Berdasarkan debit air dari ketiga sungai inlet tersebut, maka beban masukkan fosfor total adalah 385 276,9 kg tahun
-1
atau 9,35 g m
-2
tahun
-1
. Beban masukkan fosfor total ke Waduk Layang di Malaysia yang berasal dari DTA
Sungai Layang sebesar 0,6 g m
-2
tahun
-1
Shamsudin et al. 2008. Beban masukkan fosfor total yang berasal dari DTA Sungai Pambak, Armenia pada
tahun 2009-2012 sebesar 309-317 ton tahun
-1
Mamyan et al. 2013. Konsetrasi fosfor total perairan Waduk Jatigede akan dapat berubah jika
terjadi perubahan debit air keluar. Debit air keluar ini akan menentukan waktu tinggal air dan mempengaruhi besaranya konsentrasi fosfor total di perairan.
Beberapa karakteristik hidrologi Waduk Jatigede yang digunakan dalam penentuan konsentrasi fosfor total di sajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Karakteristik hidrologi Waduk Jatigede Karakteristik hidrologi
Satuan Nilai
Luas A Ha
4 122 Volume V
Juta m
3
1 063 Debit air keluar Q
m
3
detik 40,0
Kedalaman rataan z M
25,8 Waktu tinggal air τ=VQ
Tahun 0,843
Sumber: Satuan kerja Non Vertikal Waduk Jatigede
Estimasi konsentrasi total fosfor di Waduk Jatigede sebagai akibat beban masukkan total fosfor dari tiga sungai inlet sebesar 130,9
μg L
-1
. Waktu yang dibutuhkan untuk untuk mencapai konsentrasi waktu paruh tersebut berkisar 1,3-
2,2 tahun. Kisaran waktu tersebut dapat dipenuhi dengan asumsi beban masukkan fosfor total adalah konstan. Kisaran waktu paruh setara dengan 2-3 kali waktu
tinggal air Thomann 1977 atau sekitar 1,6-2,5 tahun. Waktu Estimasi konsentrasi fosfor total di Waduk Vico, Italia dengan luas permukaan 12,1 km
2
waktu tinggal air 17 tahun dan kedalaman rata- rata 21,6 adalah 48,1 μg L
-
1 Leone et al. 2008. Konsentrasi fosfor total estimasi di Waduk Jatigede ini lebih
tinggi jika di bandingkan dengan Waduk Vico. Hal ini disebabkan beban masukkan fosfor total di Waduk Jatigede lebih besar jika dibandingkan dengan
Waduk Vico 6 975,6 kg tahun
-1
. Waduk Estimasi konsentrasi fosfor total di Waduk Jatigede ini lebih besar jika di bandingkan dengan Waduk Saguling pada
awal penggenangan. Konsentrasi fosfor total rata-rata di Waduk Saguling setelah 3-
10 bulan penggenangan adalah 70 μgL
-1
dengan kecerahan 0,8-2,4 m Krismono et al. 1987.
3.3.2 Estimasi konsentrasi Klorofil-a dan kecerahan perairan
Sumber non point fosfor total dapat berasal dari lahan pertanian yang berada disekitar DTA Vigiak et al. 2012. Masukkan fosfor total pada suatu
bentang lahan salah satunya dalam bentuk terlarut misalnya campuran dengan limpasan air permukaan danatau air tanah Vigiak et al. 2012. Pemanfaatan
pupuk pada suatu kegiatan pertanian akan menyebabkan meningkatnya konsentrasi fosfor di perairan Haggard et al. 2003. Variabel bentang lahan
seperti tata guna lahan, kemiringan dan tipe tanah akan mempengaruhi besarnya masukkan fosfor total kedalam badan air McDowell et al. 2003; Kyllmar et al.
2006.
Konsetrasi fosfor total perairan Waduk Jatigede akan dapat berubah jika terjadi perubahan debit air keluar. Debit air keluar ini akan menentukan waktu
tinggal air dan mempengaruhi besaranya konsentrasi fosfor total di perairan. Beberapa karakteristik hidrologi Waduk Jatigede yang digunakan dalam
penentuan konsentrasi fosfor total di sajikan pada Tabel 14.
Nilai estimasi klorofil-a dan kecerahan di Waduk Jatigede berdasarkan beban masukkan fosfor total dari sungai inlet adalah 25,95 mg m
-3
dan 1,3 m. Status kesuburan Waduk Jatigede berdasarkan kriteria pada Tabel adalah eutrofik.
Hasil perhitungan Domalgalski 2007 menunjukkan, Konsentrasi klorofil-a di Waduk Panjiakou dengan beban masukkan fosfor total sebesar 37 620-80 730 kg
P tahun
-1
adalah 7,7-9,7 mg m
-3
dengan kecerahan berkisar 0,34-2,75 m rata-rata 1,8 m Domalgalski 2007. Estimasi konsentrasi fosfor total di Waduk Jatigede
ini lebih besar jika di bandingkan dengan Waduk Saguling pada awal penggenangan. Konsentrasi fosfor total rata-rata di Waduk Saguling setelah 3-10
bulan penggenangan adalah 70 μgL
-1
dengan kecerahan 0,8-2,4 m Krismono et al. 1987.
3.4 Simpulan
Beban fosfor total yang berasal dari sungai inlet yang masuk ke Waduk jatigede adalah 385 276,9 kg tahun
-1
. Estimasi konsentrasi fosfor total di Waduk Jatigede adalah 130
,9 μgL
-1
. Penyumbang fosfor total terbesar berasal dari Sungai
Cimanuk. Satus kesuburan peraian Waduk Jatigede berdasarkan nilai estimasi konsentrasi fosfor total, klorofil-a dan kecerahan adalah eutrofik.
4. STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DAN TINGKAT
TROFIK DI DAS CIMANUK WILAYAH GENANGAN WADUK JATIGEDE PRAINUNDASI, KABUPATEN
SUMEDANG-JAWA BARAT
4.1 Pendahuluan
Waduk Jatigede dengan luas ± 4122 ha terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Waduk ini dibangun dengan membendung Sungai Cimanuk dan
merupakan waduk multi fungsi. Fungsi waduk ini antara lain sebagai pembangkit listrik, irigasi, pengendali banjir dan perikanan. Di Sungai Cimanuk ditemukan 40
spesies ikan yang termasuk dalam 20 famili Sjafei et al. 2001. Evaluasi mengenai perubahan struktur komunitas ikan akan sangat membantu dalam
menganalisa perubahan yang di sebabkan oleh degradasi lingkungan Champeau et al. 2009.
Struktur komunitas ikan pada suatu ekosistem ditentukan oleh sumberdaya pakan yang tersedia Moreno Castro 1995. Kompetisi dan predasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola distibusi ikan baik secara temporal maupun spasial Akin et al. 2005. Penelitian kebiasaan makan ikan
dapat menjadi dasar penentuan jenis ikan yang dapat ditebar Kartamihardja 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur komunitas dan
makanan alami ikan yang terdapat di sungai wilayah genangan Waduk Jatigede. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan ikan predator di Waduk Jatigede.
4.2 Metode Penelitian
4.2.1 Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian di lakukan pada bulan Februari-Mei 2015 di sungai wilayah genangan Waduk Jatigede pra inundasi. Contoh ikan diperoleh dari hasil
percobaan penangkapan menggunakan jaring ingsang gillnet, pancing hook dan jala cast net. Jaring insang yang digunakan dengan ukuran mata jaring 1-4
inci interval 0,5 inci. Alat tangkap jaring insang dipasang pada sore hari dan diangkat pada keesokan paginya. Untuk alat tangkap pancing digunakan untuk
penangkapan sore hingga malam hari sedangkan jala digunakan pada pagi hingga siang hari. Percobaan penangkapan dilakukan pada empat lokasi yaitu Sungai
Cialing, Cimanuk, Genteng dan Cinambo Gambar 7. Ikan yang diperoleh kemudian dipisahkan menurut jenisnya. Panjang total ikan diukur dengan papan
ukur ketelitian 0,1 cm dan beratnya ditimbang dengan menggunakan timbangan digital ketelitian 0,1 mg. Contoh ikan yang diperoleh kemudian diawetkan dengan
formalin 10 dan diidentifikasi menggunakan buku identifikasi Kotellat et al. 1993.