Pendahuluan Metode Penelitian PENDAHULUAN

Gambar 7. Lokasi percobaan penangkapan ikan Untuk mengetahui kebiasaan makannya, contoh ikan yang diperoleh kemudian dibedah, diambil saluran pencernaanya dan diawetkan dengan formain 4. Analisis sampel saluran pencernaan dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan. Pengamatan organisme jenis makanan secara mikroskopis dan identifikasi memakai buku-buku dari Needham Needham 1963, Edmonson 1978 dan Sachlan 1982.

4.2.2 Analisa data

Nilai relatif penting jenis ikan yang tertangkap dihitung dengan persamaan Kolding De Silva 2001. IRI = 100 [Wi + NiFi][ ΣWj + Nj Fj] keterangan: IRI = nilai indeks relatif penting spesies ikan ke i W = persentase berat dari spesies ke i dalam total tangkapan N = persentase jumlah dari spesies ke i dalam total tangkapan F = frekwensi keberadaan spesies ke i dalam total tangkapan Untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan, dilakukan perhitungan menggunakan metode indeks bagian terbesar index of preponderance yang dihitung menurut persamaan dari Natarajan Jhingran 1961 sebagai berikut: keterangan: IP = indeks bagian terbesar Index of Preponderance Vi = persentase volume makanan ikan jenis ke-i Oi = persentase frekuensi kejadian makanan jenis ke-i n = jumlah organisme makanan ikan i = 1,2,3,...n Indeks bagian terbesar kemudian dikelompokkan menjadi tiga yaitu: IP 40 = makanan utama 4 ≤ IP ≤ 40 = makanan pelengkap IP 4 = makanan tambahan Estimasi tingkat trofik ikan dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikemukan oleh Caddy Sharp 1986: Keterangan: T t = tingkat trofik T tp = tingkat trofik kelompok makanan ke-p I p = indeks preponderan kelompok makanan ke-p

4.3 HASIL DAN BAHASAN

4.3.1 Struktur komunitas ikan

Ikan yang mengisi waduk yang dibangun dengan membendung suatu sungai umumnya berasal dari sungai tersebut. Jenis ikan yang berasal dari DAS Cimanuk kemungkinan besar akan menempati area genangan Waduk Jatigede. Ikan yang tertangkap selama penelitian sebanyak 11 jenis yaitu ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis, sengal Hemibragus nemurus, nilem Osteochilus vittatus, nila Oreochromis niloticus, gabus Channa striata, lalawak Barbonymus balleroides, hampal Hampala macrolepidota, kekel Glyptothorax platypogon, berod Mastacembalus erythrotaenia, lele Clarias batrachus, dan genggehek Mystacoleucus marginatus. Ikan yang tertangkap di lokasi penelitian hampir sama dengan jenis ikan yang tertangkap di inlet Waduk Gajah Mungkur Sriwidodo et al. 2013. Beberapa jenis ikan yang tertangkap di inlet Waduk Kedung ombo antara lain lalawak, hampal, nilem, gabus, sengal, nila, tawes Barbodes gonionotus, bader Barbodes spp., beles Barbodes collingwoodi, lunjar Rasbora caudimaculata dan betutu Oxyeleotris marmorata. Ikan genggehek, hampal, nilem, kekel dan gabus merupakan jenis ikan yang juga tertangkap di Sungai Telang, Malaysia Hashim et al. 2012. Tabel 12. Ukuran panjang dan berat ikan hasil percobaan penangkapan No Jenis ikan Panjang ikan cm Berat ikan gram Kategori 1 Berod 20,9-37,3 24,6-121,3 A 2 Genggehek 8,0-11,5 5,3-14,8 A 3 Hampal 11,6-22,5 15,2-123,4 A 4 Lalawak 9,0-18,8 8,7-82,9 A 5 Sapu-sapu 10,2-26,9 27,7-54,6 I 6 Gabus 20,4 17,3 I 7 Kekel 7,2 3,3 A 8 Nila 10,5-16,6 20,7-65,8 I 9 Nilem 18,6-11,5 21,5-27,8 I 10 Sengal 10,2 7,2 A 11 Lele 26,3 144,7 A Keterangan: Potensi invasif A = Asli I= introduksi Sumber: Kartamihardja 2008; Krismono et al. 2013. Rasio kelimpahan ikan predator karnivora terhadap ikan mangsa herbivora adalah 4:1 sedangkan rasio antara ikan asli terhadap ikan introduksi adalah 3,5:1. Rasio antara ikan predator dan mangsa di sungai inlet Waduk Jatigede lebih besar dibandingkan dengan Waduk Penjalin 6,5:1 Hedianto et al. 2013. Jenis ikan yang tertangkap di Sungai Cimanuk selama penelitian banyak tertangkap di perairan umum daratan di Indonesia. Jenis ikan gabus merupakan jenis ikan yang banyak ditemukan di Sungai Maro, Merauke Astuti et al. 2008 dan Sungai Siak, Riau Marini Makri, 2011, hampal juga tertangkap di Sungai Suak Putat, Jambi Nurdawati, 2010, berod banyak tertangkap di Sungai Musi bagian hilir Ali Rais 2010. Ikan yang tertangkap di lokasi penelitian pada umumnya berukuran kecil Kisaran ukuran panjang dan berat ikan yang tertangkap selama penelitian disajikan pada Tabel 12. Ikan genggehek yang tertangkap berukuran panjang total 8,0-11,5 cm dan tertangkap di gillnet pada ukuran mata jaring 1,0 dan 1,5 inci. Ikan genggehek yang tertangkap pada Bulan Mei di Sungai Cialing telah matang gonad dengan panjang total berkisar 10-11,5 cm. Pada lokasi Sungai Cimanuk banyak tertangkap ikan lalawak dengan ukuran panjang total berkisar 9,0-18,8 cm. Ikan tersebut tertangkap dengan alat tangkap jala dan gillnet dengan ukuran mata jaring 1,5 dan 2,5 inci. Ikan hampal banyak tertangkap dengan alat tangkap jala, mempunyai ukuran panjang total berkisar 15,2-22,5 cm. Ikan genggehek dan nila merupakan jenis yang tertangkap pada tiga lokasi penelitian yaitu Stasiun Cimanuk, Cialing dan Cinambo. Ikan nila merupakan ikan introduksi yang tidak disengaja yang berasal dari ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya. Ukuran panjang total ikan sapu yang tertangkap di Sungai Cialing 10,2-26,9 cm lebih besar dibandingkan dengan ukuran ikan sapu di Sungai Cilutung. Ikan sapu-sapu yang tertangkap di Sungai Cilutung, Jawa Barat bagian hulu dan tengah berukuran 2,4-7,4 cm Rachmatika Wahyudewantoro 2006. Ikan sapu-sapu merupakan jenis ikan introduksi yang banyak tertangkap di lokasi Cialing. Ikan sapu-sapu mempunyai potensi untuk menjadi pesaing bagi ikan-ikan asli sungai tersebut Sjafei et al. 2001 dan kemugkinan dapat menjadi spesies invasif Chaichana Jongphadungkiet 2012. Ikan sapu-sapu mempunyai habitat yang sama dengan ikan kekel sehingga dikhawatirkan akan terjadi kompetisi pemanfaatan habitat Rachmatika Wahyudewantoro 2006. Keberadaan ikan sapu-sapu dapat mengganggu komunitas ikan karena ikan tersebut memakan telur ikan lainnya Wakida-Kusunoki et al. 2007; Chaichana Jongphadungkiet 2012. Ikan nilem dan lalawak merupakan jenis ikan yang banyak tertangkap di perairan sekitar Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara dengan persentase 4,4 dan 15,2 Haryono et al. 2003. A B Gambar 8. Persentase hasil tangkapan dengan alat tangkap percobaan di sungai wilayah genangan Waduk Jatigede berdasarkan A. Berat dan B. Jumlah individu Ikan yang dominan tertangkap berdasarkan jumlah dan berat total adalah ikan genggehek 41 dan 12,7 dan lalawak 17,6 dan 27,4 Gambar 8. Komposisi hasil tangkapan ikan hampal dan genggehek di kawasan Pegunungan Muller, Kalimantan Tengah masing-masing sebesar 5,52 dan 6,21 Haryono 2004. Ikan gabus yang merupakan jenis ikan predator mempunyai persentase yang relatif kecil yaitu 0,98 . Ikan ini hanya tertangkap di lokasi Sungai Cinambo.