Lahan Basah Buatan Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat contaminan oleh

30 cm karena sel yang dangkal dipercaya memiliki aerasi limbah yang lebih baik daripada sel yang dalam. Selain itu, akar akan lebih banyak berada di bagian atas substrat dimana oksigen tersedia lebih banyak. Substrat yang umum digunakan adalah kerikil bersih dengan ukuran tertentu. Batuan sungai berbentuk bulat lebih disukai karena menghindari substrat mengeras. Pasir atau campuran kerikilpasir merupakan alternatif yang baik. Batuan kapur tidak direkomendasikan karena mudah mengeras. Diameter kerikil yang digunakan berkisar antara 0.5-1.3 cm, bahkan ada yang menggunakan ukuran 5.0 cm, tetapi ukuran kerikil yang kecil diyakini lebih mendukung pertumbuhan tanaman. Sel terakhir dari sistem pengolah limbah lahan basah buatan biasanya berisi filter pasir. Selain kerikil dan pasir, dapat juga digunakan substrat yang mengandung tanah lempung dan lumpur. Substrat yang digunakan sebaiknya dicuci lebih dahulu untuk menghindari partikel halus yang dapat menyumbat ruang pori substrat sehingga terjadi aliran permukaan.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pengambilan sampel tanah adalah pertambangan emas skala kecil PESK Talawaan-Tatelu terletak di Kabupaten Minahasa Utara, arah utara dari pulau Sulawesi 001° 31 51,2 LU - 124° 58 53,2BT. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Pengambilan sampel tanah di lokasi PESK Talawaan-Tatelu, 2 Isolasi, seleksi, identifikasi, dan uji aktivitas bakteri pereduksi merkuri BPM, 3 Pengolahan limbah mengandung merkuri dalam bioreaktor biofilm BPM, dan reaktor lahan basah buatan. Tahap 2 dan 3 dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Lingkungan, Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology ICBB, Bogor mulai April 2009 sampai dengan Oktober 2010.

3.2. Bahan dan Alat Penelitian

Sampel berasal dari tanah sekitar lokasi di PESK Talawaan-Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Tanaman Typha dan Eceng gondok diambil dari Laboratorium ICBB, Bogor. Bahan-bahan yang digunakan untuk isolasi, seleksi, identifikasi, dan uji aktivitas bakteri yaitu : tryptone, yeast ekstrak, sukrosa, nutrient agar NA, NaCl, HgCl 2 , NaOH 0,1N dan HCl 0,1N Bibiana, 1994. Bahan media pendukung yang digunakan yaitu: batu vulkanik berdiameter 0.5 – 1.0 cm sebanyak 1 kg dan arang aktif berbentuk granula dengan diameter 0.1 – 0.2 cm sebanyak 1 kg. Peralatan yang digunakan dalam bioreaktor dan reaktor lahan basah buatan adalah : 1 reaktor yang terbuat dari kaca dengan ukuran ketebalan 5 mm dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 15 cm volume 6 liter sebanyak 9 buah; 2 kran air; 3 slang silikon; 4 lem kaca 5 lem plastik. Peralatan yang digunakan untuk analisis pertumbuhan bakteri adalah neraca analitik, oven, pH meter, autoklaf, cawan petri, pipet mohr, labu erlenmeyer, batang penebar, jarum ose, vortex, shaker, thermometer, inkubator, ruang aseptic laminar air flow cabinet, jam dan botol sampel. Peralatan yang digunakan untuk menghitung jumlah kerapatan mikrob atau Density Optical OD dengan menggunakan spektrophotometer Bio Rad Smart Spec. TM. 300. Peralatan yang digunakan untuk analisis merkuri adalah tabung erlenmeyer dengan berbagai ukuran, pipet, buret, gelas ukur dan Cold Vapour Atomic Absorption Spektrofotometer CV-AAS. 3.3. Pelaksanaan Penelitian 3.3. 1. Identifikasi Bakteri Pereduksi Merkuri Tahapan penelitian yang dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Lingkungan ICBB Bogor terdiri atas: 1 isolasi, 2 seleksi, 3 identifikasi bakteri pereduksi merkuri. Analisis merkuri menggunakan AAS . Identifikasi dan karakteristik yang dilaksanakan meliputi morfologi dan fisiologi berpedoman pada Analisis Mikroba di Laboratorium Bibiana, 1994 dan Eksperimen Mikrobiologi dalam Laboratorium Tedja, 2007. Uji morfologi meliputi: bentuk sel, pewarnaan gram dan spora, serta koloni bentuk, diameter, warna, elevasi, tepian, permukaan, dan motilitas. Uji fisiologis meliputi fermentasi karbohidrat uji gula: glukosa, fruktosa, mannitol, xylose, sukrosa, laktosa, inositol, sorbitol, arabinosa, galaktosa, maltosa, dan dulsitol, respirasi karbohidrat uji oksidase, uji katalase, reduksi nitrat, uji sitrat, uji lisin, uji urease, uji indol, uji metil red, uji voges proskauer, dan uji hidrogen sulfida. Identifikasi dikerjakan hingga tingkat genus dengan berpedoman pada buku Bergey’s Mannual of Determinative Bacteriology Holt et al., 1994.

3.3.1.1. Isolasi

Isolasi bakteri pereduksi merkuri dilakukan dengan metode sebar. Sampel tanah diencerkan dengan larutan fisiologis 8.5 gr NaCl liter sampai dengan pengenceran 10 -4 . Cara pembuatan pengenceran 10 -1 yaitu memasukkan 0.5 g tanah ke dalam tabung reaksi yang berisi 4.5 ml larutan garam fisiologis, kemudian dikocok dan dibiarkan beberapa saat supaya bagian yang kasar mengendap. Untuk memperoleh pengenceran 10 -2 , maka suspensi tanah tersebut sebanyak 0.5 ml dipipet dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 4.5 ml larutan garam fisiologis, kemudian dikocok. Hal yang sama dilakukan untuk pengenceran 10 -3 dan 10 -4 . Dari pengenceran 10 -4 diambil sebanyak 0,1 ml dan disebarkan ke atas cawan petri yang