Cu dalam Organisme Cu dalam Sedimen

Pada saat ini heterogenitas genetik analisis dan RDAP deteksi penanda telah digunakan untuk mengidentifikasi kerang ini hingga tingkat spesies dan Penurunan lamun memiliki implikasi serius bagi penggemar kerang yang sangat terpengaruh oleh habitat padang lamun yang membuat metabolisme dan reproduksi menjadi sulit Kusnadi et al., 2008.

2.3. Cu dalam Organisme

Tembaga termasuk dalam kelompok logam esensial dan dalam kadar yang rendah dibutuhkan oleh organisme sebagai ko-enzim dalam proses metabolisme tubuh dan sifat racunnya baru muncul dalam kadar yang tinggi. Biota perairan sangat peka terhadap kelebihan Cu dalam badan perairan tempat hidupnya Tarigan et al., 2003. Kadar Cu sebesar 2,5-3,0 ppm dalam perairan dapat membunuh ikan-ikan Bryan, 1976. Pada Tabel 2 ditunjukkan beberapa hasil uji toksisitas tembaga terhadap organisme laut. Hasil uji toksisitas tersebut bervariasi pada setiap jenis organisme dan lamanya waktu uji yang dilakukan. Tabel 1. Nilai toksisitas tembaga terhadap beberapa jenis organisme laut Jenis Tingkat hidup Nilai akhir Waktu uji jam Kons. µ Referensi Mikroalga Dunaliella tertiolecta Tingkat pertumbuhan LC 50 48 44760 Edding and Tala, 1996 Invertebrata Perna viridis 450 gr LC 50 96 560 McLeese, 1974 Ikan Anguilla japonica Juvenil LC 50 96 60 Yang and Chen, 1996

2.4. Cu dalam Sedimen

Tembaga Cu merupakan unsur yang terdapat dalam bentuk partikulat, koloid, dan terlarut di perairan alami. Cu yang mengendap bersamaan dengan padatan tersuspensi akan mempengaruhi kualitas sedimen di dasar perairan. Mekanisme yang terjadi dapat dianalisis dengan proses koagulasi penggumpalan antara mineral anion dan kation pada air laut, selanjutnya diikuti dengan proses sedimentasi pengendapan. Hal ini dapat terjadi karena massa jenis partikel akan lebih besar dari massa jenis air laut. Sedimen merupakan bagian dari akumulasi material sepanjang tahun, dan keberadaannya relatif tetap sehingga sedimen dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran lingkungan yang lebih baik dibandingkan sebarannya di kolom air Siantingsih, 2005. Tabel 2 memperlihatkan konsentrasi logam Cu di sedimen yang pernah dilakukan di berbagai wilayah perairan Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi logam Cu pada setiap wilayah berbeda tergantung aktivitas pada perairan tersebut. Tabel 2. Konsentrasi Cu mgkg pada sedimen di beberapa perairan di Indonesia Lokasi Konsentrasi Cu mgkg Tahun Penelitian Sumber Perairan Teluk Jakarta 4,792-76,777 24,057 2004, Januari Sianingsih, 2005 Teluk Kelabat, Bangka 1.0–2.0 2006, Maret Arifin, 2011 Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur 1.575-34.112 2008, April Afriansyah, 2009 Konsentrasi Cu di sedimen berada pada 35-90 mgkg maka dikategorikan sebagai tercemar ringan, sedangkan konsentrasi logam Cu antara 90-190 mgkg maka dikategorikan sebagai tercemar sedang. Konsentrasi Cu antara 190-400 mgkg maka perairan termasuk ke dalam kategori bahaya dan harus segera dilakukan pembersihan sedimen IADCCEDA, 1997.

2.5. Fraksinasi Sedimen