Buku Modul Blok Sistem Gastrologi dan Endokrin

(1)

1

GAMBARAN BLOK

Blok sistem gastrointestinal dan endokrin merupakan blok ke 11 di semester 4 pada tahun kedua dari kurikulum blok PBL Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY. Blok ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang system gastrointestinal dan endokrin semua tingkat usia manusia dengan beban 6 SKS (3 SKS kuliah, 1,5 SKS tutorial, 0,5 SKS praktikum biomedis, dan 1 SKS praktikum skilllab). Secara umum, topik yang dibahas dalam blok ini meliputi pengetahuan dasar tentang sistem gastrointestinal dan endokrin (anatomi, fisiologi, histology, biokimia), pengkajian sistem gastrointestinal dan endokrin, hingga kondisi patologis pada sistem gastrointestinal dan endokrin yang meliputi gangguan system gastrointestinal dan endokrin pada berbagai usia mulai dari neonates hingga lansia. Proses keperawatan menjadi dasar asuhan keperawatan pada pasien sesuai dengan gangguan gastrointestinal dan endokrin yang dialaminya. Selain itu, nilai-nilai Islam juga diintegrasikan dalam pembelajaran ini.

Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem gastrointestinal dan endokrin dengan pendekatan asuhan keperawatan. Selain menggunakan metode kuliah atau ceramah, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran tutorial atau small group discussion dan praktikum baik praktikum biomedis maupun skills di mini hospital PSIK FKIK UMY yang telah menggunakan pendekatan student centered learning. Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada blok gastrointestinal dan endokrin ini dengan mengerjakan beberapa penugasan dan presentasi di depan kelas.

Yogyakarta, Maret 2016


(2)

2

DAFTAR ISI

Halaman

Gambaran blok………...

1

Daftar isi………..

2

Rancangan pembelajaran………..

3

Suplemen……….……….

22

Uraian tugas dan penialian tugas……….

23

Petunjuk teknis tutorial………

26

Skenario tutorial………...

34

Appendicitis……….………..

...

35

Megacolon/Hisprung..

………...

...

37

Sirosis Hepatis ………...

...

39

Hipotiroid………

..

41

Diabetes Mellitus...

Chlolelithiasis...

Tata tertib praktikum skillas lab……….

Panduan praktikum skills lab……….……….

Pemeriksaan fisik abdomen………..

Pemasangan Naso

Gastric Tube (NGT)………...

Colostomy Care……….…..…..……….

Pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI)...

……….

Oral Hygiene Dan Perawatan Kuku Tangan Dan Kaki

Dalam Islam...………

...

………..


(3)

3

RANCANGAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Blok Gastrologi dan Endokrin

Kode : NS 242

SKS : 6 SKS (3 SKS PBD/PBC; 1.5 SKS PBT; 0.5 PBP; 1 SKS PBS) Semester : IV

Area Kompetensi Kompetensi

Ke

Uraian Kompetensi Utama

1 Mampu melakukan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik dan komunitas

2 Mampu menjalin hubungan interpersonal 3 Mampu melakukan komunikasi efektif 4 Mampu melaksanakan pendidikan kesehatan

5 Mampu menerapkan aspek etik legal dalam praktik keperawatan 6 Mampu melakukan praktik keperawatan yang holistic

7 Mampu bersikap caring dan empati Kompetensi Pendukung

1 Mampu menginternalisasikan nilai Islam di pelayanan keperawatan Kompetensi lainnya

1 Mampu mengaplikasikan teknologi informasi

Learning Outcome Blok Sistem Gastrologi dan Endokrin

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok sistem gastrologi dan endokrin mahasiswa mampu:

1) Memahami ilmu dasar keperawatan tentang gastrointestinal dan endokrin 2) Memahami patofisiologi gangguan sistem gastrointestinal dan endokrin

3) Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem gastrointestinal dan endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis

4) Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem gastrointestinal dan endokrin pada berbagai tingkat usia


(4)

4

5) Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem gastrointestinal dan endokrin pada berbagai tingkat usia sesuai standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif

6) Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem gastrologi dan endokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal etis

7) Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem gastrologi dan endokrin dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah gastrologi dan endokrin

8) Mengintegrasikan nilai Islam dalam melakukan asuhan keperawatan

Karakteristik Mahasiswa

Blok gastrologi dan endokrin ditujukan bagi mahasiswa Ilmu Keperawatan tahun ke 2 pada semester ke 4 yang telah mendapat ilmu tentang keperawatan profesional (profesional nurse), teori keperawatan, proses keperawatan, Blok Hematologi dan Imunologi, Blok Persepsi Sensori, Blok Integumen, Blok Tumbuh Kembang, Blok Kardiovaskuler, dan Blok Respirasi pada blok sebelumnya. Blok gastrologi dan endokrin berada pada blok ke 11 di semester ke 4 pada kurikulum S1 Ilmu Keperawatan UMY.

Pre-Assessment

Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi proses (formatif) dan evaluasi akhir (sumatif) terdiri dari ujian blok, penugasan, tutorial, dan nilai praktikum. Syarat untuk dapat mengikuti ujian praktikum maupun ujian blok adalah dengan kehadiran minimal sebagai berikut:

a. Kuliah : 75%

b. Tutorial : 75 %


(5)

5 Metode Evaluasi

Penilaian hasil belajar menggunakan penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif adalah penilaian aktifitas harian menggunakan checklist, laporan, kuis dll. Penilaian sumatif menggunakan ujian tertulis (MCQ) dan OSCE . Nilai akhir dari Blok terdiri atas :

a. 30% hasil MCQ b. 20% penugasan

c. 20% hasil Tutorial, terdiri dari: 1) Proses selama tutorial 2) Minikuis

d. 10 % hasil praktikum biomedis 1) Pre-test

2) Diskusi 3) Proses 4) Laporan 5) Responsi e. 20% hasil skill lab

1) Pre-test

2) Proses skill lab 3) Post-test 4) Ujian skill lab

: 50% : 50 %

: 20% : 20% : 20% : 20% : 20%

: 20% : 40% : 20% : 20%


(6)

6 1. Strategi Pembelajaran

A. Topik Kuliah, Belajar Mandiri, dan Penugasan

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

1. Overview Blok a. Overview blok

b. Kontrak belajar

Kuliah Yanuar Primanda, MNS

1 x 50 menit 2. Anatomi dan fisiologi system

gastrointestinal:

- upper gastrointestinal tract - middle gastrointestinal tract - lower gastrointestinal tract

Anatomi system gastrointestinal Upper gastrointestinal tract:

- Oral - Osofagus - Lambung

Middle gastrointestinal:

- Usus halus (duodenum, jejunum,dan ileum) Lower gastrointestinal:

- Usus besar (sekum, appendiks, sigmoid, dan rectum) - Anus

Kajian Islam

Team Based Learning

Nurvita Risdiana, S.Kep., Ns., MSc Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS

2 x 50 menit

3. Fisiologi system gastrointestinal

- Motility

- Secretory & digestive function

- Digestion and absorption

Motility

- Neural control mechanism - Chewing dan swallowing - Gastric motility

- Small intestine motility - Colonic motility - Defecation

Secretory dan digestive function - Control of secretory functions - Gastrointestinal hormones - Salivary secretions - Gastric secretions - Instestinal secretetions Kajian Islam

Kuliah Departemen fisiologi (drh Zulkhah Noor, M.Kes)

2 x 50 menit

4. Digestion dan absorption Metabolisme karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral

Kuliah Departemen Biokimia (dr. Ika Setyawati, M.Sc)

2 x 50 menit


(7)

7

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

5. Anatomi - Hypotalamus dan Pituitary glands

- Gonads - Thyroid glands - Parathyroid glands - Adrenal Glands

Kuliah Nurvita Risdiana, Ns., M.Sc

2 x 50 menit

6. Fisiologi endokrin Hormon

- Definisi hormone - Structural classification - Synthesis dan transport - Metabolism dan elimination - Mechanism of action - Control of hormone levels - Diagnostic test

Fisiologi

- Hypotalamus dan Pituitary glands - Gonads

- Thyroid glands - Parathyroid glands - Adrenal Glands

Kuliah Dewi Puspita, S.Kep., Ns., M.Sc

2 x 50 menit

7. Patologi gastrointestinal dan endokrin

- Patologi sistem gastrointestinal dan endokrin Kuliah Dr Indrayanti, Sp.PA 2 x 50 menit 8. Patofisiologi Helminthic

infestation a. Roundworms b. Tapeworms

- Definisi Roundworms dan Tapeworms - Etiologi Roundworms dan Tapeworms - Patofisiologi Roundworms dan Tapeworms

- Tanda dan gejala Roundworms dan Tapeworms Roundworms dan Tapeworms

- Diagnostic test Roundworms dan Tapeworms

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi Roundworms dan Tapeworms

Kuliah Drh. Tri Wulandari, M Kes

2 x 50 menit

9. Patofisiologi protozoa usus - Entamoeba - Balintidium colli - Giardia lambia

Kuliah Drh. Tri Wulandari, M Kes

2 x 50 menit

10. Mikrobiologi - Salmonellosis

- Staphylococcalinfection - Escherichia coli infection

Kuliah Dra. Lilis Suryani, M.Kes

2 x 50 menit


(8)

8

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

- Botulism 11. Pengkajian keperawatan system

gastrointestinal

Pengkajian system gastrointestinal

- Riwayat klien: data biografi, nutrition history, nutritional pattern, elimination pattern,

- Nutritional Assessment: ABCDEF - Pemeriksaan fisik

- Diagnostic testing: non invasive test, invasive test, laboratory test

- Kajian Islam

Kuliah Case Analysis

Yanuar Primanda, Ns., MNS., HNC

2 x 50 menit

12. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system gastrointestinal:bagian oral

a. Stomatitis b. Tonsilitis c. Candidiasis d. Parotitis

- Definisi stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis - Etiology dan faktor resiko stomatitis, tonsillitis,

candidiasis, dan parotitis

- Tanda dan gejala stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis

- Komplikasi stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis

- Diagnostic test stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis

- Asuhan keperawatan pada klien dengan stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis: pengkajian, diagnose, intervensi, tindakan, dan evaluasi

- Evidence based practice penatalaksanaan gangguan system gastrointestinal. stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis; coconut oil, madu, dan bawang putih

- Terapi komplementer untuk penatalaksanaan stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis; madu

- Kajian Islam

Presentasi Kelompok 1 Topik Tonsilitis

Kuliah Stomatitis, Tonsilitis,

Candidiasis Parotitis

Romdzati, S.Kep., Ns., MNS

2 x 50 menit


(9)

9

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

13. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system gastrointestinal malnutrisi (stunting & wasting), anorexia nervosa dan bulimia nervosa

- Definisi stunting & wasting, dan anorexia nervosa, bulimia nervosa

- Etiology dan faktor resiko stunting & wasting, anorexia nervosa, dan bulimia nervosa

- Tanda dan gejala stunting & wasting, obesitas dan anorexia nervosa, bulimia nervosa

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) stunting & wasting, anorexia nervosa,dan bulimia nervosa

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) stunting & wasting, anorexia nervosa, dan bulimia nervosa

- Komplikasi stunting & wasting, anorexia nervosa, dan bulimia nervosa

- Diagnostic test stunting & wasting, anorexia nervosa, dan bulimia nervosa

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi stunting & wasting, anorexia nervosa, dan bulimia nervosa

- Asuhan keperawatan pada klien dengan stunting & wasting, anorexia nervosa, dan bulimia nervosa: pengkajian, diagnose, intervensi, tindakan, dan evaluasi - Evidence based practice penatalaksanaan gangguan

system gastrointestinal stunting & wasting, anorexia nervosa, dan bulimia nervosa

- Terapi komplementer untuk penatalaksanaan stunting & wasting, anorexia nervosa, dan bulimia nervosa

- Kajian Islam

Presentasi Kelompok 2 Topik Stunting & Wasting

Kuliah Marasmus dan Kwarshiorkor

Dr. Titih Huriah, M.Kep., Sp.Kom

2 x 50 menit

14. Patofisiologi gangguan esophagus

a. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

- Definisi gastroesophageal reflux disease - Etiologi gastroesophageal reflux disease

- Tanda dan gejala gastroesophageal reflux disease - Klasifikasi gastroesophageal reflux disease - Patofisiologi gastroesophageal reflux disease - Diagnostic test gastroesophageal reflux disease

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi gastroesophageal reflux disease

- Evidence based

Presentasi

Kelompok 3 Topik GERD Kuliah

Ambar Relawati, S.Kep., Ns., M.Kep

2 x 50 menit


(10)

10

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

- Kajian Islam 15. Asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan system gastrointestinal Gaster

a. Ulkus peptikum b. Gastritis

- Definisi ulkus peptikum, gastritis akut dan kronis - Faktor resiko ulkus peptikum dan gastritis - Tanda dan gejala ulkus peptikum dan gastritis - Klasifikasi ulkus peptikum dan gastritis

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) ulkus peptikum dan gastritis

- Komplikasi ulkus peptikum dan gastritis - Diagnostic test ulkus peptikum dan gastritis

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi ulkus peptikum dan gastritis

- Asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus peptikum dan gastritis: pengkajian, diagnose, intervensi, tindakan, dan evaluasi

- Evidence based practice penatalaksanaan gangguan system gastrointestinal.

- Terapi komplementer untuk penatalaksanaan ulkus peptikum dan gastritis. Manggis untuk therapy gastritis - Kajian Islam

Presentasi Kelompok 4 Topik Ulkus Peptikum

Kuliah Ulkus peptikum dan Gastritis

Erfin Firmawati, Ns., MNS

2 x 50 menit

16. Asuhan Keperawatan gangguan

inflamasi system

gastrointestinal:

Acute inflammatory bowel disorders:

a. Gastroenteritis b. Typoid abdominalis

- Definisi gastroenteritis, thypoid abdominalis - Etiologi gastroenteritis, dan typoid abdominalis - Tanda dan gejala gastroenteritis, thypoid abdominalis - Pathway (etiologi-masalah keperawatan) gastroenteritis,

thypoid abdominalis

- Komplikasi gastroenteritis, thypoid abdominalis - Diagnostic test gastroenteritis, thypoid abdominalis - Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi

gastroenteritis, thypoid abdominalis

- Asuhan keperawatan pada klien gastroenteritis dan thypoid abdominalis

- Evidence based gastroenteritis, thypoid abdominalis - Terapi komplementer gastroenteritis, thypoid

abdominalis - Kajian Islam

Presentasi Kelompok 5 Topik Gastroenteritis Kuliah gastroenteritis dan thypoid abdominalis

Resti Yulianti, Ns., M.Kep.. Sp.Kep. MB., HNC

2 x 50 menit


(11)

11

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

inflamasi system

gastrointestinal:

Acute inflammatory bowel disorders: Peritonitis

- Etiologi peritonitis

- Tanda dan gejala peritonitis

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) peritonitis - Komplikasi peritonitis

- Diagnostic test peritonitis

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi peritonitis

- Asuhan keperawatan pada klien peritonitis - Evidence based peritonitis

- Terapi komplementer peritonitis - Kajian Islam

Kelompok 6 Peritonitis Kuliah

MKep menit

18. Asuhan keperawatan klien dengan non inflamasi system gastrointestinal:

Large & Small Bowel Disorder - Hernia

- Definisi hernia - Etiologi hernia

- Tanda dan gejala hernia - Klasifikasi hernia

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) hernia

- Asuhan keperawatan pada klien dengan hernia pre-operasi dan post pre-operasi

- Penatalaksanaan farmakologi (termasuk prosedur operasi) dan nonfarmakologi hernia

- Diagnostic test hernia

- Terapi komplementer untuk penatalaksanaan hernia - Evidence based practice penatalaksanaan gangguan

system gastrointestinal hernia

- Kajian Islam dalam asuhan keperawatan gangguan system gastrointestinal

Presentasi

Kelompok 7 Hernia

Kuliah hernia

Fahni Haris, Ns., MKep

2 x 50 menit

19. Asuhan keperawatan klien dengan keganasan system gastrointestinal

- Cancer of colorectal

- Definisi cancer of colorectal

- Tanda dan gejala cancer of colorectal - Faktor resiko cancer of colorectal

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) cancer of colorectal

- Diagnostic test cancer of colorectal

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi cancer of colorectal

- Asuhan keperawatan pada klien dengan cancer of

Presentasi Kelompok 8 Topik Cancer Colorectal Kuliah Arianti, Ns., Sp.Kep.MB

2 x 50 menit


(12)

12

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

colorectal: pengkajian, diagnose, intervensi, tindakan, dan evaluasi

- Evidence based practice penatalaksanaan cancer of colorectal

- Terapi komplementer untuk penatalaksanaan cancer of colorectal

- Kajian Islam dalam asuhan keperawatan gangguan system gastrointestinal pada cancer of colorectal

20. Asuhan keperawatan klien dengan keganasan system gastrointestinal

a. Cancer of esophagus b. Cancer of stomach

c. Definisi cancer of esophagus dan stomach

- Tanda dan gejala cancer of esophagus dan stomach - Faktor resiko cancer of esophagus dan stomach

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) cancer of esophagus dan stomach

- Diagnostic test cancer of esophagus dan stomach

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi cancer of esophagus dan stomach

- Asuhan keperawatan pada klien dengan cancer of esophagus dan stomach: pengkajian, diagnose, intervensi, tindakan, dan evaluasi

- Kajian Islam dalam asuhan keperawatan gangguan system gastrointestinal pada cancer of esophagus dan stomach

Self study

21. Asuhan keperawatan gangguan Inflamasi Hepar :

- Hepatitis

- Definisi hepatitis

- Tanda dan gejala hepatitis - Macam-macam hepatitis - Faktor resiko hepatitis

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) hepatitis - Diagnostic test hepatitis

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi hepatitis

- Asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis: pengkajian, diagnose, intervensi, tindakan, dan evaluasi - Evidence based practice penatalaksanaan hepatitis - Terapi komplementer untuk penatalaksanaan hepatitis - Kajian Islam dalam asuhan keperawatan gangguan

Presentasi Kelompok 9 Topik Hepatitis

Kuliah

Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS

2 x 50 menit


(13)

13

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

system gastrointestinal pada hepatitis 22. Asuhan keperawatan gangguan

Gallbladder: - Cholecystitis - Cholelithiasis

- Definisi Cholecystitis dan Cholelithiasis

- Tanda dan gejala Cholecystitis dan Cholelithiasis - Faktor resiko Cholecystitis dan Cholelithiasis

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) Cholecystitis dan Cholelithiasis

- Diagnostic test Cholecystitis dan Cholelithiasis

- Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi Cholecystitis dan Cholelithiasis

- Asuhan keperawatan pada klien dengan Cholecystitis dan Cholelithiasis: pengkajian, diagnose, intervensi, tindakan, dan evaluasi

- Evidence based practice penatalaksanaan Cholecystitis dan Cholelithiasis

- Terapi komplementer untuk penatalaksanaan Cholecystitis dan Cholelithiasis

- Kajian Islam dalam asuhan keperawatan gangguan system gastrointestinal pada Cholecystitis dan Cholelithiasis

Presentasi Kelompok 10 Topik Cholecystitis Kuliah

Ambar Relawati, S.Kep., Ns., MKep

2 x 50 menit

23. Gangguan tiroid - Hypothyroidism Gangguan parathyroid: - Hypoparathyroids - Hyperparathyroidsm

- Definisi hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan hyperparathyroidsm

- Tanda dan gejala hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan hyperparathyroidsm

- Faktor resiko hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan hyperparathyroidsm

- Pathway hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan hyperparathyroidsm

- Komplikasi hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan hyperparathyroidsm

- Diagnostic test hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan hyperparathyroidsm

- Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan

hyperparathyroidsm

- Evidence based practice penatalaksanaan gangguan

Kuliah drh Zulkhah Noor, M.Kes

2 x 50 menit


(14)

14

No Topik Sub Topik Metode Pengampu Durasi

system endokrin: hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan hyperparathyroidsm

- Terapi komplementer untuk penatalaksanaan hyperthyroidism, hypoparathyroidsm, dan hyperparathyroidsm

- Kajian Islam 24. Asuhan keperawatan klien

dengan diabetes mellitus

- Hormonal control of blood glucose - Definisi diabetes mellitus

- Tanda dan gejala diabetes mellitus - Faktor resiko diabetes mellitus - Klasifikasi diabetes mellitus

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) diabetes mellitus

- Komplikasi diabetes mellitus (komplikasi akut dan kronik)

- Diagnostic test diabetes mellitus - Manajemen DM

- Asuhan keperawatan diabetes mellitus

- Islamic value diabetes mellitus: makan jangan berlebihan, halal dan toyib

Presentasi Kelompok 11 Topik DM Case Analysis Kuliah

Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS., HNC

2 x 50 menit

25. Asuhan keperawatan klien dengan gestational diabetes mellitus (GDM)

- Kontrol hormonal dan gula darah dalam kehamilan - Definisi gestational DM

- Tanda dan gejala gestational DM - Faktor resiko gestational DM - Klasifikasi gestational DM

- Pathway (etiologi-masalah keperawatan) gestational DM - Komplikasi gestational DM (komplikasi akut dan

kronik)

- Diagnostic test gestational DM - Manajemen gestational DM

- Asuhan keperawatan gestational DM - Islamic value gestational DM

Presentasi Kelompok 12 Topik GDM Kuliah

Dewi Puspita, S.Kep., Ns., MSc

2 x 50 menit

26. UJIAN BLOK (MCQ 1) MCQ


(15)

15 Topik Tutorial

No Topik Waktu

1 Appendiksitis 2 x 120 menit

2 Megacolon/Hisprung 2 x 120 menit

3 Sirosis Hepatis 2 x 120 menit

4 Hemorhoid 2 x 120 menit

5 DM 2 x 120 menit

6 Cholelithiasis 2 x 120 menit

B. Topik Praktikum Laboratorium Biomedis

No Topik Bagian Waktu

1 Anatomi system digestive Anatomi 2 x 60 menit

2 Histologi system pencernaan Histologi 2 x 60 menit

3 Histologi system endokrin Histologi 2 x 60 menit

4 Pencernaan Biokimia 2 x 60 menit

C. Topik Skills Lab

No Topik Waktu

1 Pemeriksaan fisik abdomen 2 x 60 menit

2 Pemasangan NGT dan Pemberian m 2 x 60 menit

3 Colostomy care (perawatan kolostomi) 2 x 60 menit

4 Pemeriksaan Ankle Brakhial Index (ABI) 2 x 60 menit 5 Oral Hygiene Dan Perawatan Kuku Tangan Dan

Kaki Dalam Islam

2 x 60 menit

2. Cetak Biru Penilaian Ujian Blok: Jenis soal MCQ

Topik Level Pencapaian Jumlah

Soal Recall Aplikasi/Analisis

Anatomi sistem gastrointestinal 5 - 5


(16)

16

Anatomi sistem endokrin 5 - 5

Fisiologi system endokrin 5 - 5

Histologi Sistem gastrointestinal dan endokrin 5 - 5

Pengkajian Keperawatan Sistem gastrointestinal dan endokrin

5 5 10

Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system gastrointestinal:bagian oral: stomatitis, tonsillitis, candidiasis, dan parotitis

5 5 10

Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system gastrointestinal malnutrisi (marasmus dan

kwarshiorkor), obesitas, anorexia nervosa dan bulimia nervosa

5 5 10

Patofisiologi gangguan esophagus: gastroesophageal reflux disease dan varises esophagus

5 - 5

Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system gastrointestinal gaster: ulkus peptikum dan gastritis

5 5 10

Asuhan Keperawatan gangguan inflamasi system gastrointestinal: Acute inflammatory bowel disorders: gastroenteritis, typoid abdominalis, dan peritonitis

5 5 10

Patofiisiologi gangguan inflamasi system gastrointestinal: Inflammatory bowel disease (ulcerative cholitis dan Crohn’s disease), diverticular disease

5 5 10

Patofisiologi Helminthic infestation: roundworms dan tapeworms

5 - 5

Patofisiologi protozoa usus 5 - 5

Mikrobiologi 5 - 5

Asuhan keperawatan klien dengan non inflamasi system gastrointestinal: hernia dan hemoroid

5 5 10

Asuhan keperawatan klien dengan keganasan system gastrointestinal: cancer of esophagus, cancer of stomach, cancer of colorectal, cancer of galbladder, cancer of liver

5 5 10

Asuhan keperawatan gangguan Inflamasi: Hepar (hepatitis), gallbladder (cholecystitis), pancreatitis, cholelithiasis

5 5 10

Asuhan keperawatan klien dengan Gangguan tiroid: hyperthyroidism; gangguan parathyroid: hypoparathyroids dan hyperparathyroidsm

5 5 10

Patofisiologi cushing syndrome dan adrenal cortical insufficiency (Addison disease)

5 - 5

Asuhan keperawatan klien dengan diabetes mellitus 5 5 10

Patologi gastrointestinal dan endokrin 5 - 5


(17)

17

Fasilitas

Prodi Ilmu Keperawatan FKIK UMY telah dilengkapi fasilitas pendukung pembelajaran yang terdiri dari:

a. Amphiteater untuk perkuliahan yang dilengkapi dengan komputer, LCD projector, audio recorder, internet

b. Ruang kuliah ber-AC untuk perkuliahan yang dilengkapi dengan komputer, LCD projector, audio recorder, internet

c. 15 ruang tutorial untuk small group discussion (SGD) dengan kapasitas 12-15 mahasiswa. Ruang tutorial dilengkapi dengan mini perpustakaan, peralatan audiovisual, internet

d. Mini hospital dan laboratorium komunikasi e. 6 laboratorium biomedis

f. 1 ruang perpustakaan PBL bersama g. Hot-spot area

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume II. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton & Hall, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, EGC. Jakarta Ganong, W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC

Ignatavicius & Workman. 2006. Medical Surgical Nursing: Critical Thingking For Collaborative Care. 5th Ed. Vol 1. Elsevier Saunders. St. Louis, Missouri. USA.

Kozier, B. (2008). Fundamental of nursing: concept, process and practice. Pearson Education. Marion Johnson, dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) SecondEdition. Mosby.

Mc. Closkey dan Buleccheck. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. Mosby. NANDA. 2005. Nursing Diagnosis: Definition and Classification. Philadelphia: North American Nursing

Diagnosis Association.

Perry, A.G., & Potter, P.A. 2000. Buku saku keterampilan dan prosedur dasar. Monika Ester (translater). Jakarta: EGC.

Weber and Kelley, 2003, Health assessment in Nursing, Second edition, Lippincott Williams and Wilkins.


(18)

18

SUPLEMEN

1.

Uraian Tugas dan Penilaian Tugas

2.

Petunjuk Teknis Tutorial

3.

Skenario Tutorial

4.

Tata Tertib Praktikum Skills Lab

5.

Panduan Praktikum Skills Lab


(19)

19 A. TUGAS

1. TUGAS 1 BLOK GASTROLOGI DAN ENDOKRIN

1) Tugas merupakan tugas kelompok sesuai dengan kelompok yang telah disepakati oleh mahasiswa (12 Kelompok)

2) Buat makalah presentasi asuhan keperawatan berdasarkan kasus yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah terkait. Kelompok membuat asuhan keperawatan (terdiri dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, rencana evaluasi) pada pasien dengan gangguan system gastrointestinal dan endokrin.

3) Isi makalah presentasi meliputi minimal (sesuaikan dengan RPS yang diberikan): a. Definisi

b. Etiologi

c. Tanda dan gejala d. Faktor resiko e. Patofisiologi

f. Pathway (etiologi-masalah keperawatan)

g. Asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan rencana evaluasi) h. Evidence based practice

i. Terapi komplementer j. Kajian Islam

4) Format makalah a. Cover

b. Kata pengantar c. Isi makalah d. Kesimpulan e. Daftar pustaka 5) Tata tulis

a. Font: Times New Roman, 12pt, 1.5 spasi

b. Margin: Kiri dan Atas: 4cm, Kanan dan bawah: 3 cm c. Jumlah halaman: isi maksimal 10 halaman

d. Menggunakan EYD

6) Tugas dikumpukan dan upload di ELS sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan tanggal 28 Maret 2016


(20)

20

7) Komponen penilaian

Komponen Item penilaian Bobot

a. Struktur 1. Menyusun makalah dengan terstruktur

2. Menggunakan heading dan sub heading dengan tepat 3. Menyimpulkan makalah

10%

b.Writing style

1. Menjelaskan makalah dengn kalimat terstruktur, argumen yang jelas, dan menggunakan EYD

10% c. Isi makalah 1. Sesuai dengan kajian teori

2. Sesuai dengan evidence based practice 3. Up-date

4. Mengintegrasikan terapi komplementer 5. Mengintegrasikan nilai-nilai islam

60%

d.References 1. Daftar pustaka akurat dan lengkap

2. Melakukan kutipan referensi dengan tepat 3. Daftar pustaka primer lebih sering digunakan 4. Menyebutkan semua sumber informasi

5. Kutipan langsung hanya untuk point yang penting

20%

8) Topik sesuikan dengan RPS

2. TUGAS 2 PEMBUATAN MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN/KONSELING

1) Tugas merupakan tugas kelompok dengan anggota maksimal 3 orang mahasiswa 2) Buatlah media ajar untuk pendidikan kesehatan pada klien dengan gangguan system

integument pada berbagai kelompok usia dan permasalahannya. 3) Media ajar dapat berupa: leaflet, lembar balik, booklet, atau video

4) Topik media ajar dapat dipilih salah satu dari gangguan gastrointestinal dan endokrin sebagai berikut:

1. Caries 5. Obesitas 9. Foot Care Pasien DM

2. Diare 6. Marasmus/& Kwarshiorkor 10. Hepatitis

3. Gastritis 7. Hemoroid 11. Gondok/Goiter

4. Appediksitis 8. Cacingan 12. Colostomy Care b. Tugas diupload di ELS dan dikumpulkan langsung pada PJ Blok 11 c. Komponen penilaian

Komponen Item penilaian Bobot

a. Struktur 1. Tulisan mudah dibaca 2. Warna menarik

3. Disertai gambar atau objek yang mendukung memudahkan memahami materi

20%

b.Writing style

1. Menggunakan kata dan kalimat yang mudah dipahami 2. Menggunakan EYD

15% c. Isi media

ajar

1. Menunjukkan kesesuaian dengan teori/evidence based 2. Sesuai dengan nila-nilai islami

3. Mudah dipahami oleh pembaca 4. Jelas


(21)

21

Dalam modul Sistem Integumen ini terdapat empat skenario dimana setiap skenario berbahasa Inggris diselesaikan dalam dua kali pertemuan selama satu minggu. Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari sekitar 10 orang sampai 13 orang mahasiswa dan dibimbing oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Dalam diskusi tutorial perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dan satu orang sebagai sekretaris, keduanya akan bertugas sebagai pimpinan diskusi. Ketua diskusi dan sekretaris ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenario agar semua mahasiswa mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu dipahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara tutor dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan aturan main secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris memimpin diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan masalah yang ada dalam skenario. Seven jumps

meliputi:

1. Mengklarifikasi istilah atau konsep 2. Menetapkan permasalahan

3. Brainstorming

4. Menganalisis masalah 5. Menetapkan tujuan belajar

6. Mengumpulkan informasi tambahan (belajar mandiri) 7. Melaporkan

A. DEFINISI

1. Mengklarifikasi Istilah atau Konsep

Istilah-istilah dalam skenario yang belum jelas atau menyebabkan timbulnya banyak interpretasi perlu ditulis dan diklarifikasi lebih dulu dengan bantuan kamus umum, kamus kedokteran, farmakope, dan tutor agar setiap anggota kelompok mengerti.


(22)

22 2. Menetapkan Permasalahan

Masalah-masalah yang ada dalam skenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

3. Brainstorming

Pengetahuan yang sudah dimiliki oleh tiap anggota kelompok dikeluarkan dan dikumpulkan tanpa dianalisis. Pada proses ini dibuat sebanyak mungkin penjelasan dan hipotesis.

4. Menganalisis masalah

Penjelasan dan hipotesis yang sudah ditetapkan didiskusikan secara mendalam dan dianalisis secara sistematis.Pada langkah ini setiap anggota kelompok dapat mengemukakan penjelasan tentatif, mekanisme, hubungan sebab akibat, dan lain-lain tentang permasalahan.

5. Menetapkan Tujuan Belajar

Pengetahuan atau informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dirumuskan dan disusun secara sistematis sebagai tujuan belajar atau tujuan instruksional khusus (TIK). Hal ini dijadikan landasan aktivitas pembelajaran tiap anggota kelompok.

6. Mengumpulkan Informasi Tambahan (Belajar Mandiri)

Kebutuhan pengetahuan yang ditetapkan sebagai tujuan belajar untuk memecahkan masalah dicari dalam bentuk belajar mandiri melalui akses informasi melalui internet, jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar. Setelah studi literatur, anggota kelompok mempersiapkan diri untuk melaporkan yang telah diperoleh kepada kelompok tutorial.

7. Melaporkan

Setelah setiap anggota kelompok melaporkan hasil belajar mandiri, dilakukan diskusi berdasarkan literatur yang digunakan. Anggota kelompok mensintesis, mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar mandiri setiap anggota kelompok. Setiap skenario akan diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan. Langkah 1 s/d 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah 6 dilakukan di antara pertemuan pertama dan kedua. Langkah 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua.


(23)

23

Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus memberikan penjelasan atau kuliah mini. Dalam diskusi tutorial, tujuan pembelajaran umum atau general learning objective dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tujuan belajar khusus. Ketua diskusi memimpin diskusi dengan memberi kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat menyampaikan ide dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang mendominasi diskusi serta memancing anggota kelompok yang pasif selama proses diskusi. Ketua dapat mengakhiri brainstorming bila dirasa sudah cukup dan memeriksa sekretaris apakah semua hal penting sudah ditulis. Ketua diskusi dibantu sekretaris bertugas menulis hasil diskusi dalam white board atau flipchart.

Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim keterbukaan dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapat tanpa khawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman lain, karena dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa berproses memecahkan masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.

Proses tutorial menuntut mahasiswa agar aktif dalam mencari informasi atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses informasi baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (text book & laporan penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.


(24)

24

B. SKILL MAHASISWA DALAM PBL

Preliminary discussion Lang

kah

Deskripsi Ketua Sekretaris

1. Klarifikasi istilah-istilah asing

Istilah-istilah asing dalam teks

diklarifikasi

 Mengajak anggota kelompok untuk membaca permasalahan

 Mengecek anggota sudah membaca permasalahan

 Mengecek jika terdapat istilah asing dalam permasalahan

 Menyimpulkan dan meneruskan langkah selanjutnya

 Membagi papan tulis menjadi tiga bagian

 Menuliskan istilah-istilah asing

2. Definisi permasalahan Kelompok tutorial mendefinisikan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

 Bertanya pada kelompok tentang definisi permasalahan yang mungkin terjadi

 Mengakomodir berbagai pendapat anggota kelompok

 Mengecek apakah anggota puas dengan definisi permasalahan

 Menyimpulkan dan meneruskan langkah selanjutnya

 Menuliskan definisi permasalahan

3. Brainstorming

Mengaktifkan dan menentukan pengetahuan dasar yang telah dimiliki, serta membuat hipotesis

 Memperkenankan semua anggota kelompok untuk berkontribusi satu persatu

 Meringkas kontribusi anggota kelompok

 Menstimulasi semua anggota kelompok untuk berkontribusi

 Menyimpulkan pada akhir langkah

brainstorm

 Memastikan bahwa proses analisis kritis dari seluruh kontribusi ditunda sampai langkah selanjutnya

 Membuat ringkasan singkat dan jelas dari kontribusi  Membedakan antara poin-poin utama dan persoalan tambahan

4. Analisis masalah

Penjelasan dan hipotesis

didiskusikan secara mendalam dan dianalisis secara

 Memastikan bahwa semua poin dari

brainstorm didiskusikan

 Meringkas kontribusi anggota kelompok

 Mengajukan pertanyaan untuk memperdalam diskusi

 Memastikan bahwa diskuis kelompok tidak menyimpang dari subyek

 Membuat ringkasan singkat dan jelas dari kontribusi

 Mengindikasi hubungan antara topik dan


(25)

25 Lang

kah

Deskripsi Ketua Sekretaris

sistematis dan berhubungan satu sama lain

 Menstimulasi anggota kelompok untuk mencari hubungan antar topik

 Menstimulasi semua anggota kelompok untuk berkontribusi

membuat skema

5. Membuat tujuan pembelajaran

Menentukan pengetahuan yang kurang dimiliki oleh kelompok dan membuat tujuan pembelajaran berdasarkan topik

 Menanyakan tujuan pembelajaran yang mungkin dicapai

 Mengakomodir berbagai pendapat anggota kelompok

 Mengecek apakah anggota puas dengan tujuan pembelajaran yang dibuat

 Mengecek apakah semua ketidakjelasan dan kontradiksi dari analisis

permasalahan telah dikonversi menjadi tujuan pembelajaran

 Menulis tujuan pembelajaran

Tahap Pelaporan Lang

kah

Deskripsi Ketua Sekretaris

7. Pelaporan

Setelah mencari dari literatur, dilaporkan dan jawaban tujuan pembelajaran didiskusikan

 Mempersiapkan struktur tahap pelaporan

 Menginventaris sumber yang telah digunakan

 Mengulangi setiap tujuan pembelajaran dan menanyakan apa yang telah

ditemukan

 Meringkas kontribusi anggota kelompok

 Mengajukan pertanyaan untuk memperdalam diskusi

 Menstimulasi anggota kelompok untuk mencari hubungan antar topik

 Menstimulasi semua anggota kelompok untuk berkontribusi

 Menyimpulkan diskusi tiap tujuan pembelajaran beserta ringkasan

 Membuat

ringkasan singkat dan jelas dari kontribusi  Mengindikasi hubungan antara topik dan membuat skema  Membedakan antara poin-poin utama dan persoalan tambahan


(26)

26


(27)

27


(28)

28 SKENARIO – SKENARIO TUTORIAL:

1. Appendicitis

2. Megacolon/ Hisprung 3. Chirrhosis Hepatis 4. Hemorhoid

5. Diabetes Mellitus 6. Cholelithiasis


(29)

29 TUTORIAL 1

1. General Learning Objective:

After this tutorial the student will be able to understand about nursing care for clients with appendicitis (pre surgery).

SKENARIO 1

2. Students task:

Make questions as much as possible related to the scenario! 3. Method of study:

Small Group Discussion (SGD) employing the seven jump steps ―Abdominal Pain“

A 22 year-old lady was admitted in the surgical ward. She complains pain in the right lower abdomen since three days ago, fever, and nausea. She is diagnosed with acute appendicitis. Based on her health history, she often has constipation. The result of physical examination are as follows: BP 110/70 mmHg, RR 20x/minute, pulse 80x/min, and 37,9oC, pain at McBurney’s point with scale 7. Laboratory examination shows WBC 16.000/uL. Appendicogram showed positive with partial filling. Client receives intravenous injection such as ranitidine 2 x 50 mg, ketorolac 2 x 30 mg, antibiotic prophylaxis ceftriaxone 1x2 gram; IVFD RL 20 drop/minute. Based on collaboration, the doctor will conduct laparascopy tomorrow. Client asked about what client should do before, during, and after surgery. She confused about praying after surgery.


(30)

30 MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER


(31)

31 TUTORIAL 2

1. General Learning Objective:

After this tutorial the student will be able to understand about nursing care on client with post surgery Hischprung.

SKENARIO 2

2. Students task:

Make questions as much as possible related to the scenario! 3. Method of study:

Small Group Discussion (SGD) employing the seven jump steps ―My Baby“

A 1 month old baby boy was admitted in the pediatric ward. His mother conveyed that her baby has been getting abdominal distention and did not defecation since 7 days ago. Baby was vomiting after breast fed, poor feeding, often crying, and cannot sleep well either morning, noon, or night since 3 days ago.

Barium enema found dilatation and improvement of gas in the small and large intestine; aganglionic area in the rectum with a distance of ± 1.5 cm from the anal area with hipoganglionik above. His medical diagnose was Hirschsprung. Thus, the Surgeon conducted ostomy.

Baby was attached with colostomy bag. At the third day, the skin around the stoma seems redness. The mother applies baby powder around the stoma. She hopes that the skin is getting well. Mother feels worry about her baby’s condition.


(32)

32 MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER


(33)

33 TUTORIAL 3

1. General Learning Objective:

After this tutorial the student will be able to understand about nursing care management for clients with cirrhosis hepatis

SKENARIO 3

2. Students task:

Make questions as much as possible related to the scenario! 3. Method of study:

Small Group Discussion (SGD) employing the seven jump steps ―Yellow“

A 45 year-old man was admitted in the medical ward cirrhosis hepatis. Based on the health history, the patient consumed alcohol for 10 years. He had history of hospitalization because of hepatitis. Currently, the patient complained abdominal pain in the right upper quadrant, pain scale 6, difficult to breath, fatigue, nausea, and decrease of appetite. The result of physical examination showed BP 100/70 mmHg, RR 24x/min, T 37 oC and pulse 96x/min, icteric on the sclera and conjuctiva, icteric on the skin, ascites, spider nevi (+), edem both her foots (+2). Color of faces looked pale and urine looked like tea. The result of laboratory examination found SGOT (AST) 57 U/L, SGPT (ALT) 60 U/L, albumin 1.30 g/dl, Hb 10 g/dl, billirubin total 2,31 mg/dl , billirubin direct 1, 51 mg/dl, alkalin fosfatase 151 U/L, dan protrombin time 20 second. He received high calorie and protein diet; oral drug Spironolaktan 1 x 100 mg. Nursing interventions were pain management, fluid and electrolyte management, nutrition management, infection prevention. The nurse suggested the client to consume curcuma.


(34)

34 MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER


(35)

35 TUTORIAL 4

1. General Learning Objective

After this tutorial the student will be able to understand about nursing care for clients with hemorrhoid

SCENARIO 4

2. Students task:

Make questions as much as possible related to the scenario! 3. Method of study:

Small Group Discussion (SGD) employing the seven jump steps ―Bloody Stool“

A 45 years old man is admitted in surgery ward. The patient complained difficulty on defecation. He often notices a bright red blood mixed with stool during bowel movement within last month. A soft mass protruded when he is straining to defecate and recedes after evacuation for at least last 4 years. Recently, the soft mass is not recede, swelling around the anus, itching, and discomfort.

Patient said that he rarely eat fruits and vegetables because he does not like them. His is a bus driver. Now the patient is post hemoroidektomy 8 hours ago. Dressing (tampon) is attached at the post surgery wound. Patient said that he would not eat any food because he afraid to defecate since it is very pain. The pain is like burning sensation with pain scale 7. Patient asks when he can sit at his bed. The nurse starts post operation early mobilization program.


(36)

36 MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER


(37)

37 TUTORIAL 5

1. General Learning Objective

After this tutorial the student will be able to understand about nursing care for clients with diabetes mellitus

SCENARIO 5

2. Students task:

Make questions as much as possible related to the scenario! 3. Method of study:

Small Group Discussion (SGD) employing the seven jump steps ―My Blood Sugar“

A 35 years old man is hospitalized in medical ward. Patient has diabetes mellitus since last year. Three days ago, the patient complains weak and almost fainting. When he checked up in Emergency Department, his random blood glucose was 350 mg/dl. Patient said that he prefers to consume soda and rarely exercise. Body weight is 70 kg, Body Mass Index is 28. His father also had diabetes mellitus. This morning, patient’s fasting blood glucose was 180 mg/dl and noon random blood glucose was 220 mg.dl. Patient received DM diet with 1800 Kkal and Insulin Novomix 8 Units 2 times a day (morning and noon). The nurse gives counseling and education to the patient.


(38)

38 MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER


(39)

39 TUTORIAL 6

1. General Learning Objective

After this tutorial the student will be able to understand about nursing care for clients with cholelithiasis

SCENARIO 6

2. Students task:

Make questions as much as possible related to the scenario! 3. Method of study:

Small Group Discussion (SGD) employing the seven jump steps ―Fatty Foods“

A 52 years old woman complains abdominal pain at upper right quadrant since last 2 months. The pain is intermitten and especially worsens after she consumed high fat food, heartburn, and pain scale 7. The patient said that she prefers fatty foods and any food contains coconut milk. For at last 1 month, her feces is pale like putty. Physical examination found that patient’s sclera is icteric and Body Mass Indeks (BMI) 27. The result of USG confirmed Cholelithiasis Multiple. Laboratory test showed SGOT 107 U/L, SGPT 100 U/L, Bilirubin Total 9, 07 mg/dl, Bilirubin Direct 6,37 mg/dl, Bilirubin Indirect 2,7 Mg/dl, Cholesterol Total 267 mg/dl, Leukosit 14,7 X 10 mm3. Patient just finished Laparascopic Cholecyctectomy Surgery 12 hours ago. Patient complains pain, seperti ditusuk, pain scale 7, at upper right quadrant. Drainage was attached which produce 200 cc of red and thick fluids within this 12 hours. The nurse gave Tramadol 100 mg intravena. After the pain scale slightly decreased, the nurse give guided imagery. The nurse plans to educate the patient related life style modification to prevent relapse.


(40)

40 MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER


(41)

41 A. Penjelasan Umum

Praktikum Skills Lab dilakukan di Mini Hospital PSIK FKIK UMY sesuai pada jadwal yang telah ditentukan. Mahasiswa akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan jumlah mahasiswa sebanyak maksimal 10 mahasiswa per kelompok. Masing-masing kelompok akan dibimbing secara intensif oleh instruktur praktikum dengan fasilitas yang tersedia di Mini Hospital. Mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses praktikum dan diharapkan semua mahasiswa mampu mendemonstrasikan skill yang sedang di praktikumkan. Selain kegiatan praktikum dibawah bimbingan instruktur, mahasiswa juga mempunyai kesempatan untuk belajar mandiri sesuai jadwal yang telah ditentukan maupun belajar mandiri diluar jadwal yang telah ditentukan dengan seijin coordinator Mini Hospital. Diakhir kegiatan praktikum, mahasiswa wajib untuk mengikuti ujian skills (OSCE).

B. Ujian Skills Lab

Ujian praktikum Blok 6 dilakukan pada akhir masa praktikum. Ujian ini untuk mengetahui penyerapan mahasiswa tentang praktikum yang telah dijalankan dan mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melakukan praktikum. Bahan–bahan ujian terutama dari bahan praktikum dan teori.

C. Sistem Penilaian

Penilaian praktikum meliputi : 1. Ujian OSCE sebesar 50 % 2. Praktikum sebesar 50 %

a. Pretes

b. Proses Praktikum c. Postes


(42)

42 D. Tata Tertib Skill’s Lab

Sebelum praktikum, mahasiswa:

1. Datang 15 menit sebelum praktikum dimulai. 2. Memakai seragam biru-biru.

3. Memakai name tag.

4. Baju atasan menutupi pantat dan tidak ketat. 5. Bagi mahasiswa putri:

a. Baju bawahan longgar dan menutupi mata kaki. b. Memakai jilbab biru polos, tanpa poni dan buntut.

c. Memakai sepatu tertutup dan berhak rendah, bukan sepatu karet, warna sepatu hitam, memakai kaos kaki.

d. Tidak berkuku panjang dan tidak menggunakan pewarna kuku. e. Tidak memakai cadar.

Bagi mahasiswa putra:

a. Memakai seragam biru-biru.

b. Celana longgar, bukan celana pensil.

c. Rambut rapi, tidak melebihi krah baju, tidak menutupi mata dan telinga. d. Tidak beranting dan bertato.

e. Memakai sepatu tertutup berwarna hitam dan memakai kaos kaki. f. Tidak berkuku panjang dan memakai perhiasan dalam bentuk apapun. 6. Mahasiswa sudah siap didalam ruangan maksimal 15 menit sebelum praktikum

dimulai.

7. Apabila alat, bahan, dan mahasiswa belum siap dalam 15 menit setelah jam praktikum berjalan, maka mahasiswa tidak diijinkan untuk mengikuti praktikum.

Selama praktikum, mahasiswa: 1. Melakukan pretes.

2. Mengikuti praktikum dari awal sampai akhir dengan aktif dan baik. 3. Melakukan postes.

4. Apabila mahasiswa terlambat lebih dari 15 menit, maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum.


(43)

43  Setelah praktikum, mahasiswa:

1. Mengembalikan dan merapikan alat, bahan dan ruangan dengan rapi pada tempatnya. 2. Mengisi daftar presensi mahasiswa.

3. Memberikan evaluasi terhadap proses berjalannya praktikum melalui instruktur masing-masing.


(44)

44

TOPIK-TOPIK PRAKTIKUM:

1.

Pemeriksaan fisik abdomen

2.

Pemasangan NGT dan pemberian makan via NGT

3.

Colostomy care

4.

Pemeriksaan Ankle Brakhial Index (ABI)

5.

Oral Hygiene dan Perawatan Kuku Tangan dan Kaki Dalam Islam


(45)

45

Learning Objective:

Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat :

1. Melakukan pemeriksaan abdomen (inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi) dengan benar

2. Mengidentifikasi abnormalitas hasil pemeriksaan abdomen

Pertanyaan mInimal:

1. Apakah tujuan dari pemeriksaan abdomen 2. Bagaimana tehnik pemeriksaan abdomen

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

Oleh:

Erfin Firmawati, S.Kep., Ns., MNS

Definisi

Pemeriksaan pada thorax dengan melakukan inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi.

Langkah-langkah pemeriksaan fisik abdomen:

1. Inspeksi

2. Auskultasi

3. Perkusi

4. Palpasi

1

st

TOPIC

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

Scenario

Seorang perempuan, 22 tahun, dating ke rumah sakit dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu, mual dan muntah, perut terasa sebah. Klien sering terlambat makan. Ners akan melakukan pemeriksaan abdomen.


(46)

46 Tujuan pemeriksaan fisik abdomen

1. Mendapatkan kesan kondisi dan fungsi alat-alat dalam abdomen.

2. Mengetahui keluhan klien yang muncul dari sistem gastroeintestinal

3. Mengkaji nyeri pada abdomen, tenderness, adanya massa

4. Memonitor klien post operasi

Tahapan dalam pemeriksaan abdomen:

a. Inspeksi: dilakukan pertama kali dengan tujuan untuk mengetahui bentuk dan

gerakan-gerakan abdomen.

b. Auskultasi: untuk mendapatkan kesan fungsi lambung/gaster, intestinum dan pembuluh darah intraabdomen.

c. Perkusi: Untuk mendapatkan kesan bentuk dan ukuran alat serta adanya

kelainan intra abdomen dengan mendeteksi adanya gas, cairan/massa di dalam abdomen.

d. Palpasi:untuk mengetahui bentuk, ukuran dan konsistensi organ-organ dan

struktur di dalam abdomen.

Persiapan klien sebelum dilakukan pemeriksaan abdomen:

a. Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih untuk meminimalkan

distensi kandung kemih dan keakuratan pemeriksaan

b. Anjurkan klien untuk membuka area abdomen

c. Bantu klien untuk mengatur posisi supine

Topografi abdomen dapat dibagi menjadi 4 quadran dan 9 regio. Area abdomen serta organ dalam 4 quadran

A. Right upper quadrant (RUQ)

Liver & gallbladder, pyloric spincter, duodenum, head of pancreas, right adrenal gland, portion of right kidney, hepatic flexure of colon, portions of ascending & transverse colon

B. Left upper quadrant (LUQ)

Left lobe of liver, spleen, stomach, body of pancreas, left adrenal gland, portion of left kidney, splenic flexure of colon, portions of tranvense & descending colon


(47)

47

C. Right lower quadrant (RLQ)

Lower pole of right kidney, cecum & appendix, portion of ascending colon, ovary & uterine tube, right spermatic cord, right ureter

D. Left lower quadrant (LLQ)

Lower pole of left kidney, sigmoid colon, portion of decendingcolon, ovary & uterine tube, left spermatic cord, left ureter

Area abdomen serta organ dalam 9 regio

A. Right Hypochondriac Right lobe of liver, gallbladder, portion of duodenum, hepatic flexure of colon, portion of right kidney, right adrenal gland

B. Epigastric

Pylotic spincter, duodenum, pancreas, portion of liver, aorta

C. Left Hypochondria Stomach, spleen, tail of pancreas, splenic flexure of colon, upper pole of left kidney, left adrenal gland

D. Right Lumbar

Ascending colon, lower half of right kidney, portion of duodenum & jejenum

E. Umbilical

Lower part of

duodenum, jejunum & ileum

F. Left Lumbar

Descending colon, lower half of kidney, portions of jejunum & ileum

G. Right Inguinal

Cecum, appendix, lower end of ileum, right ureter, right spermatic cord, right ovary & uterine tube

H. Hypogastric (Pubic) Ileum, bladder, uterus

I. Left Inguinal

Sigmoid colon, left ureter, left spermatic cord, left ovary & uterine tube


(48)

48 Langkah-langkah pemeriksaan abdomen

Langkah pemeriksaan fisik abdomen: A.Persiapan Alat

1. Stetoskop

2. Sarung tangan bersih 3. Alat tulis

4. Penggaris 5. Bengkok

B. INSPEKSI

1. Perhatikan permukaan (countour) abdomen termasuk daerah inguinal dan femoral : flat/datar, rounded/bulat, protuberant/membuncit, atau scaphoid/cekung.

2. Amati keadaan kulit: pertumbuhan rambut, pigmentasi, adanya luka/scar atau lesi, adanya sikatriks, striae atau vena yang melebar. Secara normal, mungkin terlihat vena-vena kecil. Spider naevi dapat terlihat pada cirrhosis hepatic.


(49)

49

Hernia umbilikal Ascites

Striae gravidarum Caput Medusa/Pelebaran vena

3. Umbillikus: perhatikan bentuk dan lokasinya, apakah ada tanda-tanda inflamasi atau hernia.

4. Amati kesimetrisan dinding abdomen. Tonjolan asimetri mungkin terjadi karena pembesaran organ setempat atau masa.

5. Amati pergerakan dinding abdomen. Peristaltik usus akan terlihat dalam keadaan normal pada orang sangat kurus. Bila ada obstruksi usus perhatikan beberapa menit. 6. Amati pulsasi: pulsasi aorta yang normal kadang-kadang dapat terlihat di daerah

epigastrium.

C. AUSKULTASI

Auskultasi ditujukan untuk mendengarkan peristaltik usus/bising usus dan bising pembuluh darah (bruits)


(50)

50 Auskultasi peristaltic usus

- Auskultasi peristaltic usus/bising usus menggunakan stetoskop bagian diafragma yang sudah dihangatkan dengan menggosok ditelapak tangan

- Letakkan stetoskop yang sudah dihangatkan dengan tekanan ringan pada setiap area kuadran perut secara sistematis dan dengarkan suara peristaltik usus. Auskultasi dimulai dari kuadran kanan bawah.

- Catat karakteristik suara peristaltik usus dan frekuensi dalam 1 menit.

- Frekuensi persitaltik usus/bowel sound normalnya antara 5 – 30 x/mnt. Suara normal adalah ireguler dan gurgling. Terkadang terdengar suara borborygmy (suara yang terdengar saat klien lapar). Penurunan frekuensi peristaltik usus terjadi pada klien post operative abdomen, peritonitis, ileus paralitik. Hyperperistaltik sering terjadi padaklien dengan diare. Peristaltik usus negatif terjadi pada klien dengan obstruksi intestinal, perforasi usus, dan infark intestinal.

Auskultasi suara bising pembuluh darah (bruits)

- Auskultasi bising pembuluh darah menggunakan stetoskop bagian bell

- Dengarkan suara bising pembuluh darah aorta (menandakan adnaya aneurisma aorta), arteri renal (menandakan stenosis arteri renal), arteri iliaka (menandakan adanya peripheral atherosclerosis), dan arteri femoral (menandakan adanya peripheral atherosclerosis).


(51)

51

D. PERKUSI

Perkusi dilakukan untuk mengetahui adanya udara pada lambung dan usus, memperkirakan ukuran hepar dan lien, adanya asites, dan adanya masa padat atau kistik. Tehnik perkusi yaitu pertama kali yakinkan tangan pemeriksa hangat sebelum menyentuh perut pasien Kemudian tempatkan tangan kiri dimana hanya jari tengah yang melekat erat dengan dinding perut. Selanjutnya diketok 2-3 kali dengan ujung jari tengah tangan kanan.

Suara perkusi abdomen

- Tympani: suara yang keras (loud hollow) terdengar sangat keras karena adanya gas/gelembung udara dalam gaster dan colon

- Dullness/redup: terdengar pada area hepar, limpe, dan distensi vesika urinary - Hyperresonan: terdengar lebih nyaring dari suara tympani, akibat adanya distensi

colon.

Perkusi abdomen terdiri dari:

1. Perkusi empat kuadran dari abdomen untuk menentukan suara tympani dan dullness

2. Perkusi Hepar

Untuk menentukan ukuran hati (batas atas dan batas bawah):

- Mulai perkusi pada daerah setinggi umbilicus, kemudian ke atas sepanjang garis mid clavicula line (MDL)

- Suara pertama akan terdengar tympani. Bila suara berubah menjadi dullness, suara tersebut merupakan batas bawah hepar. Beri tanda titik dengan pena - Perkusi kea rah bawah dari intercostals ke-4 sepanjang garis MCL kanan


(52)

52

perkusi hingga terdengar dullness, suara tersebut merupakan batas atas hepar. Beri tanda titik dengan pena.

- Batas atas setingkat ICS ke-6.

- Perkusi sepanjang garis midsternum. Teruskan kebawah sampai ada perubahan suara perkusi.

- Ukuran hepar pada garismidsternum kurang lebih 4-9 cm. Jarak antara batas atas dan bawah kurang lebih 6-12 cm.

3. Perkusi Lien

- Perkusi dari samping kiri abdomen posterior ke garis midaxilaris. Jika terdengar suara dullness pada bagian left anterior axillary line mengindikasikan adanya pembesaran lien.

- Perkusi juga dapat dilakukan pada daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta klien inspirasi panjang dan lakukan perkusi lagi, jika normal suara tetap timpani, apabila suara menjadi dullness saat inspirasi berarti ada pembesaran lien.

4. Mendeteksi Ascites - Shifting Dullness

Atur pisisi klien supinasi, perkusi dari midline abdomen ke arah lateral. Berikan tanda jika ada perubahan suara dari timpani menjadi dullness/redup. Cara lain yaitu dengan atur posisi klien miring kanan atau kiri. Lakukan perkusi dari bagian atas ke bawah. Berikan tanda jika ada perubahan suara dari timpani menjadi dullness/redup


(53)

53

- Fluid Wave

Dilakukan dengan dua pemeriksa.

Letakkan telapak tangan tepat berada di tengah abdomen (untuk mencegah getaran melalui dinding abdomen) dan telapak tangan lainnya pada kedua sisi abdomen.

Gerakkan tangan pada dinding abdomen. Rasakan adanya gelombang cairan pada telapak tangan pada sisi yang berlawanan. Hasil ini menunjukkan adanya ascites

5. Perkusi Ginjal

Perkusi costovertebral ginjal

- Atur posisi klien berbaring dengan posisi miring/duduk

- Letakkan telapak tangan kiri di atas sudut costovertebral (tulang costa menempel pada spinal column dan perkusi dengan tangan kanan yang mengepal. Lakukan kanan dan kiri.

- Hasil normal, klien tidak merasakan nyeri, jika terdapat nyeri mengindikasikan adanya infeksi saluran kencing (ISK) atau pyelonephritis

E. PALPASI ABDOMEN

Tujuan palpasi adalah mengetahui ukuran, kondisi, dan konsistensi organ abdomen, ketegangan otot abdomen, lokasi nyeri abdomen.

Tehnik palpasi:

1. Light palpation: melkaukan palpasi dengan penekanan abdomen secara lembut sekitar 1-2 cm.

2. Deep palpation: melakukan palpasi dengan dua tangan yaitu dengan kedalam sekitar 4 cm.

3. Ballotement: gerakan menekan dinding abdomen kemudian dengan cepat melepas tekanan memantul dinding abdomen.


(54)

54 Palpasi Hepar

- Perawat berdiri di sebelah kanan pasien - Letakkan telapak tangan kiri dibawah

costa ke-11 dan 12.

- Anjurkan klien untuk rileks

- Angkat daerah costa tersebut dengan tangan kiri

- Letakkan tangan kanan pada abdomen atau dibawah batas bawah hepar kemudian tekan kedalam dan keatas sepanjang batas lengkung costa.

- Klien diminta nafas dalam, kemudian rasakan tepi hepar halus/berbenjol, adanya nyeri.

Palpasi Lien

- Atur posisi supinasi

- Perawat berdiri di sebelah kanan pasien

- Letakkan telapak tangan kiri di bawah costa terakhir sebelah kiri. - Tekan jemari tangan kanan ke arah

costa terakhir sebelah kiri secara ringan

- Klien diminta nafas dalam

- Apabila ada pembesaran limpa akan terasakan dorongan tepi limpa pada jari- jari tangan kanan.

- Tentukan adanya pembesaran lien, konsistensinya,dan adanya nyeri.

Palpasi Ginjal Ginjal kanan

- Atur posisi klien supinasi

- Letakkan tangan kiri di bawah costa 12

- Letakkan tangan kanan dibagian atas, sedikit di bawah lengkung iga kanan

- Anjurkan klien untuk nafas dalam. Pada akhir inspirasi tekan tangan kanan kuat dan dalam dan raba ginjal kanan antara 2 tangan. Tangan kanan menekan kebawah sementara tangan kiri mendorong ke atas

Ginjal kiri

- Prinsipnya sama dengan ginjal kanan, bedanya : - Pemeriksa pindah ke sisi kiri penderita

- Gunakan tangan kanan untuk mendorong ginjal ke arah belakang - Gunakan tangan kiri untuk melakukan palpasi dari depan


(55)

55 Palpasi Vesika Urinaria

- Atur posisi klien supinasi

- Lakukan palpasi di bawah umbilikus ke arah bawah mendekati simfisis. - Palpasi adanya distensikandung vesika urinaria.

Palpasi Pulsasi Aorta - Atur posisi klien supinasi

- Palpasi dengan jemari daerah sebelah kiri midline/garis tengah abdomen bawah proses xiphiodeus.


(56)

56

CHEKLIST PEMERIKSAAN ABDOMEN

Performance Procedure

Raw Score Critically 1,2,3 Difficulty 1,2,3 Score

0 1 2 3 4 5 RxCxD Actual Score Max Tahap pre

interaksi

1. Baca catatan keperawatan/catatan medis 2. Cuci tangan (gerakan 6 langkah cuci tangan

dengan menggunakan hand rub) 3. Persiapan Alat:

- Stetoskop - Alat tulis

- Sarung tangan (jika diperlukan) - Bengkok 0 0 0 1 1 1 3 3 3 1 1 1 3 3 3 Tahap Orientasi

1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri 2. Klarifikasi nama dan umur atau nama dan

alamat klien

3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

4. Kontrak waktu

5. Beri kesempatan pada pasien/keluarga untuk bertanya

6. Minta persetujuan klien/keluarga 7. Dekatkan alat

8. Jaga privacy klien dengan menutup tirai/pintu 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 6 4 1 1 2 1 1 Tahap Kerja 1. Cuci tangan (gerakan 6 langkah cuci tangan

dengan menggunakan hand rub)

0 1 3 1 3

2. Baca Basmalah 0 1 2 1 2

INSPEKSI

3. Perhatikan permukaan (countour) abdomen termasuk daerah inguinal dan femoral

0 1 2 2 4

4. Amati keadaan kulit 0 1 2 2 4

5. Amati daerah umbillikus 0 1 2 2 4

6. Amati kesimetrisan dinding abdomen 0 1 2 1 2

7. Amati pergerakan dinding abdomen 0 1 2 2 4

8. Amati pulsasi aorta 0 1 2 2 4

AUSKULTASI

Auskultasi peristaltic usus

9. Hangatkan stetoskop bagian diafragma dengan menggosokkan ditelapak tangan

0 1 2 1 2

10.Tanyakan terakhir makan 0 1 2 1 2

11.Letakkan stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area kuadran perut secara sistematis dan dengarkan suara peristaltik usus. Auskultasi dimulai dari kuadran kanan bawah

0 1 2 3 3 2 18

12.Catat karakteristik suara peristaltik usus dan frekuensi dalam 1 menit

0 1 2 2 1 4

Auskultasi suara bising pembuluh darah (bruits)

13.Letakkan stetoskop bagian bell pada area aorta


(57)

57

Performance Procedure

Raw Score Critically 1,2,3 Difficulty 1,2,3 Score

0 1 2 3 4 5 RxCxD Actual Score Max

14.Dengarkan bising pembuluh darah 0 1 2 1 2

PERKUSI

Perkusi Empat Kuadran

15.Perkusi empat kuadran dari abdomen. Dengarkan hasil perkusi

0 1 2 2 2 8

Perkusi Hepar

16.Mulai perkusi pada daerah setinggi umbilicus, kemudian ke atas sepanjang garis mid clavicula line (MDL)

0 1 2 3 3 18

17.Dengarkan suara pertama akan terdengar tympani. Bila suara berubah menjadi dullness, suara tersebut merupakan batas bawah hepar. Beri tanda titik dengan pena

0 1 2 3 3 18

18.Perkusi ke arah bawah dari intercostals ke-4 sepanjang garis MCL kanan (ICS). Dengarkan suara pertama akan terdengar resonan (area paru-paru).

0 1 2 3 3 18

19.Lanjutkan perkusi hingga terdengar dullness, suara tersebut merupakan batas atas hepar. Beri tanda titik dengan pena.

0 1 2 3 3 18

20.Perkusi kebawah sampai ada perubahan suara perkusi.

0 1 2 3 3 18

Perkusi Lien

21.Perkusi dari samping kiri abdomen posterior ke garis midaxilaris. Jika terdengar suara dullness pada bagian left anterior axillary line mengindikasikan adanya pembesaran lien.

0 1 3 3 18

22.Perkusi juga dapat dilakukan pada daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri,

0 1 3 3 18

23.Minta klien inspirasi panjang dan lakukan perkusi lagi, jika normal suara tetap timpani, apabila suara menjadi dullness saat inspirasi berarti ada pembesaran lien.

0 1 3 3 18

Perkusi untuk Mendeteksi Ascites

24. Atur pisisi klien supinasi 0 1 3 1 3

25. Perkusi dari midline abdomen ke arah lateral. Berikan tanda jika ada perubahan suara dari timpani menjadi dullness/redup.

0 1 2 3 3 18

26. Atur posisi klien miring kanan atau kiri. 0 1 3 1 3

27. Lakukan perkusi dari bagian atas ke bawah. Berikan tanda jika ada perubahan suara dari timpani menjadi dullness/redup

0 1 2 3 3 18

28. Letakkan telapak tangan tepat berada di tengah abdomen (untuk mencegah getaran melalui dinding abdomen) dan telapak tangan lainnya pada kedua sisi abdomen.

0 1 2 3 3 18

29. Gerakkan tangan pada dinding abdomen. Rasakan adanya gelombang cairan pada


(58)

58

Performance Procedure

Raw Score Critically 1,2,3 Difficulty 1,2,3 Score

0 1 2 3 4 5 RxCxD Actual Score Max telapak tangan pada sisi yang berlawanan.

Perkusi Ginjal

30. Atur posisi klien duduk 0 1 3 1 3

31. Letakkan telapak tangan kiri di atas sudut costovertebral (tulang costa menempel pada spinal column. Perkusi dengan tangan kanan yang mengepal. Lakukan kanan dan kiri.

0 1 2 3 3 18

PALPASI Palpasi Hepar

32. Letakkan telapak tangan kiri dibawah costa ke-11 dan 12, tekan ke depan serta keatas dengan jari-jari sedikit menekuk

0 1 2 3 3 18

33. Anjurkan klien untuk rileks 0 1 1 1 1

34. Tekankan tangan kiri kedepan sehingga hati akan mudah teraba dari depan

0 1 3 2 6

35. Letakkan tangan kanan pada abdomen atau dibawah batas bawah hepar kemudian tekan kedalam dan keatas sepanjang batas lengkung costa.

0 1 2 3 3 18

36. Minta klien nafas dalam, saak akhir inspirasi, tekan jemari tangan kanan ke arah costa, kemudian raba tepi hepar. Catat adanya nyeri, permukaan hepar halus/berbenjol.

0 1 2 3 2 12

Palpasi Lien

37. Letakkan telapak tangan kiri di bawah costa terakhir sebelah kiri.

0 1 3 2 6

38. Minta klien untuk nafas dalam 0 1 2 1 2

39. Saat akhir inspirasi, tekan jemari tangan kanan ke arah costa terakhir sebelah kiri secara ringan

0 1 3 2 6

40. Tentukan adanya pembesaran lien, konsistensinya,dan adanya nyeri.

0 1 2 1 2

Palpasi Ginjal

41. Letakkan tangan kiri di bawah sela iga 12 dan ujung jari tepat di sudut kostovertebra kanan

0 1 3 3 9

42. Letakkan tangan kanan sedikit di bawah lengkung costa kanan

0 1 3 2 6

43. Anjurkan klien untuk nafas dalam. Pada saat akhir inspirasi, tangan kanan menekan kebawah sementara tangan kiri mendorong ke atas. Raba ginjal kanan anatara dua tangan

0 1 2 3 3 3 27

44. Lakukan palpasi ginjal kiri

Palpasi Vesika Urinaria

45. Lakukan palpasi di bawah umbilikus ke arah bawah mendekati simfisis

0 1 3 2 6


(1)

130 Pencernaan dalam mulut

Makanan dalam mulut dikunyah, dengan bantuan air ludah dengan pH kira-kira 6,8 yang berfungsi sebagai pelumas rongga mulut, melunakkan makanan padat sebelum ditelan. Amilum dalam air ludah, dengan adanya enzim amilase (ptyalin) akan dihidrolisis menjadi maltosa, tetapi secara alami sulit karena makanan begitu cepat ditelan sebelum ptyalin sempat menghidrolisis. Pencernaan akan dilanjutkan dalam usus halus. Ptyalin aktif pada pH netral.

Pencernaan dalam lambung

Dinding lambung tersusun oleh dua macam kelenjar yaitu kelenjar yang terdiri dari sel utama dan sel parietal. Campuran sekresi dua kelenjar tersebut, disebut getah lambung. Dalam keadaan normal, getah lambung berupa cairan jernih berwarna kuning, mengandung HCl antara 0,2% - 0,5%, pH-nya lebih kurang satu. Getah lambung mengandung sebagian besar air. Juga mengandung musin, garam-garam anorganik. Enzim-enzimnya antara lain pepsin, renin dan lipase lambung.

P e p s i n

Pepsin disekresi dalam bentuk proenzim atau zymogen atau pepsinogen. Pepsinogen

diaktifkan oleh H+ menjadi pepsin. Yang selanjutnya menghidrolisis protein-native menjadi

proteosa dan pepton dalam suasana asam.

R e n i n

Renin menyebabkan penggumpalan air susu, Enzim ini penting bagi bayi menahan

mengalirnya air susu dari lambung. Dengan adanya ion Ca++, casein oleh renin diubah

menjadi parakasein kemudian dicerna oleh pepsin. Pada orang dewasa enzim ini tidak ada.

L i p a s e

Kerja lipase dalam lambung akan berkurang pada pH asam. Karena itu hanya sedikit lemak yang dapat terhidrolisis.


(2)

131 Pencernaan oleh enzim pankreas

Susunan getah pankreas

Getah pankreas merupakan cairan berisi air, protein, senyawa organik dan anorganik

terutama Na+, K+, HCO3-,C1-, Ca++, Zn++, HPO4=, SO4= dengan pH 7,5 – 8,0 atau lebih.

Enzim yang dihasilkan oleh pankreas

1. Endopeptidase (Tripsin dan kimotripsin )

Tripsin dan kimotripsin adalah enzim proteolitik (pemecah protein), menghidrolisis protein alami. Proteosa dan pepton yang datang dari lambung dihidrolisis menjadi polipeptid. Kimotripsin mempunyai pengaruh menggumpalkan susu lebih kuat daripada tripsin.

2. Eksopeptidase (Karboksi peptidase, amino peptidase & dipeptidase)

Karboksi peptidase adalah eksopeptidase yang menghidrolisis ikatan peptid terminal pada gugus karboksil, sedang amino peptidase adalah eksopeptidase yang bekerja pada ikatan peptid terminal pada gugus amino bebas. Sedang dipeptidase bekerja menghidrolisis ikatan peptid antara 2 asam amino. Proteose-proteose usus ialah enzim yang menghidrolisis protein makanan menjadi asam-asam yang akan diserap oleh mukosa usus dan diangkut lewat peredaran darah.

3. Amilase

Amilase pankreas berupa alpha amilase, kerjanya menghidrolisis amilum menjadi maltosa pada pH 7,1.

4. Lipase

Lipase begitu juga streapsin, menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monogliserid dan digliserid. Lipase pankreas khusus menghidrolisis ikatan ester primer yaitu posisi 1 dan 3 pada trigliserida.

5. Kolesterol esterase (hidrolase ester kolesteril)

Menghidrolisis kolesterol ester menjadi kolesterol dan asam lemak maupun mengkatalisis pembentukan kolesterol dan asam lemak, tergantung pada kesetimbangan reaksinya.

6. Ribonuklease dan Deoksiribonuklease

Ribonuklease memecah asam ribonukleat menjadi nukleotida-nukletida, sedang deoksiribonuklease memecah asam dioksiribonukleat menjadi nukleotida-nukleotida.


(3)

132 Pencernaan dalam usus

Susunan getah usus

Getah usus disekresi oleh pengaruh enterokinin dan dihasilkan oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn yang berisi enzim-enzim pencernaan yaitu :

1. Amino peptidase dan dipeptidase.

2. Disakarida khusus yaitu sukrase, maltase dan laktase masing-masing memecah sukrosa,

maltosa, dan laktosa menjadi monosakarida-monosakarida yang kemudian diserap oleh dinding usus.

3. Fosfatase, melepaskan phospat dari senyawa phospat organik seperti hexosa phospat,

gliserophospat dan nukleotida dari makanan dan hasil pencernaan asam nukleotida.

4. Polinukleotidase memecah polinukleotida menjadi nukleotida-nukleotida.

5. Nukleosidase (nukleosid fosforilase) menghidrolisis nukleosida purin dengan

membebaskan adenin atau guanin dengan gula pentosa. Juga menghidrolisis nukleosida pirimidin dengan hasil yang berbeda dengan di atas.

Empedu

Empedu dihasilkan oleh hepar dan disimpan di dalam kantong empedu. Kalau pencernaan berlangsung, empedu disekresi ke dalam usus. Empedu membantu pencernaan dan bercampur dengan getah pankreas. Empedu berupa zat cair kental , rasanya pahit, bersifat basa. Empedu manusia berwarna kuning agak coklat, sedang pada hewan herbivora biasanya berwarna hijau. Cairan empedu terdiri dari air, asam empedu, musin, kolesterol, lemak, asam

lemak, dan garam-garam anorganik. Dengan adanya Na+ dan K+, empedu bersifat basa dan

terbentuk asam-asam kolat. Cairan empedu dapat menurunkan tegangan muka hingga dapat mengemulsikan lemak yang penting pada proses pencernaan lemak. Empedu juga dapat menetralkan asam lambung yang masuk ke usus. Fungsi lainnya yaitu untuk mengeluarkan obat-obatan, racun, pigmen empedu, dan bahan anorganik.

PRAKTIKUM PENCERNAAN

Percobaan 1: Pencernaan protein oleh pepsin

 Siapkan 3 buah tabung masing-masing diisi 1 ml pepsin.

 Tambahkan pada tabung no.1, 1 ml HCl 0,4% dan 2 potong karmin fibrin.

 Tabung no.2, ditambah 1 ml akuades dan 2 potong karmin fibrin.


(4)

133

 Ketiga tabung tersebut diinkubasikan pada penangas air pada suhu 37oC.

 Catat hasil pengamatan pada ketiga tabung tersebut.

Percobaan 2: Daya amilolitis saliva

 Kumurlah dengan air bersih,dibuang, kemudian kumur lagi dengan 20 ml NaCl 0,2%,

ditampung

 Air kumuran ditampung dalam gelas beker, gojog dan kemudian disaring.

 Siapkan 3 tabung reaksi dan isilah ketiga tabung tersebut dengan 5 ml saliva encer

tersebut di atas (hasil kumuran)

 Tabung I didihkan lalu didinginkan dan tambahkan 5 ml amilum 1%.

 Tabung II diberi 5 ml HCl encer kemudian 5 ml amilum 1%.

 Tabung III ditambahkan 5 ml amilum 1%.

 Tempatkan ketiga tabung tersebut pada penangas air dengan suhu 37oC

 Isi tabung III, dikenakan uji yod hingga menunjukkan tes yod negatif (warna biru hilang).

Kemudian dilanjutkan tes Benedict . Catat hasilnya.

 Lakukan tes yod untuk cairan di tabung I dan tabung II. Bagaimana hasilnya ? Mengapa ?

Percobaan 3 : pencernaan protein oleh getah pankreas Siapkan 3 tabung reaksi kemudian diisi :

Tabung I : 1 ml ekstrak pankreas netral, 2 tetes Na2CO3 2%, dan 2 potong kongo

merah fibrin.

Tabung II : sama dengan no.1 ditambah 2 tetes larutan empedu.

Tabung III : diisi dengan 1 ml akuades, 2 tetes Na2CO3 2%, dan 2 potong kongo merah

fibrin.

Ketiga tabung ditempatkan di atas penangas air pada suhu 37oC. Terjadinya warna merah

pada larutan menandakan adanya pencernaan. Percobaan 4 : Hidrolisis amilum

 Campurlah 5 ml larutan amilum 1% dengan 1 ml ekstrak pankreas netral.

 Inkubasikan pada suhu 37oC.

 Lakukan uji yod, tiap selang waktu 5 menit, hingga ,menunjukkan tes Iod negatif


(5)

134 Percobaan 5 : Pencernaan lemak

Kedalam ketiga tabung reaksi masing-masing diisikan :

Tabung I : 2 ml air susu dan 1 ml ekstrak pankreas netral.

Tabung II : seperti no.1 ditambah 2 tetes empedu.

Tabung III : diisi 2 ml air susu dan 1 ml akuades.

Pada masing-masing tabung ditambahkan 4 tetes phenol merah dan Na2CO3 2% sampai

larutan menjadi merah muda.

Inkubasikan ketiga tabung tersebut pada penangas air pada suhu 37oC.

Amati perubahan warnanya dari merah menjadi kuning.

Percobaan 6 : Penurunan tegangan muka oleh garam kholat Siapkan 2 tabung reaksi.

Tabung I diisi air dan tabung II diisi larutan empedu encer. Taburkan serbuk belerang diatas cairan kedua tabung tersebut. Amati keadaan serbuk belerang di kedua tabung tersebut.

Percobaan 7 : Percobaan oliver

 Masukkan dalam tabung reaksi 3 ml larutan empedu dan 2 tetes asam asetat glasial

kemudian saringlah hingga jernih.

 Tambahkan larutan pepton sama banyak yang sebelumnya telah diasamkan dengan asam

asetat dan disaring sampai jernih.

 Catatlah timbulnya kekeruhan (terjadi reaksi antara protein dengan asam kholat).

Percobaan 8: Pigmen-pigmen empedu

 Ke dalam tabung reaksi yang telah diisi 3 ml HNO3 pekat dituang 1 ml larutan empedu

encer melalui dinding tabung sehingga terjadi 2 lapisan.


(6)

135 Gastro Endokrinologi

Tema Dalil

Adab makan  َ اَ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ِ َ ُ َنَأ ِن َرَ ْخَأ ٍر ِثَ ُ ْ ُد ِا َ ْا َااَ ُ اَ ْ ُ اَن َرَ ْخَأ َِا ِدْ َ ُ ْ ُ ِ َ اَنَثَدَح

ُ َنَأ َ ِ َ َرَ ُ َ ْ ِ َأ َ َ َ َ ُا ُ َ ُ ْنُ اً ََُغ ِف ِرْ َح ِا ُ َر َِا َ َص َُا ِ ْ َ َ َ َ َ َ

ْ َناَ َ ِدَ ُي ِ َ ِف ِ َ ْحَصا َااَ َف ِا ُا ُ َر َِا َ َص َُا ِ ْ َ َ َ َ َ َ اَ ُ ََُغ ِِ َ ََا

ْاُ َ َ ِن ِ َ ِ ْاُ َ اَ ِ َ ِ َ اَ َف ْ َا َ َ ْ ِ ِ َ ْعِ ُدْعَ 50.4 / 4957 .

 Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah mengabarkan kepada kami Sufyan ia berkata; Al Walid bin Katsir Telah mengabarkan kepadaku, bahwa ia mendengar Wahb bin Kaisan bahwa ia mendengar Umar bin Abu Salamah berkata; Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Wahai Ghulam, bacalah Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu. Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu

 ِ َ اَ ِ ْا َ ْ َ اً ُ ْ ُ ُا َ ْ َأاَ ْنُدا ِفاًعَ ِش ْ ُ َرَثْ َأ َ ِ

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah ya g aka seri g lapar di hari kia at a ti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

 . ٍد ِح َ ًعِ ِف ُاُ ْ َ ُ ِ ُ ْ ا َ َ َ َ ِ ْ َ َ َُا َ َص َِا ُا ُ َر َااَ َااَ ر

ُرِفاَ ْا َ ُاُ ْ َ ِف ِ َعْ َ ءاَعْ َأ

.

ه ر ُراخ ا

Arti ya: Ib u ‘U ar eriwayatka bahwa Rasulullah SAW. bersabda: Orang yang beriman itu makan dengan satu usus (perut), sedang orang kafir makan dengan tujuh usus. (HR. Bukhori)