ᵒ C, dibiarkan mengendap selama 1 jam. Kemudian disaring dan dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 78, 2 x 10 ml etanol 95, dan 2 x 10 ml aseton. Setelah itu, dikeringkan pada suhu 105 o C selama semalam. Kemudian ditimbang setelah didinginkan dalam desikator D2. Kemudian diabukan pada suhu 550 o C selama 5 jam, setelah didinginkan dalam desikator I2 kemudian ditimbang. Berikut ini rumus perhitungan kadar serat pangan: W= Berat sampel D= Berat setelah pengeringan g I= Berat setelah pengabuan g B= Berat blanko bebas abu g= D-Iblanko

g. Kadar Total Pati Metode Luff Schorl AOAC 1995

Serat makanan tidak larut IDF = 1 − 1− 1 100 Serat makanan larut SDF = 2 − 1− 2 100 Serat makanan total = IDF + SDF Sampel ditimbang sebanyak 3 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan ditambahkan larutan HCl 3 dan batu didih. Selanjutnya, dihubungkan dengan kondensor dan didihkan selama 3 jam dan dinetralkan dengan NaOH 0.4 N. Setelah itu, ditambahkan 1 ml asam asetat pekat, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml atau 500 ml dan ditepatkan sampai tanda tera. Kemudian disaring dengan penyaring berlipat kering, selanjutnya residu dipipet sebanyak 10 ml ke dalam labu erlenmeyer 300 ml. Kemudian ditambahkan 25 ml larutan luff, 15 ml air dan batu didih. Hubungkan dengan kondensor dan didihkan selama 10 menit tepat. Tambahkan 10 ml larutan KI 30 dan 25 ml H 2 SO 4 4 N. Proses terakhir adalah mentitrasi dengan larutan Tio 0.1 N dan sebagai indikator digunakan larutan kanji misalnya a ml. Blanko dikerjakan dengan menggunakan 25 ml larutan luff dan 10 ml air destilata misalnya b ml. Kadar pati dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pengubahan menjadi jumlah ml tio 0.1 N Z ml tio 0.1 N pada daftar ekuivalen dengan y mg glukosa

h. Kadar Amilosa IRRI 1978 dalam Apriyantono et al. 1989

Standar amilosa dibuat dengan cara memasukan 40 mg amilosa murni ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml larutan NaOH 1 N. Tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air suhu 95 ᵒ C selama 10 menit. Setelah didinginkan, larutan gel pati dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 100 ml, kemudian ditepatkan sampai tanda tera. Larutan stok dipipet 1, 2, 3, 4, dan 5 ml dipindahkan masing-masing ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 dan 1.0 ml larutan asetat 1 N. Selanjutnya ditambahkan 2 ml larutan iod 0.2 I 2 dan 2 g KI dilarutkan ke dalam 100 ml air destilata ke dalam setiap labu kemudian ditepatkan sampai 100 ml dengan air destilata. Larutan dibiarkan selama 20 menit, lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Kurva standar merupakan hubungan antara kadar amilosa dengan absorbansinya. Z ml = b − a x N tio 0.1 Kadar pati = 0.95 100 Sebanyak 100 mg sampel pati dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan etanol 95 dan 9 ml larutan NaOH 1 N. Tabung reaksi dipanaskan pada suhu 95˚C selama 10 menit. Setelah didinginkan larutan gel pati dipindahkan secara kuantitatif dan ditepatkan dengan air destilata sampai tanda tera. Sebanyak 5 ml larutan gel dipipet ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan 1 ml larutan asam asetat 1 N dan 2 ml larutan iod. Kemudian ditera dengan air destilata. Larutan dibiarkan selama 20 menit kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Blanko dibuat dengan memipet 5 ml akuades ke dalam labu takar 100 ml, yang ditambahkan 1 ml larutan asam asetat 1 N dan 2 ml larutan iod, kemudian ditera dengan air destilata. Larutan dibiarkan selama 20 menit kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm.

i. Pati resisten Kim et al. 2003