Hasil dan Bahasan PENDAHULUAN

Perhitungan indeks pencemaran berdasarkan data sekunder hasil pengamatan Juni 2013, Desember 2013 dan Nopember 2014. Parameter tambahan yang digunakan dalam perhitungan IP menggunakan data sekunder antara lain Mn, As, Zn, BOD dan COD. Gambar 4. Indeks pencemaran di sungai inlet Waduk Jatigede berdasarkan kelas I II dan III memenuhi baku mutu tercemar ringan Data sekunder Perhitungan menggunakan data sekunder menyatakan bahwa indeks pencemaran termasuk kedalam kategori tidak tercemar-tercemar ringan Gambar 4. Nilai indeks pencemaran di Cinambo, Cialing dan Cimanuk masing-masing berkisar 0,52-3,58; 0,51 dan 0,45-3,39. Status mutu air sungai inlet Waduk Jatigede yang dihitung dengan parameter tambahan Mn, As, Zn, BOD dan COD menunjukkan status mutu air yang sama dengan analisa menggunakan data hasil penelitian 2015. Namun secara umum nilai indeks pencemaran lebih tinggi pada pengamatan 2015 dibandingkan dengan pengamatan Juni dan Desember 2013 dan November 2014. Hal ini menujukkan beban pencemaran di sungai inlet bertambah besar. Hal ini kemungkinan berasal dari beban limbah antropogenik. Lokasi pengambilan contoh air merupakan lokasi yang padat pemukiman. Tata guna lahan disekitarnya merupakan lokasi lahan pertanian dan perkebunan. Status mutu air pada sungai inlet Waduk Jatigede lebih rendah jika dibandingkan dengan mutu air di Sungai Ciambulawung, Banten. Indeks pencemaran di Sungai Ciambulawung berkisar 0,56-0,78 yang menggambarkan perairan tersebut dalam kondisi baik Effendi et al. 2015. DTA di beberapa badan air di Hong Kong dapat memberikan sumbangan nitrogen dan fosfor total masing- masing sebesar 6,9 dan 40,4 kg ha -1 tahun -1 Li et al. 2003. Adanya pertambahan penduduk dan lahan pertanian dapat meningkatkan konsentrasi nutrien dan menurunkan konsentrasi oksigen terlarut Zhou et al. 2012. Peningkatan luasan lahan pertanian dan pemukiman sebesar 24,4 dan 41,6 menyebabkan meningkatnya beban P total dari 130 kghari -1 menjadi 376 kg hari -1 . Hal ini menyebabkan status mutu air Sungai Manyame, Zimbabwe menjadi buruk Kibena et al. 2014. Konsentrasi nitrogen dan fosfor di perairan sungai akan semakin meningkat dengan bertambah luasnya lahan pertanian dan berkurangnya lahan hutan Ruminaite et al. 2009. Suatu badan air dengan DTA didominasi oleh lahan pertanian cenderung memiliki konsentrasi N dan P yang tinggi eutrofik Szczykowska et al. 2015. Penggunaan lahan disekitar sungai untuk pemukiman, pertanian dan industri dapat mempengaruhi kualitas air Davie et al. 2008. Kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk akan mempengaruhi kualitas air sungai melalui buangan polutan dari lahan pertanian Kovacic Ravbar 2005; Agustiningsih et al. 2012. Hal ini terjadi pada beberapa sungai di Rwanda dimana 54 dari DTA berupa lahan pertanian Naphi et al. 2011. Nutrien dari lahan pertanian berasal dari pupuk yang digunakan Hema Muthalagi 2009. Beban fosfor total yang berasal dari pertanian di DAS Blukar, Kabupaten Kendal sebesar 25 943,84 kg tahun -1 Agustiningsih et al. 2012. Pada bagian Sungai Citarum dengan kondisi tercemar berat, tata guna lahannya didominasi oleh sawah, industri dan pemukiman Cahyaningsih Harsono 2010. Kegiatan pertanian, peternakan dan rumah tangga merupakan sumber masukkan nitrogen dan fosfor total ke perairan Siahaan et al. 2003. Di Sungai Sabarmati, sumber pencemaran non point yang mengandung nutrient mempengaruhi kualitas air Panchani Pandya 2013. Semakin kecil tutupan hutan dan beragamnya pemanfaatan lahan menyebabkan kualitas air semakin buruk Supangat 2008. Peningkatan luasan pemukiman dan lahan pertanian di DAS Progo menyebabkan indeks kualitas lingkungan hidup menjadi lebih rendah Darmanto et al. 2013. Hasil Pengukuran kualitas air di DAS Cimanuk wilayah genangan Waduk Jatigede di Sajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil pengukuran beberapa paraneter kuaitas air di sungai inlet Waduk Jatigede selama penelitian Parameter Satuan Cinambo Cimanuk Cialing Kecerahan Cm 15-35 15-30 25-40 Padatan terlarut total mg L -1 189,5-299,0 134,5-182 60,45-139,75 pH 7,99-8,63 7,72-8,52 7,47-8,85 Oksigen terlarut mg O 2 L -1 4,39-5,70 4,24-6,18 3,88-6,38 mg L -1 0,01-0,104 0,001-0,037 0,006-0,074 mg L -1 0,493-2,724 0,371-2,814 0,097-2,642 Nitrogen total mg L -1 6,487-12,003 7,744-14,643 10,709-12,709 Fosfor total mg L -1 0,113-1,001 0,010-1,019 0,159-0,670 Klorofil-a mg m -3 5,790-7,053 7,489-7,901 2,111-3,114 Secara umum, kualitas air pada beberapa inlet Waduk Jatigede menunjukkan kualitas air yang baik. Namun harus diperhatikan bahwa konsentrasi nutrien nitrogen dan fosfor total menunjukkan kondisi eutrofik Smith et al. 1999. Jika mengacu pada kondisi sumber air inletnya, Waduk Jatigede diperkirakan akan memiliki tingkat kesuburan sedang mesotrofik sampai dengan subur eutrofik. Konsentrasi oksigen terlarut berkisar 3-5 mgL -1 , suhu 25-30 o C dengan tingkat kesuburan oligo-mesotrofik Ismail el al. 2000. Jika ditinjau dari parameter oksigen terlarut, pH dan tingkat kesuburan menunjukkan bahwa kualitas air sungai inlet Waduk Jatigede layak untuk kegiatan perikanan. Konsentrasi fosfor dan nitrogen total serta klorofil-a disajikan pada Tabel 6. Konsentrasi fosfor dan dan nitrogen total cenderung tinggi pada ke tiga stasiun pengamatan. Hal ini disebabkan karena ke tiga stasiun tersebut terletak di lokasi yang dikelilingi oleh lahan pertanian. Lahan pertanian dapat memberikan beban masukkan nutrien yang berasal dari penggunaan pupuk. Status kesuburan sungai inlet Waduk Jatigede berdasarkan parameter di sajikan pada Tabel 7. Status kesuburan sungai inlet Waduk Jatigede adalah meso-eutrofik. Tabel 7. Status kesuburan sungai inlet Waduk Jatigede Lokasi Nitrogen total Fosfor total Klorofil-a Cinambo Eutrofik Eutrofik Mesotrofik Cimanuk Eutrofik Eutrofik Mesotrofik Cialing Eutrofik Eutrofik Mesotrofik Nilai indeks status trofik yang dihitung dengan metode Carlson menunjukkan bahwa status trofik sungai inlet Waduk adalah subur dengan nilai rataan berkisar 60-100,1. untuk parameter fosfor total, klorofil-a dan kecerahan untuk bulan februari masing-masing adalah 103,8; 54,8 dan 83,2 dengan rata-rata 65,64. Jika dibandingkan dengan klasifikasi status kesuburan Nurnberg 1996, menunjukkan kesuburan perairan sungai inlet Waduk Jatigede adalah eutrofik. Ditinjau dari parameter fosfor dan nitrat perairan Sungai Citarum dan beberapa anak sungainya adalah perairan dengan kesuburan sedang mesotrofik. Berdasarkan tingkat kesuburan sumber airnya, maka pendugaan status kesuburan Waduk Cirata pada awal penggenangan adalah meso sampai dengan eutrofik Kartamihardja et al. 1987. Waduk mempunyai kemampuan pulih diri yang lebih rendah dari pada sungai yang disebabkan oleh waktu tinggal air yang lebih lama dengan laju sedimentasi nutrien yang cepat. Oleh karena waduk dapat menahan polutan yang berasal dari DTA sehingga tidak mencapai bagian hilir sungai Zalewski 2012. Tingginya konsentrasi nutrien ini kemungkinan besar bersumber dari lahan pertanian dan limbah antropogenik. DTA disekitar sungai inlet didominasi oleh lahan pertanian dan pemukiman penduduk Gambar 4. DTA Sungai Cimanuk meliputi wilayah kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka dan Indramayu Triastutiningrum et al. 2006. Tata guna lahan pada DTA Cimanuk disajikan pada Tabel 8 dan Gambar 5. Tabel 8. Tata guna lahan pada DAS Cimanuk Tata guna lahan Luasan ha Persentase Air tawar 3 960,5 1,0 Belukar 56 257,8 13,8 Gedung 80,8 0,0 Hutan 31 417,1 7,7 Kebun 58 530,7 14,4 Pemukiman 36 269,8 8,9 Rumput 2 451,1 0,6 Sawah Irigasi 82 093,4 20,1 Sawah tadah hujan 61 239,8 15,0 Tanah berbatu 41,4 0,0 Tegalan 75 302,7 18,5 Total 407 645,2 100,0 Gambar 5. Daerah tangkapan air DTA dan tata guna lahan Daerah Aliran Sungai Cimanuk skala 1:950 000 Kualitas air dibeberapa inlet Waduk Jatigede ini tidak jauh berbeda dengan inlet beberapa Waduk di Polandia. Hasil penelitian Jagus Rzetala 2011 menyatakan bahwa, air sungai yang menjadi inlet bagi beberapa waduk Kozlowa Gora, Przeczyce dan Laka di Polandia Selatan merupakan sungai dengan konsentrasi nitrogen dan fosfor total yang tinggi. DTA didominasi oleh aktivitas pertanian 48,6-77,1 sedangkan tutupan lahan berupa hutan berkisar 12,7-43,8. Konsentrasi rata-rata parameter kualitas di sungai yang masuk ke beberapa waduk di Polandia di Sajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Konsentrasi parameter kualitas air di sungai inlet ke beberapa waduk di Polandia Parameter Satuan Brynca Czarna Przemsza Pszczynka pH 7,3 7,5 7,3-7,5 Oksigen terlarut mgO 2 L -1 9,0-11,5 9,5-10,3 5,5-6,7 mgL -1 0,08-0,16 0,12-0,15 0,31-0,78 mgL -1 15,4-20,1 12,3-13,3 10,4-15,5 Nitrogen total mgL -1 4,91-6,28 4,31-4,59 4,96-6,53 Fosfor total mgL -1 0,08-0,21 0,18-0,20 0,17-0,26 Sumber: Jagus Rzetala 2011 Peningkatan kesuburan perairan disebabkan peningkatan beban masukkan dari DTA sebagai akibat dari aktivitas manusia Chang et al. 2009. Hal ini dapat mengakibatkan sering terjadinya blooming alga dan kematian ikan Ruley Rusch 2004. Pemanfaatan pupuk yang berlebihan pada DTA berupa lahan perkebunan dapat menyebabkan peningkatan beban masukkan nutrien kedalam suatu badan air. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan meningkatkan kesuburan perairan Junakova Balintova 2012.

2.4 Simpulan

Penilaian status mutu air sungai inlet Waduk Jatigede berdasarkan parameter nutrien dan logam. Berdasarkan kajian tersebut, Sungai inlet Waduk Jatigede tidak memenuhi baku mutu untuk pemanfaatan kelas I dan II dengan nilai indeks pencemaran berkisar 1,06-3,58 tercemar ringan. Untuk pemanfaatan kelas III untuk perikanan, sungai inlet Waduk Jatigede memenuhi persyaratan baku mutu dengan nilai 0,26-1,64 tidak tercemar. Namun secara umum status mutu air sungai inlet Waduk Jatigede masih tergolong baik. Jika ditinjau status mutu air sungai inlet, di Waduk Jatigede layak untuk dikembangkan kegiatan budidaya. Konsentrasi nutrien nitrogen dan fosfor total cenderung tinggi di inlet Waduk Jatigede yang menunjukkan status kesuburan meso-eutrofik.

3. ESTIMASI KONSENTRASI FOSFOR TOTAL DAN

DAMPAKNYA BAGI STATUS KESUBURAN PERAIRAN WADUK JATIGEDE, SUMEDANG-JAWA BARAT

3.1 Pendahuluan

Wilayah genangan Waduk Jatigede mempunyai luas sebesar 4122 ha dengan kedalaman rata-rata 25,8 m. Waduk ini terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat merupakan waduk multifungsi yaitu sebagai pembangkit listrik, sumber air minum, irigasi, pengendali banjir dan perikanan. Daerah tangkapan air DTA merupakan wilayah daratan yang menampung dan menyimpan air hujan yang kemudian mengalirkannya ke laut atau danau melalui sungai utama Hehanusa Haryani 2001. Perubahan tata guna lahan merupakan faktor utama yang mempengaruhi beban masukkan nutrien ke suatu badan air El-Khoury et al. 2015. Besarnya beban masukkan nutrien akan berdampak pada kualitas air. Oleh karena itu perlu adanya data tutupan lahan disekitar badan air dalam pengelolaan lingkungan Bartley et al. 2012. Beban masukkan nutrien kedalam sutau ekosistem akuatik dapat berasal dari sumber point dan non point. Besarnya kontribusi kedua sumber nutrien tersebut tergantung komposisi tata guna lahan dan kepadatan penduduk Smith et al. 1999. Aktivitas pertanian di sekitar badan air mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas air yang disebabkan oleh pupuk yang digunakan. Perubahan tutupan lahan pertanian dari 19,3 menjadi 73,43 dari luas total DTA dapat meningkatkan beban masukkan nutrien sebesar 2,9 Kimwaga et al. 2011. Beban masukkan fosfor total dari aktivitas pertanian ke dalam suatu badan air dapat mengakibatkan penyuburan Jordan et al. 2005. Pengelolaan lahan pertanian yang baik dapat mengurangi beban masukkan fosfor total sebesar 40 Roberts et al. 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis beban masukkan fosfor total dari sungai inlet serta dampaknya terhadap status kesuburan Waduk Jatigede, Sumedang-Jawa Barat.