BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut American Association of Physics Teacher 1988: 3, “Pemegang peran paling penting pada mutu pendidikan adalah guru”. Guru adalah kunci mutu
pendidikan. Mutu guru adalah core business pendidikan. Bagi bangsa Indonesia, mutu pendidikan terus diusahakan pengembangan dan peningkatannya seperti juga
aspek kehidupan lain. Salah satu langkah nyata ke arah peningkatan mutu pendidikan dilakukan melalui peningkatan kualitas guru. Di beberap Kabupatenkota sejak
kebijakan otonomi daerah diterapkan, kepala daerah melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan mutu guru-guru mereka melalui
pendidikan S1, S2 dan S3. Abad 21 merupakan pengetahuan, diperlukan sumber daya manusia dengan
kualitas tinggi yang memiliki keahlian, yaitu mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil, memahami berbagai budaya, mampu berkomunikasi, dan
mampu belajar sepanjang hayat life long learning. Pendidikan sebagai pusat pemberdayaan dan pembangunan masyarakat merupakan perwujudan dari konsep
pendidikan sebagai investasi modal manusia human capital investment untuk mendukung Perkembangan, Pengembangan, danatau PembangunanBerkelanjutan.
Kebijakan menjadikan pendidikan sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat mengacu pada penyelenggaraan satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Undang-Undang Sisdiknas mengamanatkan bahwa pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembangkan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menjadi berbasis keunggulan lokal. Setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Sistem pendidikan di Indonesia apabila dilihat sebagai sebuah proses akan memiliki empat tahapan pokok yaitu a Masukan; b Proses; c Luaran; dan
c hasil ikutan outcome. Yang termasuk dalam katagori masukan antara lain adalah gurudosen, siswamahasiswa, buku, staf administrasi dan teknisi, sarana dan
prasarana, dana, dokumen kurikulum, dan lingkungan. Yang masuk dalam katagori proses adalah proses pembelajaran, proses penelitian, proses manajemen. Yang
dikatagorikan luaran adalah lulusan, hasil penelitian dan karya IPTEKS lainnya, sedang yang termasuk dalam katagori hasil ikutan outcome antara lain adalah
1
penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap luaran pendidikan, kesinambungan, peningkatan mutu hidup masyarakat dan lingkungan.
Kualitas sistem pendidikan yang unggul dapat dicapai, sehingga diperlukan sistem penjaminan mutu quality assurance yang baik. Standarisari penjaminan
mutu pendidikan telah diatur dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 dan PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standarisasi sistem pendidikan
nasional diperlukan untuk menjamin mutu penyelenggaraan pendidikan sehingga mampu bersaing di era global. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan BSNP
merupakan mitra sejajarDepartemen Pendidikan Nasional dalam pengembangan, pemantauan, danpengendalian mutu pendidikan nasional. BSNP merupakan badan
independen danmandiri yang berkedudukan di pusat yang bertugas melaksanakan penilaianpencapaian standar nasional pendidikan melalui ujian nasional.Pemantauan
yang dilakukan BSNP bertujuan untuk mengevaluasi capaian StandarNasional Pendidikan. Sedang pemantauan dan evaluasi yang dilakukan olehLembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan adalah untuk mendapatkan pemetaancapaian standar nasional yang dijadikan dasar dalam mengembangkan modelintervensi, untuk
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mencapai standarnasional serta membantu BAN-SM, BAN- PNF, dan BAN-PT dalam mengakreditasisatuan
pendidikan. Pendidikan IPA merupakan bagian standar isi dari Standar Nasional
Pendidikan. Hakikat dari pendidikan IPA adalah membelajarkan peserta didik untuk memahami hakikat sains yang terdiri atas proses, produk dan aplikasinya,
mengembangkan sikap ingin tahu, keteguhan hati dan ketekunan serta sadar akan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap
positif Alit Mariana, 2009. Hubungan Pendidikan IPA dan teknologi bagaikan dua permukaan keping uang logam, yang saling berhubungan erat antara satu dengan
yang lain. Nilai kontribusi pendidikan IPA terhadap pemberdayaan manusia Indonesia khususnya pembelajar telah mampu menciptakan sumber daya insani yang
unggul dibidang sains. Salah satu mata pelajaran yang berkontribusi besar terhadap pembentukan
watakkarakteristik yang dituntut seperti yang dikemukakan di atas dalah mata pelajaran IPA karena hal tersebut sangat sesuai dengan karakteristik IPA itu sendiri.
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis melalui suatu proses penemuan. Prinsip-prinsip, konsep-konsep IPA
2
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat Pendidikan IPA adalah menanamkan kebiasaan siswa untuk berfikir logis, kritis, kreatif dalam menganalisis
lingkungan dan menanamkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik pengetahuan IPA disertai
dengan kebiasaan cara berfikir kritis, logis, dan kreatif yang terbentuk dalam pembelajaran IPA dinilai dapat meningkatkan mutu pendidikan. Kemampuan
berpikir IPA sangat diperlukan dalam menjawab tantangan isu global, yang pada akhirnya bermuara pada meningkatnya daya saing dan kualitas sumberdaya manusia
Indonesia. Muara dari seluruh pembelajaran IPA adalah menciptakan masyarakat yang
melekliterasi sains Scientific Literacy. Literasi sains didefinisikan PISA sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-
pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu membuat keputusan tentang alam semesta dan interaksi
manusia dengan alam. Literasi sains bagi warga negara merupakan sebuah keniscayaan untuk dilaksanakan supaya bisa menjadi bangsa yang berdaya saing
tinggi. Hal inipun sudah disadari oleh berbagai negara maju dimana sejak beberapa tahun ini, literasi sains merupakan prioritas utama dalam pendidikan IPA di negara-
negara mereka. Sebagai contoh, Amerika telah menetapkan visi pendidikan sains bagi seluruh siswanya yaitu “that all students should achieve scientific literacy”, visi
ini tercantum dalam buku NSES National Science Education Standards,1966. Jadi tidak diragukan lagi bahwa IPA sangat besar kontribusinya terhadap kemajuan suatu
bangsa.
2. Fokus Masalah