Penelitian Secara In Vitro Isolasi Bakteri Pelarut Fosfat Asal Tanah Pengujian Kualitatif dan Kuantitatif Isolat Bakteri Asal Tanah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penelitian Secara In Vitro

a. Isolasi Bakteri Pelarut Fosfat Asal Tanah

Penelitian secara in vitro dilakukan dengan mengambil sampel tanah dari sekitar rizosfer tanaman jagung sebagai sumber isolat bakteri pelarut fosfat BPF yang diperoleh dari Lahan milik CV. Meori Agro Jl.Atang Sanjaya KM 4 Pasir Gauk, Bogor. Isolasi mikrob dari sampel tanah dilakukan menggunakan larutan fisiologis dan dilakukan seri pengenceran bertingkat kemudian diukur kemampuannya dalam melarutkan fosfat pada medium Pikovskaya padat. Tidak semua mikrob tersebut menghasilkan zona berwarna terang jernih atau zona bening. BPF yang tumbuh pada medium Pikovskaya padat akan melarutkan fosfat yang ditandai dengan adanya zona berwarna terang jernih atau zona bening yang mengelilingi koloni bakteri tersebut Gambar 8. Hal ini disebabkan adanya pelarutan fosfat dari Ca 3 PO 4 2 Sebanyak 6 isolat BPF yang menghasilkan zona bening dimurnikan pada medium Pikovskaya padat Gambar 9 dan disimpan dalam medium agar miring stock culture untuk digunakan dalam pengujian selanjutnya. yang terdapat dalam medium. Gambar 8. Koloni bakteri pelarut fosfat yang dikelilingi oleh zona bening

b. Pengujian Kualitatif dan Kuantitatif Isolat Bakteri Asal Tanah

Pengujian pelarutan fosfat secara kuantitatif dan kualitatif terhadap isolat bakteri asal tanah dilakukan sebagai pembanding terhadap tiga isolat bakteri koleksi CV. Meori agro. Sebanyak 6 isolat bakteri pelarut fosfat BPF yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan pengujian kemampuan bakteri pelarut fosfat BPF dalam melarutkan fosfat pada medium Pikovskaya padat dan cair serta pengukuran indeks pelarutan fosfat IP. Hasil dari pengamatan pada penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Kemampuan Bakteri Pelarut Fosfat dalam Melarutkan Fosfat pada Medium Pikovskaya Padat dan Cair Dari Tabel 4 tampak bahwa isolat bakteri T9 memiliki nilai Indeks Pelarutan IP fosfat paling besar dari seluruh bakteri yang diukur yaitu sebesar 3,47. Isolat bakteri T9 pun memiliki hasil pelarutan P pada media pikovskaya cair paling Nama Isolat Rata-rata Diameter Koloni mm Rata-rata Diameter Zona Bening mm Indeks Pelarutan IP Rata-rata P Terlarut ppm Warna Koloni Isolat T2 8,50 20,00 2,35 4,4 Putih Kekuningan Isolat T3 6,75 12,25 1,81 2,8 Putih Kekuningan Isolat T4 8,50 14,00 1,64 1,5 Putih Kekuningan Isolat T6 9,25 19,25 2,08 1,2 Kuning Kecoklatan Isolat T8 5,50 18,00 3,27 2,5 Putih Susu Isolat T9 5,25 18,25 3,47 4,9 Kuning Kecoklatan Gambar 9. Pemurnian bakteri pelarut fosfat pada medium Pikovskaya padat besar dari seluruh bakteri yang diukur yaitu sebesar 4,9 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa isolat bakteri T9 memiliki kualitas paling baik diantara 5 isolat bakteri lain yang berasal dari tanah yang diuji kemampuannya dalam melarutkan fosfat. Hasil ini berbeda dengan isolat bakteri T8 yang meskipun memiliki nilai IP yang tidak berbeda jauh dengan isolat bakteri T9 yaitu 3,27 namun dalam hal melarutkan fosfat pada media pikovskaya cair, isolat bakteri T8 hanya mampu melarutkan fosfat sebesar 2,5 ppm. Sedangkan nilai IP yang paling kecil terdapat pada isolat bakteri T4 yaitu sebesar 1,64 dan dalam hal pelarutan fosfat pada media pikovskaya cair juga hanya mampu melarutkan fosfat sebesar 1,5 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan isolat bakteri dalam melarutkan fosfat tidak selalu dilihat berdasarkan lebar dari zona bening. Menurut Rachmiati 1995 besar kecilnya kemampuan bakteri dalam melarutkan P dari fosfat tak larut ditunjukkan oleh adanya luas daerah bening di sekitar isolat pada cawan petri. Tatiek 1991 juga mengemukakan bahwa daerah bening pada media padat tidak dapat menunjukkan kemampuan setiap bakteri untuk menyumbangkan jumlah fosfat terlarut, meskipun luas sempitnya daerah bening dapat menunjukkan besar kecil bakteri melarutkan fosfat sukar larut. Berdasarkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif di atas maka dipilih satu mikrob unggul paling baik yang berasal dari tanah yaitu isolat bakteri T9. Pengujian selanjutnya menggunakan empat isolat bakteri yaitu satu isolat bakteri asal tanah isolat bakteri T9 dan 3 isolat bakteri koleksi CV. Meori Agro PS4, J2 dan P2. Gambar 10. Pelarutan P pada media Pikovskaya Padat Kiri dan Pikovskaya cair kanan Gambar 11. DNA genom bakteri

c. Identifikasi Bakteri Isolasi DNA