BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Teori a. Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana
1. Pengertian Hukum Pidana
Secara bahasa istilah hukum pidana merupakan terjemahan dari kata strafrecht dari bahasa Belanda .Wirjono
Prodjodikoro mengatakan bahwa istilah hukum pidana mulai dipergunakan pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia ,
dan untuk membedakannya dari istilah hukum perdata yang juga berasal dari bahasa Belanda yaitu privat recht Wirjono
Prodjodikoro , 1989 :1 . Sedang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia memberikan arti hukum pidana yaitu hukum
mengenai perbuatan kejahatan dan pelanggaran terhadap penguasa Poerwadarminta , 2007 : 889
Moeljatno memberikan suatu pengetian bahwa hukum pidana merupakan bagian dari keseluruhan hukum yang
berlaku di suatu negara , yang mengadakan dasar – dasar aturan untuk :
a Menentukan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan , yang dilarang , dengan disertai ancaman atau sanksi yang
berupa pidana tertentu bagi barangsiapa yang melanggar larangan tersebut ;
b Menentukan kapan dan dalam hal – hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan – larangan itu dapat
dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana dicantumkan , dan
c Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka
melanggar aturan tersebut. Moeljatno , 1985:1
Pengertian para ahli yang telah penulis uraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum pidana adalah bagian
dari hukum publik yang berisi ketentuan – ketentuan tentang: a Aturan umum hukum pidana dan larangan melakukan
perbuatan – perbuatan tertentu yang disertai ancaman sanksi berupa pidana bagi yang melanggar larangan itu ;
b Syarat – syarat tertentu yang harus dipenuhi bagi si pelanggar untuk dapat dijatuhkannya sanksi pidana yang
diancamkan pada larangan perbuatan yang dilanggarnya ; c Tindakan dan upaya – upaya yang boleh atau harus
dilakukan negara melalui alat kelengkapannya polisi , jaksa , hakim terhadap yang disangka dan didakwa
sebagai pelanggar hukum pidana dalam rangka usaha negara menentukan , menjatuhkan dan melaksanakan sanksi
pidana terhadap dirinya , serta tindakan dan upaya – upaya yang boleh dan harus dilakukan oleh tersangka atau
terdakwa
pelanggar hukum
tersebut dalam
usaha melindungi dan mempertahankan hak – haknya dari
tindakan negara dalam upaya negara menegakkan hukum pidana tersebut. Adami Chazawi , 2002 : 2
Hukum pidana dibagi menjadi 2dua bagian , yakni hukum pidana dalam arti objektif dan hukum pidana dalam
arti subyektif. Hukum pidana objektif adalah hukum pidana yang berlaku , atau juga disebut hukum positif atau ius
poenale . Sedangkan hukum pidana dalam arti subyektif mempunyai dua pengertian yaitu:
1 Hak dari negara dan alat kekuasaanya untuk menghukum , yakni hak yang telah mereka peroleh dari
peraturan – peraturan yang telah ditentukan oleh hukum pidana dalam arti objektif
2 Hak dari negara untuk mengaitkan pelanggaran terhadap peraturan – peraturanya dengan hukuman.
Lamintang , 1997:3
2. Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana