Sehat Rohani Ajaran Islam Tentang Kesehatan

upaya penyelamatan lingkungan. Permasalahan lingkungan bukan hanya masalah ekologi semata, tetapi menyangkut teologi. Pengertian teologi dalam konteks ini adalah cara menghadirkan dalam setiap aspek kegiatan manusia. Dalam bahasa lain, teologi dapat dimaknai sebagai konsep berpikir dan bertindak yang dihubungkan dengan yang ghaib yang menciptakan sekaligus mengatur manusia dan alam. Jadi, terdapat tiga pusat perhatian komponen bahasan yakni Tuhan, manusia, dan alam, yang ketiganya mempunyai kesatuan hubungan fungsi dan kedudukan. Jadi, teologi hubungan antara manusia dan alam dengan Tuhan adalah konsep berpikir dan bertindak tentang lingkungan hidup yang mengintegrasikan aspek fisik alam termasuk hewan dan tumbuhan, manusia dan Tuhan. Realitas alam ini tidak diciptakan dengan ketidaksengajaan kebetulan atau main-main sebagaimana pandangan beberapa saintis barat, tetapi dengan rencana yang benar sebagaimana telah tercantum dalam Q.S. Al-An’am: 73, Q.S. Shaad: 27 dan Q.S. Al- Dukhaan: 38-39. Oleh karena itu, menurut perspektif Islam, alam mempunyai eksistensi riil, objektif, serta bekerja sesuai dengan hukum yang berlaku tetap qodar. Artinya : “ Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: Jadilah, lalu terjadilah, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui”QS. Al-An’am : 73. Artinya : “ Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang- orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. QS. Shaad :27 Artinya : “ 38. dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. 39. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. Ad-Dukhaan: 38-38. Pandangan Islam tentang alam lingkungan hidup bersifat menyatu holistik dan saling berhubungan yang komponennya adalah Sang Pencipta alam dan makhluk hidup termasuk manusia. Dalam Islam, manusia sebagai makhluk dan hamba Tuhan, sekaligus sebagai wakil khalifah Tuhan di muka bumi yang telah dijelaskan dalam Q.S. Al-An’am: 165. . Manusia mempunyai tugas untuk mengabdi, menghamba beribadah kepada Sang Pencipta Al-Kholik. Islam merupakan agama jalan hidup yang sangat memerhatikan tentang lingkungan dan keberlanjutan kehidupan di dunia. Banyak ayat al- Quran dan hadis yang menjelaskan, menganjurkan bahkan mewajibkan setiap manusia untuk menjaga kelangsungan kehidupannya dan kehidupan makhluk lain dibumi. Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan dan konservasi lingkungan alam menyatu tak terpisahkan dengan konsep keesaan Tuhan tauhid, syariah, dan akhlak. Di dalam ajaran Islam, dikenal juga dengan konsep yang berkaitan dengan penciptaan manusia dan alam semesta yakni konsep Khilafah dan Amanah. Konsep khilafah menyatakan bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini khalifatullah fil’ardh. Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam rabbul’alamin. Jadi sebagai wakil khalifah Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya. Lingkungan alam ini oleh Islam dikontrol oleh dua konsep instrumen yakni halal dan haram. Halal bermakna segala sesuatu yang baik, menguntungkan, menenteramkan hati, atau yang berakibat baik bagi seseorang, masyarakat maupun lingkungan. Sebaliknya segala sesuatu yang jelek, membahayakan atau merusak seseorang, masyarakat dan lingkungan adalah haram.