Gambar 2.2 Spektrofotometer UV-VIS
2.3. Hukum Lambert-Berr
Hukum Lambert-Beer merupakan hukum yang mendasari metode absorbsi
spektrofotometri. Apabila suatu berkas dengan intensitas Io melewati suatu
larutan, maka sebagian sinar akan diserap sehingga intesitas radiasi yang
diteruskan I menjadi lebih kecil dari Io Hayati, 2007 :
T =
I I0
T = Transmittan
Hukum Lambert-Beer menunjukkan hubungan sebagai berikut Khopkar, 1990:195:
T =
� �0
= 10
–abc
Log T =
� �0
= -abc
Log
1 �
= log
� �0
= abc = A
Dimana :
I = intensitas sinar yang diteruskan I
= intensitas sinar awal T = transmitansi
A = absorbansi a = tetapan absorbsifitas
Universitas Sumatera Utara
b = jarak tempuh optik c = konsentrasi
Hukum di atas dapat ditinjau sebagai berikut : 1. Jika suatu berkas radiasi monokromatik yang sejajar jatuh pada medium
pengabsorpsi pada sudut tegak lurus setiap yang lapisan yang sangat kecilnya akan menurunkan intensitas berkas.
2. Jika suatu cahaya monokromatis mengenai suatu medium yang transparan, laju pengurangan intensiats dengan ketebalan medium sebanding dengan
intensitas cahaya. 3. Intensitas berkas sinar monokromatis berkurang secaraeksponensional bila
konsentrasi zat pengabsorpsi bertambah.
2.4. Alfatokoferol
Alfa tokoferol adalah antioksidan yang larut dalam lemak yang terdapat di dalam sel. Alfa tokoferol ditemukan sekitar awal 1920-an. Nama tokoferol pertama kali
digunakan oleh Evans. Tokoferol berasal dari kata Yunani, tokos berarti kelahiran bayi, phero berarti membawa kemajuan dan ol menunjukkan bahwa molekulnya
mengandung alkohol. Vitamin E adalah istilah umum untuk menunjukkan semua aktifitas
biologi vitamin E alami, yaitu d-alfa-tokoferol. Di alam, terdapat 8 substansi yang memiliki aktifitas vitamin E, yaitu kelompok tokoferol d-alfa, d-beta, d-gamma
dan d-delta-tokoferol dan kelompok tokotrienol d-alfa, d-beta, d-gamma, dan d- delta-tokotrienol. Kedua kelompok ini berbeda dalam hal metilasi dan rantainya.
Dari semuanya, d-alfa-tokoferol mempunyai aktifitas biologik yang paling tinggi sehinga dijadikan sebagai standard bagi yang lain.
Vitamin E atau tokoferol termasuk antioksidan primer yang dapat mencegah terjadinya rentetan reaksi radikal bebas. Tokoferol atau vitamin E
banyak sekali dijumpai dalam minyak tumbuhan seperti minyak bunga matahari,
Universitas Sumatera Utara
minyak zaitun,, kacang-kacangan, biji gandum, dan sayuran berwarna hijau. Pada hewan seperti daging sapi, unggas, atau ikan.
Vitamin E lebih tepat disebut sebagai antioksidan daripada vitamin. Karena tidak seperti vitamin yang lain, vitamin E tidak bertindak sebagai ko-
faktor bagi reaksi enzimatik. Vitamin E juga tidak menimbulkan suatu penyakit yang khas seperti vitamin yang lain. Defisiensi vitamin E dapat terjadi jika
terdapat malabsorbsi lemak, bayi prematur dan penderita yang mendapat nutrisi parenteral total. Efek dari intake vitamin E yang inadekuat biasanya baru tampak
dalam jangka panjang dan biasanya berhubungan dengan penyakit kronis, seperti kanker dan atherosklerosis.
Fungsi utama vitamin E adalah mencegah peroksidasi membran fosfolipid. Karakteristik vitamin E yang lipofilik memungkinkan tokoferol berada di lapisan
dalam sel membran Halliway dan Getteridge, 1992.Tokoferol OH dapat memindahkan atom hidrogen dengan satu elektron ke radikal bebas dan
membersihkan radikal bebas sebelum radikal bebas bereaksi dengan protein membran sel atau bereaksi membentuk lipid peroksidasi. Tokoferol-OH yang
bereaksi dengan radikal bebas membentuk tokoferol-O. Tokoferol-O sendiri adalah radikal bebas juga. Tokoferol-O akan bereaksi lagi dengan vitamin C
membentuk semidehidroaskorbat, suatu radikal bebas yang lemah.
2.5. Paprika