Produktivitas Tanaman Air Waktu dan Lokasi Penelitian Metode Penelitian Pengambilan sedimen Waduk Cirata

6 di daerah perairan dangkal, berarus lambat, sedikit asam, dan kaya unsur hara. Di luar habitat asalnya, mereka tumbuh di danau, sungai, dan sumber mata air.

2.1.3. Mayaca fluviatilis

Mayaca fluviatilis merupakan tanaman air tenggelam yang dapat tumbuh kadang-kadang pada keadaan semi-melayang atau semi-daratan pada sisi badan air. Tanaman yang memiliki nama dagang Green Mayaca dan nama lain Bog Moss Gambar 4. ini merupakan anggota dari famili Mayacaceae DEEDI 2010. Taksonomi M. fluviatilis berdasarkan www.gwannon.com adalah sebagai berikut. Kingdom : Plantae Gambar 4. Mayaca fluviatilis Aubl Kelas : Liliopsida Ordo : Commenlinales Famili : Mayacaceae Genus : Mayaca Spesies : Mayaca fluvatilis Aubl M. fluviatilis merupakan tanaman air yang dapat menjadi gulma di perairan apabila pertumbuhannya tidak dapat dikendalikan. Tanaman air ini dapat mencapai kepadatan yang tinggi dengan panjang tinggi mencapai panjang 40-60 cm eFloras 2010. Beberapa di antaranya mencapai panjang 1 meter CAIP in DEEDI 2010. Hingga kini, belum ada informasi yang rinci mengenai kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman air ini. Di Florida, M. fluviatilis hidup dapat perairan yang pH yang rendah serta kondisi fosfor dan nitrogen yang rendah Philipps 2010.

2.2. Produktivitas Tanaman Air

Produktivitas merupakan jumlah bahan organik yang dihasilkan per satuan luas per unit waktu Odum 1993. Produktivitas tanaman air dapat didefinisikan sebagai pertambahan biomassa dari tanaman air dalam satu periode, serta kehilangan biomassa selama periode tersebut. Kehilangan yang paling banyak dan perlu dipertimbangkan adalah kematian dari bagian-bagian yang tua, kerusakan fisik, konsumsi oleh organisme lain, dan hal-hal tertentu, seperti respirasi. 7

2.3. Sistem Kanal

Penelitian ini menggunakan sistem kanal tanaman air Gambar 5 Lampiran 1 dan dengan menggunakan air yang diresirkulasikan mengaliri kanal sehingga mengurangi pengendapan nutrien pada akuarium berkanal. Sistem kanal tanaman air ini merupakan modifikasi dari sistem kanal perifiton LIPI Nofdianto 2008. Akuarium yang digunakan untuk penumbuhan tanaman air ini dimodifikasi dengan ditambahkan sekat-sekat. Fungsi sekat-sekat ini adalah untuk memperbesar lama tinggal air di akuarium media penumbuhan, sehingga air yang mengandung nutrien dapat dimanfaatkan oleh tanaman air untuk pertumbuhannya lebih optimal. Gambar 5. Skema sistem kanal tanaman air Pada Gambar 5 dapat dilihat skema sistem kanal tanaman air yang digunakan dalam penelitian. Sistem kanal tanaman air ini menggunakan dua buah akuarium, akuarium berkanal sebagai akuarium media penumbuhan tanaman air, dan akuarium medium nutrien sebagai akuarium tempat menyimpan nutrien untuk penumbuhan tanaman air. Selain itu, digunakan pula resirkulator untuk mensirkulasi air yang mengandung nutrien dari akuarium medium nutrien ke akuarium berkanal sehingga nutrien dapat dimanfaatkan oleh tanaman air, dan kemudian air tersebut keluar kembali melalui outlet dari akuarium berkanal menuju akuarium medium nutrien. 8

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian dibagi ke dalam dua bagian, yaitu kegiatan observasi awal pendahuluan dan penelitian utama. Observasi awal dilakukan pada Juli-Agustus 2011 dan penelitian utama dilakukan pada bulan September 2011. Kegiatan penelitian utama dilakukan di Laboratorium Riset Plankton dan Laboratorium Fisika dan Kimia Lingkungan, Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Observasi awal

Observasi awal pendahuluan merupakan suatu tahapan awal yang dilakukan untuk mempersiapkan organisme yang akan diujikan, sehingga observasi ini tidak diberikan batasan waktu. Sebelum penelitian utama dilakukan, observasi awal yang dilakukan meliputi pengambilan sedimen Waduk Cirata, pembuatan akuarium, uji terhadap sedimen dan observasi tanaman air di petani tanaman air.

a. Pengambilan sedimen Waduk Cirata

Untuk mendapatkan sedimen yang memiliki kandungan N dan P yang tinggi, lokasi pengambilan sedimen dilakukan di areal yang padat keramba jaring apung KJA. Pengambilan sedimen ini dilakukan di Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, yang merupakan bagian hulu dari Waduk Cirata. Alat yang digunakan dalam pengambilan sedimen adalah Van-Veen Grab. Sedimen yang diperoleh berupa lumpur basah dengan karakteristik berwarna hitam dan memiliki bau yang kurang sedap. Setelah itu, sedimen yang telah didapatkan, dikeringkan, dan dihaluskan dengan tujuan untuk memudahkan dalam homogenisasi banyaknya sedimen yang digunakan dalam penelitian utama. b. Pembuatan akuarium Akuarium yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam dua bagian, yaitu akuarium dengan kanal berukuran 75 x 30 x 15 cm 3 Gambar 6 dan akuarium persegi berukuran 30 x 30 x 30 cm 3 Lampiran 1. Setelah akuaium terbentuk, 9 akuarium kemudian dibersihkan dari kotoran dan dilakukan pemeriksaan terhadap kebocoran. Gambar 6. Akuarium berkanal

c. Uji terhadap sedimen Waduk Cirata