The New Athmosphere Is In Here (Arsitektur Kontekstual)

(1)

THE NEW ATHMOSPHERE IS IN HERE

(ARSITEKTUR KONTEKSTUAL)

SKRIPSI

Oleh

HARRY PRABOWO

090406104

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013/2


(2)

THE NEW ATHMOSPHERE IS IN HERE

(ARSITEKTUR KONTEKSTUAL)

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

HARRY PRABOWO

090406104

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013/2


(3)

THE NEW ATHMOSPHERE IS IN HERE

(ARSITEKTUR KONTEKSTUAL)

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

HARRY PRABOWO

090406104

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013/2


(4)

Judul Skripsi : THE NEW ATHMOSPHERE IS IN HERE (ARSITEKTUR KONTEKSTUAL)

Nama Mahasiswa : Harry Prabowo Nomor Pokok : 090406104 Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Nurlisa Ginting, ST., M.Sc., Ph.D

Koordinator Skripsi,

Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, MT

Tanggal Lulus:


(5)

Telah diuji pada

Tanggal 21 Juli 2014

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua Komisi Penguji

: Ir. Nurlisa Ginting, ST., M.Sc., Ph.D

Anggota Komisi Penguji

: 1. Hendry Ong, ST., MT,. IAI

2. Ir. Morida Siagian, MURP., Ph.D


(6)

PERNYATAAN

THE NEW ATHMOSPHERE IS IN HERE

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 21 Juli 2014

Harry Prabowo


(7)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi Sarjana yang berjudul The New Athmosphere Is In Here sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Perancang telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perancang menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, ST., M.Sc., Ph.D selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat bermanfaat dan berguna kepada perancang selama menyelesaikan Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi Sarjana ini.

2. Bapak Hendry Ong, ST., MT., IAI, selaku Konsultasi Arsitek perancang, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat bermanfaat dan berguna kepada penulis.

3. Bapak Ir. Bauni Hamid, M.Des., Ph.D, selaku Dosen Koordinator, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan atas perkuliahan Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Morida Siagian, MURP., Ph.D, selaku dosen penguji I yang telah sangat banyak memberikan pengarahan dan penilaian kepada perancang selama menyelesaikan Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi Sarjana ini.


(8)

5. Ibu Beny O.Y Marpaung, ST., MT, Ph.D, selaku dosen penguji II yang telah sangat banyak memberikan pengarahan dan penilaian kepada perancang selama menyelesaikan Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi Sarjana ini.

6. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT sebagai Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA sebagai Sekretaris Departemen Arsitektur. 7. Seluruh dosen staf pengajar Fakultas Teknik khususnya Departemen Arsitektur

Universitas Sumatera Utara yang telah memberi ilmu dan nasehat kepada penulis. 8. Ibunda perancang yang sangat dicintai Hj. Darsini, BA yang telah banyak memberikan sumber motivasi dan meluangkan waktunya untuk memberikan dukungan, keyakinan, kasih sayang dan doa yang terus mengalir selama ini. 9. Kakak kandung perancang, Retno Pratiwi, SE atas dukungan yang diberikan. 10. Kerabat dan teman-teman perancang yang sudah membantu perancang dalam

melaksanakan Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi Sarjana ini.

Perancang menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kelengkapan dan terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2014

Harry Prabowo


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………...….……….……... vi

DAFTAR ISI ……….………...………... viii

DAFTAR GAMBAR ……….……….………..…. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….……….……….. xiii

ABSTRAK ……….……….……... xiv

ABSTRACT ……….………….………….………. xv

PROLOG ……….………… 1

BAB 1. START FROM HERE ……….………….. 4

BAB 2. FROM NOTHING TO SOMETHING ………...………...…….. 11

BAB 3. PREFIX OF A MIND ………….………...….……….……. 20

BAB 4. MAKING SOMETHING FOR MAXIMUM RESULTS ………...…... 30

BAB 5. CREATION OF A LINE ……….………...…….……. 38

BAB 6. SHINING UP TO THE SKY ……….……….………….. 53

BAB 7. BRIGHT LIGHTS ………..………....…………...... 86

BAB 8. MAXIMUM RESULTS ………….………...………. 97

EPILOG ………...…………. 102

DAFTAR PUSTKA ………....……….. 103

LAMPIRAN ……….. 104


(10)

DAFTAR GAMBAR

BAB 1. START FROM HERE

Gambar 1.1 Kondisi sungai Deli yang sangat buruk .………...………. 4 Gambar 1.2 Kawasan sungai Chao Phraya di Bangkok ………..………….. 5 Gambar 1.3 Kawasan riverfrontFullerton Hotel di Singapore river….…... 5 Gambar 1.4 Masjid Raya Al-Mashun Medan ………...……….... 7 Gambar 1.5 Istana Maimun atau bisa disebut Istana Putri Hijau ...…...… 7 Gambar 1.6 Lahan parkir yang disewa trophy tourdan toko bunga …….. 8 Gambar 1.7 Salah satu pemukiman warga di belakang istana ………...…. 8

BAB 2. FROM NOTHING TO SOMETHING

Gambar 2.1 Oriental Riverside Hotel yang berada di sungai Huang Pu …. 11 Gambar 2.2 Kota Bund yang berada di sungai Huang Pu ………... 12 Gambar 2.3 Oriental Pearl TV Station………. 12 Gambar 2.4 Contoh kamar tipe deluxe di Oriental Riverside Hotel……... 13 Gambar 2.5 Area riverwalk di bagian belakang hotel ………. 14 Gambar 2.6 Cantonese Restaurant yang berbentuk melingkar ………….. 14 Gambar 2.7 Neo Bankside Apartment di kota London ………. 15 Gambar 2.8 Sebuah kawasan ruang terbuka publik Neo Bankside…...…. 16 Gambar 2.9 Konsep skyline Neo Bankside Apartment………....…..……... 16 Gambar 2.10 3 Tower bangunan dengan tinggi lantai yang berbeda ….…… 17 Gambar 2.11 Detail bracing baja pada fasade bangunan …………....…… 18 Gambar 2.12 Detail Fasade yang menunjukkan core dan fasade…………. 19

BAB 3. PREFIX OF A MIND

Gambar 3.1 Butterfield House yang merupakan sebuah flat ………….… 22 Gambar 3.2 Perubahan bentukan Butterfield House…………...……….... 23 Gambar 3.3 Jembatan Ponte Vecchio yang berada di Arno River.…….… 23 Gambar 3.4 Rumah-rumah yang terdapat di kawasan jembatan ……..… 24 Gambar 3.5 Museum Louvre berlokasi di Paris, Perancis ………... 25 Gambar 3.6 Lobby Louvre yang terdapat di bagian basement ……..…… 25 Gambar 3.7 Suasana di dalam piramida Louvre ……… 26


(11)

BAB 4. MAKING SOMETHING FOR MAXIMUM RESULTS

Gambar 4.1 Lobby Hotel yang memiliki hall yang besar ……….…… 32

Gambar 4.2 Bar & Lounge dengan counter dan kursi bar ………….…….. 32

Gambar 4.3 Salah satu contoh Ballroompada hotel ……….. 33

Gambar 4.4 Swimming Pool yang terdapat di rooftop……….... 33

Gambar 4.5 Kawasan Fitness Centersebuah hotel ………...…… 34

Gambar 4.6 Ruangan SPA & Sauna hotel ……….………..…. 34

Gambar 4.7 Loading Dock……… 35

Gambar 4.8 Apartment lobbyyang nyaman dan tenang ……… 35

Gambar 4.9 Penerapan foodcourt pada apartemen ………. 36

Gambar 4.10 Penerapan café/pastry pada apartemen ……….……. 36

Gambar 4.11 Kantor pengelola gedung dan marketing office……….…….. 37

BAB 5. CREATION OF A LINE Gambar 5.1 Konsep bentukan boutique hoteldan apartemen ………….. 38

Gambar 5.2 Bentukan bangunan yang seolah-olah mengarah …………. 39

Gambar 5.3 Konsep rancangan pedestrian …………...………...…… 40

Gambar 5.4 Konsep penzoningan site plan Istana Maimun ……….. 41

Gambar 5.5 Konsep panah yang menunjukkan bentukan bangunan …… 43

Gambar 5.6 Sculptureyang berada di bagian Plaza ………..………. 44

Gambar 5.7 Konsep suasana ruang dalam ……….. 45

Gambar 5.8 Contoh penerapan double skin……… 45

Gambar 5.9 Cara kerja sistem low E glass……….…….……… 46

Gambar 5.10 Cara kerja sistem double skin……….………. 47 Gambar 5.11 Penerapan pondasi tiang pancang ……….……….. 48

Gambar 5.12 Dinding shearwall pada bagian core ………...……… 49

Gambar 5.13 Elemen struktur vertikal serta balok 2 arah dan plat lantai … 50 Gambar 5.14 Penzoningan ruang dalam boutique hotel……….….. 51

Gambar 5.15 Penzoningan ruang dalam apartemen ……….. 52

BAB 6. SHINING UP TO THE SKY Gambar 6.1 Interaksi sosial yang terdapat di kawasan lobby hotel………. 53

Gambar 6.2 Contoh penerapan toilet pada boutique hotel……….... 54

Gambar 6.3 Contoh penerapan coffee shopyang terkesan menyatu ….... 55


(12)

Gambar 6.4 Rancangan denah lantai dasar boutique hotel ……… 55

Gambar 6.5 Penerapan restaurant yang memiliki jendela besar …………. 56

Gambar 6.6 Penerapan Business Center pada hotel ………...……. 57

Gambar 6.7 Rancangan denah lantai 2 boutique hotel………. 58 Gambar 6.8 Roof garden dengan pemandangan sekitar ……...………….. 59 Gambar 6.9 Rancangan denah lantai 3 boutique hotel………... 60

Gambar 6.10 Rancangan denah lantai 4-5 boutique hotel………. 61

Gambar 6.11 Rancangan denah lantai 6-7 boutique hotel………...………. 61

Gambar 6.12 Rancangan denah lantai 8 boutique hotel……… 62

Gambar 6.13 Rancangan denah lantai 9 boutique hotel………..… 62

Gambar 6.14 Rancangan denah lantai 10 boutique hotel…………..…….. 63

Gambar 6.15 Rancangan denah basement boutique hotel………..…. 64

Gambar 6.16 Jenis kamar tipe standar ………...…….…………...… 64

Gambar 6.17 Jenis kamar tipe deluxe……….…... 65

Gambar 6.18 Jenis kamar tipe executive………...…… 65

Gambar 6.19 Jenis kamar tipe suite………..……. 66

Gambar 6.20 Kotak Mailboxyang terdapat di lobby ………...…………... 67

Gambar 6.21 Contoh mini marketapartemen ……….………. 68

Gambar 6.22 Contoh suasana café dengan view garden …………...…... 69

Gambar 6.23 Rancangan denah lantai dasar apartemen ……….…... 70

Gambar 6.24 Contoh penerapan ruangan SPA & Sauna …………...…….. 70

Gambar 6.25 Rancangan denah lantai 2 apartemen …….……….. 71

Gambar 6.26 Rancangan denah lantai 3-4 apartemen ……….…... 72

Gambar 6.27 Rancangan denah lantai 5-6 apartemen ………….………... 73

Gambar 6.28 Rancangan denah lantai 7-9 apartemen ……….…... 73

Gambar 6.29 Rancangan denah lantai 10 apartemen ………….……....… 74

Gambar 6.30 Rancangan denah lantai 11 apartemen ……….…....… 74

Gambar 6.31 Rancangan denah lantai 12 apartemen ……….………....… 75

Gambar 6.32 Rancangan denah basement B1 dan B2 apartemen …...…. 75

Gambar 6.33 Jenis hunian kamar apartemen tipe studio ……… 76

Gambar 6.34 Jenis hunian kamar apartemen tipe 2 ………. 76

Gambar 6.35 Jenis hunian kamar apartemen tipe 3 ……… 77

Gambar 6.36 Tampak depan dan belakang boutique hotel…………..….. 78

Gambar 6.37 Tampak depan dan belakang apartemen …….………. 78


(13)

Gambar 6.38 Konsep cara kerja sistem utilitas bangunan ………. 79

Gambar 6.39 Gambar skematik utilitas plumbing hotel dan apartemen …… 80

Gambar 6.40 Sistem penggunaan AC central …………...………....……….. 81

Gambar 6.41 Sistem AC split ……….……… 82

Gambar 6.42 Sistem tahapan skematik ME bangunan ……….……… 83

Gambar 6.43 Skematik rancangan ME hotel dan apartemen ………...…... 83

Gambar 6.44 Gambar sistem struktur boutique hotel dan apartemen ……. 85

BAB 7 BRIGHT LIGHTS Gambar 7.1 Gambar kawasan istana Maimun …………..……… 86

Gambar 7.2 Gambar tampak depan boutique hotel………..………..…... 87

Gambar 7.3 Gambar tampak depan apartemen ………..……... 87

Gambar 7.4 Gambar suasana kawasan plaza depan istana ….…………. 88

Gambar 7.5 Gambar sculptureyang terdapat di plaza ……….……. 88

Gambar 7.6 Gambar suasana kawasan riverwalk sungai Deli ……....…... 88

Gambar 7.7 Gambar suasana riverwalkdan penghijauan ……… 89

Gambar 7.8 Gambar suasana kawasan hijau/jogging track hotel ………. 89

Gambar 7.9 Poster ke 1 ……… 91

Gambar 7.10 Poster ke 2 ………..………..…… 91

Gambar 7.11 Poster ke 3 ………..……….. 92

Gambar 7.12 Poster ke 4 ………..……….. 92

Gambar 7.13 Poster ke 5 ………..……….. 93

Gambar 7.14 Poster ke 6 ………..……….. 93

Gambar 7.15 Poster ke 7 ………..……….. 94

Gambar 7.16 Poster ke 8 ……… 94

Gambar 7.17 Poster ke 9 ……… 95

Gambar 7.18 Poster ke 10 ……….. 95

Gambar 7.19 Poster ke 11 ……….. 96

Gambar 7.20 Poster ke 12 ……….. 96


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

I.I Kebutuhan Ruang Hotel Beserta Aktifitas …….……….. 105 I.II Kebutuhan Ruang Apartemen Beserta Aktifitas ……….. 108

Lampiran II

II.I Program Ruang Hotel ……….……….…… 113 II.II Program Ruang Apartemen ……….………… 116


(15)

ABSTRAK

Peranan sungai sangat penting bagi sumber kehidupan manusia. Tetapi

faktanya, kondisi sungai yang ada di kota Medan sangat tidak tertata dengan baik.

Padahal, banyak manfaat yang bisa dihasilkan dari sungai, salah satunya adalah

pemanfaatan kawasan tepian sungai atau bisa di sebut dengan kawasan riverfront

sebagai daya tarik pariwisata sebuah kota. Lokasi pengembangan rancangan

berada di daerah kawasan urban heritage tourism yaitu kawasan Istana Maimun.

Istana ini merupakan salah satu wisata sejarah yang paling terkenal di kota medan.

Kawasan riverfront sungai deli berada di bagian belakang istana maimun. tetapi

kondisi kawasan ini sangat tidak tertata dengan baik. Melihat perkembangan

kawasan sejarah yang ada di dunia, banyak kawasan bersejarah yang

memanfaatkan kawasan riverfront menjadi fasilitas pendukung suatu pariwisata

urban heritage tourism. Oleh sebab itu, perancang akan menciptakan suatu konsep

kawasan riverfront sungai deli dan Istana Maimun bersatu menjadi sebuah

kawasan bersejarah dan pariwisata yang baru di kota Medan. Perancang akan

mengembangkan 2 bangunan komersil di bagian belakang istana maimun, yaitu

butik hotel dan apartemen. Tujuan butik hotel di bangun karena ingin

menghadirkan suasana baru di kawasan sejarah yang ada di kota medan.

Sedangkan tujuan apartemen di bangun adalah merelokasikan penduduk yang

tinggal di belakang istana ke apartemen. Dengan konsep tema arsitektur

kontekstual kontras, perancang akan mendesain bangunan hotel dan apartemen

kontras dengan Istana Maimun karena ingin membuat istana tetap menjadi pusat

perhatian kawasan ini. 2 bangunan komersil yang akan dirancang hanya sebagai

fasilitas pendukung kawasan ini demi memajukan kawasan riverfront sungai deli

dan urban heritage tourism di kawasan istana maimun lebih baik.

Kata Kunci

: riverfront, urban heritage tourism, boutique hotel, apartemen, Istana

Maimun.


(16)

ABSTRACT

The role of the river is very important for the source of human life. But in

fact, the condition of the River in the city of Medan is not preserved. In fact, many

of the benefits that could be generated from the River, one of which is the

utilization of the riverfront as a tourist attraction of the city. Site design

development is in the area of urban heritage tourism i.e. The Maimun Palace.

This palace is one of the most famous historical building attractions in the city of

Medan. The Deli river is a riverfront at the rear of the Palace has. but the

condition is not very preserved. In reference to the development of the urban

heritage tourism sistem in the world, much of the historical area that utilize the

riverfront into a tourism support facilities for urban heritage tourism. Therefore,

the designer will create a concept of the Deli river and riverfront Palace has

coalesced into a historic district and a new tourism in the city of Medan. The

designer will develop two commercial buildings at the rear of the palace has,

namely, boutique hotel and apartment. The purpose of this boutique hotel in

waking up to the new atmosphere in the historical district in the city of medan.

Whereas

the

purpose

of this apartment is designed to

move residents

living behind the palace into the apartment. With the concept of contextual

architecture with contrasting theme, the designer will design the building of hotel

and apartment in contrast with the Palace in order to make the Palace remained

the center of attention this area. 2 commercial buildings will be designed with

supporting facilities for the sake of advancing the riverfront Deli river and urban

heritage tourism in the area of the Palace.

Keywords

: riverfront, urban heritage tourism boutique hotel,

apartment, Maimoon Palace.


(17)

PROLOG

Kemajuan pariwisata sejarah atau dikenal dengan sebutan heritage tourism di berbagai belahan dunia berkembang dengan pesat, seiring dengan usaha dari setiap negara di dunia untuk memajukan wisata sejarah juga dengan tingginya kebutuhan dalam bidang pariwisata ini. Heritage Tourism merupakan salah satu wisata sejarah yang memperkenalkan sejarah & kebudayaan yang terdapat di suatu Negara ke dunia luas. Di Indonesia termasuk Sumatera Utara, saat ini pemerintah telah membuat berbagai sektor dalam bidang pariwisata melalui program Visit Indonesia yang memberikan kesempatan kepada berbagai daerah salah satunya kota Medan untuk menunjukkan keunggulan daerah tersebut kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kota Medan merupakan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara juga tidak mau ketinggalan untuk menyemarakkan program Visit Indonesia ini. Kota medan merupakan Kota yang terbesar di Pulau Sumatera dengan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km2) sekaligus merupakan kota terbesar ke-3 di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 kota Medan memiliki jumlah penduduk 2.109.339 jiwa. Wilayah kota Medan hampir keseluruhan wilayahnya berbatasan dengan daerah kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Timur dan Selatan. Medan mempunyai dua sungai penting, yaitu sungai Deli dan sungai Babura. Keadaan sungai-sungai yang berada di kota Medan kondisinya kurang tertata dan tidak terawat. Padahal, sungai-sungai di kota Medan sangat berpotensial mengembangkan kawasan riverfront sebagai ruang terbuka publik dan pariwisata kota Medan.

Jika kita melihat negara-negara tetangga seperti Singapura dan Thailand yang berhasil merevitalisasikan sungai menjadi sebuah kawasan yang lebih bermanfaat dan berpotensial dalam aspek pariwisata. Jadi, sebenarnya kota Medan juga bisa


(18)

mengembangkan sebuah kawasan riverfront dengan cara merevitalisasikan sebuah sungai dan memberikan kesadaran masyarakat kota Medan akan pentingnya peranan sungai dalam berbagai aspek kehidupan.

Lokasi proyek pengembangan ini berada di Kawasan Istana Maimun yang berbatasan dengan Sungai deli, dan merupakan sebuah kawasan riverfront dan kawasan urban heritage tourism yang saling berhubungan. Seringkali, penduduk kota Medan serta wisatawan yang datang merasa kebingungan untuk mencari tempat wisata yang menarik di kota Medan. Kota Medan hanya menawarkan tempat wisata seperti mall, café, restoran, jajanan kaki lima serta taman kota. Kondisi tempat wisata yang terdapat di kota Medan yang ditawarkan tidak dirawat dengan baik serta fasilitas yang ditawarkan tidak menarik, begitu juga dengan wisata sejarah yang terdapat di kota ini, fasilitas dan suasana bangunan sekitar yang tidak terawat dan banyak bangunan lama di kota Medan dibiarkan begitu saja sehingga wisata sejarah di kota Medan ini kurang di kenal dan kurang memberikan kesan yang baik.

Dalam skripsi ini, perancang akan mengembangkan kawasan Istana Maimun menjadi sebuah kawasan urban heritage tourism yang akan meningkatkan dan menjaga kualitas Istana Maimun sebagai wisata sejarah yang bermanfaat dengan membangun 2 bangunan komersial yaitu boutique hotel dan apartemen. Lokasi pengembangan pembangunan boutique hotel dan apartemen berada di bagian belakang Istana Maimun dan kawasan tepian riverfront sungai Deli. Selain itu, perancang juga merevitalisasikan sungai Deli menjadi sungai yang memiliki daya tarik dan meningkatkan citra sungai yang ada di kota Medan.

Istana Maimun merupakan sebuah istana kerajaan Melayu Deli yang di bangun oleh Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1888, yang memiliki luas 2.772 m2. Pada bagian ekterior desain Istana Maimun memiliki perpaduan berbagai unsur-unsur


(19)

warisan kebudayaan Melayu Deli, dengan gaya arsitektur Islam, Spanyol, Italia dan India. Sementara itu, pada bagian Interior juga mengambil perpaduan gaya arsitektur melayu dengan gaya arsitektur Islam, Spanyol, Italia dan India. Di bagian dalam Istana Maimun merupakan sebuah museum Peninggalan Kesultanan deli dan Kebudayaan Melayu.

Untuk kawasan riverfront sungai Deli, perancang di sini bertugas merevitalisasikan sebuah kawasan sungai Deli menjadi sebuah kawasan riverfront terbaik yang ada di kota Medan dan bisa memberikan contoh sebagai salah satu kawasan urban heritage tourism dan riverfront area yang saling berhubungan dan harmonis dengan mengembangkan sebuah fasilitas pendukung seperti boutique hotel dan apartemen sehinggaakan terciptalah sebuah kawasan pariwisata kota Medan yang memiliki daya tarik tersendiri.


(20)

ABSTRAK

Peranan sungai sangat penting bagi sumber kehidupan manusia. Tetapi

faktanya, kondisi sungai yang ada di kota Medan sangat tidak tertata dengan baik.

Padahal, banyak manfaat yang bisa dihasilkan dari sungai, salah satunya adalah

pemanfaatan kawasan tepian sungai atau bisa di sebut dengan kawasan riverfront

sebagai daya tarik pariwisata sebuah kota. Lokasi pengembangan rancangan

berada di daerah kawasan urban heritage tourism yaitu kawasan Istana Maimun.

Istana ini merupakan salah satu wisata sejarah yang paling terkenal di kota medan.

Kawasan riverfront sungai deli berada di bagian belakang istana maimun. tetapi

kondisi kawasan ini sangat tidak tertata dengan baik. Melihat perkembangan

kawasan sejarah yang ada di dunia, banyak kawasan bersejarah yang

memanfaatkan kawasan riverfront menjadi fasilitas pendukung suatu pariwisata

urban heritage tourism. Oleh sebab itu, perancang akan menciptakan suatu konsep

kawasan riverfront sungai deli dan Istana Maimun bersatu menjadi sebuah

kawasan bersejarah dan pariwisata yang baru di kota Medan. Perancang akan

mengembangkan 2 bangunan komersil di bagian belakang istana maimun, yaitu

butik hotel dan apartemen. Tujuan butik hotel di bangun karena ingin

menghadirkan suasana baru di kawasan sejarah yang ada di kota medan.

Sedangkan tujuan apartemen di bangun adalah merelokasikan penduduk yang

tinggal di belakang istana ke apartemen. Dengan konsep tema arsitektur

kontekstual kontras, perancang akan mendesain bangunan hotel dan apartemen

kontras dengan Istana Maimun karena ingin membuat istana tetap menjadi pusat

perhatian kawasan ini. 2 bangunan komersil yang akan dirancang hanya sebagai

fasilitas pendukung kawasan ini demi memajukan kawasan riverfront sungai deli

dan urban heritage tourism di kawasan istana maimun lebih baik.

Kata Kunci

: riverfront, urban heritage tourism, boutique hotel, apartemen, Istana

Maimun.


(21)

ABSTRACT

The role of the river is very important for the source of human life. But in

fact, the condition of the River in the city of Medan is not preserved. In fact, many

of the benefits that could be generated from the River, one of which is the

utilization of the riverfront as a tourist attraction of the city. Site design

development is in the area of urban heritage tourism i.e. The Maimun Palace.

This palace is one of the most famous historical building attractions in the city of

Medan. The Deli river is a riverfront at the rear of the Palace has. but the

condition is not very preserved. In reference to the development of the urban

heritage tourism sistem in the world, much of the historical area that utilize the

riverfront into a tourism support facilities for urban heritage tourism. Therefore,

the designer will create a concept of the Deli river and riverfront Palace has

coalesced into a historic district and a new tourism in the city of Medan. The

designer will develop two commercial buildings at the rear of the palace has,

namely, boutique hotel and apartment. The purpose of this boutique hotel in

waking up to the new atmosphere in the historical district in the city of medan.

Whereas

the

purpose

of this apartment is designed to

move residents

living behind the palace into the apartment. With the concept of contextual

architecture with contrasting theme, the designer will design the building of hotel

and apartment in contrast with the Palace in order to make the Palace remained

the center of attention this area. 2 commercial buildings will be designed with

supporting facilities for the sake of advancing the riverfront Deli river and urban

heritage tourism in the area of the Palace.

Keywords

: riverfront, urban heritage tourism boutique hotel,

apartment, Maimoon Palace.


(22)

PROLOG

Kemajuan pariwisata sejarah atau dikenal dengan sebutan heritage tourism di berbagai belahan dunia berkembang dengan pesat, seiring dengan usaha dari setiap negara di dunia untuk memajukan wisata sejarah juga dengan tingginya kebutuhan dalam bidang pariwisata ini. Heritage Tourism merupakan salah satu wisata sejarah yang memperkenalkan sejarah & kebudayaan yang terdapat di suatu Negara ke dunia luas. Di Indonesia termasuk Sumatera Utara, saat ini pemerintah telah membuat berbagai sektor dalam bidang pariwisata melalui program Visit Indonesia yang memberikan kesempatan kepada berbagai daerah salah satunya kota Medan untuk menunjukkan keunggulan daerah tersebut kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kota Medan merupakan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara juga tidak mau ketinggalan untuk menyemarakkan program Visit Indonesia ini. Kota medan merupakan Kota yang terbesar di Pulau Sumatera dengan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km2) sekaligus merupakan kota terbesar ke-3 di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 kota Medan memiliki jumlah penduduk 2.109.339 jiwa. Wilayah kota Medan hampir keseluruhan wilayahnya berbatasan dengan daerah kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Timur dan Selatan. Medan mempunyai dua sungai penting, yaitu sungai Deli dan sungai Babura. Keadaan sungai-sungai yang berada di kota Medan kondisinya kurang tertata dan tidak terawat. Padahal, sungai-sungai di kota Medan sangat berpotensial mengembangkan kawasan riverfront sebagai ruang terbuka publik dan pariwisata kota Medan.

Jika kita melihat negara-negara tetangga seperti Singapura dan Thailand yang berhasil merevitalisasikan sungai menjadi sebuah kawasan yang lebih bermanfaat dan berpotensial dalam aspek pariwisata. Jadi, sebenarnya kota Medan juga bisa


(23)

mengembangkan sebuah kawasan riverfront dengan cara merevitalisasikan sebuah sungai dan memberikan kesadaran masyarakat kota Medan akan pentingnya peranan sungai dalam berbagai aspek kehidupan.

Lokasi proyek pengembangan ini berada di Kawasan Istana Maimun yang berbatasan dengan Sungai deli, dan merupakan sebuah kawasan riverfront dan kawasan urban heritage tourism yang saling berhubungan. Seringkali, penduduk kota Medan serta wisatawan yang datang merasa kebingungan untuk mencari tempat wisata yang menarik di kota Medan. Kota Medan hanya menawarkan tempat wisata seperti mall, café, restoran, jajanan kaki lima serta taman kota. Kondisi tempat wisata yang terdapat di kota Medan yang ditawarkan tidak dirawat dengan baik serta fasilitas yang ditawarkan tidak menarik, begitu juga dengan wisata sejarah yang terdapat di kota ini, fasilitas dan suasana bangunan sekitar yang tidak terawat dan banyak bangunan lama di kota Medan dibiarkan begitu saja sehingga wisata sejarah di kota Medan ini kurang di kenal dan kurang memberikan kesan yang baik.

Dalam skripsi ini, perancang akan mengembangkan kawasan Istana Maimun menjadi sebuah kawasan urban heritage tourism yang akan meningkatkan dan menjaga kualitas Istana Maimun sebagai wisata sejarah yang bermanfaat dengan membangun 2 bangunan komersial yaitu boutique hotel dan apartemen. Lokasi pengembangan pembangunan boutique hotel dan apartemen berada di bagian belakang Istana Maimun dan kawasan tepian riverfront sungai Deli. Selain itu, perancang juga merevitalisasikan sungai Deli menjadi sungai yang memiliki daya tarik dan meningkatkan citra sungai yang ada di kota Medan.

Istana Maimun merupakan sebuah istana kerajaan Melayu Deli yang di bangun oleh Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1888, yang memiliki luas 2.772 m2. Pada bagian ekterior desain Istana Maimun memiliki perpaduan berbagai unsur-unsur


(24)

warisan kebudayaan Melayu Deli, dengan gaya arsitektur Islam, Spanyol, Italia dan India. Sementara itu, pada bagian Interior juga mengambil perpaduan gaya arsitektur melayu dengan gaya arsitektur Islam, Spanyol, Italia dan India. Di bagian dalam Istana Maimun merupakan sebuah museum Peninggalan Kesultanan deli dan Kebudayaan Melayu.

Untuk kawasan riverfront sungai Deli, perancang di sini bertugas merevitalisasikan sebuah kawasan sungai Deli menjadi sebuah kawasan riverfront terbaik yang ada di kota Medan dan bisa memberikan contoh sebagai salah satu kawasan urban heritage tourism dan riverfront area yang saling berhubungan dan harmonis dengan mengembangkan sebuah fasilitas pendukung seperti boutique hotel dan apartemen sehinggaakan terciptalah sebuah kawasan pariwisata kota Medan yang memiliki daya tarik tersendiri.


(25)

BAB 1

START FROM HERE

A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati, merupakan sebuah tema besar yang akan menjadi arahan dalam proses desain. Jadi peranan sungai sebenarnya sangat berguna bagi kehidupan. Tetapi faktanya, melihat kondisi sungai yang ada di kota Medan kondisinya tidak tertata dan warga kota Medan pun kurang memelihara dan menjaga sungai sehingga citra sungai di kota Medan sangat buruk. Pemanfaatan ruang yang tidak teratur di sekitar kawasan Sungai Deli mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan di bantaran Sungai Deli sebagai contoh kebiasaan warga setempat melakukan aktifitas sebagai tempat pembuangan sampah, mencuci dan membuang saluran kotoran rumah tangga (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Kondisi sungai Deli yang sangat buruk

Padahal, jika kita melihat negara tetangga seperti Singapura dan Thailand memanfaatkan daerah pinggiran sungai menjadi kawasan Riverfront Development dan sekaligus menjadi kawasan wisata sejarah urban heritage tourism yang terbilang cukup sukses menarik perhatian turis untuk berkunjung, sebagai contoh di Thailand, turis diajak berkeliling dan menikmati suasana sekitar sungai yang bernama Chao Phraya River di Bangkok terdapat dengan memanfaatkan fasilitas seperti kapal feri/ferry jetty untuk


(26)

melihat sekitar kawasan sejarah yang terdapat di sekitar riverfront sungai Chao Phraya seperti pagoda Wat yang di dalamnya terdapat patung Buddha yang sedang berbaring/reclining massive statue of Prince Buddha dan kawasan sejarah lainnya yang ada di sekitar sungai (Gambar 1.2).

Gambar 1.2 kawasan sungai Chao Phraya di Bangkok dengan pemandangan pagoda Wat

Sumber: yonghaophotography.com

Sementara itu, di Singapura memanfaatkan daerah pinggiran sungai sebagai kawasan Riverwalk dan Cafe di kawasan Heritage Fullerton Hotel. Para Turis juga bisa menikmati makan malam di sekitar pinggiran sungai dengan perpaduan kawasan riverfront dan urban heritage tourism yang saling berhubungan. Hotel ini mengembangkan kawasan riverfront sebagai salah satu fasilitas pendukung hotel untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kawasan riverfront dan urban heritage tourism. Fullerton Hotel merupakan bangunan bersejarah di Singapura, yang terletak di kawasan Marina Bay Singapore River (Gambar 1.3).

Gambar 1.3 kawasan riverfront Fullerton Hotel di Singapore River. Sumber: yonghaophotography.com


(27)

Oleh sebab itu, perancang ingin mengembangkan kawasan tepian sungai Deli di kawasan Istana Maimun menjadi tujuan objek wisata riverfront dan sekaligus menjadi wisata sejarah (urban Heritage Tourism). Pengertian riverfront sendiri merupakan daerah yang terdapat di kawasan depan sungai atau suatu kawasan perkotaan yang berada di depan sungai. Sebuah sungai diperkotaan berfungsi sebagai saluran utama pengendali banjir dan juga bisa memiliki fungsi sebagai fasilitas ruang publik. Riverfront menegaskan bahwa kawasan muka sungai harus diprioritaskan dan harus menjadi daya tarik tersendiri. Pengembangan riverfront biasanya seperti pengembangan kawasan, konservasi dan redevelopment. Dalam perencanaannya, kawasan riverfront Sungai Deli harus memiliki beberapa perencanaan berupa: Pertama, pembentukan citra (image) yang baik di kawasan riverfront Sungai Deli dan bagaimana menciptakan kawasan riverfront yang berkualitas. Kedua, perencanaan struktur pada badan sungai dan teknologi agar dapat mengantisipasi timbulnya kendala-kendala seperti banjir, korosi, erosi. Ketiga, meningkatkan kualitas kehidupan di sekitar kawasan Sungai Deli.

Faktanya dalam hal ini, riverfront di kota Medan memberikan kesan yang buruk dan kumuh dan kondisi fisik sungai yang tidak baik. Perancang menilai, warga bantaran sungai Deli tidak mengerti dengan apa yang ditimbulkan kalau warga yang tinggal tetap saja melakukan kebiasaan buruk. Padahal dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan tersebut bisa memberikan hal yang buruk seperti banjir dan pemandangan yang terkesan kumuh dan kesehatan kurang terjaga.

Berdasarkan tema besar yaitu a river runs through it, perancang juga memiliki tema berdasarkan kelompok perancangan arsitektur yaitu urban heritage tourism, kondisi site berada di areal Istana Maimun yang merupakan sebuah bangunan bersejarah dan warisan kota Medan.


(28)

Di sekitar kawasan istana, terdapat

2 bangunan bersejarah yang

saling berhubungan yaitu Masjid Raya Al-Mashun (Gambar 1.4) dan Kolam Sri Deli.

Gambar 1.4 Mesjid Raya Al-Mashun

Istana Maimun atau bisa disebut dengan Istana Putri Hijau (Gambar 1.5) merupakan salah satu objek wisata sejarah (Heritage Tourism) di Kota Medan yang terletak di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun. Istana Maimun di bangun oleh Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah (Sultan Deli) pada tahun 1888. Pada bagian ekterior dan interior desain Istana Maimun memiliki perpaduan berbagai gaya arsitektur seperti Melayu Deli, Islam, Spanyol, Italia dan India.

Gambar 1.5 Istana Maimun atau bisa disebut dengan Istana Putri Hijau.

Kondisi fisik Istana Maimun sendiri terlihat kurang terawat dan tertata padahal faktanya Istana Maimun merupakan salah satu landmark kota Medan dan Istana Maimun memiliki potensi yang besar untuk memperkenalkan budaya Melayu Deli ke wisatawan baik lokal maupun luar. Pada suasana lansekap Istana Maimun banyak lahan-lahan yang


(29)

disalahgunakan seperti adanya lahan parkir Trophy Tour bus dan lahan yang disewakan seperti terdapat toko bunga di bagian kiri bangunan (Gambar 1.6). Pada bagian belakang istana terdapat sebuah pemukiman keturunan raja dan sungai Deli. Namun, kondisi pemukiman di belakang Istana Maimun kurang tertata dengan baik begitu juga kawasan tepian sungai Deli di kawasan Istana Maimun. Untuk kondisi pedestrian dan sirkulasi Istana Maimun terlihat kurang memberikan kesan aman dan nyaman karena kondisi pedestrian yang kecil.

Gambar 1.6 Lahan parkir yang disewa oleh Trophy Tour Bus dan Toko Bunga yang terdapat di bagian Kiri depan Istana.

Letak sungai Deli berada di bagian belakang istana begitu juga pemukiman warga keturunan raja yang juga berada di bagian Istana Maimun (Gambar 1.7). Warga yang bertempat tinggal di belakang istana kurang menjaga kualitas lingkungan tempat tinggal mereka dan menganggap kawasan tempat mereka tinggal hanya seperti rumah biasa dan tidak mencerminkan sebuah kawasan peninggalan bersejarah yang harus dijaga.


(30)

Urban heritage tourism merupakan wisata sejarah yang terdapat di sebuah kawasan perkotaan. Tujuan wisata sejarah itu sangat penting untuk melestarikan, menyampaikan dan memperkenalkan ke generasi penerus tentang sejarah maupun budaya. Istana Maimun merupakan peninggalan sejarah sekaligus peninggalan warisan budaya Melayu Deli dan juga merupakan pariwisita urban heritage tourism yang terkenal di kota Medan. Selain itu, tujuan Pariwisata urban heritage tourism merupakan sebuah tujuan wisata yang sangat penting untuk menambah edukasi tentang warisan sejarah kebudayaan melayu, memperkuat identitas, membantu melestarikan warisan budaya, menyampaikan kebudayaan lokal yang baik, serta meningkatkan perekonomian bagi warga, pengelola dan pemerintah.

Merupakan sebuah langkah penggabungan yang baik antara riverfront architecture dengan urban heritage tourism yang saling berhubungan. Dengan adanya sungai di areal Istana Maimun itu akan menambahkan nilai positif dan daya tarik dan meningkatkan kualitas kehidupan kota apabila dikelola dengan baik sehingga disini perancang ingin mengaplikasikan Istana Maimun sebagai pariwisata urban heritage tourism yang di kenal dan berkesan sebagai wisata sejarah di kota Medan.

Perancang disini akan mengembangkan kawasan Istana Maimun dengan 2 buah bangunan komersil sebagai fasilitas penunjang yaitu Boutique Hotel dan apartemen. Pembangunan Boutique Hotel di kawasan Istana Maimun ini di bangun untuk memperkuat kembali Istana Maimun dan mengembangkan suatu kawasan urban heritage tourism dengan memiliki nilai sejarah yang tinggi di kawasan riverfront Sungai Deli dan menjadikan sebuah kawasan wisata sejarah yang memiliki daya tarik untuk para wisatawan agar berkunjung ke Istana Maimun dan juga meningkatkan kualitas/citra pada bangunan Istana Maimun sebagai warisan wisata sejarah Melayu di kota Medan yang dikenal dan dikenang oleh wisatawan. Boutique Hotel biasanya di desain dengan


(31)

menyediakan fasilitas mewah, memiliki daya tarik tersendiri dan memberikan kesan lebih privat dengan tujuan mengutamakan pelayanan yang khusus dan memberikan kenyamanan pengunjung hotel. Konsep Boutique Hotel telah banyak diterapkan di negara-negara Eropa seperti Spanyol, Paris dan Italia di kawasan urban heritage tourism.

Perbedaan boutique hotel dengan hotel pada umumnya adalah hotel umum tidak adanya perbedaan fasilitas yang monoton dari hotel satu dengan hotel lainnya semuanya memiliki fasilitas yang tidak berbeda jauh. Sedangkan hotel boutique, memiliki fasilitas dan keunggulan masing-masing dalam mengembangkan fasilitas yang terdapat di hotel tersebut sehingga memberikan kesan dan pengalaman khusus apabila turis menginap di boutique hotel seperti memperkuatkan kawasan di sekitar hotel tersebut yang bisa ditonjolkan sebagai fasilitas penunjang. Misalkan lokasi boutique hotel yang berada di kawasan sejarah. Dengan demikian, hotel tersebut memiliki hubungan yang harmonis antara boutique hotel dengan kawasan bersejarah yang terdapat di sekitar hotel. Oleh sebab itu, lokasi pengembangan ini sangat cocok dikembangkan boutique hotel di dalam kawasan istana karena di lokasi site terdapat berbagai bangunan sejarah yang dilindungi oleh Pemko Medan salah satunya adalah Mesjid Raya Al-Mashun dan Kolam Sri Deli yang memiliki koneksi yang kuat antara Istana.

Pembangunan apartemen di kawasan ini dimaksudkan agar me-relokasikan warga pemukiman di belakang Istana maimun ke bangunan baru (apartemen) untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan memiliki tempat tinggal yang lebih baik, serta menciptakan suatu lingkungan yang tertata dan rapi. Selain itu, apartemen ini juga akan dipasarkan untuk umum karena semakin meningkatnya permintaan perkembangan apartemen di kota Medan. Apartemen merupakan suatu hunian tempat tinggal yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat yang dilengkapi beberapa fasilitas pendukung seperti kolam renang, taman atau playground, pusat kebugaran dan toko.


(32)

BAB 2

FROM NOTHING TO SOMETHING

Pada pengembangan perancangan arsitektur pada tahap ini, perancang akan membahas tentang studi literatur dan studi banding. Semua pembahasan tentang studi literatur dan studi banding sangat berpengaruh dalam proses tahapan awal desain pengembangan ini. Oleh sebab itu, perancang akan mencari studi literature dan studi banding yang baik agar proses desain pengembangan kawasan ini dapat dikerjakan dengan baik. Dengan adanya kelengkapan studi literatur dan studi banding yang di cari maka semakin mudahnya perancang memahami dan mengikuti cara kerja proses tahapan awal dalam mengembangkan tugas perancangan arsitektur ini.Untuk pembahasan tentang studi banding dengan proyek yang sejenis pertama adalah sebuah hotel yang terdapat di kota Shanghai yaitu Oriental Riverside Hotel (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Oriental Riverside Hotel yang berada di sungai Huang Pu

Sumber: Wikipedia.com

Oriental Riverside Hotel terletak di pusat kota dan kawasan perdagangan kota Shanghai, Lujiazui City. Kota Shanghai terkenal dengan berbagai macam aspek diantaranya adalah pemandangan gedung pencakar langit, teknologi, dan kecanggihan kota. Kota Shanghai tidak hanya terkenal dengan kemajuan teknologi, perdagangan, keuangan dan pusat informasi tetapi juga terkenal dengan kawasan urban heritage


(33)

tourism dan riverfront yang di bilang cukup berhasil dalam penataanya. Kota Shanghai memiliki sebuah kota tua atau biasa disebut Bund City yang berbatasan dengan sungai Huang Pu (Gambar 2.2). sungai Huang Pu ini juga merupakan pembatas antara kota Shanghai dengan Kota Bund. Oleh sebab itu perancang memilih studi banding ini karena sangat sesuai dengan kasus perancangan arsitektur yaitu urban heritage tourism di area riverfront city.

Gambar 2.2 Kota Bund yang berada di tepian sungai Huang Pu

Sumber: Visitourchina.com

Oriental Riverside Hotel ini berdekatan dengan Oriental Pearl TV Tower yang merupakan Stasiun Televisi China (Gambar 2.3). Hotel ini berada di pinggiran Sungai Huangpu dengan pemandangan kota Bund (kota lama) yang terdapat di seberang hotel yang berbatasan dengan sungai Huangpu sehingga memberikan kesan hotel dengan nuansa urban heritage di kawasan depan sungai.

Gambar 2.3 Oriental Pearl TV Station yang bersebelahan dengan Oriental Riverside Hotel.


(34)

Untuk para turis dengan tujuan bisnis, Oriental Riverside Hotel sangat ideal untuk hosting pertemuan bisnis atau acara, dengan desain lantai eksekutif yang didesain khusus dan berdedikasi, lounge bar memberikan layanan yang lebih komprehensif bagi para eksekutif, ruang konferensi dalam berbagai ukuran dan jenis dan dilengkapi dengan fasilitas konferensi canggih dan komprehensif untuk memenuhi semua kebutuhan.

The Grand Ballroom meliputi area seluas 4400 m2 dan sejauh ini merupakan Ballroom multifungsi terbesar tanpa pilar di Shanghai. Hotel ini memiliki lobi yang nyaman, resepsionis 24jam, sebuah hotel yang aman, fasilitas pertukaran mata uang, ruang ganti, akses lift, cafe, salon penata rambut, sejumlah restoran, internet dan WLAN akses, kamar dan layanan hotel, kolam renang, BAR, pusat kebugaran dan fasilitas parkir. Oriental Riverside Hotel mengalami renovasi terakhir pada tahun 2010 dengan Jumlah lantai 11, total jumlah kamar 273 diantaranya 140 kamar untuk single rooms, 88 kamar untuk double rooms, 88 kamar yang memiliki 2 tempat tidur terpisah, 140 Kamar yang memiliki double bed, 16 kamar dengan menghubungkan pintu, 12 kamar suite dan 8 kamar untuk suite junior (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Salah satu contoh kamar (tipe deluxe) yang terdapat di Oriental Riverside Hotel.

Sumber: Hotelclub.com

Selain berbagai fasilitas hotel yang dirancang untuk memanjakan dan kenyamanan pengunjung hotel, Oriental Riverside Hotel Shanghai juga merupakan tempat yang spektakuler untuk berbagai acara karena lokasinya yang strategis berdekatan


(35)

dengan gedung pencakar langit yang terkenal Jin Mao Tower, SICC, Pearl Tower stasiun TV dan Shanghai World Financial Center serta memiliki pemandangan Cityscape yang indah.Dengan kawasan hotel yang terdapat di pinggiran sungai Huangpu, Oriental Riverside Hotel menawarkan pemandangan yang spektakuler dengan berbagai macam view diantaranya adalah pengunjung hotel bisa berjalan dan bersantai di area riverwalk hotel dengan pemandangan sungai Huangpu, kota tua (Bund city) dan menikmati suasana taman-taman yang terletak di belakang hotel. Yang terhubung dengan jalur pedestrian yang saling berkoneksi. (Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Area riverwalk yang terdapat di bagian belakang hotel.

Sumber: hotelclub.com

Hotel ini memiliki berbagai macam jenis restoran yang menyajikan masakan tradisional China di area ruang melingkar dengan menghadap Bund dan sungai Huang Pu bernama Cantonese Restaurant (Gambar 2.6). Selain itu, terdapat juga sebuah restoran Martignon menawarkan masakan Barat.

Gambar 2.6 Cantonese Restaurant yang berbentuk melingkar berada di bagian kiri hotel.


(36)

Pembahasan studi banding dengan proyek sejenis yang kedua adalah sebuah apartemen yang terletak di kota London yaitu Neo Bankside.

Neo Bankside Apartment berada di samping Tate Modern yang terkenal, sebuah bangunan warisan berfungsi sebagai museum (Gambar 2.7). Arsitek utama adalah Rogers Stirk Harbour, Mitra dan Manajer Pengembangan adalah asli Land. Wilayah proyek terdiri dari 28.600 m2.

Gambar 2.7 Neo Bankside Apartment yang terdapat di kota London.

Sumber:skycrapercity.com

Tema yang diterapkan oleh Neo bankside Apartment adalah mengaplikasikan desain yang colorful dengan kawat baja menunjukkan rasa hormat terhadap warisan industri lingkungan, menerjemahkan warisan ke bahasa/pendekatan modern, menghormati betapa kayanya lingkungan dengan menggunakan lebih kaca untuk dinding untuk memberikan pandangan yang jelas warga, terutama bagaimana lift memberikan pandangan 180 derajat dari sungai Thames ke Tate Modern, ruang publik didefinisikan dengan baik dan dibedakan dari ruang pribadi, menciptakan hubungan yang signifikan antara Southwark, sungai Thames, dan Tate Modern.

GC Bankside LLP adalah pemangku kepentingan proyek ini. Sebuah perusahaan patungan dari dua perusahaan pengembangan besar dengan banyak portofolio besar berfokus di kota London dan kota-kota lain di seluruh dunia. Tindakan pertama pemangku kepentingan ini adalah dengan mengakuisisi situs perumahan yang terjangkau


(37)

dan menarik. Salah satu dari proyek mereka, yang sekarang sedang di bangun dan hamper selesai adalah Neo Bankside Apartment. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menyediakan perumahan yang terjangkau bersama dengan perumahan mewah , yaitu sekitar 34 unit program proyek.

Suasana lingkungan di kawasan Neo Bankside Apartemen begitu beragam mulai dari kawasan perkantoran, museum, Almhouse, taman mewah dan banyak ritel yang menawarkan ruang publik membuat tempat ini sangat mewah dan sangat dihargai (Gambar 2.8). Oleh sebab itu, Neo bankside Apartemen merupakan salah satu apartemen yang terkenal dengan memiliki nilai harga yang tinggi/cukup mahal hitungan per meternya.

Gambar 2.8 Sebuah kawasan ruang terbuka publik (taman) Neo Bankside Apartment.

Sumber: worldlandscapearchitect.com

Neo Bankside Apartemen ini memiliki kesepakatan dengan konteks kawasan perkotaan dengan menciptakan view untuk beberapa bangunan dengan membuat bangunan sebagai landmark sendiri dengan cara penerapan sebuah skyline yang hangat dan berurutan serta memperkaya seluruh lingkungan (Gambar 2.9).

Gambar 2.9 konsep skyline Neo Bankside Apartment yang hangat dan indah.


(38)

Untuk akses kendaraan menuju ke kompleks perumahan ini adalah melalui Southwark jalan Summer Street (drop off) dan Jalan Holland Street (parkir). Parkir bawah tanah penuh dengan elevator dan akses tangga ke tanah atau lantai tertentu lainnya. Akses pejalan kaki secara keseluruhan hampir terdapat di semua kawasan dan lobi-lobi pada setiap bangunan membuatnya mudah untuk mengakses dan aman bagi penghuninya. Limbah dan sistem drainase menggunakan Harmer SML Cast Iron Tanah & Limbah yang terdiri dari drainase air hujan untuk drainase rumah tangga menghubungkan ke sistem drainase bawah tanah kota. skema berevolusi untuk memastikan kapasitas untuk menampung air hujan adalah prinsip utama dari desain dan konstruksi basement.

Dua paviliun berdiri di 12 lantai, yang ketiga adalah 18 lantai tinggi dan tertinggi terdiri dari 24 lantai (Gambar 2.10). Bangunan ini menggabungkan 217 apartemen dan penthouse bersama dengan berbentuk segitiga, dan sebuah kebun pada musim dingin tertutup pada setiap tingkat lantai.

Gambar 2.10 terdapat 3 tower bangunan yang memiliki tinggi lantai yang berbeda-beda.

Sumber: propertyreport.com

Pengaplikasian Sustainability konsep dengan tema Green Architecture ditangani dengan menggunakanan bahan-bahan lokal seperti kayu. Masalah ini juga terutama ditangani oleh lansekap proyek. Konsep lansekap dan rincian akhir adalah pusat untuk desain lanskap keseluruhan untuk NEO Bankside. Penanaman melembutkan lingkungan binaan, humanises ruang dan meringankan iklim mikro lokal untuk membuat nyaman,


(39)

menyambut ruang. Sebagian besar tanaman yang digunakan di NEO Bankside yang asli berasal dari lokal dan secara hati-hati disesuaikan dengan iklim mikro dari situs pedoman BREEAM dan keanekaragaman hayati adalah penggerak utama untuk pemilihan jenis tanaman yang sesuai.

Diagonal bracing baja menghubungkan empat bangunan visual dalam bidang vertical (Gambar 2.11). Bracing baja juga mencerminkan bidang tanah geometris dari paviliun yang di bangun dalam bentuk segi enam memanjang. Ada alasan lain yang sangat penting untuk memilih bagian elips. Bracing baja eksternal memainkan peranan struktural yang memungkinkan lebih banyak kebebasan dalam penataan letak interior apartemen dan dinding internal Shearwall.

Gambar 2.11 Detail Bracing baja yang menempel pada fasade bangunan.

Sumber: archello.com

Pada Bagian core lift apartemen diungkapkan secara terpisah dengan bangunan utama di sebelah timur dari setiap pavilion (Gambar 2.12). Arsiteknya mampu menggunakan struktur baja lebih ringan dengan penahan kembali ke frame utama di setiap lantai dengan memproyeksikan balok baja yang mengambil beban angin. Deadload Lift menara diambil pada empat bangunan. Hasil yang didapatkan cukup halus dan sangat mengkilap dengan tampak sepasang lift yang indah dengan pemandangan Tate, sungai dan seterusnya.


(40)

Gambar 2.12 Detail fasade yang menunjukkan core lift dan fasade bangunan (bracing baja).

Sumber: archello.com

Studi banding perancang mengenai kawasan urban heritage yang berhubungan dengan kawasan riverfront, perancang terinspirasi oleh studi banding untuk menerapkan sistem konsep yang digunakan terhadap 2 bangunan studi banding tersebut. Perancang ingin merancang kawasan sungai Deli dan menjadikan sebuah kawasan sejarah dan ruang terbuka publik yang nyaman dan baik sehingga warga Kota Medan tidak lagi merasa bosan dan kebingungan mencari kawasan untuk berinteraksi, dan warga kota Medanpun mengurangi aktifitas berkunjung ke mall untuk melepas kepenatan, melainkan ke sebuah tempat publik yang menyediakan pemandangan yang bernuansa urban heritage tourism dan riverfront yang harmonis dan tertata dengan baik. Dengan demikian, tingkat kualitas warga yang tinggal di kota Medan juga bisa lebih baik dan meninggalkan kebiasaan buruk mereka dalam merusak dan kurang kepeduliannya terhadap kawasan sejarah dan riverfront.


(41)

BAB 3

PREFIX OF A MIND

Setelah perancang menguasai dan mengerti tentang menggabungkan tema besar ke dalam tema kelompok perancangan arsitektur secara harmonis dan baik, mulailah perancang memikirkan tema individual terhadap bangunan untuk menyelaraskan tema individual, pendekatan tema arsitektural seperti apa yang akan diterapkan perancang agar memiliki keterhubungan dengan tema besar yaitu riverfront dan tema kelompok yaitu urban heritage tourism sehingga hasil yang didapatkan akan menciptakan suatu kawasan yang memiliki tingkat kualitas bangunan yang tinggi dan daya tarik tersendiri.

Untuk menciptakan suatu tema arsitektural yang baik, perancang mencoba mengambil sebuah tema arsitektural yang dinilai memiliki keterhubungan dengan tema-tema sebelumnya. Dari awalan sebuah pola pikir, perancang mulai berfikir akan mencari sebuah tema yang dapat menciptakan hubungan yang selaras dengan suatu kawasan Istana Maimun yang memiliki 2 nilai kawasan berupa kawasan riverfront dan urban heritage tourism sehingga akan menghadirkan sebuah bangunan baru yang memiliki hubungan yang harmonis dan selaras dengan bangunan yang sudah ada (Istana Maimun). Selain itu, poin kedua pola pikir perancang akan memikirkan bagaimana menciptakan suatu bangunan baru (boutique hotel dan apartemen) yang nyaman dan tertata agar menciptakan suatu kawasan yang memiliki nilai kuailtas yang tinggi dan bernuansa baru yang ada di kota Medan tanpa menghilangkan citra Istana Maimun dan Sungai Deli.

Dalam hal ini, perancang mengambil kesimpulan untuk memilih tema arsitektural yang akan dipakai untuk mengaplikasikan ke bangunan boutique hotel dan apartemen. Perancang memilih tema Arsitektur Kontekstual sebagai tema individual perancangan arsitektur ini karena tema ini merupakan sebuah tema arsitektural yang menghubungkan


(42)

dan menyelaraskan bangunan baru dengan bangunan disekitarnya. Oleh sebab itu, perancang memilih tema tersebut sebagai tema arsitektural pada bangunan baru yang akan di desain.

Arsitektur Kontekstual itu merupakan antara arsitektur dengan site harus saling berhubungan dan berkaitan dengan lingkungan sekitarnya dan juga kondisi bangunan sekitar harus juga diperhatikan, dimana masyarakat, budaya, area dan materialnya tercipta pada suatu lingkungan dimana lokasi bangunan baru yang akan dibangun (Anthony C. Antoniades dalam bukunya yang berjudul Poetics of Architecture). Banyak orang berpendapat tentang Arsitektur Kontekstual itu hanya berusaha menyesuaikan bangunan baru dengan bangunan lama sehingga terlihat sama atau hanya untuk mempopulerkan langgam historis arsitektur bangunan lama. Namun, sebenarnya tidaklah seperti itu. Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kondisi bangunan lama yang bisa dilihat dari bentuk, material, dan skala bangunan. Kedua, karakter dan jiwa tempat bangunan tersebut berada yang bisa dilihat dari motif atau pola desain setempat. Dari beberapa hal tersebut dapat dijabarkan beberapa pendekatan desain arsitektur kontekstual yang tidak hanya sekadar meniru. Jadi, Arsitektur kontekstual tidak harus selamanya kontekstual dalam aspek bentukan fisik saja, tetapi kontekstual dapat juga hadir melalui aspek non-fisik/penyampaian secara tidak langsung seperti fungsi, kebiasaan, filosofi maupun teknologi atau bisa disebut sebagai Arsitektur Kontekstual Kontras. Untuk memperjelas tema arsitektur kontekstual, perlu adanya studi banding yang berhubungan dengan tema individual yang di pilih oleh perancang. Dengan adanya studi banding ini akan lebih mempermudah memahami penjelasan tentang arsitektur kontekstual.


(43)

Studi banding pertama adalah Butterfield House yang berada di kota New York (Gambar 3.1). Bangunan ini selesai pada tahun 1962 yang difungsikan sebagai perumahan koperasi dan juga dianggap sebagai salah satu rumah apartemen Pasca Perang Dunia Ke II. Di rancang oleh William J. Conklin dan James S. Rossant.

Gambar 3.1 Butterfield House yang merupakan sebuah rumah/flat yang terdapat di kota New York

Sumber: thesmokinguy.com

Rumah/flat ini terdiri dari dua sayap dihubungkan dengan bagian berdinding kaca melalui halaman taman pusat. Pada Butterfield House yang baru, arsitek menggunakan desain material modern yang baru dan jelas untuk menciptakan sebuah karya yang menarik perhatian. Bangunan ini memiliki ketinggian tujuh lantai dengan lantai dasar yang berfungsi sebagai pintu masuk lobby. Sebagian besar flat yang terletak di gedung yang lebih besar yang berlokasi di jalan West 13th Street memiliki penthouse.

Arti penting dari bangunan Butterfield House ini diakui pada saat konstruksi pembangunan dan sejak arsitek dan perencana kota telah menganggap hal itu sebagai model konstruksi baru di lingkungan kawasan bersejarah. Ketika bangunan itu selesai pada tahun 1962, Keterkaitan visual bangunan apartemen tersebut dengan bangunan di sekitarnya dapat dilihat dari penggunan elemen balkon, namun sudah dengan penyelesaian desain berbeda.Bangunan lama mempunyai bentuk bukaan yang datar pada balkon, sedangkan pada Butterfield House, bentuk bukaan pada balkon terlihat melengkung dan menonjol ke luar (Gambar 3.2).


(44)

Walaupun terdapat perbedaan desain pada balkon, kedua bangunan tetap terlihat menyatu karena memiliki bentuk dasar atau pola yang sama.

Gambar 3.2 Perubahaan bentukan Butterfield House Sumber: thesmokinguy.com

Bangunan ini dinamai oleh Jenderal Daniel Butterfield, seorang perwira selama Perang Sipil dan individu dikreditkan untuk merevisi dan mempopulerkan rumahnya yang berada di lokasi bangunan Butterfield House.

Studi banding kedua, membahas tentang bangunan yang bernama Ponte Vecchio yang berada di Italia (Gambar 3.3). Ponte Vecchio adalah jembatan tertua di Florence, diyakini bahwa jembatan sudah ada di sini selama zaman Romawi.

Gambar 3.3 Jembatan Ponte vecchio yang berada di Arno River, Florence Italia.

Sumber:Wikipedia.com

Penampilannya saat ini diulang kembali seperti bentukan jembatan awal yang di buat pada tahun 1345 untuk menggantikan jembatan yang hancur oleh banjir. Di dalam kawasan ini terdapat rumah-rumah di atas jembatan, praktek umum di kota-kota besar di Eropa selama Abad Pertengahan dan toko-toko di Ponte Vecchio di Florence.


(45)

Jembatan Ponte Vecchio mengambil motif-motif desain setempat, seperti bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan. Salah satu contoh pendekatan ini adalah rumah-rumah yang terdapat di kawasan jembatan. Rumah-rumah tersebut merupakan bangunan baru yang mengadaptasi gaya Renaisans yang ingin menggantikan bangunan lama yang hancur saat Perang Dunia II. Kontinuitas visual terlihat dari bentuk massa dan irama bukaan atau jendela (Gambar 3.4).

Gambar 3.4 Rumah-rumah yang terdapat di kawasan Jembatan Ponte Vecchio.

Sumber: photaki.com

Ponte Vecchio (Old Bridge) adalah jembatan abad pertengahan yang mencakup kawasan sungai Arno di Florence. Ini adalah salah satu jembatan yang tersisa dengan rumah-rumah dibangun di atas. The Vasari koridor yang berjalan di atas rumah menghubungkan Uffizi dengan Pitti Palace di sisi lain sungai.

Studi banding ketiga membahas tentang bangunan bernama Museum louvre atau bisa disebut dengan louvre pyramid berlokasi di Prancis. Louvre Pyramid merupakan sebuah museum, desain Louvre berbentuk sebuah piramida kaca dan besi yang besar dan

dikelilingi oleh tiga piramida kecil (Gambar 3.5). Louvre Pyramid di bangun sebagai

bagian dari proyek besar yang dikenal sebagai 'Grand Louvre' pertama kali diusulkan

pada tahun 1981 oleh Presiden Perancis François Mitterrand. Tujuan dari piramida ini


(46)

Gambar 3.5 Museum louvre berlokasi di Paris, Prancis. Sumber:citymocha.com

Piramida Utama merupakan pintu masuk utama ke museum. Museum Louvre

memiliki ketinggian mencapai 20,6m dengan bagian dasar memiliki panjang sisi 35m.

Tersususn atas 603 kaca belah ketupat dan 70 kaca segitiga. Louvre lobby berada di

bagian bawah tanah di bangun sebagai solusi untuk masalah pintu masuk utama Louvre

yang asli. Pengunjung yang masuk melalui Louvre Pyramid akan melalui turun ke arah

lobi dan kemudian naik ke bangunan utama Louvre (Gambar 3.6).

Gambar 3.6 Lobby Louvre yang terdapat di bagian lantai basement museum. Sumber: travelerfolio.com

Dalam pembangunan Lovre Pyramid banyak orang menganggap sangat kontras

dengan bangunan Museum Louvre dengan arsitekturnya yang klasik. Namun sebagain

orang bangga atas gaya arsitekturnya yang kontras sebagai penggabungan antara


(47)

Menurut ukuran piramida Al – Jizah khas Mesir, arsitek merancang piramida Louvre dengan 3 piramida-piramida kecil di sekitarnya dan air mancur berbentuk segitiga. Maksud dari desain piramida museum louvre adalah bentukan geometris yang mana dapat menunjukkan area terbesar dari struktur dengan menggunakan area terkecil, dengan demikian, piramida tersebut tidak terlalu menjadi pusat perhatian. Penggunaan material kaca di bagian piramida, dimaksudkan agar orang yang berada di dalam piramida louvre juga bisa merasakan suasana luar bangunan dan terlihat museum louvre (bangunan lama) yang mengelilingi piramida tersebut (Gambar 3.7).

Gambar 3.7 Suasana di dalam piramida louvre yang menampilkan suasana luar (museum louvre).

Sumber: shutterstock.com

Bagian yang menarik disini adalah bentuk arsitektur lama yang dibuat oleh material berteknologi tinggi tetapi menunjukkan inovasi dalam beberapa poin. Piramida Louvre telah menjadi kehormatan bagi setiap orang Perancis. Orang-orang menilai mempersingkat jarak antara semangat masa lalu dan saat ini di tingkat tertinggi dan juga memuji piramida Louvre adalah sebuah permata raksasa yang terbang keluar dari Istana Louvre.

Dari semua studi banding yang menggunakan tema arsitektural yang sejenis, perancang mulai mengambil beberapa referensi yang sudah di cermati perancang untuk mengembangkan proyek ini seperti studi banding yang dimiliki.


(48)

Konsep kontekstualisme dalam arsitektur juga merancang sesuai dengan konteks yaitu merancang bangunan dengan menyediakan visualisasi yang cukup antara bangunan yang sudah ada dengan bangunan baru untuk menciptakan suatu efek yang kohesif (menyatu). Rancangan bangunan baru harus mampu memperkuat dan mengembangkan karakteristik dari penataan lingkungan, atau setidaknya mempertahankan pola yang sudah ada. Suatu bangunan harus mengikuti langgam dari lingkungannya agar dapat menyesuaikan diri dengan konteksnya dan memiliki kesatuan visual dengan lingkungan tersebut dan memiliki karakteristik yang sama. Desain yang kontekstual merupakan alat pengembangan yang bermanfaat karena memungkinkan bangunan yang dimaksud untuk dapat dipertahankan dalam konteks yang baik.

Kontekstual disini tidak hanya semata-mata membuat gaya arsitektur yang serupa dengan sekitarnya, akan tetapi dari pendekatan secara kontekstual bisa tercipta rancangan yang kontras tetapi tetap harmonis dengan fungsi, kebiasan sekitarnya sehingga, setelah perancang berfikir Arsitektur Kontekstual itu selalu dihubungkan dengan kegiatan konservasi dan preservasi karena kegiatan Arsitektur Kontekstual ini berusaha mempertahankan bangunan lama khususnya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi dan membuat hubungan yang baik dengan bangunan baru atau menciptakan hubungan yang selaras.

Dalam hal ini, perancang akhirnya memilih Arsitektur kontekstual yang kontras sesuai dengan studi banding Louvre Museum di Prancis. Perancang memilih tema arsitektur kontekstual kontras karena perancang ingin menciptakan suatu bentukan desain bangunan baru dengan mengabstraksikan bentuk-bentuk asli bangunan lama, tetapi maksud dari pemilihan tema yang kontras ini dimaksudkan agar bangunan lama (Istana Maimun) tetap menjadi bangunan icon di suatu kawasan. Hubungan yang selaras tidak selalu ditunjukkan dengan desain harmonis yang biasanya menggunakan kembali


(49)

bentukan bangunan, material atau langgam desain yang dominan yang terdapat di bangunan lama. Hubungan simpatik tersebut bisa di capai dengan solusi desain yang kontras, bentukan asli pada bangunan lama tidak digunakan langsung, namun bisa diabstraksikan ke dalam bentukan baru yang berbeda tetapi tetap lebih memperkuat dan meningkatkan kualitas bangunan lama sebagai simbol sejarah.

Perancang ingin menciptakan suasana baru yang lebih modern dengan mengambil bentukan fungsi dan kebiasaan pada bangunan lama tetapi tidak diambil secara langsung, namun bisa diabstraksikan ke dalam bentuk baru yang berbeda dengan penggunaan material tetapi unsur kontekstual bangunan baru masih dapat dirasakan. Setelah itu, perancang akan memulai memberikan beberapa rencana awal konsep yang sesuai dengan tema arsitektur kontekstual kontras yang saling berkaitan dengan kawasan riverfront dan urban heritage tourism yang saling berhubungan.

Berikut beberapa penerapan tema arsitektur kontekstual kontras yang akan direncanakan perancang ke dalam bangunan boutique hotel dan apartemen terletak di bagian belakang Istana Maimun yang pertama adalah desain bentukan bangunan yang di desain miring dan sangat kontras dengan bentukan istana maimun yang lurus, tujuan desain ini dimaksudkan agar para pengunjung hotel dan penghuni apartemen bisa menikmati view yang maksimal dengan berbagai view yang terdapat di kawasan Istana Maimun seperti Istana Maimun, Mesjid Raya Al-Mashun, Kolam Sri Deli, Sungai Deli, view kota Medan dan kawasan sekitar site. Yang kedua, Pengaplikasian fasade bangunan tidak sama sekali mengambil bentukan desain fasade pada Istana Maimun yang terdapat di lokasi namun bisa diabstraksikan ke dalam bentukan baru yang berbeda namun akan memberikan kesan yang harmonis. Yang ketiga, menggunakan material seperti kaca sebagai pengganti dinding, difungsikan agar pengunjung yang berada di dalam bangunan bisa merasakan suasana kawasan Istana Maimun, sehingga memberikan kesan


(50)

kontekstual walaupun penyampaiannya secara tidak langsung namun pengunjung bisa merasakan berada di area terbuka dengan pemandangan sekitar istana seperti penerapan yang diterapkan museum louvre di prancis. Yang keempat, kawasan riverfront yang terdapat di belakang Istana akan difungsikan sebagai area riverwalk dan area penghijauan (taman). Riverwalk difungsikan untuk menikmati kawasan tepian sungai deli dengan pemandangan pemukiman setempat, taman yang tertata rapi di kawasan Istana Maimun, multi fungsi plaza dengan sebuah stage (amplitiater) yang berfungsi sebagai aktifitas acara yang digelar oleh pihak istana untuk lebih memperkenalkan kebudayaan melayu. Desain yang akan diaplikasikan ke dalam kawasan riverwalk ini juga di desain kontras dengan Istana Maimun. kelima, pada bagian depan Istana Maimun terdapat sebuah plaza yang terbentang luas, dengan bentukan desain yang modern dan di dalam kawasan plaza terdapat sebuah sculpture dan air mancur yang menarik daya tarik pengunjung luar untuk datang mengunjungi Istana. Keenam, plaza yang terdapat di bagian depan istana memiliki jalur koneksi langsung untuk pejalan kaki antara Istana dan Masjid Raya Al-Mashun, sehingga terciptalah suatu kawasan sejarah yang saling berkoneksi dan plaza dengan desain yang modern tetapi tetap difungsikan sebagai daya tarik dan untuk memperindah bangunan lama (istana Maimun).


(51)

BAB 4

MAKING SOMETHING FOR MAXIMUM RESULTS

Beberapa fungsi tambahan lainnya sangat dianjurkan selama keberadaan mereka akan sepenuhnya mendukung tema heritage tourism perkotaan serta aspek sosial, budaya dan keuangan dari seluruh tujuan pembangunan kembali. Pada pembahasan kali ini, perancang perlu mengetahui aturan dan tata cara merancang sebuah bangunan, perlu adanya perhitungan mengenai seberapa besar sebuah bangunan yang akan dibangun agar bangunan yang akan di bangun dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Medan Municipal Office (MMO), PT Twin Rivers Development (TRD) dan perwakilan Kesultanan Deli telah sepakat dengan perencanaan mengembangkan dua fungsi utama di lokasi proyek, sebuah butik hotel dan apartemen. Beberapa fungsi tambahan lainnya sangat dianjurkan selama keberadaan mereka akan sepenuhnya mendukung tema heritage tourism perkotaan serta aspek sosial, budaya dan keuangan dari seluruh tujuan pembangunan kembali.

Perancang juga perlu mengetahui bahwa setiap merancang sebuah bangunan tetap ada batas maksimalnya, oleh sebab itu, perancang disini perlu memahami tentang aturan yang telah dibuat agar terciptanya suatu bangunan yang mengikuti standar dan peraturan tentang mendirikan bangunan, misalnya Koefisien Dasar Bangunan, Garis Sempadan Bangunan, dan tinggi maksimal bangunan yang boleh di bangun dalam kota, yang dalam hal ini perancang merujuk pada Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan.

Berdasarkan data yang diperoleh kelompok perancang, ditemukan bahwa luas lahan yang didapatkan kepada kelompok perancang adalah sebesar 2 hektar. Jika dikalikan dengan ketentuan KDB sebesar 40%, maka luas lahan yang dapat dibangun adalah seluas 8ribu m2. Ketinggian maksimal bangunan yang sudah ditentukan oleh


(52)

kelompok perancangan arsitektur dan pembimbing adalah 45m atau sekitar 10-12 lantai, yang diambil dari KKOP (Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan) Lanud Suwondo yang sebelumnya adalah Bandara Polonia.

Penduduk Kota Medan pada tahun 2010 adalah sebanyak 2.109.339 jiwa dan jumlah rumah di Kota Medan adalah sebanyak 500 ribu rumah. Berdasarkan prediksi perancang, pada tahun 2020, kota Medan akan mengalami defisit rumah tinggal sebanyak 26.000 rumah. Dari 26.000 keluarga, perancang berasumsi bahwa hanya 10% yang mau tinggal di apartemen, yaitu sekitar 2.600 keluarga. Selanjutnya, kelompok perancangan arsitektur akhirnya berdiskusi dan memutuskan untuk memenuhi 10% dari 2.600 keluarga, sehingga jumlah unit apartemen yang akan dibangun oleh perancang adalah sekitar 260 unit. Dari kalkulasi kelompok perancang, luas bangunan untuk apartemen adalah sekitar 21.000 m2 untuk bangunan sekitar 10-12 lantai. Dari studi literatur yang perancang peroleh, hotel butik umumnya tidak memiliki lebih dari 100 kamar. Oleh karena itu, perancang menyepakati untuk hanya merancang 100 kamar. Berdasarkan kalkulasi perancang, luas bangunan untuk hotel butik adalah sekitar 10.500 m2 atau sekitar 1.050 m2 tiap lantainya.

Untuk menciptakan sebuah pemograman ruang yang baik, perancang akan mendesain suatu kebutuhan ruang berdasarkan kebutuhan, tata letak dan aktifitasnya, pada lampiran 1 terdapat program ruang dengan berbagai aktifitas yang dimiliki didalamnya. Untuk hasil data program ruang yang didapatkan untuk pembangunan boutique hotel dan apartemen dilihat pada lampiran 2, Suatu ruang harus di desain secara teratur dan sesuai berdasarkan fungsi dan kebutuhan sehingga menciptakan suatu program ruang yang baik dan memberikan tingkat kenyamanan. Penjelasan mengenai fungsi ruang hotel yang pertama adalah Lobby Hotel yaitu sebuah ruangan yang besar, terdapat di bagian entrance hotel yang biasanya memiliki berbagai fasilitas seperti lounge


(1)

Lampiran II

II.I Program Ruang Hotel

Jumlah keseluruhan 12.390 M2

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Lobby

Retail

Entrance Hall Receptionist Lounge Lift Area Counter Toilet Men Toilet Woman Shop

Drugstore Agency ATM Center Money Changer

150/prsn 6/prsn 80/prsn 15/prsn 4/prsn 1/prsn 1/prsn 20/prsn 25/prsn 5/prsn 1/prsn

-

0.6 1.2 2 0.6 0.6 0.96 0.96 1.2 1.2 - - -

1 1 1 1 2 4 4 2 1 2 10

1

90 7.2 160 9 2.4 3.84 3.84 48 30 48 40 32

Circulation 30% 388

TOTAL 858.28

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Restaurant

Bar & Lounge

Dinning Room Kitchen Storage Cashier Toilet Men Toilet Woman Urinior Wash Bashin Staff Room Bar Counter Sitting Area Kitchen Cashier Storage Retail

300/prsn - - 2/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 5/prsn 20/prsn 100/prsn

1/prsn 2/prsn

- 20/prsn

1.5 20% DR 20%Kitchen

7.5 0.96 0.96 0.6 0.6 3 1.5

2 20% SA

7.5 50%Kitchen

1.2

1 1 1 1 4 4 4 8 1 1 1 1 2 1 1

450 90 16 18 3.84 3.84 2.4 4.8 15 30 200

16 15 8 24


(2)

Coffee Shop

Bakery Shop Dinning Room Kitchen Storage Cashier

50/prsn 200/prsn

- - 2/prsn

1.2 1.5 20% DR 20%Kitchen

7.5

1 1 1 1 1

60 300

50 8 15

Circulation 30% 388

TOTAL 1717,88

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Multifunctio n Hall

Ballroom Storage Meeting Room Kitchen

Prefunction area VIP Room Service Room Galerry

Business Center Toilet

Urinior Wash Bashin

500/prsn - 30/prsn

- 150/prsn

40/prsn - - 50/prsn

1/prsn 1/prsn 1/prsn

1.5 10% Bllrm

2 - 1 1.5

- - 1.5 0.96

0.6 0.6

1 1 2 1 1 1 1 1 1 12

4 12

750 75 120 38.5 150 60 20 64 75 11.52

2.4 7.2

Circulation 30% 328

TOTAL 1701,6

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Swimming Pool

Fitness area SPA & Sauna

Pool

Locker Room Shower Bar Counter Sitting Area GYM

Locker Room Sauna Receptionist SPA Room

60/prsn 1/prsn 1/prsn 40/prsn

- 40/prsn 20/prsn 5/prsn 2/prsn 5/prsn

2 1.5

1 2 30% Pool

4 1 3.5 7.5 1.5

1 20 20 1 1 1 2 2 1 2

120 30 20 80 76 160

40 35 15 15


(3)

Waiting Room 10/prsn 2 1 20

Circulation 30% 187

TOTAL 798

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Executive Office

Personal Department Division Departmen Front Office

Housekeepin g Laundry

ME & Main Department Sales and Marketing Accounting Department Food Department Purchasing and Store

G.M Room Ass G.M Room Staff Room Meeting Room Lobby

Manager Room Staff Room Manager Room Staff Room Manager Room Staff Room Laundry washer Laundry dryer Housekeeping Storage Linen Manager Room Staff Room Manager Room Staff Room Manager Room Staff Room Manager Room Staff Room Loading Dock General Store Ingredients Storage Garbage Room Utilities Storage

3/prsn 3/prsn 8/prsn 16/prsn

4/prsn 3/prsn 2/prsn 3/prsn 2/prsn 3/prsn 2/prsn 4/prsn 4/prsn 8/prsn 2/prsn 3/prsn 2/prsn 3/prsn 2/prsn 3/prsn 2/prsn 3/prsn 5/prsn 10/prsn

5/prsn 5/prsn 5/prsn 2/prsn 5/prsn

4.5 4.5 5 2.4 5.4 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 5 5 8 0.32

4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 50 0.186

0.4 0.4 40 0.23

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13.5 13.5 40 38.4 21.6 13.5 9 13.5

9 13.5

9 20 20 8 54 13.5

9 13.5

9 13.5

9 13.5 22.5 50 29.76

64 64 40 36.8


(4)

Security Department

M/E Room

Security Room Staff Room Security Post Generator Room Chiller Room Pump Room AHU Room Electrical Room PABX Room CCTV

3/prsn 5/prsn 2/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn

4.5 4.5 6 20 40 20 20 40 40 30

1 1 3 2 1 2 2 1 1 1

13.5 22.5 18 40 40 40 40 40 40 30

Circulation 30% 324.7

TOTAL 1333.2

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Room Standard Deluxe Executive Suite

2/prsn 2/prsn 4/prsn 4/prsn

26 52 78 120

62 28 16 4

1612 1456 1248 480

Circulation 30% 1185.6

TOTAL 5981,6

II.II Program Ruang Apartemen

Jumlah keseluruhan 24.394 M2

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Lobby

Foodcourt

Café

Common Hall Storage Sitting Area Receptionist Dinning Room Kitchen Storage Toilet Man Toilet Woman Dinning Room Storage

400/prsn 6/prsn 200/prsn

5/prsn 400/prsn

- - 1/prsn 1/prsn 150/prsn

-

0.6 - 0.9 0.9 1.3 20% DR 20%Kitchen

0.96 0.96 1.3 20%Kitchen

1 1 1 1 1 1 1 6 6 1 1

240 64 180

4.5 520 30 15 5.76 5.76 195 8


(5)

Additional

Pantry Kitchen Toilet Man Toilet Woman Suvenir Store Retail

- - 1/prsn 1/prsn 10/prsn 10/prsn

1/3 Kitchen 30% DR

0.96 0.96 1.5 1.5

1 1 5 5 3 2

10 30 4.8 4.8 45 30

Circulation 30% 372.2

TOTAL 1764,7

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Retail/ Serving Marketing Office

Fitness Center

Swimming Pool

Mini Market Laundry Shop Marketing room Staff Room

GYM Area Locker

Employee Room Toilet Man Toilet Woman Adult Pool Children Pool Locker

Washing Room Washing Room

60/prsn 40/prsn 10/prsn 50/prsn

120/prsn 40/prsn 12/prsn 1/prsn 1/prsn 40/prsn 20/prsn 75/prsn 5/prsn 5/prsn

1.9 1.9 1.9 1.9

1.9 0.9 - 0.96 0.96 3 3 0.9

1 1

1 1 1 1

1 2 1 6 6 1 1 2 6 6

114 76 19 95

228 72 12 5.76 5.76 120 60 135

30 30

Circulation 30% 338.3


(6)

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Foyer Manager Room

ME Room

House Keeping

Lobby GM Room Secretary Room Manager Room Meeting Room Employee Room Reception Room Toilet Man Toilet Woman Generator Room Pump Room AHU Room Chiller Room Electrical Room Fire Control Telephone room Security Room CCTV Room

Locker Room Uniform Room Counter Storage Pantry

100/prsn 1/prsn 1/prsn 6/prsn 15/prsn 15/prsn

- 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn 1/prsn

40/prsn 40/prsn

- - -

0.6 4.5 4.5 4.5 1.7 4.5 - 0.96 0.96 80 80 20 60 60 64 64 32 30

0.6 0.6 1 1 1

1 3 3 3 2 1 1 6 6 2 1 2 1 1 1 1 1 1

2 2 1 2 1

60 13.5 13.5 81 51 67.5

20 5.76 5.76 160 80 40 60 60 64 64 32 30

48 48 12 40 12

Circulation 30% 219.9

TOTAL 1223,9

Area Ruang Capacity Standar Unit Luas m2

Room Type Studio (1) Type 2

Type 3

2 4 6

48 64 96

32 136

90

1536 8704 8640

Circulation 30% 1185.6