22 Nilai koefisien korelasi adalah antara -1 sampai dengan +1. Apabila
koefisien korelasi bernilai positif maka kedua saham saling mempengaruhi dalam arah yang sama. Semakin tinggi nilai positif korelasi berarti pergerakan kenaikan
return saham i semakin mempengaruhi kenaikan return saham j. Jika koefisien korelasi bernilai negatif maka kedua saham tersebut akan saling mempengaruhi
dalam arah yang berlawanan. Nilai nol pada koefisien korelasi berarti bahwa kedua saham tersebut tidak saling mempengaruhi.
D. Pembentukan Portofolio Single Indeks Model, Constant Correlation Model dan Model Markowitz
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah data saham tersebut dengan perhitungan optimalisasi portofolio dengan menggunakan Single Indeks
Model, Constant Correlation Model dan Model Markowitz.
Metode Single Index Model
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembentukan portofolio optimal saham dengan menggunakan Single Indeks Model adalah :
1 Analisis Expected Rate of Return dan Risiko Saham Analisis Expected Rate of Return diawali dengan menghitung return
harian saham persamaan 3.1. Kemudian menghitung tingkat return yang diharapkan expected return dari saham tersebut persamaan 3.2. Untuk
menghitung risiko dari saham ini adalah dengan melihat standar deviasi dari Expected Return pada saham tersebut persamaan 3.3.
2 Analisis Return Pasar dan Risiko Pasar Cara dalam mencari nilai return pasar pada dasarnya sama dengan cara
mencari return saham. Hanya saja untuk mencari return pasar digunakan data harga penutupan dari IHSG Indeks Harga Saham Gabungan.
R =
……………………………………...………………....3.7 dimana:
R
m
= Tingkat Keuntungan pasar IHSG
t
= Nilai closing index pada hari ke-t IHSG
t-1
= Nilai closing index pada hari ke t-1 Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai expected return pasar.
Perhitungan expected return dari pasar menggunakan persamaan sebagai berikut:
ER =
……………….………………………………………...3.8 dimana:
ER
m
= Tingkat pengembalian pasar yang diharapkan expected rate of return
R
m
= Tingkat pengembalian pasar n
= Jumlah hari pengamatan terhadap pasar Risiko dari pasar merupakan deviasi standar dari tingkat pengembalian
yang diharapkan expected rate of return pada pasar tersebut. Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:
= ……………...………...……..………….....3.9
dimana:
23 σ
m
= Deviasi standar tingkat pengembalian pasar yang diharapkan expected rate of return
R
m
= Tingkat pengembalian pasar ER
m
= Tingkat pengembalian pasar yang diharapkan expected rate of return
3 Menghitung Beta Saham Beta tiap saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
= ………………………………...……...………….……….3.10
dimana : β
i
= Beta saham CovR
i
R
m
= Kovarian saham dengan pasar σ
2 m
= Varian pasar 4 Menghitung Alpha
Nilai alpha dihitung dengan rumus berikut:
α
i
=
i
- β
m
………..…………………………………………………….3.11
dimana : α
i
= Alpha saham
β = Beta saham
i
= Return saham i
m
= Return pasar 5 Menghitung Excess Return to Beta Ratio
Perhitungan Excess Return to Beta Ratio ini dilakukan untuk memilih kandidat saham mana saja yang akan dimasukkan kedalam portofolio dengan
menggunakan Single Index Model =
β
……………...………………………………………….3.12 dimana:
ERB
i
= Rasio antara excess return dengan beta R
f
= Return aset bebas risiko ER
i
= Expected Return saham i β
i
= Beta saham i 6 Menentukan Nilai Cut Off Point
Nilai Cut Off Point digunakan untuk menentukan batas nilai dari ERB yang selanjutnya digunakan untuk memilih kandidat pembentuk portofolio.
Titik pembatas cut off rate Ci dapat dihitung dengan cara :
=
……………..………………..….………..3.13 Saham yang akan terpilih menjadi kandidat pembentuk portofolio
optimal adalah saham yang memiliki nilai ERB ≥ nilai C
i
7 Menghitung Proporsi Proporsi dana pada masing-masing saham yang masuk dalam
pembentukan portofolio optimal dihitung dengan rumus berikut : ………………………………………….…………………...….3.14
dimana: