Analisis Regresi Sederhana Analisis Regresi dan Korelasi

58 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplik asi Program SPSS

4.3.3.1. Analisis Regresi Sederhana

Penyebutan regresi linier sederhana karena dalam model yang diajukan hanya memasukkan satu variabel independen dan persamaannya berpangkat satu. Dengan demikian model regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y = a + b. X dalam beberapa literatur ditulis Y = b + b 1 . X Keterangan : Y : Variabel Dependen variabel terikat X : Variabel Independen variabel bebas a : Konstanta b : Koefisien Regresi Untuk mendapatkan nilai a dan nilai b maka digunakan rumus sebagai berikut :   2 X 2 X . n XY . X 2 X . Y a          atau X . b Y a     2 X 2 X . n Y . X XY . n b         atau    2 x xy b Sedangkan untuk mencari nilai dari    xy , 2 y , 2 x dan adalah sebagai berikut:   n 2 X 2 X      2 x   n 2 Y 2 Y      2 y   n Y X XY       . xy Metode Analisis Data 59 Selisih antara nilai Y observasi dengan nilai Y taksiran disebut dengan Error. Berdasarkan nilai error maka dapat dihitung besarnya kekeliruan standart dari penaksiran atau Standart Error of Estimate biasanya dinotasi dengan S xy . Untuk menghitung besarnya nilai S xy adalah sebagai berikut: k n XY . b Y . a 2 Y xy S        atau k n xy S      xy . b 2 y Keterangan: n : Jumlah data atau jumlah sampel k : Jumlah variabel Y dan X yang dimasukkan dalam model Berdasarkan rumus standart error of estimate tersebut di atas, maka dapat digunakan untuk mendapatkan rumus standart error dari penaksiran konstanta a dan koefisien regresi b, yaitu:    2 x . n 2 X . xy S a S dan   2 x xy S b S Di dalam analisis regresi linier, suatu hipotesis yang diajukan akan diuji dengan menggunakan Uji T uji parsial, Uji F uji serempak, dan juga memperhatikan nilai koefisien determinasinya. Uji T Uji Parsial, digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji dilaksanakan dengan langkah 60 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplik asi Program SPSS membandingkan T hitung dengan T tabel. Untuk menentukan nilai T hitung digunakan rumus = Sb b Keterangan: b : Koefisien regresi Sb : Standart error dari variabel independen Sedangkan untuk mendapatkan nilai T tabel dapat dilihat dalam Tabel Distribusi T dengan menentukan degree of freedom df: n – k dan nilai  jika uji satu arah digunakan  dan jika uji dua arah digunakan ½ . Misalnya, jika penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 dan tingkat signifikan 5 regresi linier sederhana maka nilai T tabel adalah df : 8 dan  : 5 uji satu arah positif, yaitu sebesar 1,860. Jika uji dua arah maka df : 8 dan ½  = 2,5, yaitu sebesar  2,306. Uji F Uji Serempak, digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Uji dilaksanakan dengan langkah membandingkan nilai dari F hitung dengan F tabel. Nilai F hitung dicari dengan rumus = 2 xy S   1 k 2 x 2 b Sedangkan untuk mengetahui nilai F tabel adalah menentukan degree of freedom dan nilai . Degree of freedom adalah k – 1 horisontal dan n – k vertikal. Misalnya, jika penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 dan tingkat signifikan 5 Metode Analisis Data 61 regresi linier sederhana maka nilai F tabel adalah df : k – 1 = 2 – 1 = 1 horisontal dan n – k = 10 – 2 = 8 dan  : 5 yaitu sebesar 5,32. Nilai koefisien korelasi digunakan rumus sebagai berikut: 2 Y 2 Y . n 2 X 2 X . n Y X XY . n r            atau     2 y 2 x xy r Disamping koefisien korelasi, juga terdapat yang disebut dengan Koefisien Determinasi atau dinotasikan dengan “r 2 ”. Yang dimaksud dengan koefisien determinasi adalah untuk menentukan seberapa besar variasi variabel dependen Y yang dapat dijelaskan oleh variabel independen X. Nilai koefisien determinasi adalah 0  r 2  1. Jika r 2 = 0 maka garis regresi sangat tidak dapat mencocokkan atau sangat tidak tepat dalam meramalkan nilai Y. Jika r 2 = 1 maka garis regresi sangat cocok atau sangat tepat untuk meramalkan nilai Y. Dalam realita nilai r 2 tidak mungkin 1 atau 100 tetapi selalu di bawah 1 atau 100. Untuk mendapatkan nilai r 2 dengan rumus: 2 y 2 x 2 xy     2 r 62 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplik asi Program SPSS Contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh dari tinggi badan terhadap berat badan. Untuk kebutuhan penelitian tersebut diambil sampel secara acak sebanyak 10 orang untuk diteliti. Jika hipotesis penelitian menyatakan bahwa “tinggi badan seseorang berpengaruh terhadap berat badan seseorang”, ujilah hipotesis tersebut dengan menggunakan Uji T dan Uji F tingkat keyakinan sebesar 95 dan berapa nilai korelasi dan koefisien determinasinya. Jawab: Jika Y : Berat Badan Seseorang X : Tinggi Badan Seseorang Maka untuk mendapatkan nilai a dan b untuk persamaan regersi linier sederhana: N Y X Y 2 X 2 XY 1 68 171 4.624 29.241 11.628 2 76 180 5.776 32.400 13.680 3 51 152 2.601 23.104 7.752 4 57 159 3.249 25.281 9.063 5 77 185 5.929 34.225 14.245 6 64 172 4.096 29.584 11.008 7 71 175 5.041 30.625 12.425 8 53 157 2.809 24.649 8.321 9 67 173 4.489 29.929 11.591 10 55 155 3.025 24.025 8.525 Σ 639 1.679 41.639 283.063 108.238 Metode Analisis Data 63 Untuk mendapatkan nilai a dan b adalah :   2 X 2 X . n Y . X XY . n b         2 1.679 283.063 x 10 639 1.679 108.238 x 10 b    = 0,819657 X . b Y a   = 63,9 – 0,819657 167,9 = - 73,72041 Untuk mencari nilai dari    xy , 2 y , 2 x dan adalah sebagai berikut:   n 2 X 2 X      2 x = 283.063 – 1.679 2 10 = 1.158,9   n 2 Y 2 Y      2 y = 41.639 – 639 2 10 = 806,9   n Y X XY       . xy = 108.238 – 1.679 x 63910 = 949,9 Sedangkan untuk mencari standart error dari koefisien regresi atau S b adalah : k n xy . b 2 y      xy S Sxy = 2 10 949,9 0,819657 806,9   = 1,881084 64 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplik asi Program SPSS   2 x xy S b S = 1.158,9 1,881084 = 0,05525673 Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut di atas maka dapat dibuat persamaan regresi linier sederhana: Y = - 73,72041 + 0,819657 X. Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan Uji T: Hipotesis Statistik: Ho : b = 0 dan Ha : b  0 uji dua arah Nilai T hitung: Sb b = 0,05525673 0,819657 = 14,833613932638 Nilai T tabel dengan df : 10 – 2 = 8 dan ½  = 2,5 uji dua arah, sebesar  2,306. Daerah penerimaan dan penolakan Ho adalah sebagai berikut: Gambar 4.4. Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Analisis Regresi Sederhana Karena nilai T hitung lebih besar dari pada T tabel atau 14,834 2,306 maka Ho ditolak, Ha diterima dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Tinggi Badan berpengaruh Daerah Penolakan Ho 2,5 Daerah Penolakan Ho 2,5 Daerah Penerimaan Ho 95 2,306 - 2,306 14,834 Metode Analisis Data 65 terhadap Berat Badan Seseorang adalah dapat diterima dapat dikatakan signifikan secara statistik. Untuk melakukan pengujian secara serempak maka digunakan Uji F. Hipotesis statistik: Ho : b = 0 dan Ha : b  0 Sedangkan rumus F hitung = 2 xy S   1 k 2 x 2 b F hitung = 2 1,881084 1 1.158,9 2 0,819657 = 220,0361 Untuk nilai F tabel dengan df : k - 1 ; n – k = 1 ; 8 dan  : 5 sebesar 5,32. Karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau 220,0361 5,32 maka Ho ditolak, Ha diterima dan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Tinggi Badan berpengaruh terhadap Berat Badan Seseorang adalah dapat diterima. Untuk mendapatkan nilai koesien korelasi dan koefisien determinasi adalah:     2 y 2 x xy r = 806,9 1.158,9 949,9 = 0,982 Dengan demikian, koefisien determinasi r 2 = 0,982 2 = 0,964. Berdasarkan hasil nilai koefisien korelasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen Tinggi Badan dengan variabel dependen Berat Badan mempunyai hubungan yang kuat karena nilai r sebesar 98,2 tersebut sangat mendekati nilai 100. Sedangkan untuk nilai r 2 sebesar 96,4 menggambarkan bahwa sumbangan variabel 66 Metode Penelitian Kuantitatif : Plus Aplik asi Program SPSS independen Tinggi Badan terhadap naik turunnya variabel dependen Berat Badan sebesar 96,4 sedangkan sisanya merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

4.3.3.2. Analisis Regresi Berganda