Pembuatan Perangkat Lunak Software . Pembuatan Larutan Sampel

Pin 31 External Access Enable EA diset high H. Ini dilakukan karena mikrokontroller AT89S8252 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler AT89S8253 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset aktif tinggi. Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluranbus IO 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada port 0 ini masing masing pin dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm. Resistor 4k7 ohm yan dihubungkan ke port 0 befungsi sebagai pull up penaik tegangan agar output dari mikrokontroler dapat mntrigger transistor. Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3. Pin 39 yang merupakan P0.0 dihubungkan dengan sebuah resistor 330 ohm dan sebuah LED. Ini dilakukan hanya untuk menguji apakah rangkaian minimum mikrokontroler AT89S52 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroler tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 39 sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap digunakan. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supply.

3.6. Pembuatan Perangkat Lunak Software

Sistem perangkat keras sebagai pengendali tidak akan dapat bekerja jika tidak disertai dengan peangkat lunak sebagai pengatur keseluruhan sistem. Perangkat lunak ini sebagai pengatur dan penghubung yang bertugas menentukaan langka- langkah yang harus dilakukan shift register baik input maupun output pada Universitas Sumatera Utara keseluruhan sistem, sehingga nantinya dapat ditentukan arah kendali atau proses dari sistem yang dibuat. Mikrokontroler merupakan pengendali utama dari keseluruhan sistem ini. Mikrokontroler tidak akan bisa berfungsi jika di dalamnya tidak dimasukkan sebuah program perangkat lunak. Perangkat lunak yang dirancang pada sistem ini menggunakan sebuah bahasa pemrograman yang berupa bahasa Assembler. Universitas Sumatera Utara No Yes

3.6 .

Gambar 3.6. Diagram Alir Program Tampilkan pada LCD Universitas Sumatera Utara

3.7. Pembuatan Larutan Sampel

Alat otomatisasi pengukur kadar Alfatokoferol ini menggunakan sampel larutan Alfatokoferol vitamin E yaitu paprika hijau, yang nantinya akan diuji pada alat tersebut agar diketahui ketepatan niali pembacaannya. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah ekstrak Vitamin E murni. Pada penelitian ini dibuat sepuluh sample yang dilarutkan dengan etanol hingga 50 ml. Pembuatann sampel dilakukan dengan cara melarutkan 10 ml alfatokoferol murni dalam 50 ml Etanol sehingga didapatkan alfatokoferol 10 sebagai larutan stok sesuai rumus persen : Alfatokoferol = �� �� �� 100 �� �� �� x 100 Setelah itu, untuk mendapatkan alfatokoferol dengan kadar tertentu, maka diambil dari larutan stok kemudian diencerkan sampai volume 10 ml sesuai dengan rumus berikut : M 1 V 1 = M 2 V 2 Dimana : V 1 = �2 �2 �1 M 1 = Kosentrasi larutan stok M 2 = Kosentarsi larutan yang diinginkan V 1 = Volume dari larutan stok V 2 = Volume larutan yang diinginkan 10 ml Universitas Sumatera Utara

3.8. Pengujian Alat