Hal ini menunjukkan pula bahwa kedisiplinan bangsa kita sangat kurang dalam mengelola lingkungan. Selain itu, dapat juga menjadi petunjuk bahwa karakter bangsa kita yang
tidak peduli, egois, mementingkan kepentingan ekonomi sesaat dibandingkan dengan menjaga kepentingan pembangunan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
2. Media massa
Peningkatan pengetahuan manusia tentang lingkungan hidup bila tanpa disertai upaya penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan itu sendiri sudah barang tentu akan menjadi
hambatan ke arah terciptanya lingkungan yang berkualitas. Peranan media massa dalam perluasan informasi tersebut sangatlah besar. Media massa disini sudah termasuk: media cetak,
radio, televisi dan internet. Dibandingkan media massa yang lainnya, media cetak khususnya surat kabar dapat berperan penting dalam hal penyebaran informasi masalah lingkungan. Hal ini
dimungkinkan dikarenakan surat kabar merupakan media yang relatif murah serta mudah diperoleh sehingga cenderung memiliki tingkat efektifitas penyebaran informasi yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan media lainnya seperti misalnya radio, televisi dan internet. Penyediaan rubrik khusus mengenai lingkungan di media massa tersebut dapat menjadi
sumbangan yang tak terkira bagi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Kebijakan dan Penegakan hukum lingkungan
Pengembangan kebijakan yang mudah dipahami dan efektif dilaksanakan juga merupakan faktor penting dalam pengelolaan lingkungan yang baik. Selain itu, penegakan
hukum khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat dan perlindungan lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pengelolaan
lingkungan. Walaupun berbagai kebijaksanaan telah diciptakankan dalam rangka untuk mendapatkan lingkungan yang berkualitas, namun bila penegakan hukum tidak berjalan
sebagaimana mestinya maka sasaran yang akan dicapai akan menjadi sia-sia. Selama ini peran pemerintah sangatlah kecil dalam proses penegakan hukum lingkungan. Program-program
seperti kali bersih, langit biru, analisis dampak lingkungan AMDAL, pemberian penghargaan KALPATARU dan program lingkungan lainnya lebih terkesan sebagai semboyan ketimbang
program yang dilaksanakan dengan baik. Salah satu faktor kegagalan tersebut adalah kurangnya kemampuan aparat pemerintah dalam menegakkan hukum lingkungan.
- Peran Islam dalam pengelolaan lingkungan terpadu
Sesuai dengan motto sebagai agama yang rahmatan lil alamin kasih bagi alam semesta; surat 21 ayat 107, maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan
lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan
yang bersih, karena kebersihan merupakan bagian hidup masyarakat Islam seperti diutarakan oleh nabi Muhammad SAW dengan hadistnya yang berbunyi: “Kebersihan merupakan bagian
dari iman”. Nabi Muhammad SAW juga melarang manusia untuk membuang air seni ke dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan di dalam liang tempat hidup binatang.
Larangan tersebut dapat dimanifestasikan lebih lanjut sebagai larangan Islam dalam membuang sampah atau produk-produk berbahaya ke dalam lingkungan yang kemungkinan
besar akan merusak atau menurunkan mutu lingkungan tersebut. Islam mengajak manusia untuk secara aktif mengelola lingkungan tersebut, misalnya dengan membuang sampah pada
tempatnya. Hal ini sesuai dengan filsafah Islam yang umumnya bersifat lebih suka mencegah preventive perbuatan atau kejadian yang buruk ketimbang mengobati curative kejadian atau
perbuatan buruk yang terjadi. Namun, Islam juga tidak berpangku tangan apabila telah terjadi suatu kejadian buruk atau kejahatan seperti misalnya tertuang dalam hukum agama syar’i yang
mengatur hukuman
bagi pelanggar
aturan.
Beberapa aspek yang dapat dilakukan oleh Islam dalam pengelolaan lingkungan yang terpadu adalah: