PERAWATAN MULUT Kempiskan manset pelan-pelan. Perhatikan

85 ORAL HYGIENE Oleh: Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep., Ns., MAN., HNC Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS., HNC

A. PERAWATAN MULUT

Klien dengan penurunan tingkat kesadaran memberikan masalah khusus bagi perawat dalam hal perawatan mulut. Banyak klien dengan penurunan tingkat kesadaran mengalami penurunan atau tak adanya refleks gag. Sehingga sekret cenderung terakumulasi didalam mulut, meningkatkan aspirasi. Klien dengan penyakit kritis sering memerlukan jalan nafas buatan danatau selang nasogastrik. Alat ini dapat menyebabkan iritasi pada struktur mukosal mulut yang sensitif. Klien tak sadar akan memerlukan perawatan mulut yang sering untuk menjaga agar mukosa mulut terhidrasi dengan baik dan utuh. Mulut yang sehat meliputi kebersihannya, kenyamanan dan kelembabannya. Perawatan mulut bertujuan mencegah mulut dari penyakit dan kerusakan gigi. Klien yang dirawat lama dirumah sakit jarang sekali mendapatkan perawat kebersihan mulut yang optimal. Idealnya klien seharusnya merawat mulut secara rutin setiap kali sesudah makan, mandi dan bangun tidur. Namun tidak semua klien mampu untuk melakukan perawatan mulut pada saat dia berada di rumah sakit, sehingga ada klien yang harus dibantu dalam perawatan mulut. Perawatan mulut diperlukan pada klien yang mendapatkan oksigenasi dan Naso Gastric Tube NGT, demikian juga pada klien yang lama tidak menggunakan mulut. Pada klien yang tidak mampu melakukan perawatan mulut secara mandiri inilah yang harus mendapatkan bantuan dari perawat. Klien yang tidak sadarkan diri memerlukan bantuan penuh dari perawat untuk merawat mulutnya. Pada kondisi ini klien menggunakan mulut untuk bernafas dan tidak memakan apapun dengan mulutnya, sehingga bakteri, sisa-sisa dari mukosa dan sekresi lain berkumpul di mulut, gigi dan bibir. Secara umum, membersihkan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sedikitnya 4 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur adalah dasar program oral hygiene yang efektif. Bantuan yang diberikan perawat dalam pemenuhan kebutuhan oral hygene tergantung pada kebutuhan pasien, beberapa pasien dapat melakukan sendiri dan hanya membutuhkan sedikit 86 bantuan perawat, terutama untuk memastikan bahwa gerakan menyikat gigi dilakukan dengan benar, sedang lainnya memerlukan perawat untuk membantu pasien secara total. Kewaspadaan Perawat Untuk memastikan sekret didalam faring klien tidak teraspirasi, akan sangat membantu bila meminta perawat kedua untuk melakukan penghisapan. Hindari penggunaan swab gliserin lemon, yang dapat menyebabkan kering pada mukosa dan kehilangan email gigi. Beberapa klien memerlukan metode perawatan mulut dan gigi khusus karena tingkat ketergantungan mereka pada perawat atau adanya masalah sukrosa mulut a. Klien tidak sadar. Klien ini lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan atau minum, sering bernafas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien ini juga tidak dapat menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam mulut. Sekresi ini sering terdiri dari bakteri gram- negatif yang menyebabkan pneumonia jika terhirup kedalam paru-paru. Perawat harus mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi dan obstruksi saluran nafas. Posisi kepala klien harus diposisikan miring pada sisi yang dekat dengan perawat dan pembilasan serta penghisapan berulang sangat penting untuk dilakukan. Posisi Kepala Saat Melakukan Oral Hygiene 87 b. Klien beresiko stomatitis. Kemoterapi, radiasi, dan intubasi selang nasogastrik dapat menyebabkan stomatitis. Klien harus mencuci mulut mereka sebelum dan sesudah makan dengan larutan yang mengandung 0,5 sampai 1 sendok teh garam atau baking sode dalam 1 gelas air. c. Klien diabetes. Pasien dengan diabetes perlu melakukan kunjungan untuk memeriksakan kondisi mulutnya setiap 3-4 bulan sekali. Pada pasien dengan diabetes, perawat harus melakukan oral hygiene dengan hati-hati untuk meminimalkan iritasi dan trauma. d. Klien infeksi mulut. Saat melakukan oral hygiene, perawat harus mengkaji adanya tanda- tanda infeksi seperti ulserasi yang tertutupi, merah, kering, lidah yang bengkak, halitosis, dan lidah yang berselaput. Kewaspadaan Geriatri Dalam proses penuaan terdapat penurunan vaskularisasi gusi. Pada orang lansia gigi mungkin rapuh, lebih kering, dan lebih gelap warnanya. Bila kebersihan gigi tidak dipertahankan, inflamasi dan pembengkakan jaringan periodental dapat terjadi lebih mudah.

B. PERAWATAN MULUT DALAM ISLAM