enzym yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzym berupa bahan kimia yang mempercepat proses
degradasi.
6. Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat contaminan oleh
tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke atmosfir. Beberapa
tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter perhari untuk setiap batang.
Laporan pertama mengenai adanya tumbuhan hiperakumulator muncul pada tahun 1948 oleh Minguzzi dan Vergnano, yang menemukan kadar nikel sebesar 1.2
dalam daun Alyssum bertolonii. Tumbuhan hiperakumulator logam adalah tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasikan logam di dalam
biomassanya dalam kadar yang luar biasa tinggi. Kriteria tanaman hipertoleran Chaney et al., 1995 adalah sebagai berikut: 1 Tumbuhan harus bersifat
hipertoleran agar dapat mengakumulasi sejumlah besar logam berat di dalam batang serta daun, 2 tumbuhan harus mampu menyerap logam berat dari dalam larutan
tanah dengan laju penyerapan yang tinggi, dan 3 tumbuhan harus mempunyai kemampuan untuk mentranslokasi logam berat yang diserap akar ke bagian batang
serta daun. Hasil penelitian Syafrani 2007 bahwa tumbuhan wlingen Scirpus grossus,
melati air Echinodorus paleafolius, genjer Limnocharis flava, kiapu atau apu-apu
Pistia stratiotes dapat digunakan untuk pengendalian limbah cair dari sub-DAS Tapung
Kiri, Propinsi Riau.
Menurut Guntur 2008 bahwa kualitas limbah rumah tangga yang telah melalui proses bioremediasi dengan simulasi tanaman air yaitu:
Mendong Iris sibirica, Teratai Nymphaea firecrest, Kiambang Spirodella polyrrhiza dan Hidrilla Hydrilla verticillata pada umumnya telah memenuhi syarat
untuk dilepas ke lingkungan, baik ditinjau dari kualitas fisik dan kimia, maupun kualitas mikrobiologis. Menurut Supradata 2005 bahwa tanaman hias jenis Cyperus
alternifolius memiliki kinerja yang cukup baik dalam pengolahan air limbah rumah tangga dengan system lahan basah buatan aliran bawah permukaan SSF-Wetlands.
Menurut Khiatuddin 2003 jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan pada lahan basah buatan yaitu: 1 tanaman yang mencuat di permukaan air seperti:
Andropogon virginianus, Polygonum spp., Alternanthera spp; Phalaris arundinacea, Thypa domingensis, Thypa latifolia, Thypa orientalis, Canna flaccid; 2 tanaman
yang mengambang dalam air seperti: Potamogeton spp., Egeria densa, Ceratophyllum demersum, Elodea nuttallii, Myriophyllum aquaticum, Algae; dan 3
tanaman yang mengapung di permukaan air seperti: Lagorosiphon major, Salvinia rotundifolia, Spirodela polyrhiza, Pistia stratoites, Lemna minor, Eichornia
crassipes, Lemna gibba.
Gambar 3. Jenis-jenis Tanaman Lahan Basah Khiatuddin, 2003 Proses pengolahan limbah cair dalam kolam yang menggunakan tanaman air
terjadi proses penyaringan dan penyerapan oleh akar dan batang tanaman air, proses pertukaran dan penyerapan ion, dan tanaman air juga berperan dalam menstabilkan
pengaruh iklim, angin, cahaya matahari dan suhu Reed, 2005. Tanaman Typha sp. termasuk Kingdom: Plantae, unranked: Angiosperms,
unranked: Monocots, unranked: Commelinales, Ordo: Poales, Family: Typhaceae, Genus: Typha L. Tanaman Typha sp. sering digunakan sebagai bahan kerajinan atau
tali. Menurut Hidayah 2010 tanaman Cattail Typha Angustifolia dalam sistem lahan basah buatan pengolahan air limbah domestik dapat menurunkan kandungan
pencemar dalam air limbah dengan waktu tinggal 3 sampai dengan 15 hari, efisiensi penyisihan COD 77.6 - 91.8, BOD 47.4
– 91.6 dan TSS 33.3 – 83.3.